TUGAS
Untuk memenuhi salah satu mata kuiah Etika Bisnis
Disusun Oleh :
Pembimbing
Dr. Dicky Maryono, SE., M.Si.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
“Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”. Penulisan makalah ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat dalam mata kuliah Etika Bisnis. Kami
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan makalah ini, sangatlah sulit bagi kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I .............................................................................................................4
BAB II ............................................................................................................6
...........................................................................................................18
Kesimpulan ......................................................................................18
Saran ................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................19
3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan usaha perusahaan, sebagai pelaku bisnis
perusahaan memiliki tanggung jawab untuk membangun hubungan yang
harmonis terhadap masyarakat yang berada disekitar lingkungan operasi
perusahaan itu. Pada teorinya, perusahaan dianggap memilik tanggung
jawab moral terhadap lingkungan, masyarakat yang terlingkup dalam
seluruh aktivitas bisnisnya, baik yang terkena dampak langsung maupun
tidak langsung.
Secara historis, tanggung jawab sosial ini telah ada sejak jaman
dahulu. Dalam Kode Hammurabi terdapat 282 hukum yang berisi sanksi
terhadap pengusaha yang lalai dalma melaksanakan aktivitas bisnisnya.
Salah satu contoh adalah pengusaha harus menjaga kenyaman dalam
menjalankan bisnis usahanya. Jika terjadi ketidaknyamanan bahkan
menyebabkan kematian, pengusaha tersebut bisa dikenai sanksi hukuman
mati. (→, 2020)
Penggunaan istilah Corporate Social Responsibility dimulai sejak
tahun 1970an setelah John Elkington mengemukakan tiga komponen
penting untuk Sustainable Development yaitu, economic growth,
environmental protection, dan social equity, yang digagas juga The
World Commission on Environment and Development (WCED) dalam
Brundtland Report (1987). Yang selanjutnya ditegaskan kembali menjadi
3(tiga) fokus yaitu profit, people and planet. Yang selanjutnya
dideskripsikan bahwa perusahan yang baik adalah perusahaan yang tidak
hanya mengejar keuntungan tapi sekaligus perusahaan yang peduli
terhadap keberlangsungan lingkungan dan kemaslahatan masyarakat.
Tanggung jawab sosial ini merupakan strategi bisnis jangka
panjang perusahaan untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal
dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi yang bersamaan dalam
peningkatan kualitas hidup, pelestarian lingkungan dan kesejahteraan
4
rakyat secara lebih luas. Tanggung jawab sosial merupakan proses untuk
mengevaluasi stakeholder dan tuntutan lingkungan serta
mengimplementasikan program sosial.
Rumusan Masalah
Apa yang di maksud tanggung jawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responsibility)
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Konsep corporate social responsibility melibatkan tanggung jawab
kemitraaan antara pemerintah, Lembaga sumberdaya masyarakat, juga
masyarakat setempat (lokal). Kemitraan ini merupakan tanggung jawab
bersama secara social stkaeholders. Tanggung jawab social perusahaan
lebih mengarah pada bagaimana suatu biaya materi yang dikemas dan
diterapkan pada masyarakat dapat memperoleh keuntungan social dengan
memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat diluar
perusahaan maupun di dalam perusahaan.
Tanggung jawab perusahaan secara sosial tidak hanya terbatas pada
konsep pemberian bantuan dana saja, tetepi konsepnya lebihluas dan tidak
besifat statis dan pasif. Dipandang dari segi etika, memang tanggung jawab
sosial perusahaan (CSR) tidak hanya sekedar menyangkut pengembangan
komunitas (community development/CD) ataupun sekedar sosial (Charity).
Tidak kalah pentingnya adalah bagaimana aktivitas yang dilakukan
perusahaan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di sekitar lokasi
perusahaan berdiri. Disinalah perusahaan harus peka terhadap potensi yang
ada disekitarnya, supaya kegiatan yang dilakukannya tidak mubazir dan
bermanfaat serta dapat berkesinambungan.
Menurut bank dunia, tanggung jawab sosila perusahaan terdiri dari
beberapa kompenen utama : perlindungan perusahaan, jaminan kerja, hak
asasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat,
standar usaha, pasar, pengembangan ekonomi dan badan usaha,
perlindungan Kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana
kemanusaiaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan berupa ( Weiss, 1994):
1) Pemeliharaan sumberdaya masyarakat
2) Perusahaan harus bekerjasama sebagai system yang terbuka dua arah
dengan penerimaan masukan secara terbuka dari masyarakat dan
memaparkan operasinya kepada public.
3) Perusahaan harus mengkalkulasikan biaya sosial maupun manfaat
dari suatu aktivitas, produk, atau jasa dan mempertimbangkannya
7
secara cermat agar dapat diputuskan apakah kegiatan tersebut perlu
dilanjutkan atau tidak.
4) Memperhitungkan biaya sosial dari setiap aktivitas, produk, atau jasa
ke dalam harga, sehingga konsumen membayar atas dampak
konsumsinya terhadap masyarakat.
5) Perusahaan melibatkan diri dalam aktivitas sosial, sesuai dengan
kompetensinya dimana terdapat kebutuhan sosial yang penting.
CSR dikonsepkan sebagai pyramid yang terdiri dari empat macam
tanggung jawab yang harus di pertimbangkan secara
berkesinambungan, yaitu ekonomi, hukum, etika, dan
berperilakukemanusaiaan (Trevino dan Nelson, 1995).
Tanggung jawab
berperilakukemanusaiaan
8
karena tidak semua harapan masyarakat telah dirumuskan dalam
hukum. Etika bukan hanya sesuai dengan hukum, namun juga dapat
diterima secara moral.
Tanggung jawab berperilakukemanusaiaan. Tanggung
jawab terhadap sesama mencangkup peran aktiv perusahaan dalam
memajukan kesejahteraan manusia.
Tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya diterapkan
pada perusahaan industry yang menghasilkan dampak negative pada
lingkungan dan masyarakat, akan tetapi juga pada sector keuangn
atau finansial seperti Lembaga keuangan bank dan bukan bank.
Dalam hal ini karena banyak industry yang merusak lingkungan,
melanggar HAM, melakukan pemutusan hubungan kerja sepihak
masih saja bertahan dan berkuasa karena menerima kucuran kredit
dari Lembaga keuangan.
Ada 4 kekuatan yang mempengaruhi tanggung jawab sosial yaitu :
1) Pelanggan
2) Iklim investasi
3) Masyarakat sipil, dan
4) Lingkungan kerja
9
Lingkup Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
10
4) Pertimbangan tanggung jawab dan kekuasaan, kekuasaan yang
terlalu besar jika tidak diimbangi dan dikontrol dengan tanggung
jawab sosial akan menyebabkan bisnis menjadi kekuatan yang
merusak masyarakat.
5) Keuntungan jangka Panjang, dengan tanggung jawab dan ketertiban
sosial tercipta suatu citra positif di mata masyarakat, karena
terciptanya iklim sosial politik yang kondusif bagi kelangsunagn
bisnis perusahaan tersebut.
11
Kotler dan Lee mengidentifkasi enam pilihan program bagi
perusahaan untuk melakukan inisyatif dan aktivitas yang berkaitan
dengan berbagai masalah sosial sekaligus sebagaiwujud komitmen
dari tanggung jawab sosial perusahaan.
1) Cause promotion dalam bentuk memberikan kontribusi dana atau
pengalangan dana untuk meningkatkan kesadara akan masalah-
masalah sosial tertentu seperti, misalnya, bahaya narkotika.
2) Cause-related marketing, dalam bentuk kontribusi perusahaan
dengan menyisihka sepersekian persen dari pendapatan sebagai
donasi bagi masalah sosial tertentu untuk periode waktu tertentu atau
produk tertentu.
3) Corporate social marketing, disini perusahan membantu
pengembangan maupun implementasi dari kampanye dengan focus
untuk merubah perilaku tertentu yang mempunyai pengaruh
negative, seperti misalnya kebiasaan berlalu lintas yang berada
4) Corporate philanthropy, adalah inisiatif perusahaan dengan
memberikan kontribusi langsung kepada suatu aktivitas amal, lebih
sering dalam bentuk donasi ataupun sumbangan tunai.
5) Community volunteering, dalam aktivitas ini perusahaan
memberikan bantuan dan mendorong karyawan, serta mitra
bisnisnya untuk secara sukarela terlibat dan mebantu masyarakat
setempat.
6) Socially responsible business practices, ini adalah sebuah inisiatif
dimana perusahaan mengadopsi da melakukan praktik bisnis tertentu
sert ainvestas yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas
komunitas dan melindungi lingkungan.
12
koprasi wajib untuk melaksanakanya, tetapi kewajiban ini bukan suatu
beban yang memberatkan. Perlu diingat pembangunan suatu negara
bukan hanya tangungjawab pemerintah dan industri saja, tetapi setiap
insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan
pengelolaan kualitas hidup masyarakat
Konsep CSR itu sendiri pertama kali dikemukakan oleh Howard
R.Bowen pada tahun 1953 yang menyatakan bahwa, “it refers to the
obligations of businessmen to pursue those policies, to make those
decisions, or to follow those lines of action which are desireable in
terms of the objectives and values of our society”1Secara sederhana,
Jhonatan Sofian menyebutkan CSR sebagai suatu konsep yang
mewajibkan perusahaan untuk memenuhi dan memperhatikan
kepentingan para stakeholder dalam kegiatan operasinya mencari
keuntungan. Stakeholder yang dimaksud di antaranya adalah para
karyawan (buruh), kostumer, masyarakat, komunitas lokal, pemerintah
dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Meningkatnya tingkat kepedulian kualitas kehidupan,
harmonisasi sosial dan lingkungan ini juga mempengaruhi aktivitas
dunia bisnis, maka, lahirlah gugatan terhadap peran perusahaan agar
mempunyai tanggungjawab sosial. Disinilah salah satu manfaat yang
dapat dipetik perusahaan dari kegiatan CSR. Dalam konteks inilah
aktifitas CSR menjadi menu wajib bagi perusahaan, di luar kewajiban
yang digariskan undang-undang.
13
purna jualnya serta informasi lain yang harus di ketahui
konsumen.
14
3) Meningkatkan standar Kesehatan dengan menyediakan sarana
serta prasarna yang menunjang Kesehatan terutama bagi
masyarakat sekitarnya.
Pendapat lain yang juga ditemukan Elliot (2002) dalam
certified public accountant journal) adalah auditing is a highly
competitive industry with firms facing constant pressure from their
clients to reduce their fees or to be replaced by other firms. Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kantor akuntan public
itu adalah Firma atau perusahaan yang provit motif. Dalam rangka
menjalankan usahanya kantor akuntan public ini juga melakukan
kegiatan bisnis seperti industry lainnya, misalnya: memberikan jasa
berupa opini atau Auditore opinion yang akan digunakan oleh
usernya untuk pengambilan keputusan. Kantor akuntan publik juga
melakukan keputusan bisnis, misalnya manajer.
Mauzt and Sharaf(1971) dalam the philosophy of auditing
menyatakan bahwa: independent Auditors perform financial-
statement audit because the users of financial information have a
need for these services. Ricchiute (1999) dalam auditing concept and
standards mengemukakan: an independent auditor’s opinion
provide both internal and external user with input to making
reasoned, logical, and informed decisions about financial matters,
including a business entity’s earnings performance, financial
position, liquidity position, managerial performance, and economic
vulnerability.
Mengenai pentingnya tanggung jawab sosial kantor akuntan
public di Indonesia dibahas dalam Silabi Pendidikan professi
akuntansi tahun 2005 dengan topik etika bisnis dan profesi untuk
akuntan, tanggung jawab sosial kantor akuntan public sebagai entitas
bisnis visi dan misi ikatan Akuntan Indonesia dalam anggaran dasar
ikatan Akuntan Indonesia tahun 2007 pasal enam visi IAI adalah
menjadi organisasi professi terdepan dalam pengembangan
15
pengetahuan dan praktik akuntansi, manajemen bisnis dan public,
yang berorientasi pada etika dan tanggung jawab sosial, serta
lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional.
Palepu (2000) membahas mengenai keterkaitan jasa yang
diberikan akuntan public yang mengaudit laporan keuangan. Secara
teori this laporan keuangan digunakan secara umum oleh masyarakat
luas yaitu: financial accounting information usually is directed
toward the common needs of a wide variety of users. Keterkaitan
antara jasa yang diberikan oleh akuntan public dan masyarakat luas
pada umumnya telah dit Kemukakan beberapa ahli maupun praktisi
akuntan public diantaranya, arents et al (2008) dalam auditing,
attenstation and assurance service menemukakan: the term
professional means a responsibility for conduct that extends beyon
satisfying individual responsibilities and beyond the requirements of
our society’s laws and regulations.
Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa akuntan public mempunyai tanggung jawab kepada
masyarakat umum yang menggunakan Audi Tor opinion yang
dibuatnya. Dari beberapa pendapat para ahli dan literature auditing
dapat disimpulkan sebagai berikut
• professi akuntan menurut orientasi etika yang tinggi
• akuntan tidak sekedar membela kepentingan Klien, tetapi
bertanggung jawab kepada seluruh stakeholder-nya yaitu tihan
pihak yang mengandalkan pengambilan keputusannya
berdasarkan laporan keuangan yang Diaudit
• KAP juga menjalankan praktik bisnis atau perusahaan jasa
sehingga tidak dapat terlepas dari etika bisnis akuntan yang
bekerja di dalam kak apa harus mematuhi SPAP atau standar
professional Akuntan public dank ode Ethic akuntan Indonesia.
Beberapa hasil penelitian yang terkait dengan CSR dapat di ringkas
kan sebagai berikut:
16
1. Limperg (1961). The social responsibility of the auditor,
working paper, university of Amsterdam penelitian ini
menunjukkan pentingnya tanggung jawab Auditore tidak hanya
terhadap Klien, tetapi juga terhadap masyarakat umum.
2. Imam sarwoko (1966) perubahan peran dan tanggung jawab
akuntan public atau kongres Luar IAI. Penelitian ini
menunjukkan bahwa peran dan tanggung jawab akuntan public
kian meningkat, karena masyarakat pengguna jasa akuntan
public dapat menuntut jasa merasa dirugikan.
3. Jeffrey, cyntia, et.al. (1966). Ethical development, professional
commitment, and rule observance attitude: a study of certified
public accountants and corporate accountant. Penelitian ini
menunjukkan bahwa akuntan public dan akuntan intern yang
memiliki kognitif moral development tinggi, cenderung
memiliki professional komitmen yang tinggi pula dan
mempunyai pertimbangan ethical dillema yang lebih baik pula.
4. Ingram, RW and KB frazier(1990) environmental performance
and corporate disclouse. Penelitian ini menunjukkan
pentingnya corporate disclosure dan laporan bar tanggung
jawaban sosial agar dapat mencerminkan etika perusahaan.
5. Good and Gibson, (1991). Business ethics and stakeholder
analysis. Penelitian ini sangat menekankan pentingnya etika
bisnis dan kepentingan para stakeholder.
17
PENUTUP
Kesimpulan
Corporate Social Responsibility merupakan tanggung jawab moral
bagi perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat yang tdiak terbatas
hanya pada konsumen saja, tapi semua pihak yang terkait baik langsung
ataupun tidak langsung. Perusahaan perlu memperhatikan keberlangsuangan
hidup masyarakat yang terkait dan terdampak atas aktivitas usahanya
Saran
Perusahaan perlu dan harus transparan dalam menngungkapkan
kepada public bentuk dan implementasi atas program tanggung jawab sosial
yang akan dan telah mereka lakukan
18
DAFTAR PUSTAKA
https://promkes.kemkes.go.id/csr/pengertian-csr
19