Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

TAKWIL & TAFSIR


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Studi Qur’an

Dosen Pengampu: Rendy Dwi Hermanto, Lc., M.H.

Disusun Oleh:
Nama : Rifqi Aulia Salsabila
Nim : 101210169
Kelas : SA.H

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan sumber ilmu yang tidak habis untuk dikaji berbagai kalangan.
Semakin lama dikaji, semakin banyak ilmu yang terkuak. Sebagai contoh, para ilmuwan
mengembangkan maupun mencocokan penemuan mereka tentang teknologi, ilmu
perbintangan, penemuan pesawat terbang, matematika, fisika, dan lain sebagainya, dengan
pemaparan yang tersebut dalam al-Qur’an. Sebagian sumber-sumber hukum juga berasal dari
al-Qur’an. Sehingga, Pengetahuan mengenai makna al-Qur’an pun menjadi sangat penting untuk
dipahami. Adanya tafsir dan ta’wil al-Qur’an tentu mempermudah setiap orang memahami
hingga mengkaji isi al-Qur’an. Perlu kiranya kita memperdalam pengetahuan mengenai tafsir,
ta’wil al-Qur’an, metodologi penafsiran hingga tokoh mufassir beserta karyanya. Sehingga kita
dapat mmperkokoh keimanan dan menambah pengetahuan dalam memahami al-Qur’an. Inilah
yang menjadi latar belakang disusunnya makalah tafsir dan ta’wil ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tafsir dan ta’wil al-Qur’an?
2. Bagaimana urgensi tafsir dan ta’wil al-Qur’an?
3. Bagaimana sejarah perkembang tafsir dan ta’wil al-Qur’an?
4. Bagaimana metodologi dan corak penafsiran al-Qur’an?
5. Siapa saja tokoh-tokoh mufassir? Dan apa syarat-syarat menjadi mufassir?
BAB II
PEMBAHASAN

A. TAFSIR DAN TAKWIL


A. TAFSIR
Kata “tafsir” diambil dari kata “fassara-yufassiru-tafsira” yang bearti keterangan atau
uraian. Al-jurani berpendapat bahwa kata “tafsir” menurut pengertian bahasa adalah “Al-kasf
wa Al-izhar” yang artinya menyikap (membuka) dan melahirkan. Pada dasarnya, pengertian
“tafsir” berdasarkan bahasa tidak akan lepas dari kandungan makna Al-idhah (menjelaskan), Al-
bayan (menerangkan), Al-kasf (mengungkapkan), Al-izhar (menampakkan), dan Al-ibanah
(menjelaskan).
Adapun pengertian “tafsir” berdasarkan istilah, para ulama banyak memberikan komentar, antara
lain sebagai berikut:
A. Menurut Al-Kilabi dalam At-Tashil :
Tafsir adalah menjelaskan Al-quran, menerangkan maknanya dan menjelaskan dikehendakai dengan
nasbnya atau dengan isyaratnya atau tujuannya.
B. Menurut Syekh Al-Jazairi dalam Shahib At-Taujih :
Tafsir pada hakikatnya adalah menjelaskan lafadz yang sukar dipahamioleh pendengar dengan
mengemukakan lafadz sinonimnya atau makna yang mendekatinya, atau dengan jalan
mengemukakan salah satu dilalah lafdz tersebut.
C. Menurut Abu hayyan :
Tafsir adalah ilmu mengenai cara pengucapan lafadz-lafadz Al-Quran serta cara mengungkapkan
petunjuk, kandungan-kandungan hukum, dan makna-makna yang terkandung didslamnya.
D. Menurut Az-Zarkasyi
Tafsir adalah ilmu yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan makna-makna kitab Allah
yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad SAW., serta menyimpulkankandungan-kandungan
hukum dan hikmahnya.
Berdasarkan beberapa rumusan tafsir yang dikemukakan para ulama tersebut, dapat ditarik satu
kesimpulan bahwa pada dasarnya, tafsir adalah suatu hasil usaha tanggapan, penalaran, dan ijtihad
manusia untuk menyingkap nilai-nilai samawi yang terdapat di dalam Al-Quran.
B. TAKWIL
“Ta’wil” menurut bahasa berasal dari kata “aul”, yang berarti kembali ke asal artinya,
memikirkan, memperkirakan dan menafsirkannya. Atas dasar ini maka ta’wil kalam dalam istilah
mempunyai dua makna:
 Pertama, ta’wil kalam dengan pengertian sesuatu makna yang
kepadanya mutakallim (pembicara, orang pertama) mengembalikan perkataanya, atau
sesuatu makna yang kepadanya suatu makna yang kepadanya suatu kalam dikembalikan.

 Kedua, ta’wilun kalam dalam arti menafsirkan dan menjelaskan maknanya. Perkataan
mereka, “apa ta’wil perkataan ini? Artinya ialah “sampai kemanakah akibat yang
dimaksud oleh perkataan itu?” misalnya firman Allah dalam surat Al-A’raf [7]:53
maksudnya ialah “disaat akibat (kesudahan)-nya tersingkap”. Dalam firman-Nya dalam
surat Al-Kahfi [18]:82. “Ta’wil” berasal dari ma’al, yaitu akibat dan kesudahan. Dengan
demikian, ta’wil seakan-akan memalingkan ayat kepada makna-makna yang dapat
diterimanya. Kata “ta’wi” dibentuk dengan pola “taf’il” adalah untuk menunjukan arti
banyak.
Sedangkan arti ta’wil menutakrut lughat/bahasa adalah menerangkan, menjelaskan. Diambil dari
kata “awwala-yu’awwilu-ta’wilan.” Al-Qathathan dan Al-Jurjani berpendapat bahwa arti ta’wil
menurut lughat adalah “a;-ruju’ ila Al-ashl” ( berarti kembali pada pokoknya ).
Adapun ta’wil mtenurut istilah, dalam hal ini banyak para ulama memberikan pendapatnya, antara
lain:
B. Menurut Al-Jurzani
Memalingkan suatu lafadz dari makna lahirnya terhadap makna yang dikandungnya, apabila makna
alternatif uyang dipandnagnya sesuai dengan ketentuan Al-kitab dan As-Sunnah.
C. Menurut definisi lain
Ta’wil ialah mengembalikan sesuatu pada ghayahnya (tujuannya), yakni menerangkan apa yang
dimaksud.
D. Menurut Ulama Salaf
(1) “Menafsirkan dan menjelaskan makna suatu ungkapan, baik bersesuai dengan makna lahirnya
ataupun bertentangan.” Definisi ta’wil seperti ini sama dengan definisi tafsir. Dalam pengertian ini
pula, Ath-Thabari menggunakan istilah ta’wil di dalam kitab tafsirnya.
(2) “Hakikat sebenarnya yang dikehendaki suatu ungkapan.”
E. Menurut ulama khalaf
Mengalihkan suatu lafadz dari maknanya yang rajib pada makna yang marjub karena ada indikasi
untuk itu.
Ringakasnya, pengertian ta’wil dalam penggunaan istilah adalah suatu usaha untuk memahami
lafazh-lafazh (ayat-ayat) Al-Quran melalui pendekatan memahami arti atau maksud sebagai
kandungan dari lafazh itu. Dengan kata lain, ta’wil berarti mengartikan lafazh dengan beberapa
alternatif kandungan makna yang bukan makna lahiriahnya, bahkan penggunaan secara masyhur
kadang-kadang diidentikan dengan tafsir.

Anda mungkin juga menyukai