Anda di halaman 1dari 24

ETIKA BISNIS & E-COMMERCE

Kelompok 4 :
1. Miftahul Husna (13.1.03.02.0357)
2. Moch. Maghribil Huda A. (13.1.03.02.0027)
3. Agung Pramuji (13.1.03.02.0026)
4. Fajar Mawardi (13.1.03.02.0221)
5. Elsya Meilinda (14.1.03.02.0288)
PEMBAHASAN :
1. ETIKA BISNIS
• Pengertian Etika Bisnis
• Prinsip-prinsip Dalam Etika Bisnis
• Bisnis di Bidang Teknologi Informasi

2. E-COMMERCE
• Pengertian E-Commerce
• Macam-macam E-Commerce di Indonesia
• Masalah Dalam E-Commerce

3. ETIKA BISNIS, E-COMMERCE DAN PENEGAKAN HUKUM


1. ETIKA BISNIS

- PENGERTIAN ETIKA BISNIS


Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah
etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari
dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
- PRINSIP-PRINSIP DALAM ETIKA BISNIS
 Prinsip Otonomi
 Prinsip Kejujuran
 Prinsip Berbuat Baik dan Tidak Berbuat Jahat
 Prinsip Keadilan
 Prinsip Hormat pada Diri Sendiri
Prinsip Otonomi
 Manusia dapat bertindak secara bebas berdasainirkan kesadaran
sendiri tentang apa yang dianggap baik untuk dilakukan, tetapi
otonomi juga memerlukan adanya tanggungjawab.

Orang yang otonom adalah orang yang tidak saja sadar akan
kewajibannya tetapi juga mempertanggungjawabkan keputusan dan
tindakannya, mampu bertanggungjawab atas keputusan yang
diambilnya serta dampak dari keputusan tersebut.
Prinsip Kejujuran

 Kejujuran untuk menjamin kelanggengan sebuah


kegiatan bisnis.
Prinsip berbuat baik dan tidak berbuat jahat
 Berbuat baik (beneficence) dan tidak berbuat jahat
(nonmaleficence)  prinsip moral untuk bertindak baik
kepada orang lain dalam segala bidang.
 Dasar prinsip tersebut akan membangun prinsip-prinsip
hubungan dengan sesama.
Prinsip Keadilan
 Merupakan prinsip yang menuntut bahwa dalam hubungan
bisnis, seseorang memperlakukan orang lain sesuai haknya.
 Di dalam prinsip, keseimbangan antara hak dan kewajiban
menjadi bagian terpenting dalam bisnis.
Prinsip Hormat pada Diri Sendiri
 Prinsip menghargai diri sendiri.
 Dalam melakukan hubungan bisnis, manusia memiliki
kewajiban moral untuk memperlakukan dirinya sebagai
pribadi yang memiliki nilai sama dengan pribadi lainnya.
Bisnis di bidang Teknologi Informasi
 Bisnis di Bidang Industri Perangkat Keras
 Bisnis di Bidang Perangkat Lunak
 Bisnis di Bidang Distribusi dan Penjualan Barang
 Bisnis di Bidang Pendidikan Teknolgi Informasi
 Bisnis di Bidang Pemeliharaan Teknologi Informasi
2. E-COMMERCE
- PENGERTIAN E-COMMERCE

Perdagangan elektronik (bahasa Inggris: electronic commerce atau e-commerce)


adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem
elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-
commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem
manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih
luas, tidak hanya sekadar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis,
pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-commerce
juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), surat elektronik
(e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman
barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.
- MACAM-MACAM E-COMMERCE DI INDONESIA

1. Iklan Baris, merupakan salah satu bentuk e-commerce yang tergolong sederhana,
Penjual yang menggunakan social media atau forum untuk beriklan, biasanya tidak bisa
langsung menyelesaikan transaksi pada website yang bersangkutan. Namun penjual
dan pembeli harus berkomunikasi secara langsung untuk bertransaksi. Contoh iklan
baris: OLX.co.id (sebelumnya Tokobagus), Berniaga, dan FJB-Kaskus.

2. Retail, merupakan jenis e-commerce yang di mana semua proses jual-beli


dilakukan melalui sistem yang sudah diterapkan oleh situs retail yang bersangkutan.
Oleh karena itu, kegiatan jual-beli di retail relatif aman, namun biasanya pilihan produk
yang tersedia tidak terlalu banyak, atau hanya fokus ke satu-dua kategori produk.
Contoh retail: Berrybenzka, Zalora, dan Lazada.
- MACAM-MACAM E-COMMERCE DI INDONESIA

3. Marketplace, bisa dianggap sebagai penyedia jasa mall online, namun yang
berjualan bukan penyedia website, melainkan anggota-anggota yang mendaftar untuk
berjualan di website marketplace yang bersangkutan.
- MASALAH DALAM E-COMMERCE

1. Penipuan dengan cara pencurian identitas dan membohongi pelanggan.


Bentuk pelanggaran yang sering terjadi karena pada dasarnya pada pelaksanaan e-
commerce seorang penjual dan pembeli tidak melakukan kontak fisik secara
langsung.

2. Prinsip yurisdiksi dalam transaksi.


Sistem hukum tradisional yang sudah mapan, memiliki prinsip prinsip yurisdiksi
dalam sebuah transaksi, yaitu menyangkut tempat transaksi, hukum kontrak dan
sebagainya. E commerce melahirkan masalah penerapan konsep yuridiksi dalam
transaksi tersebut. Tempat transaksi dan hukum kontrak harus ditetapkan secara
lintas batas, baik regional maupun internasional, mengingat sifat cyberspace yang
borderless atau tidak mengenal batas batas suatu negara.
3. Kontrak dalam transaksi elektronik.

Kontrak dalam hal ini merupakan bukti kesepakatan antara kedua belah pihak yang
melakukan transaksi komersial. Permasalahannya, hukum negara mengenai
perdagangan konvensional menganggap transaksi komersial sebagai sesuatu yang
valid, berkekuatan penuh, dan tanpa syarat yang spesifik unluk direduksi ke dalam
bentuk tertulis atau yang juga dikenal dengan istilah paper based transaction.
Sementara di dalam e commerce, kontrak tersebut dilakukan secara elektronis dan
paperless transaction.
4. Perlindungan konsumen.

Masalah perlindungan konsumen merupakan faktor utama dalam keberhasilan


sebuah e commerce. Hal ini dikarenakan konsumen merupakan pihak yang
menentukan kelangsungan hidup perdagangan elektronik tersebut. Masalah
yang terjadi dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen ini adalah
kecurangan yang sering dilakukan oleh penjual mengingat keberadaannya.
Masalah tentang keberadaan penjual ini seperti misalnya penjual merupakan
virtual store atau toko on line yang fiktif.
5. Permasalahan pajak (taxation).

Permasalahan pajak dalam transaksi e commerce ini muncul ketika transaksi


dihadapkan pada batas negara. Masing masing negara akan menemui kesulitan
dalam menerapkan ketentuan pajaknya karena pihak penjual dan pembeli akan
sulit dilacak keberadaannya secara fisk Sebagai contoh, ada sebuah toko online
milik orang Indonesia, tetapi toko tersebut didaftarkan sebagai suatu “*.com” yang
servernya berada di Australia. Padahal, salah satu sifat cyberspace adalah
borderless. Jika terjadi transaksi, negara manakah yang berhak memungut pajak?
Indonesia atau Australia?
3. ETIKA BISNIS, E-COMMERCE, DAN PENEGAKKAN HUKUM
Salah satu acuan internasional yang banyak digunakan adalah Uncitral Model Low
onElectronic Commerce 1996, Beberapa poin penting di dalam Uncitral Model law on
Electronic Commerce tersebut antara lain adalah:

1. Pengakuan secara yuridis terhadap suatu data messages.


Pasal 5 dari model hukum ini menyatakan bahwa suatu informasi mempunyai implikasi
hukum, validitas, clan dapat dijalankan (enforceability) meskipun bentuknya berupa
data messages.
2. Pengakuan tanda tangan digital.

Pasal 7 model hukum ini menyatakan bahwa apabila terdapat peraturan yang
membutuhkan tandatangan seseorang maka persyaratan yang harus dipenuhi :

- Terdapat suatu metode yang dapat mengidentifikasikan seseorang dan dapat


memberikan indikasi bahwa informasi yang terdapat dalam suatu data
messages telah disetujui olehnya.
- Metode tersebut dapat diandalkan atau dapat digunakan dalam membuat
atau mengomunikasikannya dalam berbagai situasi, termasuk sebagai
pedanjian.
3. Adanya pengakuan atas orisinilitas data message.

Salah satu point penting dalam model hukum ini juga menyatakan bahwa
apabila terdapat suatu peraturan yang mensyaratkan suatu informasi
disampaikan atau diwujudkan dalam bentuk asli (original), persyaratan
tersebut dapat dipenuhi oleh suatu data messages apabila:
Terdapat jaminan yang dapat diandalkan terhadap keutuhan informasi seiak
pertama dibuat, dalam bentuk akhirnya sebagai suatu data messages atau
bentuk lainnya.
4. Data messages dapat memenuhi syarat pembuktian hukum (admissibility
and evidential weight).

Pasal 9 dalam model hukum ini menyatakan bahwa dalam setiap peristiwa
hukum (legal proceeding), informasi dalam bentuk data messages
mempunyai kekuatan dalam pembuktiannya. Kektiatan pembuktian dari
suatu data messages harus didasarkan pada tingkat keandalan/
kemampuan/reliability. Pada saat data messages diciptakan, disimpan atau
dikomunikasikan, keandalan tersebut dalam hubungannya dengan
kemampuan mempertahankan keutuhan informasi juga dalam hubungannya
dengan kemampuan mengidentifikasikan originator dan berbagai faktor lain
yang relevan.
5. Pengakuan atas dokumentasi dalam data messages.

Salah satu poin penting dalam model hukum ini juga menyatakan bahwa
apabila terdapat peraturan yang mengharuskan berbagai dokumen, records
atau informasi didokumentasikan/disimpan, aturan tersebut dapat dipenuhi
dengan mendokumentasikan data messages. Untuk itu, aturan-aturan yang
terdapat di bawah ini harus dapat dipenuhi:

- Setiap informasi yang terkandung di dalamnya dapat diakses atau


digunakan sebagai referensi.

- Informasi tersebut tetap dipertahankan dalam format yang sama dengan


format pertama pada saat ia diciptakan, dikirim atau diterima atau dalam
suatu format yang sudah dapat dibuktikan keandalannya dalam membuat,
mengirim dan menerima.
KESIMPULAN :

Berdasarkan data yang telah dibahas dalam makalah ini, maka dapat disimpulkan
bahwa e commerce adalah sistem perdagangan yang menggunakan mekanisme
elektronik yang ada di jaringan internet. Dalam kaitannya dengan etika maka Etika
bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip etika pada kegiatan bisnis, tetapi
merupakan “meta etika” yang juga menyoroti apakah perilaku yang dinilai etis atau
tidak secara individu dapat diterapkan pada organisasi atau perusahaan bisnis.
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai