Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan
dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan,
karena prosesnya berjalan bersamaan. Perkembangan adalah peristiwa perubahan
biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan
perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan. Pertumbuhan
diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel
secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Pertumbuhan juga
dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai akibat dari
adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau
pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit
menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan sebagainya.(Hosnan 2016:32)
Tanaman merupakan bagian besar dari alam yang ada di bumi kita ini. Selain
itu keberadaan tanaman di bumi ini sebagai produsen terbesar sangatlah penting,
karena ia merupakan satu kesatuan dari rantai makanan yang terdapat dalam
ekosistem. (Patola E., 2008).
Jagung merupakan tanaman pangan penting di Indonesia menduduki tempat
kedua setelah padi oleh sebab itu produksi jagung terus meningkat dari tahun
ketahun. berbagai usaha peningkatan produktivitas jagung di dalam negeri telah
dilakukan dengan berbagai cara seperti penggunaan varietas unggul, pemupukan dan
pengaturan jarak tanam. Pengaturan jarak tanam pada suatu areal tanah pertanian
merupakan salah satu cara yang berpengararuh terhadap hasil yang akan dicapai
Tanaman kacang hijau dari segi agronomis memiliki kelebihan jika
dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan lainnya. Kacang hijau lebih tahan
kekeringan, hama dan penyakit yang menyerang relative sedikit, dipanen pada umur
55-60 hari, dapat ditanam pada tanah yang kurang subur,budidayanya mudah serta
harga jual yang lebih tinggi dan stabil bila ditinjau dari segiekonomi. Keunggulan
varietas kacang hijau nasional (murai) potensi hasil tinggi, biji berkualitas baik,
warna hijau kusam, adaptasi luas, tahan bercak daun (Cercospora). (F. Polnaya dan J.
E. Patty 2012).
Oleh karena itu praktikum ini dilakukan agar praktikan paham terhadap faktor-
faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kacang hijau dan jagung termasuk pengaruh suhu terhadap
kecepatan pertumbuhan kacang hijau dan jagung.

1.2 Tujuan
Mengetahui sifat pertumbuhan dan fase perkembangan tanaman setelah
tanaman mengalami fase pertumbuhan pada tanaman jagung (zea mays) dan tanaman
kacang hijau.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan

2.1.1 Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan resultante dari interaksi berbagai reaksi


biokimia, peristiwa biofisik dan proses fisiologis dalam tubuh tanaman bersama
dengan faktor luar. Titik awalnya adalah sel tunggal zigot, yang tumbuh dan
berkembang menjadi organisme multisel. Sintesis molekul yang besar dan
kompleks berlangsung terus menerus dari ion dan molekul yang lebih kecil,
pembelahan sel menghasilkan sel-sel baru, yang banyak dan diantaranya tidak
hanya membesar tapi juga berubah melalui proses yang lebih kompleks.
Sehingga tidak saja terjadi perubahan bentuk, pertumbuhan juga menyebabkan
terjadinya perubahan aktivitas fisiologi, susunan biokimia serta struktur
dalamnya. Proses ini disebut diferensiasi.
Pertumbuhan serta diferensiasi sel menjadi, jaringan, organ, dan
organisme disebut perkembangan. Perkembangan dinamakan juga
morfogenesis, karena melalui perkembangan tumbuhan mengubah bentuk
dirinya dari zigot menjadi sebatang pohon. Terdapat 5 definisi pertumbuhan
yaitu Penggandaan protoplasma (bahan hidup sel) merupakan ukuran
pertumbuhan yang paling tepat, karena dalam tanaman yang sedang tumbuh
seperti bibit tanaman, sebagian besar kandungan karbohidrat, lemak dan
proteinnya dikonversi ke dalam senyawa-senyawa yang lebih berfungsi dalam
protoplasma dari sel-sel yang tumbuh dan baru dibentuk, Perbanyakan sel yaitu
jumlah sel merupakan ukuran pertumbuhan yang realistis. Jika suatu organisme
diamati dan selnya dihitung, maka pertumbuhannya dapat dinyatakan dalam
tingkat pertambahan sel, Pertambahan volume yaitu volume secara permanen
atau tidak dapat balik (irreversible increase in volume). Volume sel berubah
akibat perubahan kandungan air yang mengiringi sintesis protoplasma,
Pertambahan massa yaitu terjadi karena adanya sintesis protoplasma, Fenologi
tanaman yaitu perubahan penampilan tanaman dikenal dengan istilah
perkembangan fenologi. Setelah biji disemai, biji akan berkecambah dengan
membentuk radikula diikuti dengan pembentukan tunas dan plumula.
(Hasnunidah, 2011).

2.1.2 Perkembangan
Perkembangan tanaman merupakan suatu kombinasi dari sejumlah proses
yang kompleks yaitu proses pertumbuhan dan diferensiasi yang mengarah pada
akumulasi berat kering. Proses diferensiasi mempunyai tiga syarat yaitu hasil
asimilasi yang tersedia dalam keadaan berlebihan untuk dapat dimanfaatkan
pada kebanyakan kegiatan metabolik, temperatur yang menguntungkan, dan
terdapat sistem enzim yang tepat untuk memperantarai proses diferensiasi.
Apabila ketiga persyaratan ini terpenuhi, salah satu atau lebih dari ketiga
respons diferensiasi ini akan terjadi seperti penebalan dinding sel deposit dari
sebagian sel, dan pengerasan protoplasma (Endang, 2013).

2.2 Pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung


Secara umum jagung mempunyai pola pertumbuhan yang sama, namun interval
waktu antartahap pertumbuhan dan jumlah daun yang berkembang dapat berbeda.
Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu fase
perkecambahan yaitu saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan
biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama, fase pertumbuhan vegetatif,
yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling
dan sebelum keluarnya bunga betina (silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah
daun yang terbentuk dan fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking
sampai masak fisiologis. (syukur,2009).
Morfologi tanaman jagung yaitu Akar nya akar serabut dengan tiga macam
akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal
adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Akar adventif adalah akar
yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, berkembang menjadi serabut
akar tebal dan berperan dalam pengambilan air dan hara Akar seminal hanya sedikit
berperan dalam siklus hidup jagung.
Batang dan daun Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang,
berbentuk silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas
terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang
menjadi tongkol yang produktif. Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan
pelepah daun yang erat melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku
batang. Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya daun
yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Bentuk ujung daun jagung
berbeda, yaitu runcing, runcing agak bulat, bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul.
Bunga Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga
jantan dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul
dari axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal
di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga
biseksual. Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan
menempel pada rambut tongkol. Tongol dan Biji Tanaman jagung mempunyai satu
atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot.
Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan
lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-
16 baris biji yang jumlahnya selalu genap. (Syukur,2009)
Adapun klasifikasi tanaman jagung :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Anak Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae (Monocotylae)
Bangsa : Poales (Glumiflorae)
Suku : Poaceae (Gramineae)
Marga : Zea
Nama Spesies : Zea mays (Syukur, 2009).

2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan Kacang Hijau


Kacang hijau termasuk tanaman pangan yang telah dikenal luas dan
dibudidayakan oleh masyarakat. Di Indonesia, kacang hijau merupakan tanaman
kacang-kacangan ketiga yang banyak dibudidayakan setelah kedelai dan kacang
tanah. Dilihat dari kesesuaian iklim dan kondisi lahan, Indonesia termasuk salah satu
negara yang berpotensi untuk mengekspor kacang hijau. Pertumbuhan pada kacang
hijau melalui tiga tahap, yaitu perkecambahan, pertumbuhan primer, dan
pertumbuhan sekunder. (Purwono, 2005: 5).
Perkecambahan dimulai dengan masuknya air ke dalam biji dan berakhir masa
dormansi Perkecambahan pada tanaman kacang hijau termasuk kedalam
perkecambahan epigeal, yaitu pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang
menyebaban kotiledon dan plumula keluar ke atas tanah. Kemudian, tahap
pertumbuhan primer, Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan pada embrio,
ujung batang, dan ujung akar. Dan selanjutnya, tahap pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan sekunder merupakan aktifitas kambium yang membentuk xylem
sekunder dan floem sekunder. (Anggraini, 2012).
Morfologi tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) yaitu Buah kacang
hijau berbentuk polong yang bulat silindris atau pipih dengan ujung agak runcing atau
tumpul dengan panjang polong berkisar 5-16 cm. Setiap polong berisi 10-15 biji.
Polong muda berwarna hijau dan akan berubah menjadi kecoklatan atau kehitaman
setelah tua. Perakarannya bercabang banyak dan membentuk bintil-bintil (nodula)
akar. Makin banyak nodula akar, makin tinggi kandungan nitrogen (N) sehingga
menyuburkan tanah. Batang kacang hijau berbatang tegak dengan cabang
menyamping pada batang utama, berbentuk bulat dan berbulu warna batang dan
cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu . Batang berbentuk bulat dan berbuku-
buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu, bewarna hijau kecoklatan atau kemerahan
dan tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 30 cm-110 cm dan cabangya
menyebar kesegala arah. Daunnya terdiri dari tiga helaian trifolia dan letaknya
berseling-seling. Tangkai daunya lebih panjang dari daunya dengan warna hijau muda
sampai hijau tua. Bunganya berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna kuning
kehijauan atau kucing pucat. Bunganya termasuk jenis hermaprodit atau berkelamin
sempurna.
Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga
akan mekar dan pada sore hari sudah layu. Bunganya besar berdiameter 1-2 cm,
kehijau-hijauan sampai kuning cerah, steril sendiri, terletak pada tandan ketiak yang
tersusun atas 5-25 kuntum bunga panjang tandan bunga 2-20 cm. Polong kacang
menyebar dan menggantung berbentuk silinder panjangya mencapai 15 cm, sering
kali lurus, berbulu atau tanpa bulu berwarna hitam atau coklat soga (tawny brown)
berisi sampai 20 butir biji yang bundar sampai lonjong. Polong menjadi tua sampai
60-120 hari setelah tanam. Perontokan bunga banyak terjadi dan mencapai angka
90%. Biji Kacang bewarna hijau atau kuning , seringkali coklat atau kehitam-
hitaman, memiliki kilap (lustre) yang kusam atau berkilat (diasosiasikan dengan sisa-
sisa dinding polong) hilumnya pipih dan putih. Perkecambahanya epigeal.
(Astawan,2008)
Adapun klasifikasi dari tanaman kacang hijau :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Streptophyta
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genu : Vigna Savi
Spesies : Vigna radiata (L.) (Astawan,2008).
BAB III
METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada :
Tempat : Laboratorium Produksi 1 Fakultas Pertanian UPN Veteran
Jatim
Waktu : Periode 25 September – 13 November 2018

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
 Sekrop
 Mistar/penggaris
 Jangka sorong
 Kertas Label
 Meteran / Penggaris
3.2.2 Bahan
 2 polybag
 Benih jagung
 Benih kedelai
 Tanah
 Pupuk NPK

3.3 Cara Kerja


1. Menyediakan polibag dan mengisi dengan tanah ¾ bagian dari polibag.
2. Menanam benih jagung / kedelai 2-3 biji per polibag perlubang dengan
kedalaman 4cm.
3. Memberi pupuk urea (N) dan pupuk P (SP-36) pada saat tanam. N1= 1 gram
/ polibag dan SP -36= 1 gram / polibag.
4. Memberikn pupuk N yang kedua pada saat tanaman jagung/kedelai berumur
20-25 hari setelah tanam N2 = 2 gram/polibag.
5. Mengamati pertumbuha tanaman meliputi : tinggi tanaman/ panjang
tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, diameter batang.
- Tinggi tanaman (cm) diukur dari permukaan tanag sampai ke titik tumbuh
(tanaman kedelai).
- Panjang tanaman (cm) diukur dari permukaan tanah sampai bagian yang
terpanjang (tanaman jagung).
- Jumlah daun (helai) dihitung daun yang telah membuka sempurna.
- Jumlah cabang di hitung cabang yang tumbuh pada tanaman kedelai.
- Diameter batang (cm) diukur dengan menggunakan jangka sorong 5 cm
dari permukaan tanah pada tanaman jagung.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Tabel Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Jagung Ulangan 1
Jenis Minggu Pengamatan
Pengamatan 7 hst 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst 42 hst 49 hst* 56 hst
Panjang
Tanaman 13,8 cm 19 cm 19,5 cm 28 cm 29,5 cm 47,5 cm 67,5 cm 79 cm

Jumlah Daun 1 2 5 7 7 7 8 8
Diameter
1,4 cm 2,5 cm 3,4 cm 4,7 cm 5,6 cm 9,6 cm 13,3 cm 18,2 cm
Batang

4.1.2 Tabel Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Jagung Ulangan 2


Jenis Minggu Pengamatan
Pengamatan 7 hst 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst 42 hst 49 hst 56* hst
Panjang 102,5
Tanaman 8,5 cm 18,5 25 cm 35,5 cm 61,1 cm 92 cm 109 cm
cm
Jumlah Daun 1 3 4 5 8 8 8 10
Diameter 15,15 15,45 18,15
2,1 cm 4,05 cm 5,35 cm 8,05 cm 12,3 cm
Batang cm cm cm

4.1.3 Tabel Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Jagung Ulangan 3


Jenis Minggu Pengamatan
Pengamatan 7 hst 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst 42 hst* 49 hst 56 hst
Panjang 110,9
Tanaman 11,2 cm 21 cn 27,2 cm 35,5 cm 40,8 cm 97,8 cm 136 cm
cm
Jumlah Daun 1 2 3 4 7 8 8 8
Diameter 15,35 16,01 17,45
2,05 cm 4,25 cm 5,35 cm 6,35 cm 9,4 cm
Batang cm cm cm
4.1.4 Tabel Pengamatan Pertumbuhan Kacang Hijau Ulangan 1
Jenis Minggu Pengamatan
Pengamatan 7 hst 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst 42 hst* 49 hst 56 hst
Tinggi
Tanaman 6,4 cm 8,5 cm 9 cm 11 cm 15 cm 18,3 cm 24 cm 24 cm

Jumlah Daun 2 3 5 7 8 6 6 4
Diameter
1,3 cm 1,6 cm 2,5 cm 4,3 cm 5,8 cm 7,6 cm 7,9 cm 8 cm
Batang

4.1.5 Tabel Pengamatan Pertumbuhan Kacang Hijau Ulangan 2


Jenis Minggu Pengamatan
Pengamatan 7 hst 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst 42 hst 49* hst 56 hst
Tinggi
Tanaman 7,2 cm 9,2 cm 10,5 cm 12,5 cm 14,5 cm 18,5 cm 21,5 cm 23 cm

Jumlah Daun 2 3 2 4 4 6 6 6
Diameter
1,3 cm 2,1 cm 4,4 cm 6,4 cm 6,5 cm 7,1 cm 7,4 cm 8,4 cm
Batang

4.1.6 Tabel Pengamatan Pertumbuhan Kacang Hijau Ulangan 3


Jenis Minggu Pengamatan
Pengamatan 7 hst 14 hst 21 hst 28 hst 35 hst 42 hst 49 hst* 56 hst
Tinggi 12,75 16,45 17,01
Tanaman 8,4 cm 9,8 cm 10,8 cm 14,8 cm 17,45
cm cm cm
Jumlah Daun - 3 3 3 6 5 1 1
Diameter 5, 75
1,2 cm 2,1 cm 3,05 cm 4,05 cm 5,35 cm 5,49 cm 6,2 cm
Batang cm
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, melakukan pengamatan pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman jagung dan kacang hijau. Parameter yang diamati tinggi
tanaman, panjang tanaman, jumlah daun, diameter batang dan umur berbunga. Pada
tanaman jagung dan kacang hijau semuanya menggunakan 3 kali ulangan sebagai
perbandingan. Penanaman jagung dilakukan di polybag dengan 2 lubang dan setiap
lubang diisi 1 biji. Sedangkan untuk kacang hijau juga dua lubang tetapi setiap lubang
diisi 2 biji. Pengamatan mulai dilakukan 7 HST sampai 56 HST dengan interval 7
hari.
Berdasarkan data hasil pengamatan, dari ketiga ulangan tanaman yang paling
panjang adalah ulangan ke-3. Dan ulangan yang paling pendek adalah ulangan
tanaman jagung ke-1. Jumlah daun yang paling banyak adalah pada ulangan ke-2,
sedangkan untuk ulangan ke-1 dan ke-3 memiliki jumlah daun yang hampir
seimbang, dimana pada akhir pengamatan memliki jumlah daun yang sama yaitu 8.
Diameter batang yang paling besar adalah pada tanaman ulangan ke-2 sedangkan
yang paling kecil diameter batangnya adalah ulangan ke-1.
Pada kacang hijau dari ke-3 ulangan tanaman kacang hijau yang paling tinggi
adalah tanaman pada ulangan ke-1, sedangkan tanaman kacang hijau yang paling
rendah adalah tanaman pada ulangan ke-3. Jumlah daun yang paling banyak terdaat
pada ulangan ke-1 meskipun pada 42-59 HST terjadi penurunan jumlah daun, hal
tersebut dikarenakan daun mengering dan gugur. Penurunan jumlah daun juga terjadi
pada ulangan ke-2 dan ke-3. Sedangkan untuk diameter batang yang paling besar
adalah tanaman kacang hijau ulangan ke-2, dan diameter batang yang paling kecil
adalah pada ulangan ke-3.
Fase generatif pada tanaman jagung dan kacang hijau ditandai dengan
keluarnya bunga pada masing-masing tanaman. Pada tanaman jagung, ulangan ke-1
bunga muncul pada 49 HST, ulangan ke-2 pada 56 HST dan ulangan ke-3 pada 42
HST. Pada tanaman kacang hijau ulangan ke-1 muncul bunga setelah 42 HST,
ulangan ke-2 dan ulangan ke-3 pada 49 HST.
Sistem pertumbuhan dibedakan menjadi 2 didasarkan atas keberadaan bunga
pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate ditunjukkan dengan batang
yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga. Sementara pertumbuhan
batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh
daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga. Dari pernyataan tersebut
pertumbuhan tanaman jagung dan kacang hijau termasuk tipe pertumbuhan
determinate. Karena pertumbuhan tanaman akan berhenti setelah memasuki fase
generatif atau tanaman akan mati setelah berbuah. Hal tersebut sesuai dengan data
pada tanaman kacang hijau, setelah tanaman kacang hijau berbunga tinggi tanaman,
jumlah daun dan diameter batang tanaman hanya mengalami pertambahan yang tidak
begitu signifikan.
Setelah 56 HST jagung dan kacang hijau dipanen hasilnya dan ditimbang. Pada
ulangan ke-1 jumlah biji jagung 59 biji (kecil-kecil) memiliki berat 3,91 gram dan
jumlah biji kacang hijau 31 biji memiliki berat 2,42 gram. Ulangan ke-2 jumlah biji
jagung 17 biji memiliki berat 0,78 gram dan jumlah kacang hijau 11 biji memiliki
berat 0,86 gram. Pada ulangan ke-3, jumlah biji jagung132 biji memilik berat 14,89
gram dan berat jumlah kacang hijau 3 biji memiliki berat 0,08 gram. Dari hasil
tersebut dapat diketahui bahwa tanaman jagung pada ulangan ke-3 lebih produktif
daripada kedua ulangan yang lainnya, sedangkan pada tanaman kacang hijau ,
ulangan ke-1 lebih produktif dari ulangan yang lainnya.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa masing-masing tanaman
memiliki tingkat pertumbuhan yang berbeda. Tanaman jagung dan kacang hijau
memilki tipe pertumbuhan determinate. Tanaman jagung pada ulangan ke-3 lebih
produktif daripada kedua ulangan yang lainnya, sedangkan pada tanaman kacang
hijau , ulangan ke-1 lebih produktif dari ulangan yang lainnya.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih rajin dalam melakukan pengamatan sesuai dengan
jadwal pengamatan, supaya tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan data dan harus
sungguh-sungguh dalam menjaga dan merawat tanaman hingga pengamatan selesai
agar bisa mendapat data pengamatan yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Widia. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Aktivitas Enzim Amilase pada
Kecambah Kedelai Putih (Glycine max (L). Merill) dan Kacang Hijau
(Phaseolus radiatus) di Bawah Pengaruh Medan Magnet. (Skripsi). FMIPA
Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Astawan, Made. 2008. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Penebar
Swadaya. Depok.
Campbell, N.A., J.B. Reece., dan L.G. Mitchell. 2000. Biologi. Penerbit Erlangga..
Jakarta.
Endang Dwi Purbajanti, 2013. Rumput dan Legum : Sebagai Hijauan Makanan
Ternak. Penerbit Graha Ilmu : Yogyakarta.
F. Polnaya dan J. E. Patty. Kajian Pertumbuhan Dan Produksi Varietas Jagung Lokal
Dan Kacang Hijau Dalam Sistem Tumpangsari. Journal Program Studi
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura
Hasnunidah, Neni. 2011. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Lampung. Bandar
Lampung
Hosnan, M. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Patola, E. 2008. Pengaruh Dosis Urea Dan Jarak Tanam Terhadap Produktivitas
Jagung Hibrida P-21 (Zea Mays L). Jurnal inovasi Pertanian, 7(1) : 51–65
Purwono, dan R. Hartono. 2005. Kacang Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta.
syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2009. Teknik pemuliaan tanaman. Bagian
Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hotikultura
IPB. Bogor.
F. Polnaya dan J. E. Patty.2012.Kajian Pertumbuhan Dan Produksi Varietas Jagung
Lokal Dan Kacang Hijau Dalam Sistem Tumpangsari. Journal Program Studi
Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai