Tugas ini saya buat untuk memenuhuhi mata kuliah etika bisnis islam dosen
pengampuh Riyadatul mutmainnah SE.I.,M.Ak
1. Bagaimana penerapan etika bisnis pada perusahaan yang kamu teliti atau kamu
pilih?
3. Mengapa setiap perusahaan perlu menerapkan etika bisnis dan juga tanggung
jawab sosial?
Pro terhadap putusan dan ada yang kontra/menolak disertai dg beberapa tuntutan.
6. Apa saja yang harus dilakukan perusahaan agar penerapan etika bisnis bisa
berhasil?
7. Menurut saudara, apa saja contoh etika bisnis yang buruk dan seharusnya tidak
dilakukan dalam dunia modern saat ini?
8 Apa saja konsekuensi yang akan didapatkan oleh SDM dalam perusahaan jika
melakukan perilaku yang melanggar etika
9. Bagaimana saudara merencanakan strategi yang tepat agar sumber daya manusia
dalam perusahaan bisa menerapkan
11. Berikan contoh konkret mengenai penerapan etika pemasaran dalam suatu
perusahaan yang dilakukan oleh pemerintah
JAWABAN
1. Dalam etika bisnis PT Coca Cola, Tbk, terdapat tiga bagian yang
dijelaskan sebagai pedoman,
1.) Nilai yang mendasari cara bekerja di perusahaan,
2.) Standar yang mengarahkan dalam berprilaku,
3.) Tanggung jawab dalam setiap pekerjaan.
Jadi etika bisnis dalam pt coca cola, tbk lebih mengarah lagi pada per
individu atau perseorangan Dalam proses kerja di dalam PT Coca Cola, Tbk
dijelaskan
c. Menghargai rekan kerja dan pihak yang memiliki kepentingan atas Perusahaan
c. Memaksimalkan Keuntungan
Pelanggan yang percaya pada kinerja perusahaan kemudian akan
menghasilkan keuntungan yang lebih maksimal. Hal ini disebabkan
perusahaan telah menerapkan etika bisnis dan pelanggan telah menaruh
kepercayaan penuh pada kinerja perusahaan.
3. Etika bisnis ini sangat penting diterapkan dalam perusahaan agar perusahaan
memiliki pondasi yang kuat dan menciptakan value yang tinggi. Setiap
perusahaan memiliki tanggung jawab sosial yang merupakan bagian dari etika
bisnis, yaitu adanya kesadaran perusahaan bahwa keputusan bisnisnya dapat
mempengaruhi masyarakat. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah wujud
kepedulian suatu usaha pada masyarakat dan lingkungan disekitar dimana usaha
tersebut berada. Arti yang lebih luas dari istilah ini adalah tanggung jawab
perusahaan terhadap pelanggan, karyawan, dan kreditor. Dalam mengambil
sebuah keputusan untuk kepentingan usaha, hendaknya tidak merusak etika dan
tanggung jawab sosial. Adapun tanggung jawab sosial perusahaan meliputi:
a. Tanggung jawab sosial terhadap konsumen. Tanggung jawab ini tidak hanya
terbatas pada penyediaan barang atau jasa saja. Perusahaan bertanggung jawab
atas produksi dan penjualan/distribusi pada pelanggan, dimana produk yang
dihasilkan harus bisa membawa manfaat.
b. Tanggung jawab sosial pada karyawan. Perusahaan bertanggung jawab dalam
memberikan rasa aman kepada karyawannya, memperlakukan karyawan
dengan layak dan tidak membeda-bedakan, serta memberikan kesempatan
yang sama pada karyawan untuk mengembangkan diri.
c. Tanggung jawab sosial kepada kreditor. Saat perusahaan memiliki masalah
keuangan dan belum bisa menyelesaikan kewajibannya, perusahaan harus
memberitahukan kepada kreditor.
d. Tanggung jawab sosial kepada pemegang saham. Perusahaan bertanggung
jawab atas kepuasan pemegang saham. Perusahaan harus bisa meyakinkan
pemegang saham, dimana manajer perusahaan memonitor seluruh keputusan
bisnis dan meyakinkan bahwa keputusan yang diambil tersebut demi
kepentingan pemegang saham.Namun tidak menutup kemungkinan pemegang
saham turut aktif dalam memberikan pengaruh kebijakan manajemen
perusahaan. Pada umumnya pemegang saham yang berperan aktif adalah
investor perusahaan yang memiliki saham dalam jumlah yang besar. Dengan
demikian pemegang saham akan meminta pertanggung jawaban eksekutif
perusahaan atas ketidakpuasan yang didapatkan.
e. Tanggung jawab sosial kepada lingkungan. Tanggung jawab ini berkaitan
dengan menjaga kelestarian lingkungan, misal dengan mencegah adanya
polusi disekitar tempat usaha. Perusahaan dapat melakukan pencegahan polusi
dengan mendaur ulang plastik serta melakukan pembatasan jumlah
karbondioksida sebagai akibat dari proses produksi.
f. Tanggung jawab sosial kepada komunitas. Hal yang sering dilakukan oleh
perusahaan adalah dengan memberikan bantuan untuk sarana
pendidikan/kesehatan, atau perbaikan/pengadaan infrastruktur yang
dibutuhkan.masyarakat sekitar.
4. coca Cola Foundation Indonesia (CCFI) dibentuk oleh PT. Coca Cola
Indonesia dan PT.Coca Cola Bottling Indonesia pada bulan Agustus
tahun 2000 dengan tekad meningkatkan pendidikan dan kualitas sumber
daya masyarakat Indonesia, demi terlaksananya kesejahteraan sosial dan
pengembangan masyarakat. Membantu penyediaan kesempatan belajar bagi
masyarakat agar dapat menjadi w arganegara yang produktif dan
berwawasan pengetahuan, dijadikan sebagai tujuan utama dari CCFI.
Demi mencapai tujuan itu, CCFI juga melakukan beberapa program CSR yang
didasarkan pada pengembangan fasilitas pendidikan. Sebagian contoh
program-program dari CCFI antara lain PerpuSeru, dimana Coca Cola
Foundation Indonesia bekerja sama dengan Bill and M elinda G ates
F oundation untuk membantu mengembangkan perpustakaan umum dan
menjadi pusat belajar masyarakat, termasuk diantaranya memiliki
kemampuan untuk memberdayakan perempuan, remaja dan wirausaha.
Contoh lain dari program Coca Cola Foundation Indonesia, Program
Rumah Belajar, dilatar belakangi pemikiran mengenai perpustakaan
umum yang sebenarnya merupakan aset ideal yang dapat dikembangkan untuk
pusat pembelajaran bagi masyarakat yang efektif dan terjangaku, namun
kondisi perpustakaan umum yang ada kurang layak. Program Rumah Belajar
diluncurkan sejak tahun 2000, dimana CCFI memberikan bantuan material
maupun teknis guna mengembangkan dan memberdayakan perpustakaan
umum menjadi sebuah “Rumah Belajar” bagi masyarakat sekitarnya. Sampai
saat ini CCFI telah bekerjsama dengan 30 mitra di 14 provinsi di Indonesi
5. Gugatan sederhana atau disebut dengan small claim court, merupakan terobosan
baru dalam hukum acara di Indonesia. pengaturan mengenai gugatan sederhana
dapat dilihat dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2015, tentang Tata
Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana (untuk selanjutnya disebut PERMA No.2
Tahun 2015). Aturan tersebut merupakan salah satu jawaban bagi para pencari
keadilan yang hendak mengajukan gugatan dengan penyelesaian secara cepat.
Kehadiran PERMA No. 2 Tahun 2015 merupakan implementasi dari asas
peradilan sederhana, cepat, biaya ringan bagi para pencari keadilan dengan sistem
pembuktian yang sederhana.
Terbitnya PERMA No. 2 Tahun 2015, juga merupakan salah satu cara
mengurangi volume perkara di Mahkamah Agung. Gugatan sederhana dengan
gugatan perdata umum di Pengadilan adalah sama-sama berada di ranah hukum
perdata. Selain itu, baik gugatan perdata umum, sama-sama dapat menyelesaikan
sengketa atas dasar perbuatan melawan hukum (PMH) atau ingkar janji
(Wanprestasi).
Dengan adanya upaya hukum keberatan dalam gugatan sederhana, maka tidak
ada lagi upaya hukum lain yang dapat diajukan oleh para pihak dimana putusan
keberatan merupakan putusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van
gewijsde). Hal ini sesuai dengan pasal 30 PERMA No. 2 tahun 2015 yang
menyatakan, bahwa putusan keberatan merupakan putusan akhir yang tidak
tersedia upaya hukum banding, kasasi atau peninjauan kembali.Jadi, alur
penyelesaian gugatan sederhana terakhir ialah di tingkat keberatan. Selanjutnya,
permohonan keberatan oleh pihak yang tidak menerima putusan oleh Hakim
tunggal paling lambat 7 hari setelah putusan diucapkan atau setelah
pemberitahuan putusan oleh jurusita dilakukan. Permohonan keberatan oleh
pemohon keberatan harus disertai dengan alasan-alasan berupa memori keberatan
telah melampaui batas waktu pengajuan, maka permohonan keberatan tersebut
tidak dapat diterima dengan penetapan ketua pengadilan berdasarkan surat
keterangan panitera.Dalam pemeriksaan keberatan, Ketua Pengadilan menetapkan
Majelis Hakim untuk memeriksa dan memutuskan permohonan keberatan yang
telah diajukan oleh pihak yang tidak menerima putusan. Setelah ditetapkan
Majelis Hakim, maka akan dilakukan pemeriksaan keberatan yang hanya
menyangkut tentang: (a) putusan dan berkas gugatan sederhana, (b) permohonan
keberatan dan memori keberatan, serta (c) kontra memori keberatan.
7. Dari berkembangnya teknologi saat ini membuat orang semakin mudah untuk
melakukan apa yang di inginkannya, terutama untuk mendapatkan suatu
keuntungan, seseorang rela untuk berbuat yang tidak sesuai dengan etika, dan
moral. Contohnya dalam hal bisnis saat ini banyak terjadi penipuan dalam jual
beli online, dan hal-hal lainnya yang bisa merugikan orang lain. Berikut ini adalah
bentuk contoh etika buruk yang dilakukan dalam sebuah bisnis di zaman modern
saat ini :
a. Memproduksi barang-barang yang merugikan orang lain.
b. Melakukan penimbunan barang, sehingga menjadikan orang lain sulit
untuk mendapatkan suatu barang itu sendiri.
c. Memberikan produk yang tidak sesuai dengan apa yang di pesan
seorang konsumen.
d. Menutupi kecacatan dari barang-barang yang di produksinya.
e. Melakukan penipuan dalam jual beli online.
9. Fungsi pemeliharaan SDM adalah upaya yang diberikan divisi HR agar kerjasama
antara karyawan dan perusahaan berjalan dalam jangka waktu yang
panjang.Bahkan HR juga bertanggung jawab untuk meningkatkan kondisi mental,
fisik, dan loyalitas pekerja.Cara untuk mempertahankan karyawan adalah dengan
melakukan teknik komunikasi yang baik sehingga HR mampu memahami kondisi
dan kebutuhan para karyawan.SDM juga mengatur proses pemutusan hubungan
kerja karyawan atau PHK. PHK adalah pengaturan suatu hubungan kerja
perusahaan dengan tenaga kerja yang disebabkan sesuatu hal.Fungsi ini sangat
penting karena meminimalisasi gugatan hukum akibat penyelesaian hak dan
kewajiban pegawai yang tidak sesuai dengan undang-undang.Setiap organisasi
atau perusahaan pasti memiliki tujuan yang jelas, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.Penerapan manajemen SDM dapat membantu perusahaan
dalam menentukan tujuan dan mengukur pencapaian tujuan.Menurut seorang ahli
ekonomi, Sudarmayanti, terdapat 4 tujuan umum penerapan manajemen SDM
dalam sebuah perusahaan.
10. Kasus korupsi dapat terjadi di segala jenis kalangan dan profesi tanpa pandang
bulu. Oleh karena itu, sebagai upaya pencegahan dan penanganannya diperlukan
sebuah sistem yang mampu untuk mendeteksi timbulnya bibit-bibit korupsi secara
kuat dan ketat.Pembentukan sistem tersebut perlu didukung pengetahuan dan
penerapan etika profesi oleh masing-masing individu di dalam sebuah organisasi.
Penerapan etika profesi ini dapat mengacu pada kode etik yang berlaku di masing-
masing profesi. Kode etik ini akan menjadi acuan bagi para profesional mengenai
tanggung jawab yang harus dijalankan, serta menjadi pedoman apabila mereka
tengah menghadapi kesulitan dan dilema dalam melaksanakan
pekerjaannya.Apabila seorang profesional tertangkap basah melakukan
pelanggaran etika profesi, otomatis mereka menerima sanksi dari organisasi induk
yang menaungi. Hal ini menjadi tantangan yang besar bagi pemerintah Indonesia
agar dapat melakukan sosialisasi mengenai pentingnya etika profesi agar dapat
membantu memberantas korupsi hingga ke akarnya.Contoh aktual pelanggaran
etika profesi di bidang perpajakan oleh otoritas pajak terkait tindak korupsi adalah
kasus yang dilakukan sejumlah petinggi Direktorat Jenderal Pajak. Mereka
menghadapi proses hukum karena pelanggaran kode etik otoritas pajak, tidak
memiliki dan mengamalkan nilai-nilai dalam kode etik profesi, serta
mementingkan kepentingan klien dibandingkan kepentingan