Anda di halaman 1dari 12

PERILAKU KONSUMEN (Z)

Kelompok 1

ANALISIS JURNAL
(Consumer Perception)

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU UJIAN TENGAH SEMESTER
MATA KULIAH PERILAKU KONSUMEN (Z)

Disusun oleh :

1. Khalif Al Jibran G. 2019140007

2. Fauzan Ridho Fareza 2019140008

3. Firstya Anindito 2019140016

4. M. Harits Abdurrahman 2017720002

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


INSTITUT ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JAKARTA
JAKARTA
April 2021
Jurnal 1

Judul :

HUBUNGAN PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK


OLEH OLEH KHAS BOGOR DENGAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PEMBELIAN

Penulis :

Novitasari, Diana Amaliasari, Dwi Rini Sovia Firdaus

Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Pakuan

Fenomena kenapa penelitian muncul / pendahuluan

Kota Bogor memiliki daya tarik tersendiri dikalangan wisatawan yang akan berkunjung ke
daerah Bogor. Selain itu, Bogor memiliki destinasi tempat liburan yang menyajikan
pemandangan alam dan udaranya yang sejuk seperti daerah Puncak. Kota Bogor juga
merupakan salah satu pusat jajan kuliner. Pada tahun 2015, ada 4,5 Juta wisatawan domestic
dan 222.000 wisatawan mancanegara. Pada tahun 2015, jumlah wisatawan meningkat yaitu
5,7 Juta untuk wisatawan domestic dan 250.000 wisatawan mancanegara. Di Kota Bogor
sendiri dalam perkembangan bisnis usaha oleh-oleh saat ini sudah banyak dijumpai. Hal
tersebut dapat dilihat dari banyaknya gerai-gerai yang berada di pinggir jalan yang
menawarkan berbagai jenis olahan makanan atau kue yang bisa dijadikan buah tangan untuk
dibawa pulang oleh para wisatawan atau turis.Gerai yang banyak menawarkan jenis oleh-oleh
dapat dijumpai di daerah Jl. Padjajaran, Sukasari, Jl. Sudirman, dan lainlain.

dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke daerah Bogor secara tidak langsung
membuka peluang usaha bagi para pembisnis baru. Dalam menarik minat konsumen untuk
membeli produk yang mereka jual, pemasar harus memperhatikan hal-hal yang dapat
mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Biasanya faktor-faktor
yang menjadikan persepsi konsumen dalam menuntukan atau memutuskan untuk membeli
barang yang akan mereka beli dapat dilihat dari kualitas produk, kualitas pelayanan, harga
dan kesadaran merek. Penentuan harga produk maupun jasa yang dilakukan perusahaan
sangat berpengaruh pada keputusan pembalian oleh konsumen (Malau, 2017).

Oleh karena itu penelitian ini muncul karena peneliti ingin mengetahui :

1. Bagaimana karakteristik konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk


oleh-oleh khas Bogor ?
2. Bagaimana persepsi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk oleh-
oleh khas Bogor ?
3. Bagaimana keputusan pembelian produk oleh-oleh khas Bogor ?
4. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik konsumen dengan pengambilan
keputusan pembelian produk oleh-oleh khas Bogor ?
5. Apakah terdapat hubungan antara persepsi konsumen dengan pengambilan keputusan
pembelian produk oleh-oleh khas Bogor.

Teori/tinjauan pustaka

Ada beberapa teori yang dipakai dalam jurnal penelitian ini yaitu :

Komunikasi

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sangadji dan Sopiah (2013) komunikasi adalah
transmisi sebuah pesan dari pengirim ke penerima melalui medium transmisi. Dalam proses
komunikasi terdapat unsur komunikasi yang terlibat di dalamnya, yaitu pengirim pesan
(sender), pesan (message), medium atau saluran pesan (channel), dan penerima
pesan(receiver), yang dalam hal ini adalah konsumen. Selain itu, hal yang paling penting
adalah proses umpan balik (feedback).

Persepsi Konsumen

Menurut Stanton dalam Sangadji dan Sopiah (2013), persepsi dapat didefinisikan sebagai
makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli (rangsangan-
rangsangan) yang kita terima melalui lima indra. Persepsi merupakan suatu proses yang
timbul akibat adanya sensasi, dimana sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab
keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi juga dapat didifinisikan sebagai tanggapan
yang cepat dari indra penerima terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara.
Dengan adanya itu semua, persepsi akan timbul., Menurut Hawkins dan Coney dalam
Sangadji dan Sopiah (2013), persepsi adalah proses bagaimana stimuli itu diseleksi, di
organisasi, dan diinterprestasikan. Persepsi dapat dibentuk oleh :

a. Karakteristik dari stimuli

b. Hubungan stimuli dengan sekelilingnya

c. Kondisi-kondisi di dalam diri kita sendiri.

Perilaku Konsumen

Menurut Hawkins, dkk dalam Somad dan Priansa (2014) perilaku pelanggan merupakan studi
mengenai bagaimana individu, kelompok, dan organisasi, dalam proses memilih,
mengamankan, menggunakan, dan menghentikan produk, jasa, ide, dan pengalaman untuk
memuasakan kebutuhannya, dan dampaknya bagi masyarakat dan pelanggan itu sendiri.
Perilaku konsumen merupakan tingkah laku tentang individu, kelompok atau organisasi dan
proses yang mereka gunakan untuk memilih, mengamankan, menggunakan, dan membuang
produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk kepuasan (Malau, 2017).
Pengambilan Keputusan

Menurut Malau (2017) keputusan pembelian (purchase decision) adalah tahap selanjutnya
setelah adanya niat atau keinginan membeli, namun keputusan pembelian adalah tidak sama
dengan pembelian yang sebenarnya (actual purchase). Ketika konsumen memilih untuk
membeli suatu merek, ia masih harus melakukan keputusan dan melakukan pembelian yang
sebenarnya. Kotler dan Amstrong dalam Somad dan Priansa (2014) menyatakan bahwa bagi
pelanggan sebenarnya pembelian bukanlah hanya merupakan suatu tindakan saja (misalnya
karena produk), melainkan terdiri dari beberapa tindakan yang satu sama lainnya saling
berkaitan. Dimensi keputusan pembelian terdiri dari :

1. Pilihan Produk Pelanggan dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau
menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. organisasi bisnis harus memusatkan
perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang
mereka pertimbangakan seperti keunggulan produk, manfaat produk dan pemeilihan produk.

2. Pilihan Merek Pelanggan harus memutuskan merek mana yang akan mereka dibeli. Setiap
merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri.Dalam hal ini, organisasi bisnis harus
mengetahui bagaimana pelanggan memilih sebuah merek, apakah berdasarkan ketertarikan,
kebiasaan, atau kesesuaian.

3. Pilihan Saluran Pembelian Pelanggan harus mengambil keputusan tentang penyaluran


mana yang akan dikunjung. Setiap pelanggan berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur,
misalnya faktor lokasi, harga, persediaan barang yang lengkap, kenyaman berbelanja,
keluasan tempat dan lain sebagainya, merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
pelanggan untuk memilih penyalur.

4. Waktu Pembalian Keputusan pelanggan dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbada-
beda misalnya ada yang membeli setiap hari, satu minggu sekali, dua minggu sekali, satu
bulan sekali dan sebagainya. Dalam memilih waktu pembelian biasanya pelanggan
menyesuaikan dengan kebutuhan yang sedang mereka rasakan, pelanggan juga harus
memiliki alasan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pada saat ia membutuhkannya dan
keuntungan yang dirasakan.

5. Jumlah Pembalian Pelanggan dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk
yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian dilaksanakan mungkin lebih dari satu. Dalam
hal ini, organisasi bisnis harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan
yang berbeda-beda dari setiap pembeli.

Ada 4 Teori yang dipakai di dalam jurnal ini yaitu, Teori komunikasi menurut Schiffman dan
Kanuk dalam Sangadji dan Sopiah (2013), Teori Persepsi Konsumen Menurut Stanton dalam
Sangadji dan Sopiah (2013), Teori Perilaku Konsumen Menurut Hawkins, dkk dalam Somad
dan Priansa (2014), dan Teori Pengambilan Keputusan Menurut Malau (2017). Berdasarkan
materi kelompok 1 yaitu Consumer Perception (Persepsi Konsumen) ada satu teori yang sama
yaitu Teori Persepsi Konsumen Menurut Stanton dalam Sangadji dan Sopiah (2013).

Didalam materi kami yang bersumber dari Buku Schiffman, Leon G. Wisenblit, Joseph -
Consumer behavior (2015, Pearson Australia), Persepsi adalah proses di mana individu
memilih, mengatur, dan menafsirkan rangsangan menjadi gambaran dunia yang bermakna
dan koheren. Menurut Stanton dalam Sangadji dan Sopiah (2013), persepsi dapat
didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli
(rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indra. Kedua teori ini memiliki
maksud yang sama yaitu persepsi adalah gambaran yang terbentuk akibat hasil kerja otak
terhadap rangsangan yang diterima oleh panca indra.

Hasil Penelitian

Hasil Pembahasan (yang berhubungan dengan persepsi)

Kualitas Produk
Dari hasil jumlah rata-rata setiap pernyataan yang telah dijumlahkan dan
dibagi dengan 7 pernyataan, maka didapatkanlah hasil dengan rata-rata skor
sebesar 4,14. Dari katagori rentang skor tersebut, maka hasil skor rata-rata
berada pada tingkat skor tinggi.

Kualitas Pelayanan
Dari hasil jumlah rata-rata setiap pernyataan yang telah dijumlahkan dan
dibagi dengan 7 pernyataan, maka didapatkanlah hasil dengan rata-rata skor
sebesar 3,85. Berdasarkan katagori rentang skor, maka rata-rata tersebut
berada pada tingkat skor tinggi.

Harga
Dari hasil jumlah rata-rata setiap pernyataan yang telah dijumlahkan dan
dibagi dengan 5 pernyataan, maka didapatkanlah hasil dengan rata-rata skor
sebesar 3,88. Berdasarkan katagori rentang skor, maka rata-rata tersebut
berada pada tingkat skor tinggi.

Merek
Dari hasil jumlah rata-rata setiap pernyataan yang telah dijumlahkan dan
dibagi dengan 4 pernyataan, maka didapatkanlah hasil dengan rata-rata skor
sebesar 4,20. Berdasarkan katagori rentang skor, maka rata-rata tersebut
berada pada tingkat skor tinggi.
Deskriptif Variabel Keputusan Pembelian (Y) Kemantapan Pembelian Pada
Sebuah Produk Dari hasil jumlah rata-rata setiap pernyataan yang telah
dijumlahkan dan dibagi dengan 5 pernyataan, maka didapatkanlah hasil
dengan rata-rata skor sebesar 3,98. Berdasarkan katagori rentang skor, maka
rata-rata tersebut berada pada tingkat skor baik.

Tujuan Dalam Membeli Sebuah Produk


Dari hasil jumlah rata-rata setiap pernyataan yang telah dijumlahkan dan
dibagi dengan 5 pernyataan, maka didapatkanlah hasil dengan rata-rata skor
sebesar 3,81. Berdasarkan katagori rentang skor, maka rata-rata tersebut
berada pada tingkat skor baik atau tinggi. Pemrosesan Informasi Untuk
Sampai Ke Pemilihan Merek Dari hasil jumlah rata-rata setiap pernyataan
yang telah dijumlahkan dan dibagi dengan 5 pernyataan, maka didapatkanlah
hasil dengan rata-rata skor sebesar 3,95. Berdasarkan katagori rentang skor,
maka rata-rata tersebut berada pada tingkat skor baik.

Memberikan Rekomendasi Kepada Orang Lain


Dari hasil jumlah rata-rata setiap pernyataan yang telah dijumlahkan dan
dibagi dengan 5 pernyataan, maka didapatkanlah hasil rata-rata skor sebesar
3,46. Berdasarkan katagori rentang skor, maka rata-rata tersebut berada pada
tingkat skor baik atau tinggi

Hubungan Antara Persepsi Konsumen dengan Kemantapan Pembelian


Pada Sebuah Produk
Berdasarkan Tabel 4.11 hubungan antara persepsi konsumen (X1). Pengujian
hubungan antara kualitas produk dengan kemantapan pembelian pada sebuah
produk dilakukan dengan uji Rank Spearman. Oleh karena itu,antara indikator
kualitas produk dengan kemantapan pembelian pada sebuah produk
didapatkan nilai koefisiensi korelasisebesar 0,125 , karena nilai sig. (2- tailed)
lebih besar dari nilai 0,05, maka artinya tidak ada hubungan yang signifikan
(berarti) antara indikator kualitas produk (X2) dengan indikator kemantapan
pembelian pada sebuah produk (Y). Pengujian hubungan antara kualitas
pelayanan dengan kemantapan pembelian pada sebuah produk dilakukan
dengan uji Rank Spearman. Oleh karena itu, antara indikator kualitas
pelayanan dengan kemantapan pembelian pada sebuah produk didapatkan
nilai koefisien korelasi sebesar 0,136, karena nilai sig. (2-tailed) lebih besar
dari nilai 0,05, maka artinya tidak ada hubungan yang signifikan (berarti)
antara indikator kualitas pelayanan (X2) dengan indikator kemantapan
pembelian pada sebuah produk (Y). Pengujian hubungan antara harga dengan
kemantapan pembelian pada sebuah produk dilakukan dengan uji Rank
Spearman. Oleh karena itu, antara indikator harga dengan kemantapan
pembelian pada sebuah produk didapatkan nilai koefisien korelasisebesar
0,167, karena nilai sig. (2- tailed) lebih besar dari nilai 0,05, maka artinya
tidak ada hubungan yang signifikan (berarti) antara indikator harga (X2)
dengan indikator kemantapan pembelian pada sebuah produk (Y). Pengujian
hubungan antara merek dengan kemantapan pembelian pada sebuah produk
dilakukan dengan uji Rank. Oleh karena itu, antara indikator merek dengan
kemantapan pembelian pada sebuah produk didapatkan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,219, karena nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari nilai 0,05,
maka artinya ada hubungan yang signifikan (berarti) tetapi tingkat
keeratannnya lemah antara indikator merek (X2) dengan indikator
kemantapan pembelian pada sebuah produk (Y).

Kesimpulan :

1. Persepsi konsumen dalam pengambilan keputusan pemebelian produk oleh-oleh


khas Bogor dapat diasumsikan dengan baik atau tinggi karena dari skor rata-rata
yang dipeoleh kualias produk sebesar 4.14 (tingkat skor tinggi), kualitas
pelayanan dengan skor rata-rata sebesar 3,85 (tingkat skor tinggi), skor rata-rata
harga sebesar 3.88 (tingkat skor tinggi) dan merek dengan dengan skor rata-rata
sebesar 4.20 (tingkat skor tinggi)

2. dari hasil analisis yang diperoleh maka, bahwa antara variabel persepsi konsumen
dengan pengambilan keputusan pembelian produk oleh-oleh khas Bogor memiliki
hubungan yang nayata dengan tingkat korelasi sebesar 0,360**, bernilai positif
dengan tingkat keeratan korelasi cukup tinggi, sehingga hubungan keduanya
variabel tersebut bersifat searah.

3. Menurut Malau (2017) keputusan pembelian (purchase decision) adalah tahap


selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan membeli, namun keputusan
pembelian adalah tidak sama dengan pembelian yang sebenarnya (actual
purchase). Ketika konsumen memilih untuk membeli suatu merek, ia masih harus
melakukan keputusan dan melakukan pembelian yang sebenarnya. Dan Menurut
Hawkins, dkk dalam Somad dan Priansa (2014) perilaku pelanggan merupakan
studi mengenai bagaimana individu, kelompok, dan organisasi, dalam proses
memilih, mengamankan, menggunakan, dan menghentikan produk, jasa, ide, dan
pengalaman untuk memuasakan kebutuhannya, dan dampaknya bagi masyarakat
dan pelanggan itu sendiri. Terbukti, persepsi konsumen dapat mempengaruhi
keputusan pembelian

JURNAL 2
Judul :

PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN DAN MOTIVASI KONSUMEN TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KAIN RAJUT (STUDI KASUS PADA CV.
SINAR AGUNG)

Penulis :

Aldina Shiratina1 Pipit Afiatun2 , International Women University1 Universitas Komputer Indonesia2

Fenomena kenapa penelitian muncul / pendahuluan

Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya penurunan penjualan produk kain rajut dalam
kurun waktu 2015. Penurunan penjualan ini diikuti adanya penurunan keputusan pembelian
konsumen pada produk kain rajut ditengah persaingan yang ketat..

Salah satu perusahaan industry tekstil di kabupaten Bandung adalah CV. SINAR AGUNG,
yang beralamatk di Jalan Raya Laswi No 3 Biru Desa Padamulya, Bandung, Jawa Barat. CV.
SINAR AGUNG telah melakukan penjualan produk di tahun 2015, table dibawah ini adalah
data penjualan produk kain rajut:

No Bulan Penjualan
.
1. Januari 4.419
2. Februari 1.524
3. Maret 7.125
4. April 4.595
5. Mei 5.603
6. Juni 9.038
7. Juli 2.907
8. Agustus 7.490
9. September 3.474
10. Oktober 1.876
11. November 2.379
12. Desember 1.996
Total 52.432

Akan tetapi dari jumlah penjualan tersebut, tentunya tidak sesuai dengan pengunjung yang
dating ke CV. SINAR AGUNG. Perlu diketahui bahwa tidak semua pengunjung dating untuk
melakukan pembelian. Hal ini dikarenakan jumlah pengunjung datang yang tidak membeli
disebabkan dengan bebagai faktor seperti pengunjung datang hanya untuk melihat dan
membandingkan produk kain rajut dari pabrik-pabrik yang lain, apabila pengunjung suka
dengan produk kain rajut CV. SINAR AGUNG maka pengunjung pasti akan datang kembali
untuk membelinya dan pengunjung memiliki keinginan untuk membeli namun tidak memiliki
kemampuan produk secara langsung.

Dari identifikasi masalah yang telah didefinisikan di atas, maka penjabaran rumusan masalah
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi konsumen pada produk kain rajut pada CV. SINAR AGUNG

Teori/tinjauan pustaka

Ada beberapa teori yang dipakai dalam jurnal penelitian ini yaitu :

Teori yang dipakai dalam jurnal penelitian ini menurut Stephen Robbin (2003:88) Persepsi
adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan
sensorik mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka.

Sedangkan dalam teori yang ada di buku, Persepsi merupakan suatu proses yang membuat
seseorang memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan rangsangan-rangsangan
yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap.

Selain itu, di jurnal ini juga dijelaskan menurut Hakim (2005:152) bahwa persepsi dalam arti
sempit ialah penglihatan bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti
luas ialah pandangan atau penglihatan bagaimana seseorang memandang atau mengartikan
sesuatu.

Sedangkan dalam teori yang ada di buku, Persepsi adalah proses di mana individu memilih,
mengatur, dan menafsirkan rangsangan menjadi gambaran dunia yang bermakna dan
koheren.

Secara umum, ada peningkatan kesadaran akan rangsangan yang relevan dengan kebutuhan
dan minat seseorang, dan kesadaran yang menurun akan rangsangan yang tidak relevan.

Jadi, pada dasarnya yang disampaikan adalah sama, yaitu sama-sama menjelaskan bahwa
persepsi merupakan hasil dari pengorganisasian dan interpretasi rangsangan dari suatu
individu menjadi sesuatu yang memiliki arti dan bagaimana seseorang mengartikan sesuatu
didasarkan pada kebutuhan atau motif masing-masing orang. Dan yang membedakan hanya
perspektif dari teorinya saja.
Hasil Penelitian

Hasil Pembahasan (yang berhubungan dengan persepsi)

Tanggapan Responden Mengenai Persepsi Konsumen (X1)

No Pernyataan 5 4 3 2 1 Jumlah Tota Skor


l Ideal
Skor

Secara ideal, skor yang diharapkan untuk jawaban responden terhadap 5 pernyataan adalah
2000. Dari perhitungan dalam tabel menunjukkan nilai yang diperoleh 1410 atau 70,5% dari
skor ideal yaitu 2000. Dengan demikian Persepsi Konsumen (X1) berada pada kategori
tinggi. Dan skor tertinggi pada indikator ”kemudahan penggunaan” karena produk kain rajut
yang dihasilkan oleh CV. SINAR AGUNG sangat mudah digunakan baik itu dalam
pemotongan bahan ataupun dalam proses penjahitan. Menurut Assael (1995) dalam Sodik
(2003) menyebutkan bahwa persepsi terhadap suatu produk melalui proses itu sendiri terkait
dengan komponennya (kemasan, bagian produk, bentuk, kemudahan pengunaan) serta
komunikasi yang ditunjukkan untuk memengaruhi perilaku konsumen yang mencerminkan
produk melalui latar kata-kata, gambar dan simbolisasi atau melalui stimuli lain yang
diasosiasikan dengan produk.

Kesimpulan :

Persepsi konsumen yang didalamnya diukur melalui 3 indikator, yaitu Kemudahan dalam
penggunaan, karakteristik tambahan yang menjadi pembeda dan kehandalan barang.
Indikator kemudahan dalam penggunaan memperoleh skor tertinggi dengan kategori tinggi,
sedangkan kehandalan barang memperoleh skor yang paling rendah dengan kategori cukup
tinggi. Namun secara umum semua indikator masuk dalam kategori tinggi. Hal itu
dikarenakan perushaan memikirkan untuk meningkatkan persepsi konsumen tentang produk
kain rajut yang dihasilkannya.
DAFTAR PUSTAKA

Novitasari. Diana Amaliasari, Dwi Rini Sovia Firdaus (2020). HUBUNGAN PERSEPSI
KONSUMEN TERHADAP PRODUK OLEH OLEH KHAS BOGOR DENGAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN. Jurnal Penelitian Sosial, Volume 2, ISSN
2656-8306.

Aldina Shiratina Pipit Afiatun (2017). PENGARUH PERSEPSI KONSUMEN DAN


MOTIVASI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KAIN
RAJUT (STUDI KASUS PADA CV. SINAR AGUNG), Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen,
Volume VII, E-ISSN 2338-292X P-ISSN 2086-0455

Schiffman, Leon G. Joseph L. Wisenblit. 2015. Consumer Behavior Eleventh Edition.


Pearson Education.

Anda mungkin juga menyukai