Anda di halaman 1dari 11

Ringkasan

Teknik Analisis Masalah dan


Riset Pasar untuk Konsultan Bisnis

Tidak terasa kamu sudah menyelesaikan seluruh materi kelas “Teknik Analisis
Masalah dan Riset Pasar untuk Konsultan Bisnis”. Untuk meninjau kembali materi
yang telah kamu peroleh, baca PDF berikut yang menjelaskan rangkuman konten
kelas.

Menerapkan Pola Berpikir Kritis


Berpikir kritis adalah cara berpikir yang jelas, rasional, sistematis dan berdasarkan
bukti dan fakta atas apa yang kita baca, dengar atau lihat.
Tanda-tanda berpikir kritis:
1. Tidak mudah menelan bulat-bulat sebuah pernyataan atau kesimpulan
2. Punya sikap mempertanyakan yang sehat terhadap pernyataan dan kesimpulan
3. Punya rasa penasaran dan keinginan untuk mencermati sebuah pernyataan atau
kesimpulan secara menyeluruh

Alasan perlunya berpikir kritis:


1. Dapat mengambil keputusan yang tepat
2. Membuatmu Menjadi Orang Berkarakter
3. Mampu berkomunikasi lebih baik
4. Memahami sudut pandang orang lain

Kesalahan dalam berpikir kritis, yaitu:


1. Tidak Memahami Masalah yang Ada
Karena tidak berpikir kritis, maka kemungkinan akan sulit untuk memahami
informasi secara dalam dan masalah yang sedang dihadapi.
2. Pola Pikir yang Salah

1
Pola pikir yang salah seperti: “Do first Think Later!”

3. Tidak Ada Action Plan


Tidak mampu membuat action plan karena tidak memahami keseluruhan
masalah bisnis dan tidak tau siapa yang bertanggung jawab.
4. Prioritas yang Salah
Hal ini mengakibatkan Anda tidak mengetahui masalah atau solusi mana yang
memberikan dampak besar.

Kerangka Berpikir: DSPA


Berpikir terstruktur dalam bisnis dapat dipermudah dengan menggunakan kerangka
DSPA (Define, Structure, Prioritze and Action Plan). Berikut adalah penjelasannya:
1. Define
 Apa masalah bisnis yang sedang Anda hadapi?
 Bagaimana masalah ini berdampak pada keberlangsungan bisnis Anda?
 Siapa saja yang terlibat dalam hal ini?
 Tentukan scope limit-nya
Tips menentukan masalah menggunakan SMART:
S :Specific
M :Measurable
A :Achievable
R :Relevant
T :Time Bound

2. Structure
 Strukturkan masalah anda ke dalam sub-issues menggunakan issue tree
(pohon masalah)
 Pastikan bahwa semua masalah sudah teridentifikasikan dengan baik

2
3. Prioritize
 Prioritaskan masalah mana yang memberikan impact paling besar pada
bisnis
 Pastikan Anda tidak membuang waktu pada masalah yang kecil

4. Action Plan
Action plan adalah dokumen yang menjabarkan tugas atau langkah-langkah yang
perlu kamu lakukan demi mencapai tujuan tertentu. Action plan ini akan
berguna bila digunakan baik untuk individu maupun bisnis.
Tips membuat action plan:
 Tentukan Langkah apa yang harus diambil dalam menyelesaikan masalah
tersebut
 Tentukan siapa yang bertanggung jawab dan kapan
 Mengelola waktu dengan timeline (lini waktu)

Kerangka Berpikir: Pyramid Principle


Definisi pyramid principle:
 Pyramid principle adalah struktur pemikiran, penulisan, ataupun presentasi
harus mengikuti struktur piramid agar mudah dimengerti oleh lawan bicara.
 Dikembangkan oleh Barbara Minto, lulusan dari Harvard Business School dan
seorang konsultan bisnis dari McKinsey, salah satu perusahaan konsultan
terbesar dan terdepan di seluruh dunia.

Alasan menggunakan pyramid principle:


 Memudahkan dan memandu cara berpikir kita dalam melihat suatu masalah
 Memudahkan audiens mengikuti alur pemikiran kita
 Memastikan bahwa kita tidak meninggal detail penting dari argumen / ide yang
akan kita kembangkan

3
Mengenal Magical Number 7:
Pada tahun 1956, George Miller menerbitkan buku The Magical Number Seven, Plus
or Minus Two yang menceritakan bahwa otak manusia hanya dapat menyimpan 7
hal pada satu waktu (plus minus dua) sebelum menjadi kewalahan.

Definisi Gestalt:
Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui
pengorganisasian suatu komponen-komponen yang memiliki hubungan, pola, dan
juga kemiripan yang bersatu menjadi satu kesatuan. Teori ini dibangun oleh tiga
orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler.

Definisi MECE:
MECE adalah kependekan dari Mutually Exclusive Collectively Exhaustive yang sering
digunakan oleh konsultan bisnis dalam merumuskan masalah yang apabila
digunakan dengan pyramid principle dapat membantu Anda merumuskan masalah
dengan tepat khususnya dalam pengelompokan.

Aturan-aturan pada pyramid principle:


1. Ide pada level apapun harus menyimpulkan poin-poin yang ada di bawahnya
2. Ide yang dikelompokkan menjadi satu, harus memiliki hubungan logis yang sama
3. Urutan ide harus mengikuti urutan yang logis

Mengolah Data
A. Data Collections
Data Collections adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan dan
mengukur informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan gambaran yang
lengkap dan akurat tentang bidang yang diminati.
Manfaat data collections:
1. Untuk melakukan analisis berdasarkan kondisi yang nyata
2. Sarana pendukung dalam membuat keputusan
3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan bisnis

4
Jenis-jenis data collections:
1. Primer
 Kualitatif
 Kuantitatif
2. Sekunder
Langkah melakukan data collections:
1. Menentukan tujuan
2. Memilih metode
3. Melakukan data collections

B. Data Cleansing
Data cleansing adalah proses melakukan pembersihan atau perbaikan struktur
data sehingga data tersebut lebih mudah untuk diolah.
Faktor data tidak bersih:
 Salah dalam proses pencatatan data
 Sistem yang tidak bekerja atau error
 Data yang rusak
 Data yang duplikat
 Tidak ada standarisasi
Manfaat data cleansing:
1. Memudahkan dalam mengolah data
2. Membuat hasil analisis lebih valid
3. Efisiensi proses pengerjaan dan pencarian data
Langkah melakukan data cleansing:
1. Hapus data yang tidak perlu
2. Ubah kesalahan struktur data
3. Seragamkan ukuran satuan

C. Data Visualizations
Data visualizations adalah proses mengubah bentuk data menjadi bentuk visual
sehingga lebih mudah dipahami.
Manfaat data visualizations:

5
 Mempermudah dalam membaca tren
 Memiliki bentuk sederhana sehingga mudah dipahami
 Mempermudah dalam mengkomunikasikan data
Jenis-jenis data visualizations:
 Diagram
 Tabel
 Peta
 Infografis
 Dasbor

Perkenalan dengan Riset Pasar


Proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data-data
Riset yang relevan sesuai kebutuhan bisnis. Melakukan riset pasar akan
Pasar membantu perusahaan mengambil keputusan yang berbasis data.

Riset Pasar
Meneliti tren dan segmentasi pasar, ukuran pasar,
hingga proyeksi pangsa pasar yang bisa diraih oleh
sebuah bisnis.

Riset Kompetisi
Mengidentifikasi peluang persaingan sehingga bisnis
Cakupan
Riset Pasar bisa beradaptasi dan bersaing dengan kompetitor, serta
memperjelas posisi merek di pasar.

Riset Konsumen
Mencari tahu kebutuhan dan keinginan konsumen,
mengukur tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen,
serta menciptakan buyer persona.

Riset Merek
Mengukur “kesehatan” atau performa sebuah merek
secara keseluruhan, meliputi brand awareness, brand
perception, dan brand sentiment.

6
Jenis dan Metode Riset Pasar
Survei
Metode
Riset Primer Kuantitatif

(Proses pengumpulan data  Wawancara


langsung ke lapangan.)  FGD
Metode
 Observasi
Kualitatif
Jenis dan Metode
Riset Pasar
Riset Sekunder
 Public Sources
 Commercial
(Proses pengumpulan data
Desk Sources
dari sumber yang sudah
Research  Internal
dipublikasi pihak lain.)
Sources

Menyiapkan Proposal dan Instrumen Riset


Membuat Proposal Riset
Sebuah proposal riset terdiri dari 6 bagian:
1. Background (Latar Belakang)
2. Hypothesis (Hipotesis)
3. Objectives (Tujuan)
4. Methods (Metode)
5. Time Schedule (Jadwal Pelaksanaan)
6. Cost (Biaya)

Menyiapkan Instrumen Riset


1. Kuesioner
2. Panduan Wawancara
3. Panduan FGD
4. Sumber desk research

7
Proses Pengumpulan Data dan Analisis
A. Mengukur Market Size
1. Metode Top-Down
Memproyeksikan pangsa pasar secara umum terlebih dulu lalu dikerucutkan
hingga beberapa level menggunakan atribut penyaringan tertentu.
Penghitungannya sesuai dengan terminologi TAM, SAM, dan SOM.
2. Metode Bottom-Up
Mengukur pangsa pasar dan proyeksi pertumbuhannya dengan lebih realistis,
yaitu dengan mengidentifikasi segmentasi pelanggan, produk, dan harga
produk terlebih dulu. Estimasi realistis untuk mengukur market size
berdasarkan aturan praktis (rule of thumb) berkisar pada 5-10%.

B. Mengumpulkan Data dan Analisis Riset Kompetisi dengan Model SWOT


Langkah melakukan riset kompetisi:
1. Membuat daftar kompetitor (mengidentifikasi kompetitor langsung dan tidak
langsung)
2. Mengumpulkan data dengan metode yang sesuai (observasi atau mystery
shopping, survei, wawancara, dan desk research)
3. Proses analisis menggunakan model SWOT
4. Mengelompokkan data yang didapat dan menganalisis berdasarkan ke dalam
empat segmentasi, yaitu strength (kekuatan), weakness (kelemahan),
opportunity (kesempatan), dan threat (ancaman).

C. Menganalisis Peluang Persaingan dengan Model Porter's Five Forces


Menganalisis peluang persaingan berdasarkan 5 faktor penilaian:
1. Competitive rivalry
Penilaian mencakup berapa banyak jumlah kompetitor, daftar kompetitor,
serta bagaimana kualitas produk dan layanan.
2. Threat of new entrants
Penilaian mengenai ancaman atau pemain baru yang menjadi kompetitor.

8
3. Threat of substitution
Faktor yang mengacu pada seberapa besar kemungkinan konsumen
menemukan opsi berbeda (produk/jasa lain) untuk memenuhi
kebutuhannya.
4. Buyer power
Faktor yang menilai seberapa powerful-kah dalam mengatur harga sebuah
produk atau jasa.
5. Supplier power
Penilaian berfokus pada seberapa mudah pemasok menaikkan harga jasa
mereka kepada sebuah bisnis/merek.

D. Menentukan Profil Target Konsumen (Buyer Persona)


Empat langkah riset untuk menentukan profil target konsumen:
1. Brainstorming dan observasi
2. Wawancara
3. Survei
4. Sosialisasi

E. Mengukur Tingkat Kepuasan Konsumen


Tingkat kepuasan konsumen bisa diukur menggunakan CSAT (Customer
Satisfaction Score). CSAT umumnya ditanyakan melalui survei dengan Skala Likert
lima skala. Cara analisisnya menggunakan top two boxes dengan menjumlahkan
jumlah skor dua skala tertinggi, rumusnya:

Nilai CSAT = Nilai skala 4 + Nilai skala 5 x 100%


Jumlah total responden

F. Mengukur Loyalitas Konsumen


Net Promoter Score (NPS) biasa digunakan untuk mengetahui kecenderungan
loyalitas pelanggan. Penilaiannya terbagi menjadi tiga kategori:

9
 Promoters → konsumen yang mengisi skor 9-10
 Passives → konsumen yang mengisi skor 7-8
 Detractors → konsumen yang mengisi skor 0-6

Nilai NPS = NPS= % of Promoters — % of Detractors

G. Langkah Melakukan Riset Merek


Riset merek dilakukan untuk menilai brand health atau tingkat kesehatan brand.
Tiga aspek yang sering digunakan untuk menilai brand health adalah brand
awareness, brand perception, dan brand sentiment. Metode yang sering
digunakan adalah survei, FGD, dan social media listening.

Membuat Laporan dan Rekomendasi


A. Membedakan Data, Informasi, dan Insight
 Data adalah angka-angka atau kata-kata yang didapat langsung melalui
metode riset (bersifat mentah).
 Informasi adalah sekumpulan data yang digunakan untuk memahami
sesuatu yang diukur.
 Insight adalah pemahaman mendalam dengan menganalisis data dan
informasi untuk membaca pola fenomena tertentu. Insight digunakan untuk
membuat keputusan bisnis yang lebih baik dan relevan.

B. Menyusun Laporan Riset


Sebuah laporan riset terdiri dari 6 bagian:
1. Research Background: berisi 5W+1H tentang proses riset
2. Research Methodology: memaparkan metode yang digunakan, serta jika
terjadi perbedaan antara di proposal dan di lapangan
3. Executive Summary: rangkuman 1 halaman untuk stakeholder, yang berisi
informasi dan insight yang actionable
4. Result: penjabaran data dan informasi melalui visualisasi (infografis) beserta
interpretasinya

10
5. Summary & Insight: penjabaran data dan informasi dengan lebih detail, serta
insight yang diberikan berdasarkan temuan riset
6. Appendix: lampiran untuk menunjukkan data penunjang yang mendukung
penjelasan, seperti tabel, foto, grafis, dll.

C. Merumuskan Insight yang Bisa Ditindaklanjuti (Actionable)


Merumuskan insight yang relevan dan bisa ditindaklanjuti bisa dilakukan dengan
3 hal berikut:
1. Mengaitkan hasil temuan riset dengan tujuan atau hipotesis
2. Memiliki helicopter view atau sudut pandang helikopter
3. Memiliki kemampuan business acumen atau kemahiran berbisnis

D. Menambahkan Teori Psikologi Praktis pada Insight


Menambahkan teori psikologi praktis bisa menjadi poin plus bagi insight,
contohnya ke-enam prinsip dari Robert Cialdini:
1. Reciprocity (timbal balik)
2. Commitment & Consistency (komitmen dan konsisten)
3. Social Proof (bukti sosial)
4. Liking (kesukaan)
5. Scarcity (kelangkaan)
6. Authority (otoritas)

Kesimpulan
Demikian ringkasan materi riset pasar yang mencakup penjelasan secara umum
mengenai kelas “Teknik Analisis Masalah dan Riset Pasar untuk Konsultan Bisnis”.
Semoga dengan mengikuti kelas ini, kamu dapat memahami dan menerapkan materi
yang telah dipelajari pada pekerjaan kamu sehingga dapat meningkatkan
kemampuan dan produktivitas kamu dalam bekerja. Sampai jumpa pada kelas Skill
Academy lainnya.

11

Anda mungkin juga menyukai