Anda di halaman 1dari 5

AGRONOMIKA Vol. 12 No.

1 ISSN: 1693 – 0142


Februari – Juli 2017 Tersedia di www.journal.uniba.ac.id

MODEL TIPE PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI TEH


DI KABUPATEN SUKOHARJO

Umi Nur Solikah dan Tria Rosana Dewi


Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik Surakarta
Email: umi_solikah@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku konsumenteh di Kabupaten Sukoharjo.


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016 – September 2016. Teknik penelitian dan penentuan
sampel adalah survey dan judgment sampling. Sumber data yang diperoleh berupa data primer dan
data sekunder. Teknik pengumpulan data adalah pencatatan, wawancara dan observasi. Penelitian ini
menggunakan model model tipe perilaku konsumen menurut Hendry Assael yang menggembangkan
dua faktor yaitu keterlibatan konsumen yg dianalisis dengan metode Zaichowsky dan beda merek yang
dianalisis dengan uji Anova satu arah. Berdasarkan hasil penelitian dan dianalisis yang dilakukan
dapat diketahui bahwa Keterlibatan konsumen (consumer involvement) dalam proses pengambilan
keputusan pembelian teh di Kabupaten Sukoharjo tergolong rendah (10 < 20) artinya konsumen tidak
melibatkan diri mengevaluasi atribut-atribut produk teh untuk membuat keputusan yang terbaik dalam
pembelian produk teh. Atribut teh meliputi rasa, aroma, harga, hadiah dan distribusi teh. Beda antar
merek (differentes among brands) teh menurut konsumen Kabupaten Sukoharjo tidak nyata (non
significant), artinya konsumen tidak melihat perbedaan yang jelas antara atribut-atribut teh dari
berbagai merek teh yang ada dipasaran. Tipe perilaku konsumen (consumer behavior) teh di
Kabupaten Sukoharjo adalah tipe perilaku konsumen pembelian kebiasaan (habitual buying
behavior), mempunyai keterlibatan yang rendah dan beda antar merek tidak nyata.
Kata kunci: inventaris keterlibatan, the, tipe perilaku konsumen

PENDAHULUAN mencegah kanker, dan melancarkan sirkulasi


darah.
Perekonomian di Indonesia yang bergelar Pemasaran teh sangat berkembang pesat,
Negara agraris tidak dapat dipisahkan dari hal ini dibuktikan dengan semakin banyak
berbagai usaha dari sektor pertanian salah permintaan teh yang begitu besar, pengusaha
satunya pada sektor perkebunan, salah satunya terus berupaya untuk mengembangkan usahanya.
adalah merupakan produk olahan dari Dalam persaingan yang begitu kuat, para pemilik
perkebunan teh, baik itu dari produk olahan perusahaan terdorong untuk melakukan inovasi
rakyat, pemerintah, ataupun perusahaan- baru terhadap produknya guna merebut pasar.
perusahaan swasta. Salah satu cara mengenal pasar sasaran adalah
Teh merupakan salah satu produk dengan cara mengenal konsumen melalui tipe-
minuman yang populer yang banyak dikonsumsi tipe perilaku konsumen yang menjadi
oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat sasarannya. Sofa (2008), mengemukakan ilmu
dunia baik muda maupun tua, karena teh perilaku konsumen dibutuhkan untuk
mempunyai rasa dan aroma yang khas. Seperti mengidentifikasi apa kebutuhan dan keinginan
kita ketahui teh memiliki banyak sekali manfaat konsumen dan pelanggan tersebut sehingga
bagi kesehatan tubuh terutama sebagai pemasar mampu menyusun dan
antioksidan karena mengandung banyak mengimplementasikan strategi pemasaran yang
polifenol. Selain itu terdapat juga manfaat lain tepat untuk karakteristik yang menjadi target
yang tak kalah penting seperti mencegah pasar.
penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam Keberhasilan sebuah produk yang dapat
darah, memperbaiki sel yang rusak, mempengaruhi perilaku konsumen tidak terlepas
menghaluskan kulit, melangsingkan tubuh, dari atribut produk yang ditawarkan, meliputi
| 50
AGRONOMIKA Vol. 12 No. 1 ISSN: 1693 – 0142
Februari – Juli 2017 Tersedia di www.journal.uniba.ac.id

rasa, aroma, distribusi dan lain-lain. Perilaku c. Tipe Perilaku Konsumen


membeli konsumen yang satu dengan yang Model tipe perilaku konsumen yang
lainnya tidak sama dan berubah-ubah setiap saat, digunakan adalah yang dikemukakan oleh
maka perilaku konsumen dalam membeli harus Henry Assael. Model ini mengembangkan
dipelajari secara terus menerus, mengingat dua faktor, yaitu keterlibatan
situasi dan kondisi persaingan pasar yang (involvement) dan beda antar merek
semakin kompetitif. Berdasarkan uraian di atas, (differentes among brands).
maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai Berdasarkan hasil analisis keterlibatan
berikut: Bagaimana model tipe perilaku konsumen dengan menggunakan inventaris
konsumen (consumer behavior) dalam membeli keterlibatan akan diketahui tinggi rendahnya
teh di Kabupaten Sukoharjo? keterlibatan konsumen. Analisis beda merek
dengan menggunakan uji ANOVA (Analysis of
METODE Variance) satu arah akan diperoleh tingkat
signifikansi beda antar merek. Kedua hasil
1. Waktu dan Tempat Penelitian analisis tersebut dikombinasikan sehingga dapat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan dibedakan menjadi empat tipe perilaku
Juli 2016 – September 2016 di Kabupaten konsumen. Tipe perilaku konsumen yang
Sukoharjo. pertama adalah tipe perilaku konsumen komplek
2. Jenis dan Teknik Pengambilan Data dengan keterlibatan tinggi dan beda antar merek
Jenis data yang digunakan adalah data yang nyata. Tipe perilaku konsumen yang kedua
primer dan data sekunder. Data primer adalah adalah tipe perilaku konsumen yang mencari
data yang diperoleh langsung dari responden. keragaman dengan keterlibatan yang rendah
Pada penelitian ini data primer diperoleh namun masih terjadi beda antar merek yang
melalui wawancara langsung dengan nyata. Tipe perilaku konsumen yang ketiga
menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan). adalah tipe perilaku konsumen yang mengurangi
Sumber data primer adalah konsumen teh keragu-raguan dengan keterlibatan konsumen
yang ada di Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan yang tinggi namun beda antar merek tidak nyata.
data sekunder adalah data yang telah terlebih Tipe perilaku konsumen yang keempat adalah
dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh tipe perilaku konsumen yang berdasarkan
orang di luar peneliti. Data sekunder diperoleh kebiasaan dengan keterlibatan yang rendah dan
dari instansi atau lembaga yang terkait dengan beda antar merek tidak nyata.
penelitian ini. Sumber data sekunder ini
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) HASIL DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Sukoharjo. Data tersebut adalah
data keadaan umum daerah penelitian, data 1. Keterlibatan Konsumen (Consumer
keadaan umum penduduk, data perekonomian, Involvement).
dan data-data yang berkaitan dengan Dari hasil penelitian terdapat lima
penelitian ini. dimensi keterlibatan yang dipertimbangkan
3. Metode Analisis Data oleh konsumen. Pertama, dimensi penting
a. Keterlibatan Konsumen yaitu terkait yaitu terkait dengan kemasan
Keterlibatan konsumen dapat diukur (warna, gambar) bagi konsumen. Ketiga,
dengan menggunakan metode yang dimensi diinginkan yaitu terkait dengan
dikembangkan oleh Zaichkowsky yaitu warna dan aroma. Keempat, dimensi sesuai
desain inventaris keterlibatan (involvement kebutuhan yaitu terkait dengan distribusi.
inventory). Kelima, dimensi menyenangkan terkait
b. Beda Antar Merek dengan cita rasa teh.dengan harga. Kedua,
Setiap atribut teh disusun secara dimensi menarik perhatian yaitu terkait
berjenjang dan diberi bobot antara 1 dengan kemasan (warna, gambar) bagi
(untuk kategori paling rendah) dan 5 konsumen. Ketiga, dimensi diinginkan yaitu
(untuk kategori paling tinggi). terkait dengan warna dan aroma. Keempat,
dimensi sesuai kebutuhan yaitu terkait

| 51
AGRONOMIKA Vol. 12 No. 1 ISSN: 1693 – 0142
Februari – Juli 2017 Tersedia di www.journal.uniba.ac.id

dengan distribusi. Kelima, dimensi 20 maka tergolong keterlibatan rendah dan


menyenangkan terkait dengan cita rasa. jika total di atas 20 maka termasuk
Berdasarkan analisis keterlibatan keterlibatan yang tinggi.
konsumen diketahui bahwa keterlibatan Dalam keterlibatan rendah, konsumen
konsumen dalam pengambilan keputusan tidak aktif mencari informasi, tetapi lebih
pembelian teh di Kabupaten dengan disebut sebagai menangkap informasi
menggunakan analisis inventaris keterlibatan (information catching). Ketika disuguhi
yang dikembangkan oleh Zaichkowsky, berbagai informasi, konsumen berada dalam
dapat diketahui bahwa total dari seluruh keadaan pasif, sehingga dari sekian banyak
dimensi keterlibatan konsumen sebesar 10. iklan yang ditayangkan di media elektronik
Sehingga keterlibatan konsumen atau cetak hanya beberapa iklan saja yang
dalam proses pengambilan keputusan diingat oleh konsumen.
pembelian teh di Kabupaten Sukoharjo Keterlibatan konsumen dalam
termasuk tingkat keterlibatan yang rendah membeli teh di Kabupaten Sukoharjo rendah,
(10 < 20). Total skor terendah adalah 5 dan meskipun teh termasuk minuman yang baik
tertinggi adalah 35. Menurut Simamora bagi kesehatan tetapi pada dasarnya
(2003), untuk mengatahui keterlibatan rendah kandungan gizi dalam teh antara satu merek
atau tinggi yaitu menggunakan rentang skala dengan merek yang lain adalah sama, karena
numerik. Nilai yang digunakan untuk dalam proses pengolahannya tidak
menentukan keterlibatan rendah atau tinggi ditambahkan kandungan gizi yang lain
adalah nilai tengah dari rentang skala antara seperti susu instan.
5 - 35 yaitu 20. Jika total skor antar 5 sampai

Tabel 1 Perhitungan keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian teh
di Kabupaten Sukoharjo.
No Dimensi Keterlibatan Rata-Rata Skor
1 Penting/Tidak Penting 2,14
2 Menarik Perhatian/Tidak Menarik Perhatian 1,88
3 Diinginkan/Tidak diinginkan 2,05
4 Sesuai Kebutuhan/Tidak Sesuai 2,01
5 Menyenangkan/Tidak Menyenangkan 1,92
Total 10
Sumber : Data yang diolah, 2016

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa dalam pengambilan keputusan adalah


keterlibatan paling tinggi terdapat pada menyenangkan hal ini terkait dengan cita rasa
dimensi penting dengan skor 2,14, yaitu teh, dengan skor 1,92. Setelah teh diseduh
terkait pada harga teh bagi konsumen. Teh konsumen akan merasakan rasa khas yang
merupakan minuman yang sudah tidak asing muncul pada teh. Untuk dimensi yang
di masyarakat khususnya di Kabupaten mempunyai keterlibatan paling kecil terdapat
Sukoharjo. Dimensi diinginkan yang terkait pada dimensi menarik perhatian dengan skor
dengan aroma dan warna teh memduduki nilai sebesar 1,88, yaitu terkait pada kemasan
keterlibatan konsumen tinggi kedua dengan (warna dan gambar), hampir semua kemasan
skor 2,05. Aroma dan warna teh penting bagi teh seduh dikemas dalam bentuk kertas,
komsumen karena sebelum membeli teh sehingga konsumen tidak
biasanya konsumen mencium aroma yang mempertimbangkan akan kemasan teh yang
keluar dari teh. Dimensi sesuai kebutuhan dibeli.
terkait dengan distribusi menempati urutan 2. Perbedaan Antar Merek Teh (Differentes
tertinggi nomor tiga yaitu sebesar 2,01. Among Brands)
Pemasaran dan distribusi teh sudah merata Beda antar merek teh menurut
sehingga konsumen tidak kesulitan mencari konsumen di Kabupaten Sukoharjo adalah
produk teh yang diinginkan.Urutan keempat tidak nyata, dengan kata lain konsumen teh
| 52
AGRONOMIKA Vol. 12 No. 1 ISSN: 1693 – 0142
Februari – Juli 2017 Tersedia di www.journal.uniba.ac.id

di Kabupaten Sukoharjo hanya menyadari melakukan sesuatu agar lebih baik, misalnya
sedikit perbedaan antar berbagai merek teh dari segi teknologi teh diolah menggunakan
yang ada di pasaran. Perbedaan yang tidak teknologi modern dengan adanya
nyata disebabkan karena beberapa merek penambahan kandungan gizi. Sehingga
teh belum bisa menonjolkan kelebihan dari konsumen akan mengevalusi terlebih dahulu
segi kualitas jika merek-merek teh kemudian akan menetapkan merek teh yang
dibandingkan. Untuk menonjolkan akan dibeli. Hasil analisis dapat dilihat pada
kelebihan dari suatu teh maka perlu Tabel 2.

Tabel 2 Perhitungan Persepsi Kualitas Merek Teh di Kabupaten Sukoharjo


Jumlah konsumen yang Total Skor Penilaian
No Merek Teh
membeli Atribut
1 Gerdoe 14 259
2 Nyapu 10 176
3 Gopek 11 208
Sumber:Analisis Data Primer, 2011

3. Tipe perilaku konsumen teh di Kabupaten kebiasaan membeli adalah hasil


Sukoharjo. pembelajaran konsumen dari
Penelitian ini menggunakan tipe reinforcement. Reinforcement adalah suatu
perilaku konsumen yang dikemukakan proses dimana konsumen akan
oleh Henry Assael dengan berulangkali membeli apa yang telah
mengembangkan dua faktor yaitu memberi kepuasaan terbaik kepadanya.
keterlibatan dan beda antar merek, Perilaku tersebut mengarahkan kepada
sehingga didapatkan empat tipe perilaku kesetiaan merek.
konsumen. Hasil penelitian menunjukan Perbedaan antara hasil penelitian dan
bahwa keterlibatan konsumen dalam hipotesis tersebut dapat dipengaruhi oleh
proses pengambilan keputusan pembelian beberapa faktor. Kotler dan Susanto
teh di Kabupaten Sukoharjo tergolong (2000), mengatakan bahwa faktor
rendah dan beda antar merek teh instan kebudayaan, psikologi, sosial, dan faktor
tidak nyata, sehingga tipe perilaku kepribadian sebagai faktor yang
konsumen dalam membeli teh di mempengaruhi perilaku konsumen. Peran
Kabupaten Sukoharjo adalah tipe perilaku faktor-faktor tersebut berbeda untuk
pembelian kebiasaan (habitual buying produk yang berbeda. Terdapat faktor
behavior). yang dominan pada pembelian suatu
Hasil penelitian menunjukan bahwa produk, sementara faktor lain kurang
tipe perilaku konsumen adalah tipe berpengaruh.
perilaku pembelian kebiasaaan Perilaku
pembelian kebiasaan (habitual buying KESIMPULAN DAN SARAN
behavior), mempunyai keterlibatan yang
rendah dan beda antar merek tidak nyata. 1. Kesimpulan
Perilaku pembelian kebiasaan (habitual Kesimpulan yang dapat diambil
buying behavior) merupakan kepuasan dari penelitian analisis perilaku konsumen
terhadap suatu merek cenderung dalam membeli teh di Kabupaten
mengarahkan konsumen mengulang Sukoharjo adalah sebagai berikut:
keputusannya untuk membeli merek yang a. Keterlibatan konsumen (consumer
berdasarkan pengalaman masa lalu dan involvement) dalam proses
menyerderhanakan proses pencarian pengambilan keputusan pembelian teh
informasi dan evaluasi terhadap suatu di Kabupaten Sukoharjo tergolong
merek. Kebiasaan dan kesetiaan adalah rendah (10 < 20) artinya konsumen
konsep yang saling berhubungan adalah tidak melibatkan diri mengevaluasi
konsep yang saling berhubungan. Perilaku atribut-atribut produk teh untuk
| 53
AGRONOMIKA Vol. 12 No. 1 ISSN: 1693 – 0142
Februari – Juli 2017 Tersedia di www.journal.uniba.ac.id

membuat keputusan yang terbaik mempromosikan produknya agar


dalam pembelian produk teh. Atribut konsumen lebih tertarik.
teh meliputi rasa, aroma, harga, hadiah b. Adanya perbedaan antar merek teh yang
dan distribusi teh. tidak nyata sehingga menjadi perhatian
b. Beda antar merek (differentes among bagi produsen teh untuk menonjolkan
brands) teh menurut konsumen kualitas dari produk teh yang di
Kabupaten Sukoharjo tidak nyata (non produksi.
significant), artinya konsumen tidak
melihat perbedaan yang jelas antara DAFTAR PUSTAKA
atribut-atribut teh dari berbagai merek
teh yang ada dipasaran. Anonim. 2013. Manfaat dan khasiat daun teh
c. Tipe perilaku konsumen (consumer untuk kesehatan. Diakses 1 Juni 2016.
behavior) teh di Kabupaten Sukoharjo Tersedia pada: http://www.cara-
adalah tipe perilaku konsumen obat.com.
pembelian kebiasaan (habitual buying Dewi DP. 2010. Analisis Tipe Perilaku
behavior), mempunyai keterlibatan Konsumen dalam Membeli Teh di
yang rendah dan beda antar merek Pasar Tradisional Kabupaten
tidak nyata Wonogiri. UNS Press. Surakarta (ID).
2. Saran Kotler P, Susanto AB. 2000. Manajemen
Dari hasil penelitian yang telah Pemasaran di Indonesia, Analisis,
dianalisis ada beberapa saran yang Perencanaan, Implementasi dan
diajukan, antara lain: Pengendalian. Salemba Empat.
a. Dalam keterlibatan rendah, konsumen Jakarta (ID).
tidak aktif mencari informasi, tetapi Simamora B. 2003. Panduan Riset Perilaku
lebih disebut sebagai menangkap Konsumen. Gramedia Pustaka Utama.
informasi (information catching). Jakarta (ID).
Ketika disuguhi berbagai informasi, Singarimbun M, Effendi S. 1995. Metode
konsumen berada dalam keadaan pasif, Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta
sehingga dari sekian banyak iklan yang (ID).
ditayangkan di media elektronik atau Sofa. 2008. Perilaku Konsumen. Diakses 1 Juni
cetak hanya beberapa iklan saja yang 2016. Tersedia pada: http//:www.
diingat oleh konsumen. Sehingga Massofa.wordpress.com.
produsen harus aktif untuk

| 54

Anda mungkin juga menyukai