Anda di halaman 1dari 10

“BISNIS, LINGKUNGAN HIDUP, DAN

ETIKA”

Oleh : ARUM TUNTIYA


NIM : 201859310039
PEMBAHASAN

1. Krisis Lingukangan Hidup


2. Lingkungan Hidup dan Ekonomi
3. Hubungan Manusia dengan Alam
4. Dasar Etika Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan
5. Implementasi Tanggung Jawab dengan Lingkungan
6. Pandangan Islam Terhadap Pelestarian Lingkungan
A. KRISIS LINGKUNGAN HIDUP

 Dalam situasi yang sekarang ini melanda tidak hanya negara maju namun juga
negara berkembang, kegiatan bisnis menimbulkan berbagai kerusakan
lingkungan terutama pada lingkungan kawasan industri. Kawasan industri yang
biasanya hampir selalu dikelilingi kawasan penghunian yang padat
menimbulkan tidak hanya kerusakan lingkungan, bahkan berbagai penyakit
yang mampu merusak kesehatan penduduk di sekitarnya.
 Terdapat enam masalah pokok yang menjadi pembahasan dalam dampak
pencemaran lingkungan akibat kegiatan bisnis dalam dimensi global,
diantaranya yaitu:
1. Akumulasi bahan beracun
2. Efek rumah kaca
3. Perusakan lapisan ozon
4. Hujan asam
5. Deforestasi dan penggurunan
6. Keanekaan hayati
B. LINGKUNGAN HIDUP DAN EKONOMI

1. Lingkungan hidup sebagai “the commons”


Lingkungan hidup sebagai “the commons” sering dilakukan sejak Professor Garret Hardin dari
Universitas Harvard menulis artikelnya “The Tragedy of The Commons”. Dalam pengandaian
ini, lingkungan hidup dianggap sebagai ranah umum atau kepemilikan umum. The commons
adalah ladang umum yang dulu dapat ditemukan dalam banyak daerah pedesaan di Eropa dan
dimanfaatkan secara bersama-sama oleh semua penduduknya.
2. Lingkungan hidup tidak lagi eksternalitas
Eksternalitas adalah faktor- faktor yang bersifat ekonomis tapi tetap tinggal di luar perhitungan
ekonomis. Karena sumber daya alam yang berubah menjadi barang langka dan harus diberi harga
ekonomis, maka lingkungan hidup bukan lagi hal yang eksternalitas.
3. Pembangunan berkelanjutan
Ekonomi harus mempertimbangkan adanya zero growth atau pertumbuhan nol atau pertumbuhan
tidak sama sekali. Sustainable development mampu mengubah pandangan mengenai
pertumbuhan penduduk yang bertentangan dengan lingkungan hidup. Pembangunan
berkelanjutan memberikan jembatan kepada keduanya dengan memungkinkan pertumbuhan
ekonomi asalkan prospek ekonomi (lingkungan hidup) berkualitas sama.
C. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM

 Manusia tidak terpisah dari alam, apalagi bertentangan dengan alam, ia


termasuk alam itu sendiri seperti setiap makhluk hidup lain. Pada
dasarnya manusia adalah sebagian alam. Persatuannya dengan alam itu
tidak pernah boleh dilupakan. Pandangan modern tentang alam adalah
antroposentris, karena menempatkan manusia dalam pusatnya.
Pandangan baru yang kita butuhkan bila kita ingin mengatasi krisis
lingkungan, harus bersifat ekosentris, karena menempatkan alam dalam
pusatnya.
 Manusia memang bisa dianggap sebagai sebagian alam. Pandangan
ekosentris adalah benar, sejauh manusia tidak mungkin dilepaskan dari
alam. Perlu diakui pula bahwa alam mempunyai nilai intrinsik, yang
tidak tergantung pada manfaatnya untuk manusia. Dan gaagsan ini pasti
punya konsekuensi besar untuk etika. Khususnya etika bisnis harus
memikirkan kedudukan alam sebagai stakeholder, di samping
stakeholders lain yang sudah disebut sebelumnya.
D. DASAR ETIKA TANGGUNG JAWAB TERHADAP
LINGKUNGAN

1. Hak dan Deontologi


Dalam teori deontologi menyebutkan bahwa manusia selalu harus
diperlakukan juga sebagai tujuan pada dirinya dan tidak pernah sebagai
sarana belaka.
2. Utilitarisme
Teori utilitarisme menyebutkan bahwa suatu perbuatan atau aturan yang
baik bila membawa keuntungan pada jumlah orang yang banyak dengan
memaksimalkan manfaat.
3. Keadilan
Dasar pada tanggung jawab melestarikan lingkungan juga adalah tuntutan
etis yang mengharuskan keadilan. Dalam konteks lingkungan hidup yang
digunakan adalah prinsip keadilan distributif dimana keadilan yang
mewajibkan untuk saling membagi dengan adil.
E. IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB DENGAN
LINGKUNGAN

Sangat diperlukan tanggung jawab moral untuk melindungi lingkungan


terhadap faktor-faktor lainnya.
1. Siapa yang harus membayar ?
Terdapat dua jawaban untuk menjawab pertanyaan siapa yang harus
membayar seluruh akibat dari pencemaran lingkungan:
a. The polluter pays.
b. Those who will benefit from environmental improvement should pay the
cost.
2. Bagaimana beban dibagi?
c. Cara pertama adalah membuat peraturan mengenai polusi dari industri.
d. Cara menangani biaya perbaikan lingkungan yang menemui lebih banyak
simpati pada bisnis adalah memberikan insentif kepada industri yang
bersedia mengambil tindakan khusus untuk melindungi lingkungan.
3. Mekanisme harga
3. Etika dalam Lingkungan Hidup
Apa yang berlaku tentang etika bisnis pada umumnya, berlaku juga mengenai
masalah lingkungan hidup. Pebisnis belum tentu memenuhi norma-norma etika, bila
ia berpegang pada aturan-aturan hukum. Memang benar, sebagian besar hukum
mempertegas norma-norma etika tetapi hal itu tidak berarti bahwa hukum
menampung semua nilai dan norma etika.
Pebisnis juga belum tentu berlaku etis, bila ia berpegang pada semua aturan hukum
tentang lingkungan hidup. Perusakan lingkungan hidup hingga tidak bisa diperbaiki
lagi selalu harus dianggap tidak etis, juga kalau tidak atau belum dilarang menurut
hukum.
Di sisi lain, jika satu perusahaan berlaku etis dengan tidak membuang limbah ke
dalam sungai, sedangkan begitu banyak perusahaan lain membuang limbah
seenaknya, sikap etisnya yang sangat terpuji itu sama sekali tidak efektif. Barangkali
kita semua sepakat bahwa perilaku semua perusahaan kecuali yang satu itu tidak
etis, namun mereka lakukan juga, karena dari segi ekonomis lebih menguntungkan.
F. PANDANGAN ISLAM TERHADAP PELESTARIAN
LINGKUNGAN

Dalam kaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dan


pelestariannya, Islam menuntun manusia agar mengelola kekayaan
alam dengan ilmu dan amal. Di samping, mengingat agar dalam
mengelola (memproduksi) kekayaan alam itu memperhatikan
batas-batas haram dan halal, dan memelihara kelestariannya.
Al-qur’an menerangkan bahwa pemanfaatan kekayaan yang
tersimpan dan tersebar di alam ini, tergantung pada dua
hal, yaknipertama, ilmu pengetahuan yang didasarkan
pada tafakkur dan penggunaan akal. Kedua, adalah amal
(Action/Implementation). Sesungguhnya ilmu saja tidak akan
membuahkan hasil jika tidak diikuti oleh amal (tindak lanjut)
dengan melakukan berbagai eksplorasi.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai