Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ULUMUL QUR’AN

TAFSIR, TA’WIL DAN TERJEMAHAN AL-QUR’AN


Dosen Pengampu : Drs. H. Abdullah Munir, M, Pd.

Disusun Oleh
Nama : M Amin Mahfudz
NIMKO : 19.02.007
Semester/Prodi : III /PGMI

JURUSAN TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIAH (PGMI) SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH
MAKRIFATUL ILMI
BENGKULU SELATAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan berlimpah
nikmat berupa kesehatan jasmani maupun rohani kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini sampai selesai. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
Nabi akhir zaman Muhammad SAW.
Kami menyadari tersusunnya makalah ini bukanlah semata-mata hasil jerih payah kami
sendiri, melainkan berkat bantuan berbagai pihak.Untuk itu, Kami menghaturkan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu Kami dalam penyusunan makalah ini.
Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal dan menjadikan amal sholeh bagi
semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amiin Ya Rabbal’alamin.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..............................................................................................1
B.    Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian tafsir,takwil, dan terjemah............................................................2
B. Perbedaan tafsir takwil dan terjemah.............................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................10
B. Saran dan kritik..............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

 Salah satu tema dalam Ulum Al-Qur’an yang amat urgen bagi para da’i atau mubaligh para
pelajar dan mahasiswa muslim pada khususnya dalam menyampaikan risalah Allah swt adalah
kewajiban faham akan bahasa arab, yang merupakan satu alat yang mempunyai fungsi
untuk  memahami apa yang terkandung atau pesan yang terdapat dalam Al-Qur’an. Kita tidak
akan mampu memahami pesan yang terkandung bahkan rahasia-rahasia yang terdapat dalam Al-
Qur’an kalau kita tidak mengerti bahasa arab.
       Disamping itu, kita harus bisa memahami akan kaidah-kaidah cara memahami bahasa arab
tersebut supaya orang yang membaca karya kita atau yang mendengarkan informasi yang kita
fahami dalam Al-Qur’an kita kita sampaikan mereka dapat dipahami oleh para pembaca maupun
para mustami’. Lebih jauhnya kalau kita memahami apa yang terkandung dalam Al-Qur’an perlu
ilmu yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, itu merupakan gambaran kecil mengenai
beberapa masalah yang sedang kita hadapi sekarang-sekarang ini. Al-Qur’an adalah mukjizat
Allah yang amat besar yang diberikan kepada rosul-Nya yang mempunyai kandungan, pesan,
bahkan rahasia-rahasia yang tersirat yang hanya dapat difahami kalau kita tahu akan ilmunya.
       Pemahaman seseorang dalam memahami jelas tidak sama meskipun mungkin mereka sama-
sama hafal Al-qur’an, hafal berbagai hadits dan kaidah-kaidah ushul fiqih dan bahasa. Apalagi
kalau temanya mengenai penafsiran dan penakwilan, disitu akan jelas kelihatan mana yang
masih dalam keadaan umi dan mana orang yang sudah bisa mencapai dzakiyang sudah faham
dan mengerti kandungan dan rahasia-rahasia Al-Qur’an.  Oleh karenanya penulis khususnya
merasa amat penting mengetengahkan tema mengenai Tafsir, Ta’wil dan Terjemah beserta
otoritasnya agar kita bisa memahami dan tau sedikit banyaknya mengenai isi dan rahasia-rahasia
yang terkandung didalamnya.sehingga di makalah ini terdapat focus pembahasan :
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Pengertian Tafsir, Ta’wil Dan terjemahan Al-Qur’an
2. Perbedaan Tafsir, Ta’wil Dan Terjemahan Al-Qur’an
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian tafsir ta’wil dan terjemahan alqur’an
2. Mengetahui perbedaan tafsir ta’wil dan terjemahan.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian ta’wil tafsir dan terjemahan
1. Tafsir
Kata tafsir diambil dari kata fassara-yufassiru-tafsiran yang berarti keterangan atau
uraian. Al-jurjani berpendapat bahwa kata tafsir secara etimologi adalah Al-kasf wal Al-
izhhar yang artinya menyingkap (membuka) dan melahirkan. Pada dasarnya, pengertian
tafsir berdasarkan bahasa tidak akan lepas dari kandungan makna Al-idhah (menjelaskan),
Al-bayan (menerangkan), Al-kasf (mengungkapkan), Al-izhar (menampakkan), dan Al-
ibanah (menjelaskan)
Kata tafsir dalam al-qur’an diungkapkan pada satu surat dan hanya dan hanya
terdapat dalam satu ayat, diamana kata tersebut dalam ayat itu artinya al-‘idlah atau al-
bayan ( penjelasan ) . ayat yang dimaksud adalah :
) 33: ‫و اليا تؤ نك بمثل ا ال جئنا ك با لحق و ا حسن ثفسيرا ( ا لفر قا ن‬
ِArtinya : Tidaklah ( orang-orang kafir itu ) datang kepadamu ( membawa ) sesuatu
yang ganjil, melainkan kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang paling baik
penjelasanya. ( QS: Al Furqon : 33 )
Ibnu Abbas berpendapat, bahwa makna dari kata ‫ تفسير‬pada ayat tersebut adalah “
perinci “.
Secara Terminologi Menurut al-Kilabi dalam At-Tashil, tafsir adalah menjelaskan
Al-Qur’an, menerangkan maknanya dan menjelaskan apa yang dikehendaki dengan
nashnya, atau dengan isyaratnya atau dengan tujuannya.
Menurut Syeh Al-Jazairi dalam shohib At-Taujih, tafsir pada hakikatnya adalah
dijelaaskan lapadz yang sukar difahami oleh pendengar, dengan mengemukakan lapadz
sinonimnya atau makna yang mendekatinya, atau dengan jalan mengemukakan salah satu
dilalah lafadz tersebut.
Menurut Az-Zarkasyi dalam Mabahis Fi Ulumil Qur’an, tafsir adalah ilmu yang
digunakan untuk memahami dan menjelaskan makna-makna kitab Allah yang diturunkan
kepada nabi-Nya, Muhammad saw serta menyimpulkan kandungan-kandungan hukum dan
hikmahnya
Dalam buku Ilmu-Ilmu Al-Qur’an yang dikarang oleh M.Hasbie As-Syidieqie
3

dikatakan bahwa yang disebut dengan tafsir adalah:


Artinya suatu ilmu yang didalalamnya dibahaskan tentang Al-Qur’anul Karim dari
segi dalalahnya kepada yang dikehendaki Allah sekedar yang dapat disanggupi manusia.
Ada yang mendevinisakan ilmu tafsir dengan: Artinya: suatu ilmu yang dibahsakan
didalamnya tentang keadaan-keadaan Al-Qur’an dan segi turunnya, segi sanadnya, segi
cara menyebutnya, segi lafadznya dan dan segi makna-maknanya yang berpautan dengan
lafadz dan hukum
Dari rumusan-rumusan pengertian tafsir tersebut ada beberapa unsur pokok yang
dapat dikemukakakn, Yaitu :
a) pada hakekatnya, tafsir itu adalah menjelaskan maksud ayat-ayat al-qur’an yang
sebagian besar masih dalam bentuk yang sangat global.
b) Tujuanya adalah untuk memperjelas makna-makna yang terkandung dalam ayat-ayat al-
qur’an, sehingga apa yang dikehendakai allah SWT. Dalam firmanya dapat dihayati
atau diamalkan.
c) Sasranya adalah agar al-qur’an sebagai pedoman hidup dan hidayah dari Allah benar-
benar berfungsi sebagaimana tujuan al-qur’an diturunkan.
d) Sarana pendukung dalam menafsirkan al-qur’an meliputi berbagai ilmu yang
berhubungan dengan yang lain.
e) Upaya menafsirkan al-qur’an bukan untuk menafsirkan, bahwa secara pasti begitulah
yang dikehendaki Allah dalam firmanya itu, namun pencarian makna itu hanyalah
semaya-mata untuk memperoleh kebenaran menurut kemampuan manusia dengan
segala keterbatasan ilmu yang dimilikinya.

Menurut klasifikasinya tafsir itu ada dua klasifikasi yaitu adalah :


Tafsir bi al-ma’tsur menurut manna’ Khlil al-Qaththan adalah tafsir yang
menjelaskan riwayat-riwayat yang shohih menurut urutan yang telah disebutkan di dalam
syarat-syarat mufassir, diantaranya menafsirkan al-qur’an dengan al-qur’an atau dengan al
sunnah, karena ia merupakan penjelas bagi kitabnAllah atau dengan riwayat-riwayat yang
diterima dari para sahabat, sebab mereka lebih mengetahui tentang kitab Allah atau dengan
riwayat-riwayat dari para tabi’in krena mereka telah menerimanya dari para sahabat.
Tafsir bi al-ra’yi adalah suatu tafsir diamana mufassir dalam menjelaskan makna ayat
4

berdasarkan pada pemahaman dan istimbatnya dengan akal semata mata bukan didasarkan
pada pemahaman yang sesuai dengan ruh syariat.
Namun dimakalah kami tidak akan menerangkan secara detail tentang ini karena
nanti akan diterangkan pada makalah setelah kami.
2. Takwil
Secara etimologi takwil adalah menerangkan, menjelaskan, diambil dari kata awaala
yuawwilu ta’wilan. Al-Qathan dan Al-Jurjani berpendapat bahwa arti takwil menururt
etimologi adalah arruju ila ashli, yang mengandung arti kembali kepada pokoknya.
Sedangkan ari bahasanya menurut Al-Jarqoni sama dengan arti tafsir
Secara terminologi takwil ialah memalingkan lafal dari maknanya yang tersurat kepada
makna lain ( batin ) yang dimiliki lafal itu, jika makna lain tersebut dipandang sesuai
dengan ketentuan al-Qur’an dan al-Sunnah.
Adapun takwil secara etimologi dalam hal ini banyak para alim memberikan pendapatnya,
antara lain:
MenurutAl-Zurjani:
Artinya: memalingkan suatu lafadz dari makna lahirnya terhadap makna yang
dikandungnya, apabila makna alternatif yang dipandangnya sesuai dengan ketentuan Al-
kitab dan As-sunnah.

Menurut Ali al-Shabuniy:


Ta’wil Adlah memendang kuat dari sebagian makna-makna tertentu yang terkadang
didalam ayat al-Qur’an dari sekian banyak makna yang ada.
Menurut definisi lain:
Artinya: takwil adalah mngembalikan sesuatu pada tujuannya. Yakni menerangakan apa
yang telah dimaksud.
Menurut ulama salaf takwil sama dengan tafsir ialah menafsirkan dan menjelaskan makna
suatu ungkapan baik bersesuai dengan makna lahirnya ataupun bertentangan.
Sedangkan menurut para ulama khalaf takwil adalah mengalihkan suatu lafadz dari
maknanya yang rojih pada makna yang marjuh karena ada indikasi untuk itu.
Ringkasnya pengertian takwil dalam penggunaaan istilah adalah suatu usaha untuk
memahami lafadz-lafadz atau ayat-ayat Al-Qur’an melalui pendekatan memahami arti atau
5

maksud sebagai kandungan dalam maksud itu. Dengan kata lain, takwil berarti
mengartikan beberapa alternatif kandungan makna yang bukan mana lahiriahnya, bahkan
penggunaan secara mahsyur diidentikan dengan tafsir.
Jadi mentakwilkan ayat-yat al-qur’an berarti : “ membelokkan atau memalingkan “ lafal-
lafal atau ayat-ayat al-qur’an dari maknanya yang tersurat kepada yang tersirat dengan
maksud mencari makna yang sesuai dengan ruh al-qur’an dan sunah Rosuullah SAW.
Bagi para ulama’ salaf, ayat-ayat mutasyabihat tidaklah begitu banyak, sebab mereka
mempunyai kemampuan untuk memahaminya dengan kedalaman bahasa arab yang
dimilikinya. Nemun setelah itu, lebih-lebih setelah kemampuan memahami bahasa arab
semakin lenmah, maka jumlah atau bilangan ayat-ayat mutasyabihat menjadi semakin
banyak. Sehubungan dengan itu, T. M. Hasbi al-Shiddieqiy mengatakan, bahwa memang
kebanyakan ayat-ayat yang disebut mutasyabihat itu oleh ulama’-ulama’ yang muncul
belakangan disebabkan oleh lemahnya dalam memahami bahasa arab.
` Perlu ditegaskan, bahwa ayat-ayat mutasyabihat itu lebih banyak menyangkut
persoalan kepercayaan atau keyakinan, yang didalamnya berhubungan dengan esktologi
( hal yang ghoib, Akhirat ) . jadi, ayat-ayat mutasyabihat umumnya menyangkut soal
akhidah.
3. Terjemahan
Terjemah menurut bahasa adalah salinan dari suatu bahasa ke bahasa lain atau mengganti,
menyalin, memindahkan kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain. Sedangkan yang
dimaksud dengan terjemah al-qur’an adalah seperti yang dikemukakan oleh ash-shabuni;
memindahkan al-qur’an ke bahasa lain yang bukan bahasa arab dan mencetak terjemah
dalam beberapa naskah untuk dibaca orang yang tidak mengerti bahasa arab, sehingga ia
dapat memahami kitab Allah.
Kata terjemah dapat dipergunakan pada dua arti
a) Terjemah Maknawiyyah atau Tafsiriyyah, yaitu menerangkan makna atau kalimat
pembicaraaan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib kata-kata bahasa asal atau
memperhatikan susunan klimatnya, melainkan oleh makna dan tujuan aslinya.
b) Terjemah Harfiyyah, yaitu mengalihkan lafadz-lafadz dari satu bahasa ke dalam lafadz-
lafadz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa
kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama.
6

Muhammad Husein al-Dzahabiy memformulasikan batasan pengertian terjemah harfiah


sebagai berikut :

“Terjemah Harfiah adalah mentransfer suatu perkataan dari bahasa satu kebahasa lain
dengan memperhatikan segi-segi kesesuain dalam hal aturan dan susunan serta menjaga
orisinalitas semua makna lafal yang terdapat pada bahasa asli yang deterjemahkan”.
Terjemah harfiyyah dibagi menjadi dua:
1) Terjemah Harfiyyah bi l-misli, yaitu menyalin atau mengganti kata-kata dari bahasa
asli dengan sinonimnya (murodifnya) ke dalam bahasa baru dan terikat bahasa aslinya.
2) Terjemah harfiyyah bi dzuni al-mitsli, yaitu menyalin atau mengganti kata-kata bahasa
asli ke dalam beberapa bahasa lain dengan memperhaitkan urutan makna dan segi
sastranya, menurut kemampuan bahasa baru serta kemampuan penerjemahnya.
Mereka yang mempunyai pengetahuan tentang bahasa-bahasa tentu mengetahui bahwa
terjemah harfiyyah dengan pengertian sebagaimana di atas tidak mungkin dicapai dengan
baik. Sebab karakteristik setiap bahasa berbeda satu dengan yang lain dalam hal tertib
bagian kalimat-kalimatnya. Contoh, jumlah fi’liyyah dalam bahasa arab dimulai dengan fi’il
kemudian fa’il, baik dalam kalimat tanya maupun yang lainnya, mudlaf didahulukan atas
mudhof ilaihi, dan mausuf atau sifat, kecuali dengan idhofah tasybih. Yang mana hal itu
tidak dimilki oleh bahasa lain.
Secara umum, syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam tarjamah, baik tarjamah harfiyah
maupun tarjamah tafsiriyah adalah:
a) Penerjemah memahami tema yang terdapat dalam kedua bahasa, baik bahasa pertama
maupun bahasa terjemahnya;
b)Penerjemah memahami gaya bahasa (uslub) dan ciri-ciri khusus atau karakteristik dari
kedua bahasa tersebut;
c) Hendaknya dalam terjemahan terpenuhi semua makna dan maksud yang dikehendaki oleh
bahasa pertama;
d)Hendaknya bentuk (sighat) terjemahan lepas dari bahasa pertama (ashl). Seolah-olah tidak
ada lagi bahasa pertama melekat dalam bahasa terjemah tersebut.
7

B. Perbedaan takwil tafsir dan terjemahan


Perbedaan tafsir, ta’wil disatu pihak dan terjemah di pihak lain adalah tafsir dan ta’wil
berupaya menjelaskan makna setiap kata di dalam Al-Qur’an, sedangkan terjemah hanya
mengalihkan bahasa Al-Qur’an yang dari bahasa arab ke bahasa non Arab.
Abu ubaidan dan sekelompok ulama berpendapat bahwa tafsir dan ta’wil adalah sama kata
Al-Maturidy tafsir adalah menetapkan apa yang dikehendaki oleh ayat dan dengan sungguh-
sungguh menetapkan, demikianlah yang dikehendaki Allah, maka ada dalil yang membenarkan
penetapan itu, dipandanglah tafsir yang shohih. Kalau tidak dipandanglah tafsir yang
berdasarkan pikiran yang tidak dibenarkan, ta’wil ialah mentarjihkan salah satu makna yang
mungkin diterima ayat ,yakini salah satu mutamilad, dengan tidak menyakini bahwa demikianlah
yang sungguh-sungguh dikehendaki Allah.
Dikatakan tafsir yaitu apa yang terjadi jelas didalam kitabullah atau jelas didalam hadist
sohih, artinya itu jelas tampak, ta’wil yaitu apa yang disimpulkan oleh ulama, dalam hal ini ada
yang mengatakan bahwa tafsir itu istilah apa yang bersangkut dengan ayat sedangkan ta’wil
yaitu, apa yang bersangkutan dengan ilmu pengetahuan.
Kesimpulannya tafsir adalah pengertian lahiriyah dari ayat Al-Qur’an yang pengertiannya
secara tegas mengatakan maksud yang dikehendaki Allah… Azza wa jala… Sedangkan ta’wil
pengertian-pengertian tersirat yang diistimbatkan ( diproses ) dari ayat-ayat Al-Qur’an yang
memerlukan perenungan dan perkiraan, serta merupakan sarana pembuka tabir
Perbedaan Tafsir Dan Terjemahan
Terjemah baik harfiah maupun tafsiriyah bukanlah atau tidaklah sama dengan tafsir. Atau
dengan kata lain terjemah adalah bukan identik dengan tafsir. Antar keduanya terdapat sebuah
kesamaan. Persamaanya adalah bahwa baik tafsir maupun terjemahan tafsiriyah bertujuan untuk
menjelaskan. Tafsir menjelaskan suatu maksud yang semula sul;it dipahami, sedangkanm
terjemah adalah menjelaskan suatu makna dari suatu bahasa melalui suatu bahasa yang dapat
dipahami. Walaupun terdapat keasamaan diantara keduanya tetapi buka berarti persamaan itu
trerjadi secara mutlak. Oleh karena itu perlu diketahui inti-inti perbedaan diantara keduanya.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud adalah :
a) Bahasa tafsir sering keterkaitan dengan bahasa aslinya. Selain itu dalam tafsir tidak terjadi
peralihan bahasa, sebagaimana dalam terjemahan yaitu pemindahan bahasa dari bahasa yang
satu kebahasa yang lain. Dalam bahsa ini tidak lagi melekat lafal atau kosa kata bahasa
8

pertama. Bentuk bhasa pertama lepas sama sekali dari bahasa peretama yang diterjemahkan.
b) Dalam bahasa tafsir diutamakan adalah menyampaikan penjelasan dan pesan dari bhasa asli
yang pertama. Sedangkan dalam terjemahan tidak terdapat istithrad, yakni mencari uraian
melebihi kadar mencari padaan kata.
c) Dalam bahasa tafsir yang menjadi pokok perhatian adalah tercapainya penjelasan tepat
sasaran baik secara global maupun terperinci. Tidak demikian dengan terjemahan pada
lezimnya mengandung tun tuna terpenuhinya semua makna yang yang dikehendaki oleh
bahasa pertama.
d) Dalam dunia penafsiran soal pengakuan sangatlah relatif, tergantung pada tafsir dan
kredibilitas mufassir ( orang ahli tafsir ). Dan dalam menafsirkan harus ditopang oleh
argumen – argumen al- quran Tetapi berbeda dengan terjemahan pada lazimnya
mengandung adanya tuntutan adanya pengakuan pengakuan yang dimaksud disisini adalah
bahwa makna yang dimaksud yang telah dialih bahasakan ke dalam bahasa kedua oleh
penerjemah adalah makna yang ditunjuk oleh pembicara bahasa pertama.

Otoritas Tafsir, Ta’wil dan Terjemah


Ilmu tafsir merupakan kunci utama untuk bisa memahami al-Qur’an dengan baik dari
berbagai aspeknya.tanpa ilmu tafsir, seseorang dengan kontekstualitasnya yang sangat luas tentu
mustahil bisa memahami al-Qur’an dengan benar dan baik. Tanpa ilmu tafsir pemahaman makna
tekstualitas dan kontektualitas al-qur’an tidak mungkin bisa dikembangkan dan sosilalisasi
publikasi pengamalan al-Qur’an tidak akan berjalan lancar. Jadi ilmu tafsir memiliki fungsi yang
sangat penting dan strategis dalam upaya memahami al-Qur’an yang degan itu terciptalah
masyarakat ideal sesuai dengan petunjuk al-Qur’an.
Sedangkan ta’wil adalah suatu ilmu yang berada dalam al-Qur’an yang dapat membantu
seseorang dalam memahami isi kandungan dan rahasia suatu ayat. Dengan adanya ilmu tersebut
seseorang dapat menjangkau sesuatu dengan ilmu pengetahuannya. Tidak sembarang orang
dapat menta’wilkan al-Qur’an melainkan orang-orang yang dapat menguasai ilmu bahasa dan
sastra Arab. Baik dalam ilmu nahwu sharaf badi’ ma’ani maupun bayannya.[15]
Dan terjemah adalah suatu alat atau media yang dapat memberikan suatu pesan kepada
orang lain uantuk dia mengerti dari apa yang telah diterjemahkan dari al-Qur’an itu sendiri.
Degan terjemah tersebut akan membantu orang-orang yang kurang faham tentang bahasa Arab
9

yang notabene adalah bahasa al-Qur’an akan mengerti dan sedikitnya tau maksud atau pesan
yang terkandung dalam al-Qur’an tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tafsir adalah ilmu al-Qur’an yang berfungsi sebagai pembuka hijab dari ketidak jelasan,
yang semula gelap akan menjadi terang dan yang telah terang menjadi lebih terang lagi.
Rahasia-rahasia yang ada dibalik ayat-ayatnya ditemukan dengan menggunakan ilmu
tafsir.
Ta’wil adalah pengertian-pengertian yang samar / yang tersirat yang di-istinmbath-kan
(diproses) dari ayat-ayat al-qur’an, yang memerlukan renungan dan pemikiran dan
merupakan prosesing membuka tabir atau makna yang terkandung didalamnya. Sedangkan
terjemah adalah pengalihan bahasa dari satu bahasa kedalam bahasa lain tanpa harus
menyamakan secara persis dengan karakteristik bahasa pertama.
Perbedaan antara ketiganya yaitu :Takwil adalah esensi yang dimaksud dari suatu
perkataan, maka takwil dari talab (tuntutan) adalah esensi perbuatan yang dituntut itu
sendiri dan takwil dari khabar adalah esensi yang diberitakan.
Dikatakan tafsir adalah apa yang telah jelas didalamnya kitabullah atau tertentu (pasti)
dalam sunnah yang sohih karena maknanya telah jelas dan gamblang.
Sedangkan terjemah hanya merupakan pengalihan bahasa dari bahasa arab yang digunakan
al-qur’an kedalam bahasa lain.
Perbedaan yang amat jelas sekali dari kedua tafsir ini dibedakan atas sumbernya. Tafsir bi
al-ma’sur adalah metode penafsiran al-qur’an dengan menggunakan al-Qur’an, hadist,
ataupun perkataan sahabat rosul. Sedangkan tafsir bi al-ra’yi menggunakan akal pada
umum penafsiranya dan hanya sedikit pengambilan dalil dari qur’an dan hadis tapi lebih
menekan pada pemikiran dengan jalan berijtihad.

B. Saran dan Kritik


Demikianlah makalh yang dapat penulis uraikan dengan rasa penuh kesadaran penulis me
rasa banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan perb
aikan, kritik serta saran agar menjadi kemajuan untuk kedepannya. Semoga makalah ini bermanf
aat, Aamiin. Terimakasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, Bandung, Tafakur, 2009.

Burhanuddin al Zarkasyi, al Burhan fi Ulum Al-Quran, Beirut : Dar al-Ma’rifat, 1972.      

Hasbi Asy-Syidiqie, ilmu-ilmu Al-qur’an, Jakarta:PT Bulan Bintang, tahun 1972.

12

Anda mungkin juga menyukai