Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Etika, Tanggung Jawab Sosial
Korporat, Keberlanjutan Lingkungan, Dan Strategi ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan usaha perusahaan, sebagai pelaku bisnis perusahaan memiliki tanggung
jawab untuk membangun hubungan yang harmonis terhadap masyarakat yang berada
disekitar lingkungan operasi perusahaan itu. Pada teorinya, perusahaan dianggap memilik
tanggung jawab moral terhadap lingkungan, masyarakat yang terlingkup dalam seluruh
aktivitas bisnisnya, baik yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung. Secara
historis, tanggung jawab sosial ini telah ada sejak jaman dahulu. Dalam Kode Hammurabi
terdapat 282 hukum yang berisi sanksi terhadap pengusaha yang lalai dalma melaksanakan
aktivitas bisnisnya. Salah satu contoh adalah pengusaha harus menjaga kenyaman
dalam menjalankan bisnis usahanya. Jika terjadi ketidaknyamanan bahkan
menyebabkan kematian, pengusaha tersebut bisa dikenai sanksi hukuman mati.
Penggunaan istilah Corporate Social Responsibility dimulai sejak tahun 1970an
setelah John Elkington mengemukakan tiga komponen penting untuk Sustainable
Development yaitu, economic growth, environmental protection, dan social equity, yang
digagas juga The World Commission on Environment and Development (WCED)
dalam Brundtland Report (1987). Yang selanjutnya ditegaskan kembali menjadi 3(tiga)
fokus yaitu profit, people and planet. Yang selanjutnya dideskripsikan bahwa perusahan
yang baik adalah perusahaan yang tidak hanya mengejar keuntungan tapi sekaligus
perusahaan yang peduli terhadap keberlangsungan lingkungan dan kemaslahatan
masyarakat. Tanggung jawab sosial ini merupakan strategi bisnis jangka Panjang
perusahaan untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi
untuk peningkatan ekonomi yang bersamaan dalam peningkatan kualitas hidup,
pelestarian lingkungan dan kesejahteraan rakyat secara lebih luas. Tanggung jawab sosial
merupakan proses untuk mengevaluasi stakeholder dan tuntutan lingkungan serta
mengimplementasikan program social
Dalam kegiatan usaha perusahaan, sebagai pelaku bisnis perusahaan memiliki tanggung
jawab untuk membangun hubungan yang harmonis terhadap masyarakat yang berada
disekitar lingkungan operasi perusahaan itu. Pada teorinya, perusahaan dianggap memilik
tanggung jawab moral terhadap lingkungan, masyarakat yang terlingkup dalam seluruh
aktivitas bisnisnya, baik yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu, salah satu usaha untuk melindungi lingkungan atau masyarakat yang ada di sekitar tempat
perusahaan, maka pemerintah melalui UndangUndang Perseroan Terbatas (UUPT) Nomor 40
Tahun 2007 mewajibkan bagi perusahaan untuk melaksanakan program Corporate Social
Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan. Kewajiban untuk melaksanakan
program CSR ini sejalan dengan ketentuan dalam dokumen ISO 26000 yang menerjemahkan
tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu organisasi atas dampak dari keputusan
dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan
etis melalui empat cara yaitu: (1) konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan
kesejahteraan masyarakat, (2) memperhatikan kepentingan dari para stakeholder, (3) sesuai
hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional, (4) terintegrasi di
seluruh aktivitas organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi Etika dan tanggung jawab sosial?
2. Apa saja prinsip etika berbisnis?
3. Apa saja kriteria untuk pembuatan keputusan yang etis?
4. Bagaimana kriteria tanggung jawab sosial?
5. Apa saja macam-macam tanggung jawab social perusahaan?
6. Bagaimana mengelola etika dan tanggung jawab social perusahaan?
7. Apa saja manfaat etika dan tanggung jawab social perusahaan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari etika dan tanggung jawab social
2. Mengetahui prinsip etika berbisnis
3. Mengetahui kriteria untuk pembuatan keputusan yang etis
4. Mengetahui bagaimana kriteria tanggung jawab sosial
5. Memahami apa saja macam-macam tanggung jawab social perusahaan
6. Memahami bagaimana mengelola etika dan tanggung jawab social perusahaan
7. Mengetahui apa saja manfaat etika dan tanggung jawab social perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
Etika adalah aturan mengenai prinsip-prinsip dan nilai-nilai moral yang mengatur perilaku
seseorang atau kelompok mengenai apa yang benar dan yang salah. Etika menyusun standar
mengenai apa yang baik atau buruk dalam melaksanakan dan membuat keputusan. Etika
berhubungan dengan nilai-nilai internal yang merupakan bagian dari budaya perusahaan dan
membentuk keputusan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial sehubung dengan lingkungan
eksternal. Suatu masalah etikaada dalam situasi ketika tindakan seseorang atau organisasi dapat
merugikan atau menguntungkan orang lain.
Etika bisnis merupakan suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan
norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaaan
atau bisnis.
Karena standar etika tidak diatur, ketidaksepakatan dan dilema mengenai perilakuyang layak
sering timbul. Suatu dilema etika timbul dalam situasi ketika setiapalternatif pilihan atau perilaku
dipandang tak layak karena berpotensi menimbulkankonsekuensi etis yang negatif, sehingga
antara salah dan benar sulit dibedakan. Benar atau salah tak dapat diidentifikasi dengan jelas.
Dilema etika ataupun berbagaimasalah etika dapat dipecahkan dengan membuat keputusan yang
etis.
Definisi formal dari tanggung jawab sosial adalah kewajiban manajemen untuk membuat pilihan
dan mengambil tindakan yang berperan dalam mewujudkankesejahterahan masyarakat.
Walaupun definisinya cukup jelas, tanggung jawab sosial dapat menjadi sebuah konsep yang sulit
untuk dicerna, karena setiap orang mempunyai keyakinan yang berbeda mengenai tindakan apa
yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Yang membuat masalah semakin buruk, tanggung
jawab meliputi serangkaian masalah, banyak di antaranya membingungkan, sehubungan dengan
benar atau salah.
Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988),
memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
• Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena
itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi
manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan
dengan biaya serendah-rendahnya.
• Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
• Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.
Dalam etika bisnis berlaku prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh para pelaku bisnis. Etika
bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya
dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan
dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-
33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut:
a) Prinsip Otonomi
Yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang
apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang
diambil.
b) Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena kejujuran
merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal, kejujuran dalam pelaksanaan
kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan lain-lain).
c) Prinsip Keadilan
Bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan haknya
masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
d) Prinsip Saling Menguntungkan
Agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula untuk
berbisnis yang kompetitif.
e) Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam
menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar tetap
dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik.
Di samping 5 (lima) prinsip diatas, dalam menciptakan etika bisnis ada beberapa hal yang
juga perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati Bersama
10. kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan.
Para manajer yang menghadapi jenis pilihan etis yang sulit sering memanfaatkan
suatu pendekatan normatif yang berdasarkan norma dan nilai-nilai untuk
membimbing perbuatan keputusan mereka. Etika normatif menggunakan beberapa
pendekatan untuk menggambarkan nilai-nilai acuan dalam pembuatan keputusan
yang etis. Empat di antaranya yang relevan bagi para manajer adalah pendekatan
manfaat, pendekatan individualisme, pendekatan hak-hak moral, dan pendekatan
keadilan.
a. Pendekatan manfaat
Dengan pendekatan ini, seorang pengambil keputusan diharapkan untuk
mempertimbangkan akibat dari setiap alternatif keputusan yang akan diambil terhadap
semua pihak, dan memilih salah satu yang memberikan kepuasan optimal bagi
mayoritas orang. Karena penghitungan sesungguhnya dapat menjadi sangat rumit, usaha
penyederhanaan dianggap layak.
b. Pendekatan individualisme
Menyatakan bahwa suatu tindakan adalah bermoral jika tindakan tersebut mendukung
kepentingan jangka panjang individu yang akhirnya mengarah pada kebaikan yang lebih
besar. Para individu menghitung manfaat jangka panjang terbaik yang mereka peroleh
sebagai ukuran dan keberhasilan sebuah keputusan. Dalam teori ini, di mana setiap
orang mengejar tujuan pribadi, kebaikan yang lebih besar pasti akan timbul karena
orang-orang belajar saling mengakomodasi kepentingan jangka panjang masing-
masing.
c. Pendekatan hak-hak moral
Menegaskan bahwa manusia mempunyai hak-hak asasi dan kemerdekaan yang tak dapat
diambil oleh keputusan seorang individu. Maka sebuah keputusan yang benar secara
etika adalah keputusan-keputusan yang tidak melanggar hak asasi dari mereka yang
dipengaruhi oleh keputusan-keputusan tersebut.
d. Pendekatan keadilan
Menyatakan bahwa keputusan-keputusan moral harus didasarkan kepada standar,
keadilan, kewajaran, dan tidak memihak. Pendekatan keadilan mengasumsikan bahwa
keadilan diterapkan melalui perturan-peraturan. Teori ini tidak membutuhkan hitungan
seperti pada pendekatan manfaat, juga tidak membenarkan kepentingan pribadi seperti
pendekatan individualisme.
2.1.1.3 Pengaruh Pada Pengambilan Keputusan yang Etis
Ketika para manajer dituduh berbohong, menipu, atau mencuri, kesalahan itu
biasanya ditujukan pada individu atau situasi perusahaan. Sebagian besar orang
percaya bahwa individu membuat pilihan yang etis karena memiliki integritas
individu, yang memang benar, tapi itu belum seluruhnya. Praktik bisnis yang etis atau
tidak biasanya mencerminkan nilai-nilai sikap, keyakinan, dan pola perilaku dari
budaya organisasi.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan yang etis, yaitu: intensitas etika dari
keputusan, perkembangan moral dari manajer, dan prinsip-prinsip etika yang
digunakan untuk memecahkan persoalan.
Selain itu juga ada beberapa nilai – nilai etika bisnis yang dinilai oleh Adiwarman Karim,
Presiden Direktur Kzrim Business Consulting, seharusnya jangan dilanggar, yaitu:
• Kejujuran
Banyak orang beranggapan bisnis merupakan kegiatan tipu-menipu demi mendapat
keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnya kejujuran merupakan salah satu kunci
keberhasilan berbisnis. Bahkan, termasuk unsur penting untuk bertahan di tengah
persaingan bisnis.
• Keadilan
Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya, berikan upah kepada karyawan
sesuai standar serta jangan pelit memberi bonus saat perusahaan mendapatkan
keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saat menentukan harga, misalnya dengan
tidak mengambil untung yang merugikan konsumen.
• Rendah Hati
Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya, dalam mempromosikan
produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan produk bersaing, entah
melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki kemampuan
untuk melakukan penilaian atas kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak
sedikit masyarakat yang percaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu
sempurna, pada kenyataannya justru sering kali terbukti buruk.
• Simpatik: Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan simpatik. Bukan hanya di
depan klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang-orang yang
mendukung bisnis anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.
• Kecerdasan
Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan strategi bisnis sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan yang
memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu mewaspadai dan
menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan
oleh lawan-lawan bisnisnya.
2.1.1.5 Pemicu Strategi dan Perilaku Bisnis yang Tidak Etis
Kebanyakan perusahaan yang berada disekitar kita hampir 45% tidak menggunakan
etika dalam menjalankan bisnisnya, sedangkan sisanya 55% sudah menggunakan
etika dalam 7 menjalankan bisnisnya. Jadi bisa dikatakan bahwa hampir setengahnya
produsen atau perusahaan yang ada di sekitar kita melakukan pelanggaran etika.
Beberapa contoh dari bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan yang
berada di Indonesia adalah :
• Anti nyamuk HIT yang menggunakan pestisida.
• Semburan lumpur dan gas di Sidoarjo oleh Lapindo Branas karena tidak
menggunakan pengaman pada saat pengeboran.
• Produksi rokok yang terus meningkat seiring dengan promosi iklannya yang
menarik. Seharusnya jika kita ingin Negara ini bersih dan sehat produsen rokok
tidak membuat iklan sebagus dan semenarik itu dan seharusnya iklan tersebut
dibuat dengan akibat yang ditimbulkan dari rokok itu sendiri.
• Pemalsuan merk dagang palsu di Surabaya (Jawa Pos, mei 2009)
• Susu dan makanan bayi yang terkontaminasi bakteri enterobacter sazakii yang
dapat menyebabkan radang selaput otak dan usus.
• Telkomsel di duga melakukan Manipulasi iklan Talkmania.
• Indomie mengandung zat methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam
benzoat).
• Menurunnya formalism etis (moral yang berfokus pada maksud yang berkaitan
dengan perilaku dan hak tertentu.
• Kurangnya kesadaran moral utilarian (moral yang berkaitan dengan
memaksimumkan hal terbaik bagi orang sebanyak mungkin)
• Undang – undang atau peraturan yang mengatur perdagangan, bisnis dan
ekonomi masih kurang
• Lemahnya kedudukan lembaga yang melindungi hak – hak konsumen.
• Rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan serta informasi mengenai bahan,
material berbahaya
• Pandangan yang salah dalam menjalankan bisnis (tujuan utama bisnis adalah
mencari keuntungan semata, bukan kegiatan social)
• Rendahnya tanggung jawab social atau CSR (Corporate Social Responsibility)
• Kurangnya pemahaman tentang prinsip etika bisnis
Adapun upaya yang diharapkan untuk menghindari pelanggaran kode etik salah
satunya bagi para pengguna internet adalah:
Perilaku Etis penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah
bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif baik
lingkup makro ataupun mikro.
1. Perspektif Makro
Pertumbuhan suatu negara tergantung pada efektivitas dan efisiensi sistem pasar dalam
mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan supaya sistem dapat
bekerja secara efektif dan efisien adalah:
Jika salah satu subsistem dalam sistem pasar ini melakukan perilaku yang tidak etis, maka
hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan mengambat pertumbuhan sistem
secara makro.
2. Perspektif Mikro
Dalam lingkup mikro perilaku etis identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam lingkup
mikro terdapat rantai relasi dimana pemasok (supplier), perusahaan, konsumen, karyawan
saling berhubungan dalam kegiatan bisnis yang saling mempengaruhi. Tiap mata rantai di
dalam relasi harus selalu menjaga etika sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan
bisnis dapat terjaga dengan baik.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan
istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu tindakan atau konsep yang
dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk
tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu
berada. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan
kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan,
pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan
fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan
berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar
perusahaan tersebut berada.
CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga atau
meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau
citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan
yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan
dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai
dan etika akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang. Implementasi kebijakan
CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan
tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak, konsumen mendapatkan
produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai
yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung.
CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari
orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank
Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR
meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya,
dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan
organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan dukungan pemerintah
daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil
peran penting tanpa harus melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat
ini. Ditengah persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami
Indonesia,pemerintah harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui
CSR (Corporate Social Responsibilty).
Kriteria pertama dalam tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab ekonomi. institusi
bisnis, diatas segalanya, adalah unit ekonomi dasar. tanggung jawabnya adalah
menghasilkan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dan memaksimalkan laba bagi
pemiliknya serta pemegang saham. tanggung jawa bekonomi, sampai batas ekstrim,
disebut pandangan memaksimalkan laba.
Menurut zimmerer Tanggung jawab terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara:
Perusahaan harus ber Tanggung jawab terhadap Masyarakat sekitarnya, misalnya menyediakan
pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta kontribusi terhadap mayararakat sekitarnya.
Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung jawab sosial adalah:
1. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat
dari steakholder
2. Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki tanggung jawab social
akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan masyarakat sekitar.
3. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab social terhadap lingkungan akan membantu
dalam pembangunan daerah sekitar perusahaan
4. Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar perusahaan
5. Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam promosi perusahaan
6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin
kompleks
7. Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan
reputasi
8. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab social dapat
menambah uang dalam bisnis mereka.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan
secara konsisten dan konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan
perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :
• Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal.
• Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
• Melindungi prinsip kebebasan berniaga
• Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
KESIMPULAN
3.1 Simpulan
Etika bisnis suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma
yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaaan
atau berusaha. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh
perusahaan(sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab
mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. CSR dapat
dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan
dengan cara manajemen dampak (minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi
dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
Selain etika, yang tidak kalah penting adalah tanggung jawab perusahaan, yaitu kepada
lingkungan, karyawan, pelanggan, investor dan masyarakat sekitarnya, Sehingga akan
terbentuk suatu hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat membantu seseorang dalam mengawali kegiatan berbisnis yang
sesuai dengan etika berusaha dan tanggungjawab sosial, sehingga bisnisnya dapat berjalan
dengan baik dan lancar. Berperilakulah jujur dalam segala hal guna menunjang kesuksesan
kita dalam berbisnis.
Daftar Pustaka
Anonim. http://www.othe.org/ilmu-pengetahuan/ekonomi/2112/etika-dan-tanggung-jawab-
sosial-masa-kini/. (Diakses5 May 2021)
Anonim. http://wiliiamlia.blogspot.com/2013/12/tanggung-jawab-sosial-dan-etika-
dalam.html?m=1. (Diakses5 May 2021)