Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN TEKNOLOGI BENIH

SERTIFIKASI BENIH

Oleh :

1. Andriana Ela Saputri 17025010017


2. Agnes Septiya Nuraning T 17025010018
3. Dwi Betty Hariyanti 17025010019
4. Siti Fatimatus Syahrok 17025010027
5. Lia Iswindari Mukaromah 17025010028

6.
Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih

a. Metode substrat kertas


Substrat kertas dapat digunakan untuk berbagai metode uji viabilitas benih. substrat kertas
lebih banyak digunakan karena lebih praktis dan memenuhi persyaratanpersyaratan dalam
prosedur pengujian mutu benih secara modern (Kamil, 1979).
- UKDd (uji kertas digulung didirikan) digunakan untuk benih-benih berukuran besar yang tidak
peka cahaya dalam perkecambahannya.

- UKDdp (uji kertas digulung didirikan dalam plastic) Metode ini UKDdp sama dengan
kegunaannya dengan metode UKDd, hanya perbedaanyaUKDdp digunakan untuk menguji
bnih yang benih yang berukuran sebesar seprti jagung,kedelai,kacang tanah,dan sebagainya
karena benihnya agak besra , metode ini mengggunakan plasrik diluarnya. Hal ini sesuai
dengan 1993) bahwa metode ini digunakan untuk benih-benih berukuran besar yang tidak
peka cahaya dalam perkecambahannya dalam pemakaiannya digunakan plastik sebagai alas
kertas maka disebut Uji Kertas Digulung Didirikan dengan Plastik (UKDdp) (Sadjad,

- UHDp (uji hoppe diubah dalam plastic). Metode ini dimaksud untuk mengkaji kekuatan
tumbuh benih terhadap serangan suatu penyakit. Caranya seperti pada metode UKDp hanya
bedanya sebelum substrat di tutup dengan substrat lainnya, ditaburi tanah bekas pertanaman
yang terserang penyakit.

- PCW (plastic cell Woodstock)

Pengamatan dilakukan satu kali :


- unt benih jagung, kedele 4 x 24 jam
- unt benih kacang tanah 6 x 24 jam
b. Metode substrat pasir atau tanah
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah.
Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap
sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Selain itu, keunggulan media tanam pasir
adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase
media tanam. pada metode menggunakan media pasir hal ini disebabkan oleh sifat fisik pasir
yang berbentuk pori makro sehingga terbentuk rongga pori yang cukup besar untuk menunjang
perpanjangan akar tanaman namun masih mampu menyimpan kadar air yang cukup bagi
tanaman sehingga ketersediaan air masih terjaga untuk pertumbuhan tanaman.
Tanam benih dalam seed box, dg media pasir atau tanah sg kedalaman unt padi 2,5 cm,
sorghum 3,5 cm, jagung dan kacang tanah 5 cm.
Pengamatan :
- unt jagung dan sorghum 6 x 24 jam
- unt padi 7 x 24 jam
c. Tetrazolium test
Tetrazolium test merupakan uji aktivitas enzim dehidrogenase pada jaringan biji, sehingga
diketahui jaringan tersebut hidup atau mati pada embrio. Tetrazolium test adalah metode
pewarnaan topografis yang digunakan untuk menguji viabilizas benih secara cepat dengan
menggunakan bahan kimia garam tetrazolium yang dapat memberikan warna merah pada sel dan
sifatnya yang tidak beracun (Sutakaria, 1974).
Garam tetrazolium merupakan bahan yang tidak berwarna, di dalam jaringan sel hi bahan ini
akan ikut serta dalam proses reduksi (Soejadi dan Sadiman 2007).
Uji tetrazolium merupakan metode secara cepat dan tidak langsung karena dalam
pengujiannya hanya memasukkan benih pada garam tetrazolium tanpa perlakuan yang lain.
Dengan menunggu beberapa saat dapat diketahui viabilitas benih dengan warna yang
ditunjukkan. Tidak membutuhkan waktu yang lama dapat diketahui apakah jaringan dalam benih
masih hidup atau sudah mati. Karena itu dikatakan metode secara cepat dan tidak langsung.
Uji tetrazolium adalah uji cepat viabilitas benih secara biokimia yang didasarkan kepada
pewarnaan yang menggunakan garam tetrazolium yang membentuk endapan formazan merah
pada setiap sel hidup dan warna putih pada sel mati. Kriteria pewarnaan yaitu (1)Merah cerah :
jaringan masih hidup (2) Merah jambu : jaringan sudah lemah (3) Merah tua : jaringan rusak (4)
Tidak berwarna : jaringan sudah mati (Balai teknologi pembenihan 2005).
 Penggolongan hasil uji kekuatan tumbuh kecambah :
- Vigor : kecambah tumbuh kuat.
Vigor benih dapat diartikan sebagai kapasitas benih yang dapat menentukan
potensi kemunculan dan perkembangan semai secara normal, cepat dan seragam pada kondisi
lapangan yang beragam (Anonim. 1983). Benih mempunyai kekuatan untuk berkecambah
secara baik.
- Less vigor : tumbuh kurang kuat.
Benih yang kurang mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi optimum. Benih ini
kurang mempunyai kekuatan untuk berkecambah secara baik.
- Non vigor : tumbuh lemah (abnormal)
Benih yang sukar untuk berkecambah sehingga kecambah memiliki perkembangan
sistem perakaran yang tidak baik sehingga menyebabkan kecambah menjadi kerdil

- Death : tidak tumbuh.


Benih yang sampai pada akhir masa pengujian tidak keras, tidak segar, dan tidak
berkecambah. Benih mati dapat dilihat dari keadaan benih yang telah membusuk, warna benih
terlihat agak kecoklatan
 Viabilitas Benih
Viabilitas benih didefinisikan sebagai kemampuan benih untuk berkembang atau daya
kecambah pada tanaman muda (misal perkecambahan) di bawah kondisi lingkungan yang
menguntungkan setelah dormansi. Pengeringan terlalu lama pada temperature yang tinggi
akan menyebabkan viabilitas benih mengalami degradasi pada enzim dan hidrolisis pada
pati. Semakin lama pada temperature tinggi akan menyebabkan benih mati (Gine 2006).
Semua kekurangan-kekurangan uji perkecambahan secara langsung dapat diatasi apabila
viabilitas benih dapat diukur dengan suatu penduga biokimia di aktivitas metabolisme
benih. Di dalam suatu uji biokimia tanda terjadinya proses reduksi dalam sel hidup
dihasilkan oleh reduksi di suatu indikator.

 Parameter Viabilitas /Vigor Benih :


Keterangan :
❑Persentase Perkecambahan N = jumlah benih yang
jml kecambah normal yg dihasilkan berkecambah pada satuan
Perkecambahan= X 100 % waktu
Jml contoh benih yg diuji
T = waktu dari awal
❑Laju Perkecambahan pengujian sampai dg akhir
N 1 T 1+ N 2T 2+ ............... NxTx pengamatan
Rata−ratahari= x = jumlah hari pd
Jml total benih yg dikecambahkan
pengamatan akhir
Daftar Pustaka

Anonim. 1983. Seed Vigor Testing Handbook. Contribution No. 32 To The Handbook
On Seed Testing. Association Official Seed Analysis.
Balai teknologi pembenihan 2005. Pedoman Standardisasi Pengujian Mutu Fisik dan Fisiologis
Benih Tanaman Hutan. Jakarta: BSN

Gine LO 2006. Principle of Seed Science and Technology. USA: Burgess Publishing Co.
Sadjad. 1993. Dari Benih Kepada Benih. PT Grasindo. Jakarta. 144 hal.
Soejadi G, Sadiman I 2007. Identifikasi Tingkat Kemunduran Benih Kedelai Melalui daya hantar
listrik dan Viabilitas. Agrijurnal VIII(2) : 38-49
Sutakaria, J. 1974. Penyakit Benih dan Pengujian Kesehatan Benih. Proc. Kursus Singkat
Pengujian Benih. IPB Bogor.

Anda mungkin juga menyukai