Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2021/2022

Nama : Lutfina Fajrin Budiarti


NIM : 190412630022 / LL
Mata Uji : ETIKA BISNIS DAN PROFESI
Waktu : Senin, 18 Oktober 2021
Dosen : Heri Pratikto

1. Hubungan antara prisip-prinsip dasar kehidupan dengan daya saing bangsa yang
dianalisis dari Negara maju yakni, kebanyakan masyarakatnya menerapkan serta
mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan. Dengan kata lain, penerapan prinsip dasar
kehidupan dalam bermasyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi daya
saing suatu bangsa. Indonesia memiliki peringkat yang rendah dalam daya saing bangsa
sekarang ini. Bahkan masih kalah dengan negara Malaysia dan Singapura. Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia belum sepenuhnya mampu untuk bersaing dengan negara-
negara lain atau bahkan dunia luar. Hal ini terjadi karena di Indonesia sendiri, 9 prinsip
dasar kehidupan belum diterapkan secara baik dan maksimal.
2. Etika dalam bisnis sangat penting sebagai batasan atau aturan yang bertujuan untuk
menjalankan bisnis secara sehat, dan tidak cacat. Dengan adanya etika dalam berbisnis,
terdapat batasan yang jelas antara perusahaan “si besar” dan “si kecil”. Sehingga resiko
kecurangan baik yang dilakukan “si besar” maupun sebaliknya dapat diminimalisir.
- Sumber-sumber :
1. Agama
2. Philosophy
3. Budaya
4. perangkat hukum
5. Nilai profesionalitas
6. Nilai-nilai Pancasila

Pancasila adalah sebagai sumber nilai, berarti nilai dasar Pancasila dapat dijadikan
sebagai sumber pembentukan norma atau aturan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, hingga berbisnis. Jadi Pancasila berperan sebagai dasar nilai untuk
menetapkan norma, aturan, maupun etika dalam berbisnis. Semua orang yang terlibat
dalam bisnis, berhak dan berkewajiban untuk bertanggungjawab menanamkan dan
melaksanakan nilai-nilai etika dalam berbisnis.
3. Konsep Triple Bottom Line

Triple bottom Line adalah konsep bisnis berkelanjutan yang mengukur nilai kesuksesan sebuah
perusahaan menggunakan tiga kriteria :

a. People

Dalam kriteria ini menjelaskan bagaimana perusahaan mempengaruhi dan membawa keuntungan
bagi pekerja, buruh, dan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menjamin keberlangsungan
bisnisnya, karena perusahaan tidak bisa hanya memperhatikan kepentingan mendapatkan profit
saja, tetapi sutau perusahaan juga harus menaruh kepedulian terhadap orang-orang yang berperan
penting pada bisnisnya. Jika suatu perusahaan menerapkan konsep ini maka akan menciptakan
citra yang baik tentang perusahaan, baik di mata para pekerja atau masyarakat sebagai
konsumen.

b. Planet

Dalam konsep ini dijelaskan bagaimana perusahaan berusaha untuk menciptakan bisnis yang
selaras dengan alam dan meminimalkan dampak negatif bagi lingkungan. Tujuan dari konsep ini
adalah untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menghindari dampak buruk yang mungkin bisa
merusak lingkungan, seperti banjir, kebakaran lahan, hingga climate change (perubahan iklim).
Misalnya mengurangi penggunaan barang baku import yang dapat menyebabkan carbon
footprint, atau mengganti kemasan berbahan plastik dengan kemasan berbahan kertas atau kaca,
mengadakan pemilahan sampah di tempat produksi atau di toko, mengolah sampah organik
menjadi kompos, dan lain-lain. Banyak sekali hal yang dapat dilakukan.

c. Profit

Dalam konsep ini dijelaskan bagaimana perusahaan mendapatkan keuntungan secara finansial,
yang tentunya sejalan dengan 2P sebelumnya (people dan planet). Di era sekarang ini, semua
bisnis tidak bisa hanya memikirkan profit saja, karena banyak sekali dampak yang tidak terlihat
yang nantinya akan kembali kepada kita.

Nilai-nilai etika bisnis yang harus menjadi budaya perusahaan BUMN di Indonesia di antaranya :
a. Amanah (Memegang teguh kepercayaan yang diberikan.)
b. Kompeten (Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.)
c. Harmonis (Saling peduli dan menghargai perbedaan.)
d. Loyal (Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.)
e. Adaptif (Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi
perubahan.)
f. Kolaboratif (Membangun kerja sama yang sinergis.)

Pengaruh etika bisnis yang terinternalisasi menjadi budaya perusahaan terhadap kinerja ekonomi
perusahaan di Indonesia, mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap efektivitas kinerja
manajerial dan kinerja ekonomi organisasi telah banyak dilakukan. Budaya organisasi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan-penurunan kinerja ekonomi organisasi.
Misalnya, studi Supomo dan Indriantoro (1998) menggunakan 79 manajer dari berbagai
departemen dalam perusahaan-perusahaan manufaktur menemukan bukti adanya pengaruh yang
positif dari kultural organisasi yang berorientasi pada orang terhadap efektivitas anggaran
partisipatif dalam peningkatan kinerja manajerial. Putra (2000) melaporkan bahwa budaya
organisasi dapat berperan meningkatkan intensitas peran akuntansi manajemen. Sementara riset
Rasyid (1998) untuk menguji saling-peran (interplay) antara akuntansi dan budaya organisasi di
salah satu perusahaan go public di Bursa Efek Jakarta menunjukkan bahwa budaya perusahaan
berperan sebagai mekanisme pengendalian.

Nilai-nilai tersebut harus diinternalisasikan dalam budaya perusahaan tersebut ? Menurut Schein
(1992), inisiatif dan dorongan untuk membentuk atau membangun suatu budaya organisasi
seharusnya berasal dari pemimpin (leaders) karena mereka memiliki potensi terbesar untuk
melekatkan dan memperkuat aspek-aspek budaya melalui lima mekanisme utama berikut.
Pertama, attention, yaitu pemimpin dapat mengkomunikasikan prioritas-prioritas, values dan
fokus perhatian mereka melalui pilihan terhadap sesuatu yang dapat ditanyakan, diukur,
dikomentari, dipuji dan dikritik. Kebanyakan komunikasi tersebut terjadi selama aktivitas
monitoring dan perencanaan.

Kedua, reaction to crisis, dimana krisis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
organisasi karena emosinalitas terhadap krisis tersebut dapat meningkatkan potensi untuk belajar
tentang nilai-nilai dan asumsi-asumsi dasar organisasi.
Ketiga, role modeling, dimana pemimpin dapat mengkomunikasikan nilai-nilai dan harapan-
harapan melalui tindakan-tindakan mereka sendiri, khususnya tindakan-tindakan yang
menunjukkan loyalitas khusus, self-sacrifice dan pelayanan melampaui tanggung jawab mereka.

Keempat, allocation of rewards yaitu kriteria yang digunakan untuk mengalokasikan rewards,
seperti kenaikan pembayaran atau promosi tentang apa yang dinilai oleh pemimpin dan
organisasi.

Kelima, criteria for selection and dismissal, dimana pemimpin dapat mempengaruhi budaya
dengan merekrut orang-orang yang memiliki values, skills, atau sifat-sifat tertentu, atau
mempromosikannya ke posisi-posisi yang memiliki autoritas. Selain lima mekanisme utama
tersebut, Schein (1992) juga mengusulkan lima mekanisme sekunder yang berguna untuk
memperkuat budaya oganisasi.

4. Periklanan sangat penting bagi penjual untuk mempresentasikan produknya. Periklanan


bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang produk yang kita
jual, baik berupa barang ataupun jasa. Informasi ini menjadi sangat penting, terutama
untuk produk yang baru dipasarkan.

Cara mengukur komitmen pelaku bisnis dalam mengimplementasikan etika periklanan


Indonesia. Terdapat dalam UUPK ( Undang-Undang yang mengatur mengenai periklanan di
Indonesia). Yaitu:
1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi jaminan barang
dan/atau jasa serta memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
4. Menjamin mutu barang/jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan
ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku.
5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang atau
jasa tertentu serta memberi jaminan atau garansi atas barang yang dibuat atau diperdagangkan.
6. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat penggunaan,
pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
7. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang
diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
5. Tujuan dibentuknya undang-undang Perlindungan Konsumen adalah untuk menciptakan
rasa aman bagi konsumen dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Rasa aman perlu
diciptakan karena setiap manusia memiliki hak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
dimana hak tersebut harus dijamin dan dilindungi.
- Ciri Konsumen Mandiri adalah mampu untuk melindungi diri sendiri dan
keluarganya; Mampu menentukan pilihan barang dan jasa sesuai kepentingan,
kebutuhan, kemampuan dan keadaan yang; Menjamin keamanan, keselamatan,
kesehatan konsumen sendiri; Jujur dan bertanggungjawab; Berani dan mampu
mengemukakan pendapat, serta berani memperjuangkan dan mempertahankan
hakhaknya; Berbudaya dan sadar hukum perlindungan konsumen.

Di era saat ini, kita harus menjadi konsumen yang mandiri. Hal ini perlu dilakukan karena
Banyaknya barang dan jasa yang dijual dengan merek, harga, dan kualitas yang berbeda-beda
Banyaknya cara penjual menarik minat konsumen, seperti diskon, iklan, dan promosi Kurangnya
pengatahuan yang dimiliki oleh konsumen sehingga sulit dalam memilih barang dan jasa yang
dibutuhkan. Sehingga kita hrsu menjadi konsumen yang cerdas.
6. Generasi berkarakter “generasi emas” haruslah memiliki kompetensi, karakter, gaya
hidup, nilai relijius dan fighting spirit unggulan dalam kehidupan. Juga memiliki sikap,
pola pikir, konsep dan berperadaban unggul dengan wawasan yang cerdas, luas,
mendalam, produktif, kreatif, inovatif, dan futuristik. Sehingga menumbuhkan tanggung-
jawab dan kontribusi nyata dalam mewujudkan lingkungan dan kehidupan yang sehat,
damai, bermartabat dan berkelanjutan seutuhnya. Karakteristik generasi emas yang
memiliki kompetesni konferhesif harus memiliki wawasan yang luas akan sesuatu dan
melihatnya dari berbagai aspek sehingga dapat memahami suatu permasalahan secara
menyeluruh dan menyelesaikannya dengan baik.

Berbagai teknologi baru-seperti, internet, video conferencing, networks, global plaging,


informasi dan analisa instan- memunculkan dunia kegiatan bisnis yang baru. Teknologi membuat
dunia menjadi berputar lebih cepat. Tantangan nyata mengenai hal ini adalah aplikasi teknologi
secara ekfektif dan kreatif yang menambah nilai, bukan sekedar akuisisi teknologi semata. Oleh
karena itu dibutuhkan lulusan yang menguasai aplikasi teknologi (technology literacy), terutama
teknologi komunikasi dan informasi. Pengembangan kompetensi hanya dapat dilakukan dengan
proses pembelajaran (learning), bukan pengajaran (teaching). Pembelajaran terjadi ketika konsep
bertemu pengalaman melalui refleksi, terjadi akusisi kompetensi, dan aplikasi kompetensi
refleksi. Oleh karena itu dibutuhkan lulusan yang mempunyai kapabilitas untuk belajar (ability to
learn). Ini berarti lulusan tidak hanya menguasai pengetahuan, tetapi juga capacity to
act dan to reflect. Moedel pembelajaran yang bisa dipraktikan dalam pembelajaran yakni
kesempatan dan aktivitas belajar yang variatif, menggunakan pemanfaatan teknologi untuk
mencapai tujuan pembelajaran, pembelajaran berbasis projek atau masalah, keterhubungan antar
kurikulum (cross-curricular connections), fokus pada penyelidikan/inkuiri dan inventigasi yang
dilakukan oleh siswa, lingkungan pembelajaran kolaboratif, visualisasi tingkat tinggi dan
menggunakan media visual untuk meningkatkan pemahaman, menggunakan penilaian formatif
termasuk penilaian diri sendiri.
7. Bangunan utama yang menjadi filosofi etika bisnis islami adalah beberapa parameter
dasar sistem etika Islam yang dapat diungkap dan diikhtisarkan.

1. tindakan dan keputusan dinilai etis, tergantung padamaksud atau tujuan individu.
Tuhan Maha Mengetahui, karena itu Tuhan mengetahui maksud manusia secara
sempurna.
2. maksud baik yang diikuti tindakan baik dianggap sebagai ibadah. Maksud halal tidak
dapat mengubah tindakan haram menjadi halal.
3. Islam memberikan kebebasan kepada individu untuk meyakini dan bertindak apa pun
yang diinginkan, namun tanpa mengorbankan keadilan dan tanggung jawab.
4. Iiman kepada Allah memberikan individu kebebasan sempurna dari sesuatu atau
seseorang kecuali Allah Swt.
5. keputusan yang menguntungkan mayoritas atau minoritas bukan ukuran etis tidaknya
suatu tindakan. Etika bukan persoalan jumlah.
6. Islam mempergunakan pendekatan sistem terbuka terhadap etika, tidak tertutup dan
berorientasi pada diri sendiri (self oriented).
7. keputusan etis didasarkan pada pemahaman terhadap Al-Qur’an dan alam semesta
secara bersamaan.

Tren industri halal menjadi perbincangan hangat di dunia bisnis internasional saat ini.
Jual beli produk halal mencapai $254 Milyar dan mendongkrak perekonomian 1-3%
GDP (Gross Domestic Product) pada negara OKI. Menurut Global Islamic Economy
Report 2019/2020 Indonesia menempati posisi ke-5 dalam perkembangan industri halal.
Hal tersebut sangat kontras dengan kondisi Indonesia sebagai salah satu negara yang
memiliki populasi muslim terbesar dunia. Hal tersebut karena di Indonesia memenuhi
kebutuhan hidup halal merupakan hak dasar bagi setiap muslim. Hal ini bukan saja
berhubungan dengan keyakinan beragama, tetapi juga berkaitan dengan dimensi
kesehatan, ekonomi, keamanan dan kebutuhan ibadah. Sebagai negara berpenduduk
mayoritas muslim, tanpa diminta sudah semestinya negara hadir melindungi warganya
dalam pemenuhan hak-hak mendasar warganya. Selaras dengan itu pelaku usaha
(produsen) juga sudah seharusnya memberikan perlindungan kepada konsumen. Untuk
kepentingan tersebut, maka dituntut peran yang lebih aktif negara dalam pengaturan
sistem ekonomi yang dijabarkan dalam strategi yang dilakukan negara dalam
menjalankan instrumen bisnis di antaranya melalui regulasi.
8. Etika profesi penting karena merupakan sebuah pedoman dalam dinas, mengenai
pelaksanaan tugas tanggung jawab dan pengabdian yang profesional ketika melaksanakan
suatu tugas profesi
Manfaat etika profesi lainnya yakni :
1. Sebagai panduan bagi semua karyawan pada prinsip-prinsip profesional.
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat umum untuk suatu profesi tertentu.
3. Sebagai cara untuk mencegah intervensi dari pihak lain di luar organisasi, mengenai
hubungan pekerjaan.
- Prinsip-prinsip ini meliputi antara lain:
1. Prinsip tanggung jawab
Setiap tenaga kerja yang telah profesional sudah seharusnya bekerja dengan diliputi
rasa tanggung jawab yang besar. Pekerjaannya harus dilakukan dengan baik sehingga
hasilnya bisa maksimal.
2. Prinsip keadilan
Dalam menjalankan setiap pekerjaan dan tanggung jawab yang diembannya maka
seorang pegawai atau tenaga kerja haruslah mengedepankan keadilan. Keadilan
memang harus diberikan kepada siapa saja yang berhak menerimanya termasuk
dalam hal bekerja.
3. Prinsip otonomi
Jika seorang bekerja dan seorang tersebut memiliki suatu jabatan di dalam perusahaan
maka berarti seseorang itu memiliki wewenang untuk menjalankan pekerjaan.
4. Prinsip integritas moral
Integritas moral disini adalah kualitas moral dalam diri seorang yang harus dilakukan
secara konsisten. Tentunya konsistensi dalam hal menjalankan moral ini berkaitan
dengan profesionalitas. Di dalam melakukan pekerjaan dan tanggung jawab tentu
juga harus memiliki komitmen pribadi untuk selalu menjaga nama baik profesi.

Anda mungkin juga menyukai