Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Semakin maju suatu bangsa akan semakin sulit juga bangsa tersebut untuk
melindungi negaranya dari ancaman-ancaman yang selalu datang. Di arus globalisasi
dan moderalisasi dunia ini suatu negara akan semakin mudah untuk digoyahkan.
Bukan dinegara-negara yang sedang berkembang saja namun negara yang sudah
majupun mendapat ancaman-ancaman tersebut. Ancaman dari luar maupun ancaman
dari dalam negara itu sendiri. Bangsa tersebut seharusnya mempunyai rasa
nasionalisme yang kuat untuk melindungi dan membela negaranya dari negara lain
yang lebih berwawasan intelektual luas.
Suatu Negara akan semakin kuat pertahanannya bila saja bangsa tersebut
bersatu padu untuk memperjuangkan negara dalam melindungi dan membela hak
hak yang dimiliki didalam suatu negara itu sendiri. Dalam dasar negara Indonesia
pun sudah diterangkan tentang rasa bela negara yaitu terkandung dalam pancasila
yang menjadi dasar pedoman hidup bangsa Indonesia. Namun semakin berkembang
dan semakin maraknya arus globalisasi dunia membuat lalai bangsa akan kesadaran
untuk melindungi dan membela negranya dari ancaman-ancaman yang terjadi.
Meskipun demikian, tujuan bangsa Indonesia yang terkandung dalam pancasila
tersebut memang memerlukan proses yang sangat sulit untuk mewujudkannya,
kesulitan tersebut tentunya berdasar pada kesadaran masing-masing masyarakat akan
pentingnya melindungi dan membela negara ini. Namun, mereka mementingkan
kepentingan mereka pribadi dibandingkan dengan kepentingan bangsanya, mereka
mengira kepentingan tersebut bukan untuk mereka melainkan untuk para petinggi
petinggi daerah dan Negara
Mengacu fenomena-fenomena yang terjadi pada masyarakat umumnya saat ini,
saya memandang perlu untuk mengangkat tema “Bela Negara” dalam tugas mata
kuliah bela negara ini, tentunya hal tersebut disamping sebagai tugas mata kuliah
sekaligus untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya melindungi dan
membela Negara dari berbagai ancaman.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bela Negara?
2. Bagimana hubungan kasus tawuran antar pelajar dengan pendidikan bela negara?
3. Apa faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar?
4. Apa upaya yang harus dilakukan sebagai aparat dan pelajar untuk mengatasi dan
menghindari kasus tawuran antar pelajar?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi pemahaman
kepada penulis dan pembaca tentang bela negara dan pentingnya menumbuhkan rasa
bela negara yang tinggi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, perilaku dan sikap warga negara yang dilakukan
secara menyeluruh, teratur dan terpadu serta dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI
berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan (eksistensi)
hidup Bangsa dan Negara (Anonim, 2018)
Bela Negara juga dapat diartikan sebagai suatu konsep yang disusun oleh
perangkat perundangan dan petinggi sebuah negara tentang patriotisme seseorang,
suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan
menjaga dan mempertahankan keberlangsungan negara tersebut. Secara fisik, hal ini
dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik atau agresi dari
pihak yang mengancam eksistensi negara tersebut, sedangkan secara non-fisik
konsep ini diterjemahkan sebagai upaya untuk turut serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara, baik lewat moral, sosial, pendidikan, maupun
peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
Di Indonesia proses pembelaan negara sudah diatur secara formal ke dalam
Undang-undang. Diantaranya sudah tersebutkan ke dalam Pancasila serta Undang-
undang Dasar 1945, khususnya pasal 30. Didalam pasal tersebut, dijelaskan bahwa
membela bangsa merupakan kewajiban seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
Untuk penjabaran lebih lengkap mengenai dasar hukum undang-undang tentang
upaya bela negara adalah sebagai berikut:
1. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
2. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa semua warga Negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

3
2.2 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Tawuran Antar Pelajar
Tewaskan Pelajar Lain, 5 Siswa SMK Pelaku Tawuran Diciduk Polisi
Abdullah M Surjaya
Selasa, 28 Agustus 2018 - 15:26 WIB

Petugas Polrestro Bekasi memperlihatkan pelaku dan barang bukti tawuran yang
menewaskan satu orang di Bantar Gebang, Kota
Bekasi.Foto/SINDOnews/Abdullah M Surjaya

BEKASI - Seorang pelajar tewas mengenaskan setelah terlibat tawuran pelajar di


Jalan Raya Sumur Batu RT 01/05, Bantar Gebang, Kota Bekasi. Korban Indra
Permana menderita luka bacok di bagian badan dan kepalanya akibat dikeroyok
menggunakan senjata tajam jenis celurit.

Lima pelaku tawuran yakni, A (16), MS (15), DAR (15), RP (17), dan MAS (16),
langsung ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka karena terbukti mengeroyok
pelajar lainnya hingga meninggal dunia."Kelimanya masih pelajar SMK," ungkap
WakapolrestroBekasi Kota, AKBP Widjonarko pada Selasa (28/8/2018).

Menurut Widjonarko, aksi tawuran itu terjadi pada Kamis, 16 Agustus 2018 lalu
petang. Selain korban tewas, dua pelajar lain yakni, Aliansyah dan Maulana masih
mendapat perawatan di Rumah Sakit Bhakti Husada Bantar Gebang karena
menderita luka di bagian tangan dan kepalanya.

Widjonarko menjelaskan, keluarga korban yang tidak terima dengan kejadian ini
langsung melapor ke Polsek Bantar Gebang untuk menangkap pelakunya. Berbekal
laporan itu, penyidik mengolah tempat kejadian perkara (TKP) dan menggali
keterangan saksi.

Dari penyelidikan itu, petugas mengantongi identitas pelaku termasuk asal

4
sekolahnya. Tidak butuh waktu lama, penyidik kemudian mengamankan mereka
berikut barang bukti seperti celurit, stik golf dan golok yang disimpan di rumah
pelaku.

Kapolsek Bantar Gebang Kompol Siswo menambahkan, tawuran antar siswa


tersebut dipicu karena persoalan sepele. Mereka kerap saling ejek lewat media
sosial WhatsApp yang kemudian diimplementasikan dengan menggelar tawuran di
lokasi setelah pulang sekolah.

"Pihak korban dan pelaku rupanya sudah mempersiapkan senjata tajam untuk
menggelar tawuran di lokasi," katanya. Saat tawuran terjadi korban Indra tiba-tiba
terjatuh di jalanan. Oleh pelaku A, Indra dibacok di bagian kepalanya hingga
terkapar di jalanan.

Bahkan rekan korban, Aliansyah dan Maulana yang saat itu hendak menolong Indra
terpaksa turut menjadi korban luka. Mereka terkena sabetan celurit di bagian
tangan dan kepalanya. Warga sekitar yang melihat peristiwa itu, kemudian
berusaha melerai para siswa hingga berhamburan.

Korban Indra, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhakti Husada untuk mendapat
perawatan. Sayangnya, Indra keburu meninggal dunia setibanya di rumah sakit.
Sementara korban Aliansyah dan Maulana merintih kesakitan dengan luka yang
dideritanya.

Berdasarkan penyidikan sementara, kelompok pelaku dan korban baru pertama kali
menggelar tawuran. Saat tawuran itu terjadi, para pelaku saling berbagi peran.
Tersangka A sebagai pembacok korban menggunakan celurit, pelaku RP berperan
sebagai penyedia senjata tajam.

Lalu tersangka MS dan DAR turut membawa celurit sekaligus terlibat tawuran.
Terakhir, pelaku MAS membawa ikat pinggang dan terlibat tawuran. Akibat
perbuatannya tersangka dijerat Pasal 170 ayat 2 dan 3 tentang Pengeroyokan yang
mengakibatkan korban luka parah dan meninggal dunia.

5
Kasus tawuran di atas disebabkan persoalan sepele. Mereka kerap saling ejek
lewat media sosial WhatsApp yang kemudian diimplementasikan dengan menggelar
tawuran di lokasi setelah pulang sekolah. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa
adanya teknologi yang semakin canggih tetapi tidak didukung dengan sikap moral
yang baik dari penggunanya dapat menimbulkan suatu masalah. Mereka tidak
menggunakan kecanggihan teknologi seperti aplikasi Whatsapp untuk berkomuniasi
dengan baik tetapi malah digunakan sebagai sarana untuk meluapkan emosinya yang
dapat menyinggung perasaan orang lain dan akhirnya menyebabkan terjadinya
tawuran.
Adapun faktor umum yg dapat memicu terjadinya tawuran antara lain :
1. Kurangnya kasih sayang orang tua terhadap anak.
Orang tua yang ringan tangan akan merubah pola pikir anaknya bahwa kekerasan
itu boleh-boleh saja. Makanya mereka pasti mengeluarkan sifat kekerasan itu
untuk berkelahi.
2. Kurangnya pendidikan agama terhadap pelajar.
Minimnya pendidikan agama sangat berpengaruh. Karena pembelajaran agama
bukan hanya melibatkan otak, tapi hati dan perasaan pun ikut terlibat. Mereka
belajar mana yang haq dan mana yang bathil.
3. Situasi dan kondisi lingkungan masyarakat yang buruk.
Lingkungan berpengaruh pada kehidupan nyata faktor ini dapat menimbulkan
dampak negatif apabila lingkungan disekitarnya terdapat hal hal yang negaitf
seperti tindakan perkelahian, ucapan , dll . Lingkungan merupakan tempat dimana
kita tinggal dan dapat menimbulkan dampak negatif jika lingkungan itu tidak
sesuai dengan kehidupan kita.

2.3 Hubungan Kasus Tawuran Antar Pelajar dengan Bela Negara


Berbagai ancaman fisik maupun non fisik yang melanda Indonesia menuntut
generasi muda untuk memiliki semangat bela negara. Kenakalan merupakan
perubahan perilaku bersifat negatif sebagai dampak pembangunan yang dapat dilihat
dari realita kehidupan seperti gaya hidup berlebihan, pergaulan bebas yang
diekspresikan sesuai dengan tingkat intelektualitas dan kelas sosial masing-masing.
Sedangkan remaja merupakan bagian dari masyarakat, yaitu komunitas yang paling
rentan menerima perubahan-perubahan disekitarnya. Kenakalan remaja terjadi
karena pada masa remaja adalah masa memasuki fase pencarian jati diri. Dalam

6
pencarian jati dirinya, remaja mengekspresikannya dengan berbagai cara dan gaya,
selalu ingin tampil beda serta menarik perhatian orang lain (Sarwono, 2013).
Tawuran merupakan salah satu contoh peristiwa kenakalan remaja yang sangat
bertolak belakang dengan bela negara. Partisipasi pelajar terhadap pembelaan negara
bisa dengan belajar giat, mematuhi tata tertib, menjaga persatuan, menjaga
keamanan dan lain-lain. Hal ini pun berbeda 180o dengan tawuran yang malah
merisihkan masyarakat, melanggar peraturan, membelah persatuan.
Maka dari itu bela negara itu tentu penting. Karena ancaman dan gangguan
dari luar dan dalam negeri terus berlanjut. Bila kita tak sigap, maka kesatuan dan
persatuan negara kita akan terancam terbelah. Diantara ancaman dari dalam negeri
adalah konflik antar kelompok dan perang saudara. Dan tawuran merupakan salah
satunya. Padahal untuk membela negara, dibutuhkan partisipasi warga negaranya.
Contohnya saja masyarakat bisa melakukan hal yang dasar seperti mematuhi
peraturan, aktif di kegiatan positif, hidup rukun, ikut kegiatan sosial, saling
menghormati, membina hubungan yang baik dengan orang lain sebagai bukti bela
negara.
Tujuan bela negara adalah mempertahankan kelangsungan hidup negara,
menjaga identitas ,integritas dan perdamian negara. Kalau kita tawuran, kita bukan
membela negara, melainkan merusak negara.

2.4 Upaya yang Harus Dilakukan Sebagai Aparat dan Pelajar untuk Mengatasi
dan Menghindari Kasus Tawuran Antar Pelajar
Dalam mengatasi masalah tawuran yang terjadi antar pelajar peran aparat
hukum sangat diperlukan. Seperti kata pepatah “Lebih baik mencegah daripada
mengobati” artinya sebagai pelajar pun hendaknya juga memiliki kesadaran untuk
tidak melakukan tawuran, tetapi lebih baik menghasilkan prestasi untuk
membanggakan orang tua, bangsa dan negara sebagai wujud bela negara. Peran
aparat hukum dalam mengatasi masalah tawuran antara lain :
1. Memberi hukuman kepada pelaku tawuran sesuai dengan usianya.
Aparat hukum wajib memberi hukuman kepada pelaku tawuran, karena
telah membuat keresahan pada masyarakat, melanggar hukum dan menggangu
ketertiban. Tetapi dalam memberi hukuman harus disesuaikan dengan
kesalahannya dan usia si pelaku. Apabila pelaku adalah orang dewasa maka bisa

7
diberi hukuman sel, namun jika si pelaku adalah usia anak-anak di bawah 17
tahun maka bisa diberi pendidikan khusus di Lapas khusus anak-anak.

2. Melakukan pendekatan dengan pelajar, terutama yang mengalami masalah.


Bagi para Polisi dan aparat keamanan, jangan segan untuk dekat dengan
para pelajar secara profesional, khususnya yang bermasalah-bermasalah itu. Lebih
baik tidak menggunakan cara-cara formal dalam pendekatan ini, melainkan
masuk dengan cara santai dan rileks. Seperti ketika pelajar sedang cangkrukkan
atau kumpul-kumpul, ikutlah kumpul dengan mereka secara kekeluargaan dan
gaul, sehingga mereka akan merasa ada kepedulian dari negara atas masalah
mereka. Aparat polisi dan keamanan yang gaul dan bisa merkan terima akan
menjadi kode bahwa bahwa negara memperhatikan generasi “lupa diri” untuk
kembali menjadi ingat bahwa tidak ada alasan yang cukup kuat bagi meraka
untuk terlibat tawuran.

3. Memberi sosialisasi kepada pelajar tentang bahaya tawuran.


Pemberian sosialisasi ini bisa dilakukan oleh aparat hukum, seperti polisi di
sekolah-sekolah setingkat SMP dan SMA. Dengan pemberian sosialisasi ini bisa
menyadarkan para siswa bahwa tawuran adalah perilaku yang tidak baik dan
merugikan.
Sedangkan, sebagai pelajar untuk menghindarkan diri dari tawuran antar
pelajar dapat dilakukan dengan cara :
1. Melakukan hal positif seperti mengikuti ekstrakulikuler di sekolah.
2. Harus dapat mengontrol emosi diri.
3. Gunakan media sosial dengan baik dan hal Positif.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan antara lain:
1. Bela Negara adalah tekad, perilaku dan sikap warga negara yang dilakukan
secara menyeluruh, teratur dan terpadu serta dijiwai oleh kecintaan kepada
NKRI berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan
(eksistensi) hidup Bangsa dan Negara.
2. Tujuan bela negara adalah mempertahankan kelangsungan hidup negara,
menjaga identitas ,integritas dan perdamian negara. Kalau kita tawuran, kita
bukan membela negara, melainkan merusak negara.
3. Tawuran merupakan salah satu contoh peristiwa kenakalan remaja yang
sangat bertolak belakang dengan bela negara. Partisipasi pelajar terhadap
pembelaan negara bisa dengan belajar giat, mematuhi tata tertib, menjaga
persatuan, menjaga keamanan dan lain-lain.

9
Daftar Pustaka

Anonim, 2018. Penjelasan Bela Negara.Diambil dari https://arti-pengertian.com/bela-


negara-indonesia/. Diakses pada 17 September 2018
Hastuti, Beriklana Indita.2013.5 Cara Efektif Mencegah Tawuran. Diambil dari
https://bariklanaindita.wordpress.com/2013/05/04/5-cara-efektif-mencegah-tawuran-
pelajar/. Diakses pada 17 September 2018
Sarwono WS. 2013. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Surjaya, M Abdullah.2018.Tewaskan Pelajar Lain, Siswa SMK Pelaku Tawuran Diciduk
Polisi. Diambil dari https://metro.sindonews.com/read/1333691/170/tewaskan-
pelajar-lain-5-siswa-smk-pelaku-tawuran-diciduk-polisi-1535444755. Diakses pada
16 September 2018

10

Anda mungkin juga menyukai