Anda di halaman 1dari 87

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

“Independensi dalam Perikatan Audit


dan Perikatan Reviu”

Narasumber:
• Tarkosunaryo MBA., CPA – Ketua Komite Etika Profesi
• Agung Purwanto – Anggota Komite Etika Profesi

Jakarta, 09 - 10 Juli 2020

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 1


Disclaimer
• Presentasi Kode Etik Profesi Akuntan Publik disusun oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) untuk mendukung regulator, Kantor Akuntan Publik, praktisi, pengajar dan pemangku
kepentingan lainnya dalam pengadopsian, pengimplementasian, pelatihan dan pengembangan,
serta pelaksanaan Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang telah direvisi dan direstrukturisasi ini.
• Presentasi berikut semata-mata suatu gambaran umum Kode Etik Profesi Akuntan Publik dan
tidak dimaksudkan untuk menyajikan seluruh perubahan secara detail. Presentasi wajib dibaca
bersama-sama dengan Kode Etik yang sifatnya otoritatif. Presentasi berikut bukan merupakan
bagian Kode Etik Profesi Akuntan Publik secara lengkap.
• IAPI tidak bertanggungjawab atas kerugian yang dialami oleh pihak yang melakukan atau
menahan diri untuk melakukan suatu tindakan dengan mendasarkan pada materi publikasi ini
secara langsung maupun tidak langsung, baik yang disebabkan oleh kelalaian atau hal lainnya.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik 2020 dapat di download pada link
berikut: https://iapi.or.id/Iapi/detail/919
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 2
Topik Bahasan
Perbedaan KEPAP 2019 dan 2020

Kepatuhan Terhadap Kode Etik, Prinsip Dasar Etika, dan


Kerangka Kerja Konseptual

Independensi dalam Perikatan Audit dan Perikatan Reviu

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 3


HARI PERTAMA
Kamis, 09 Juli 2020

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 4


Polling Question #1
Apakah anda sudah pernah membaca Kode Etik Profesi Akuntan Publik 2020
(KEPAP)?
a. Sudah membaca KEPAP 2020 secara keseluruhan.
b. Sudah membaca sebagian dari KEPAP 2020.
c. Belum pernah membaca KEPAP 2020.
d. Tidak mengetahui bahwa KEPAP 2020 sudah diterbitkan

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 5


1 Perbedaan KEPAP 2019 dan 2020

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 6


1/5
KODE ETIK
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020 EFEKTIF PER 1 JULI 2019

ADOPSI

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 7


2/5
KODE ETIK
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020 EFEKTIF PER 1 JULI 2019

KEPAP

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 8


3/5
KODE ETIK
KODE ETIK
PROFESI AKUNTAN PUBLIK
PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020
EFEKTIF PER 1 JULI 2019

BAGIAN 1 Kepatuhan Terhadap Kode Etik,


Prinsip Dasar Etika dan Kerangka Kerja
Konseptual;
BAGIAN A: Penerapan Umum Kode Etik;

BAGIAN 2 Anggota yang Bekerja di Bisnis;


BAGIAN B: Akuntan Publik atau CPA yang Berpraktik
ISI Melayani Publik;
BAGIAN 3 Anggota yang Berpraktik Melayani Publik;

BAGIAN C: CPA yang Bekerja Pada Entitas Bisnis.


BAGIAN 4A & 4B Independensi.
Bagian 4A: Independensi dalam Perikatan Audit dan Perikatan
Reviu.
Bagian 4B: Independensi dalam Perikatan Asurans Selain
Perikatan Audit dan Perikatan Reviu.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 9


4/5
KODE ETIK
KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK
PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020 EFEKTIF PER 1 JULI 2019

Pernyataan tentang ketidakpatuhan


NOCLAR terhadap peraturan perundang-undangan
TIDAK DIATUR
(Non-Compliance with Laws and
Regulations (NOCLAR)) – Respons atas
ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan.
ISI

Bagian 2 paragraf 260 mengatur lebih


lanjut NOCLAR bagi Anggota yang TIDAK DIATUR
BAGIAN 2
bekerja di bisnis dan Bagian 3 paragraf
360 mengatur NOCLAR bagi Anggota
yang berpraktik melayani publik.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 10


5/5
KODE ETIK
KODE ETIK
PROFESI AKUNTAN PUBLIK
PROFESI AKUNTAN PUBLIK 2020
EFEKTIF PER 1 JULI 2019
Ketentuan tentang hubungan yang berlangsung
lama antara personel (termasuk rotasi 3 (tiga)
ROTASI kategori Rekan yang terlibat dalam penugasan
audit atau reviu atas laporan keuangan untuk
entitas berakuntabilitas publik) yang mencakup
ketentuan periode jeda (cooling-off period) yang
lebih lama dibandingkan pengaturan dalam
Kode Etik efektif per 1 Juli 2019 maupun ISI
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengaturan pada Bagian 2 bagi Anggota Dalam Kode Etik 2019, bagian ini
ANGGOTA yang bekerja di bisnis yang lebih jelas yang ANGGOTA diatur dalam Bagian C yang berlaku
mencakup penyusunan dan penyajian
informasi dan tekanan untuk melanggar bagi CPA yang bekerja pada entitas
prinsip dasar etika. bisnis.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 11


Perubahan Struktur dan Sistematika KEPAP 2020
Beberapa tambahan substansial dan penyempurnaan,
termasuk:
• Peningkatan karakteristik dan penegasan pada kerangka
Mudah kerja konseptual.
dipahami • Ketentuan yang lebih jelas dan lebih kuat terkait dengan
pengamanan yang lebih selaras dengan ancaman
kepatuhan terhadap prinsip-prinsip dasar dan
independensi.
• Penegasan terhadap ketentuan independensi tentang
hubungan yang berlangsung lama antara personel dengan
klien audit atau asurans.
• Penambahan materi aplikasi baru untuk menekankan
Mudah Mudah pentingnya memahami fakta dan keadaan ketika
digunakan diterapkan melakukan pertimbangan profesional.
• Materi aplikasi baru menjelaskan bagaimana kepatuhan
terhadap prinsip dasar etika yang mendukung pelaksanaan
skeptisisme profesional dalam perikatan audit atau asurans
lainnya.
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 12
Keterangan

P Persyaratan dalam Kode Etik, yang ditandai dengan


huruf ‘P’, membebankan kewajiban.

Materi aplikasi, yang ditandai dengan huruf ‘A’,


memberikan konteks, penjelasan, saran untuk tindakan
A atau perihal yang perlu dipertimbangkan, ilustrasi, dan
panduan lain yang relevan untuk pemahaman yang
tepat atas Kode Etik.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 13


Tanggal Efektif
1 JULI 2020
Bagian 1, 2, 3, 4A dan 4B dari Kode
Etik Profesi Akuntan Publik akan
berlaku.

1 JANUARI 2022
kecuali bagian 4A Seksi 540 akan
berlaku efektif untuk audit dan reviu
Laporan Keuangan untuk periode
yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2022.
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 14
Kepatuhan Terhadap Kode Etik, Prinsip Dasar Etika, dan
2 Kerangka Kerja Konseptual

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 15


Polling Question #2
Apakah anda selalu mematuhi serta menerapkan ketentuan dan prinsip dasar
etika profesi dalam melaksanakan pekerjaan profesional?
a. Ya
b. Tidak
c. Jarang

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 16


“Anggota”

Individu yang memenuhi persyaratan sebagai


anggota IAPI dari waktu ke waktu berdasarkan
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga IAPI yakni: Akuntan Publik, pemegang CPA
selain Akuntan Publik, dan Anggota lainnya
termasuk individu yang mempunyai register negara
akuntan yang menjadi anggota IAPI.

17
“Anggota yang berpraktik melayani publik”

Terlepas dari klasifikasi fungsional (misalnya: audit,


pajak, atau konsultansi) di Kantornya yang
memberikan jasa profesional. Istilah “Anggota yang
berpraktik melayani publik” juga digunakan untuk
merujuk kepada Kantornya.

18
“Anggota praktisi pendahulu”

Anggota yang berpraktik melayani publik yang paling


akhir melakukan suatu perikatan audit atau
memberikan jasa akuntansi, pajak, konsultansi, atau
jasa profesional serupa kepada klien, ketika saat ini
Anggota yang bersangkutan tidak melakukan
penugasan untuk klien tersebut.

19
“Tim Audit”
• Semua anggota tim perikatan untuk perikatan audit.
• Semua pihak lain dalam kantor yang dapat secara
langsung memengaruhi hasil dari perikatan audit.
• Semua pihak dalam jaringan kantor yang dapat
memengaruhi hasil perikatan audit.

“Tim Perikatan”
Semua rekan dan staf yang melakukan perikatan, dan
setiap individu yang dilibatkan oleh kantor atau
jaringan kantor yang melakukan prosedur asurans
pada perikatan.
20
Kepatuhan terhadap Kode Etik

Prinsip perilaku profesional mensyaratkan Anggota untuk


mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Beberapa ketentuan dan peraturan yang berlaku


berbeda atau melampaui ketentuan yang ditetapkan
dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik.

Anggota harus menyadari perbedaan tersebut dan


mematuhi ketentuan yang lebih ketat kecuali dilarang
oleh peraturan perundang-undangan.
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 21
Anggota yang mengidentifikasi terjadinya
pelanggaran terhadap ketentuan lain dalam Kode
PELANGGARAN Etik Profesi Akuntan Publik harus mengevaluasi
TERHADAP signifikansi pelanggaran dan dampaknya terhadap
KODE ETIK kemampuan Anggota untuk mematuhi prinsip
PROFESI dasar etika.
AKUNTAN PUBLIK
Anggota juga harus:

a) Sesegera mungkin mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi


konsekuensi dari pelanggaran secara memadai; dan
b) Menentukan apakah akan melaporkan pelanggaran tersebut kepada pihak
yang relevan.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 22


bersikap lugas dan jujur dalam semua
hubungan profesional dan bisnis
mematuhi peraturan Integritas
perundang-undangan yang
berlaku dan menghindari tidak mengompromikan
perilaku apapun yang pertimbangan profesional
diketahui oleh Anggota atau bisnis karena adanya
mungkin akan bias, benturan kepentingan,
mendiskreditkan profesi atau pengaruh yang tidak
Anggota Perilaku semestinya dari pihak lain
Objektivitas
Profesional
PRINSIP
DASAR
• mencapai & mempertahankan
ETIKA pengetahuan dan keahlian
profesional pada level yang
menjaga kerahasiaan informasi disyaratkan
yang diperoleh dari hasil hubungan • bertindak sesuai dengan
profesional dan bisnis standar profesional & standar
Kompetensi teknis yang berlaku
dan kehati-
Kerahasiaan
hatian
profesional

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 23


INTEGRITAS

Anggota harus mematuhi prinsip integritas, yang mensyaratkan Anggota untuk


bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan bisnis.

Anggota tidak boleh secara sengaja dikaitkan dengan laporan, komunikasi, atau informasi
lain ketika Anggota percaya bahwa informasi tersebut:
a) Berisi kesalahan atau pernyataan yang menyesatkan secara material;
b) Berisi pernyataan atau informasi yang dibuat secara tidak hati-hati; atau
c) Terdapat penghilangan atau pengaburan informasi yang seharusnya diungkapkan,
sehingga akan menyesatkan.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 24


OBJEKTIVITAS

Anggota harus mematuhi prinsip objektivitas yang mensyaratkan Anggota


untuk tidak mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis karena
adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya
dari pihak lain.

Anggota tidak boleh melakukan aktivitas profesional jika suatu keadaan


atau hubungan terlalu memengaruhi pertimbangan profesionalnya atas
aktivitas tersebut.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 25


KOMPETENSI DAN KEHATI-HATIAN PROFESIONAL

❑ Anggota harus patuh terhadap prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional yang
mensyaratkan Anggota untuk:
a) Mencapai dan mempertahankan pengetahuan serta keahlian profesional pada level yang
disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau organisasi tempatnya bekerja memperoleh
jasa profesional yang kompeten berdasarkan standar profesional dan standar teknis terkini
dan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku; dan
b) Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional dan standar teknis
yang berlaku.
❑ Dalam mematuhi prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional, Anggota harus mengambil
langkah-langkah yang memadai untuk memastikan bahwa mereka yang bekerja profesional di
bawah pengawasannya telah memperoleh pelatihan dan supervisi yang tepat.

❑ Jika diperlukan, Anggota harus membuat klien, organisasi tempatnya bekerja, atau pengguna
lain atas jasa atau aktivitas profesional Anggota, untuk menyadari keterbatasan yang melekat
pada jasa atau aktivitas tersebut.
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 26
a) Mewaspadai terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja,
termasuk dalam lingkungan sosial, dan khususnya kepada rekan bisnis dekat,
anggota keluarga inti, atau keluarga dekat;

KERAHASIAAN b) Menjaga kerahasiaan informasi di dalam Kantor atau organisasi tempatnya


bekerja;

c) Menjaga kerahasiaan informasi yang diungkapkan oleh calon klien atau organisasi
tempatnya bekerja;

d) Tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan


Anggota harus profesional dan bisnis di luar Kantor atau organisasi tempatnya bekerja tanpa
kewenangan yang memadai dan spesifik, kecuali jika terdapat hak atau kewajiban
mematuhi prinsip
hukum atau profesional untuk mengungkapkannya;
kerahasiaan.
Anggota harus: e) Tidak menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional
dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga;

f) Tidak menggunakan atau mengungkapkan informasi rahasia apapun, baik yang


diperoleh atau diterima sebagai hasil dari hubungan profesional atau bisnis
maupun setelah hubungan tersebut berakhir;dan
g) Melakukan langkah-langkah yang memadai untuk memastikan bahwa personel
yang berada di bawah pengawasannya, serta individu yang memberi advis dan
bantuan profesional, untuk menghormati kewajiban Anggota guna menjaga
1/3 kerahasiaan informasi.
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 27
KERAHASIAAN

a) Pengungkapan disyaratkan oleh hukum, misalnya:


Keadaan ketika Anggota i. Pembuatan dokumen atau ketentuan lainnya atas bukti
harus mengungkapkan dalam proses hukum; atau
atau mungkin disyaratkan ii. Pengungkapan kepada otoritas publik yang berwenang
untuk mengungkapkan atas terjadinya indikasi pelanggaran hukum;
informasi rahasia atau b) Pengungkapan diizinkan oleh hukum dan diperkenankan oleh
ketika pengungkapan klien atau organisasi tempatnya bekerja; dan
tersebut mungkin layak c) Terdapat kewajiban atau hak profesional untuk
diungkap: mengungkapkan, jika tidak dilarang oleh hukum:
i. Untuk mematuhi penelaahan mutu oleh asosiasi profesi;
ii. Untuk merespons pertanyaan atau investigasi oleh
asosiasi profesi atau badan regulator.
2/3
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 28
KERAHASIAAN
▪ Apakah kepentingan semua pihak dirugikan, termasuk
pihak ketiga yang kepentingannya terpengaruh, jika klien
atau organisasi tempatnya bekerja menyetujui
Dalam memutuskan untuk pengungkapan informasi tersebut.
mengungkapkan atau ▪ Apakah semua informasi yang relevan diketahui dan
tidak mengungkapkan didukung bukti yang kuat, sepanjang praktis. Faktor-faktor
informasi rahasia, Anggota yang memengaruhi keputusan untuk mengungkapkan
mempertimbangkan meliputi:
keadaan yang relevan
➢ Fakta tidak didukung bukti yang kuat.
termasuk:
➢ Informasi yang tidak lengkap.
➢ Kesimpulan yang tidak didukung bukti yang kuat.
▪ Komunikasi yang digunakan dan pihak yang dituju dalam
komunikasi tersebut.
▪ Apakah pihak-pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut
merupakan penerima yang tepat.
3/3
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 29
Mensyaratkan Anggota untuk mematuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan menghindari perilaku apapun yang diketahui atau
seharusnya diketahui yang dapat mendiskreditkan profesi. Anggota tidak
boleh terlibat dalam bisnis, pekerjaan, atau aktivitas apapun yang
diketahui merusak atau mungkin merusak integritas, objektivitas, atau
reputasi baik dari profesi, dan hasilnya tidak sesuai dengan prinsip dasar
etika.

Ketika melakukan aktivitas pemasaran atau promosi, Anggota dilarang


mencemarkan nama baik profesi. Anggota harus bersikap jujur dan
mengatakan yang sebenarnya, serta tidak:
PERILAKU a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang
PROFESIONAL dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah
diperoleh; atau
b) Membuat pernyataan yang merendahkan atau melakukan
perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan
pihak lain.

Jika Anggota memiliki keraguan atas tepat tidaknya suatu bentuk iklan atau
pemasaran lainnya, maka Anggota didorong untuk berkonsultasi dengan
asosiasi profesi yang relevan.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 30


Pihak lain dalam
Kantor atau
organisasi tempatnya
bekerja.

Dalam situasi ketika


mematuhi salah satu prinsip
dasar etika, akan Pihak yang
Penasihat bertanggung
hukum. bertentangan dengan
jawab atas tata
mematuhi satu atau lebih kelola.
prinsip dasar etika lainnya,
Anggota mungkin
mempertimbangkan untuk Namun, tidak
berkonsultasi, dengan: membebaskan Anggota
dari tanggung jawabnya
untuk melepaskan diri
dari permasalahan yang
Asosiasi memunculkan konflik.
Regulator.
profesi.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 31


Polling Question #3
Marius, seorang CPA Indonesia, bekerja di departemen akuntansi suatu
perusahaan. Karena dia tidak bekerja dalam praktik klien akuntan publik,
maka dia tidak diharuskan untuk mematuhi ketentuan etika dalam kode etik.
a. Setuju
b. Tidak Setuju

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 32


Kerangka Kerja Konseptual

3. Mengatasi 1. Identifikasi
Ancaman Ancaman

2. Evaluasi
Ancaman

33
Mengidentifikasi Ancaman
Ancaman
Ancaman berupa kepentingan keuangan atau kepentingan lain yang akan memengaruhi
Kepentingan pertimbangan atau perilaku Anggota secara tidak tepat;
Pribadi
Ancaman Ancaman ketika Anggota tidak dapat secara tepat melakukan evaluasi atas pertimbangan yang
telah dibuatnya; atau aktivitas yang dilakukan oleh Anggota atau individu dalam Kantor atau
Telaah organisasi tempatnya bekerja, yang diandalkan oleh Anggota ketika membuat suatu
Pribadi pertimbangan sebagai bagian dari pelaksanaan aktivitas yang sedang diberikan;

Ancaman Ancaman yang terjadi ketika Anggota mendukung posisi klien atau organisasi tempatnya
Advokasi bekerja sampai pada titik yang dapat mengurangi objektivitasnya;

Ancaman yang terjadi karena hubungan yang lama atau hubungan yang dekat dengan
Ancaman klien atau organisasi tempatnya bekerja, Anggota terlalu bersimpati pada kepentingan klien
Kedekatan atau organisasi tempatnya bekerja, atau terlalu mudah menerima hasil pekerjaan mereka;
dan
Ancaman yang terjadi ketika Anggota dihalangi untuk bertindak secara objektif karena
Ancaman
tekanan yang nyata atau dirasakan, termasuk upaya memengaruhi Anggota secara tidak
Intimidasi semestinya.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 34


Mengevaluasi Ancaman
Contoh kondisi, kebijakan, dan prosedur yang relevan dalam mengevaluasi level ancaman:

➢ Persyaratan tata kelola korporat.


➢ Persyaratan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman bagi profesi.
➢ Sistem pengaduan yang efektif yang memungkinkan Anggota dan masyarakat umum untuk
memberi perhatian pada perilaku tidak etis.
➢ Suatu pernyataan kewajiban secara eksplisit untuk melaporkan pelanggaran atas persyaratan
etika.
➢ Prosedur pemantauan dan pendisiplinan oleh asosiasi profesi atau regulator.

Tetap waspada selama aktivitas profesional akan membantu Anggota dalam menentukan
informasi baru telah muncul atau mengubah fakta yang:

➢ Berdampak terhadap level ancaman; atau


➢ Memengaruhi kesimpulan Anggota mengenai apakah pengamanan yang diterapkan berlanjut
secara tepat untuk mengatasi ancaman yang teridentifikasi.
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 35
Mengatasi Ancaman
Jika ancaman yang teridentifikasi berada pada level yang tidak dapat diterima, maka
Anggota harus:
a) Menghilangkan keadaan, termasuk kepentingan atau hubungan, yang
memunculkan ancaman;
b) Menerapkan pengamanan, jika tersedia dan dapat diterapkan, untuk
menurunkan ancaman sampai pada level yang dapat diterima; atau
c) Menolak atau mengakhiri aktivitas profesional tertentu.

Tindakan untuk menghilangkan ancaman bergantung pada fakta dan keadaan, suatu
ancaman dapat diatasi dengan menghilangkan keadaan yang memunculkan ancaman.
Namun, terdapat beberapa situasi ketika ancaman hanya dapat diatasi dengan menolak
atau mengakhiri aktivitas profesional tertentu.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 36


Ketika menerapkan kerangka kerja konseptual, Anggota harus:

Menerapkan pertimbangkan profesional.

Tetap waspada terhadap informasi baru dan perubahan


atas fakta dan keadaan.

Menggunakan pengujian pihak ketiga yang rasional


dan memiliki informasi yang memadai.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 37


Pertimbangan untuk Perikatan Audit,
Perikatan Reviu, dan Perikatan Asurans Lain

INDEPENDENSI

Independensi dalam pemikiran Independensi dalam penampilan

Sikap mental pemikiran yang memungkinkan Penghindaran fakta dan keadaan yang sangat
untuk menyatakan suatu kesimpulan dengan signifikan sehingga pihak ketiga yang rasional
tidak terpengaruh oleh tekanan yang dapat dan memiliki informasi yang memadai, besar
mengompromikan pertimbangan profesional, kemungkinan akan menyimpulkan bahwa
sehingga memungkinkan individu bertindak integritas, objektivitas, atau skeptisisme
secara berintegritas serta menerapkan profesional dari Kantor, atau anggota tim audit
objektivitas dan skeptisisme profesional. atau tim asurans, telah dikompromikan.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 38


SKEPTISISME PROFESIONAL

Skeptisisme profesional dan prinsip dasar etika yang dijelaskan


dalam Prinsip Dasar Etika, adalah konsep yang saling berkaitan.

Anggota yang berpraktik melayani publik disyaratkan untuk


menerapkan skeptisisme profesional ketika merencanakan dan
melakukan perikatan audit, perikatan reviu, dan perikatan asurans
lainnya.

1/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 39


Skeptisisme Profesional
✓ Bersikap lugas dan jujur ketika mengemukakan perhatian atas suatu posisi yang diambil
oleh klien; dan
Integritas ✓ Melakukan permintaan keterangan tentang informasi yang tidak konsisten dan
mengumpulkan bukti audit lanjutan untuk mengatasi perhatian tentang pernyataan yang
mungkin salah atau menyesatkan secara material agar dapat membuat keputusan
berdasarkan informasi yang cukup tentang tindakan yang tepat dalam keadaan tersebut.

✓ Mengakui keadaan atau hubungan, seperti kedekatan dengan klien, yang mungkin
mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis; dan
Objektivitas ✓ Mempertimbangkan dampak dari keadaan dan hubungan tersebut terhadap pertimbangan
Anggota ketika mengevaluasi kecukupan dan ketepatan bukti audit yang terkait dengan
suatu hal yang material pada laporan keuangan klien.

✓ Menerapkan pengetahuan yang relevan pada industri dan aktivitas bisnis klien tertentu
Kompetensi
untuk mengidentifikasi secara tepat risiko salah saji yang material;
& Kehati-
hatian
✓ Merancang dan melakukan prosedur audit yang tepat; dan
Profesional ✓ Menerapkan pengetahuan yang relevan ketika menilai secara kritis apakah bukti audit
telah cukup dan tepat dalam keadaan tersebut.

2/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 40


HARI KEDUA
Jumat, 10 Juli 2020

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 41


Polling Question #4
Dalam memberikan jasa profesional, saya sering menerima tawaran bujukan
dan tekanan untuk melanggar prinsip dasar etika.
a. Ya, namun nilainya kecil dan tidak berdampak
b. Tidak Pernah
c. Jarang

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 42


Polling Question #5
Berdasarkan pengalaman suatu perikatan audit, saya pernah dipercayai untuk
menyimpan uang atau aset milik pihak lain dan dapat menggunakan aset
tersebut untuk tujuan yang telah ditetapkan.
a. Pernah
b. Pernah, namun saya menolak
c. Tidak pernah

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 43


3 Independensi dalam Perikatan Audit dan Perikatan Reviu

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 44


POJK Nomor 13/POJK.03/2017 tentang Independensi Akuntan Publik
dan Kantor Akuntan Publik Terhadap Pihak Yang Melaksanakan
Kegiatan Jasa Keuangan
Dalam memberikan jasa kepada pihak yang melaksanakan kegiatan jasa
keuangan, AP dan KAP menjaga independensi serta bebas dari benturan
kepentingan, dan tidak terdapat kondisi:
a. kepentingan keuangan yang material;
b. hubungan pekerjaan;
c. hubungan usaha yang material, termasuk dengan karyawan kunci atau
pemegang saham utama;
d. pemberian jasa non asurans;
e. pemberian jasa atau produk dengan dasar fee kontinjen atau komisi;
f. sengketa hukum; dan/atau
g. hal-hal lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 45


INDEPENDENSI

PENERAPAN Pemikiran Penampilan


KERANGKA KERJA
KONSEPTUAL
UNTUK PERIODE INDEPENDENSI
INDEPENDENSI
DALAM PERIKATAN
AUDIT DAN REVIU
(1/5)
Selama Periode yang
Selama Periode
Dicakup oleh Laporan
Perikatan
Keuangan

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 46


KOMUNIKASI KEPADA PIHAK YANG BERTANGGUNG JAWAB
ATAS TATA KELOLA
a) Mempertimbangkan keputusan Kantor dalam mengidentifikasi dan
PENERAPAN mengevaluasi ancaman;
KERANGKA KERJA b) Mempertimbangkan bagaimana ancaman telah diatasi termasuk
ketepatan pengamanan yang tersedia dan dapat diterapkan; dan
KONSEPTUAL c) Tindakan tepat yang diambil.
UNTUK
INDEPENDENSI ENTITAS DENGAN AKUNTABILITAS PUBLIK
DALAM PERIKATAN
AUDIT DAN REVIU • Sifat dari bisnis, seperti menangani aset dalam menjalankan kapasitas
fidusia bagi sejumlah besar pemangku kepentingan. Contohnya
(2/5) mungkin termasuk lembaga keuangan, seperti bank dan perusahaan
asuransi, serta dana pensiun.
• Ukuran.
• Jumlah karyawan.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 47


JARINGAN KANTOR
suatu jaringan Kantor harus independen dari klien audit Kantor lain dalam
jaringan Kantor tersebut
PENERAPAN
KERANGKA KERJA Jaringan muncul karena struktur yang lebih besar tersebut
KONSEPTUAL bertujuan untuk kerjasama dan ditujukan untuk berbagi:
UNTUK kepemilikan, penggunaan kebijakan
INDEPENDENSI laba atau biaya antar
pengendalian, atau dan prosedur
entitas dalam struktur
DALAM PERIKATAN manajemen secara pengendalian mutu
tersebut.
bersama. secara bersama.
AUDIT DAN REVIU
(3/5)
bagian penting dari
suatu strategi bisnis penggunaan suatu
sumber daya
secara bersama. nama merek bersama.
profesional.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 48


MERGER & AKUISISI
Ancaman Signifikansi Langkah
Ancaman

• Dapat memunculkan • Sifat dan signifikansi • Identifikasi.


ancaman kepentingan atau hubungan • Evaluasi.
PENERAPAN independensi. tersebut. • Penerapan
KERANGKA KERJA • Sifat dan signifikansi hubungan Pengamanan.
entitas berelasi tersebut.
KONSEPTUAL • Rentang waktu sampai dengan
UNTUK kepentingan atau hubungan
Dilanjutkan secara wajar dapat diakhiri.
INDEPENDENSI jika
DALAM PERIKATAN
AUDIT DAN REVIU Kepentingan atau hubungan tersebut akan diakhiri sesegera mungkin, namun tidak
lebih lambat dari 6 (enam) bulan setelah tanggal efektif merger atau akuisisi;
(4/5)
Setiap individu yang memiliki kepentingan atau hubungan seperti itu, termasuk yang telah
muncul melalui pelaksanaan jasa non-asurans yang tidak diperkenankan oleh Seksi 600
dan subseksinya, tidak akan menjadi anggota tim perikatan audit atau individu yang
bertanggung jawab atas pengendalian mutu perikatan; dan

Tindakan transisi akan diterapkan, seperlunya, dan didiskusikan dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola.
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 49
PELANGGARAN TERHADAP KETENTUAN INDEPENDENSI
Jika Kantor menyimpulkan bahwa pelanggaran atas persyaratan terjadi,
maka Kantor harus:
• Mengakhiri, menangguhkan, atau menghilangkan kepentingan atau
hubungan yang memunculkan pelanggaran dan mengatasi konsekuensi
PENERAPAN dari pelanggaran tersebut.
KERANGKA KERJA • Mempertimbangkan apakah terdapat persyaratan peraturan perundang-
KONSEPTUAL undangan lain yang berlaku untuk pelanggaran tersebut.
• Mengomunikasikan segera pelanggaran tersebut sesuai dengan
UNTUK kebijakan dan prosedur kepada rekan perikatan, pihak yang bertanggung
INDEPENDENSI jawab dan personel lainnya yang relevan.
DALAM PERIKATAN • Mengevaluasi signifikansi pelanggaran dan dampaknya terhadap
AUDIT DAN REVIU objektivitas Kantor dan kemampuan untuk menerbitkan laporan audit.
(5/5) • Bergantung pada signifikansi pelanggaran, menentukan:
1. Apakah mengakhiri perikatan audit tersebut; atau
2. Apakah mungkin untuk melakukan tindakan yang memuaskan untuk
mengatasi konsekuensi pelanggaran tersebut dan apakah tindakan
tersebut dapat dilakukan dan tepat untuk keadaan tersebut.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 50


IMBALAN

Imbalan yang
Besaran Relatif Imbalan
Telah Lewat
Imbalan Kontinjen
Jatuh Tempo

Total imbalan suatu klien tinggi:


ketergantungan terhadap klien tersebut dan kekhawatiran akan kehilangan klien
tersebut akan memunculkan ancaman kepentingan pribadi atau ancaman
intimidasi.

Apabila klien audit adalah entitas dengan akuntabilitas publik, dan selama 2
(dua) tahun berturut-turut, total imbalan dari klien dan entitas berelasi
mencerminkan lebih dari 15% dari total imbalan yang diterima. Kantor harus:
• Mengungkapkan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
• Mendiskusikan tindakan pengamanan yang tepat.
1/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 51
IMBALAN
Signifikansi level ancaman

• Signifikansi klien tersebut secara kualitatif dan/atau kuantitatif bagi rekan atau divisi.
• Sejauh mana besaran kompensasi dari rekan, atau para rekan dalam divisi tersebut,
bergantung pada imbalan yang dihasilkan dari klien tersebut.

Pengamanan

• Meningkatkan basis klien dari rekan atau divisi tersebut untuk mengurangi ketergantungan
pada klien audit tersebut.
• Memperoleh sebagian pembayaran dari imbalan yang telah lewat jatuh tempo.
• Memperoleh perjanjian tertulis pada awal perikatan dengan klien sebagi basis penetuan
remunerasi.
• Menugaskan penelaah yang tepat yang tidak terlibat dalam perikatan audit untuk menelaah
pekerjaan.
2/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 52
KEBIJAKAN KOMPENSASI DAN EVALUASI

Level ancaman bergantung pada: Pengamanan:

• Berapa proporsi kompensasi atau • Merevisi rencana kompensasi atau


evaluasi didasarkan pada penjualan proses evaluasi untuk individu
jasa non-asurans tersebut; tersebut.
• Peran individu dalam tim audit; dan • Mengeluarkan individu tersebut dari
• Apakah penjualan jasa non-asurans tim audit.
tersebut memengaruhi keputusan
promosi.

Kantor tidak boleh mengevaluasi atau memberi kompensasi kepada seorang


rekan audit utama berdasarkan keberhasilan rekan tersebut dalam menjual jasa
non-asurans kepada klien audit rekan tersebut. Pengaturan tersebut tidak
menghalangi pengaturan pembagian keuntungan normal antara para rekan dari
suatu Kantor.
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 53
HADIAH DAN KERAMAHTAMAHAN

• Kantor disyaratkan untuk mematuhi prinsip dasar etika, independen,


dan menerapkan kerangka kerja konseptual dalam mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan mengatasi ancaman terhadap independensi.
• Menerima hadiah dan keramahtamahan dari klien audit dapat
memunculkan ancaman kepentingan pribadi, kepentingan kedekatan,
atau intimidasi.

Kantor, jaringan Kantor, atau anggota tim audit tidak boleh


menerima hadiah dan keramahtamahan dari klien audit,
kecuali nilainya kecil dan tidak berdampak.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 54


LITIGASI AKTUAL ATAU ANCAMAN LITIGASI
Faktor yang relevan dalam pengevaluasian
level ancaman tersebut termasuk:
• Materialitas dari litigasi.
• Apakah litigasi berkaitan dengan perikatan
audit sebelumnya. Hubungan antara manajemen klien dan
anggota tim audit harus digambarkan dengan
keterbukaan dan pengungkapan secara
lengkap mengenai semua aspek dari operasi
bisnis klien.
Pengamanan:
Menugaskan penelaah yang tepat untuk
menelaah pekerjaan yang dilakukan.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 55


KEPENTINGAN KEUANGAN
Tidak boleh dimiliki:

• Kantor atau jaringan Kantor;


• Anggota tim audit, atau setiap anggota keluarga inti dari individu tersebut;
• Rekan lain pada kantor yang merupakan tempat rekan perikatan untuk berpraktik dalam
kaitannya dengan perikatan audit tersebut, atau anggota keluarga inti dari rekan lainnya; atau
• Rekan atau karyawan manajerial lain yang memberikan jasa selain audit kepada klien audit,
kecuali keterlibatan individu tersebut minimal, atau setiap anggota keluarga inti dari individu
tersebut.

Faktor yang relevan dalam pengevaluasian level ancaman tersebut


termasuk:
• Peran individu yang memiliki kepentingan keuangan.
• Apakah kepentingan keuangan bersifat langsung atau tidak langsung.
• Materialitas dari kepentingan keuangan.
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 56
PINJAMAN DAN JAMINAN

Dengan Klien Audit, Klien Audit berupa Bank atau Institusi Serupa, atau Klien
Audit bukan Bank atau Institusi Serupa

Tidak boleh memberikan atau menjaminkan suatu pinjaman kepada klien audit
kecuali pinjaman atau jaminan tersebut tidak material untuk:
• Kantor, jaringan Kantor, atau individu yang memberikan atau menjaminkan suatu
jaminan, jika dapat diterapkan; dan
• Klien.

Contoh tindakan yang dapat menjadi pengamanan untuk mengatasi


ancaman kepentingan pribadi adalah memiliki penelaah yang tepat, yang
bukan merupakan anggota tim audit, dari jaringan Kantor yang bukan
penerima manfaat pinjaman.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 57


HUBUNGAN BISNIS
Tidak boleh memiliki hubungan bisnis yang erat dengan klien audit atau manajemennya,
kecuali jika kepentingan keuangan tersebut tidak material dan hubungan bisnis tidak
signifikan terhadap klien atau manajemennya dan Kantor, jaringan Kantor atau anggota
tim audit, jika dapat diterapkan.

Contoh Hubungan Bisnis:


✓ Memiliki kepentingan keuangan dalam usaha ventura bersama dengan klien.
✓ Pengaturan untuk menggabungkan satu atau lebih jasa atau produk dari Kantor atau
jaringan Kantor dengan satu atau lebih jasa atau produk dari klien.
✓ Mendistribusikan atau memasarkan produk atau jasa klien, atau klien tersebut
mendistribusikan atau memasarkan produk atau jasa Kantor atau jaringan Kantor.

Contoh Tindakan dapat menghilangkan ancaman kepentingan pribadi:


✓ Menghilangkan atau mengurangi besarnya transaksi.
✓ Mengeluarkan individu tersebut dari tim audit.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 58


HUBUNGAN KELUARGA DAN
PRIBADI
Keluarga Dekat
• Keluarga sedarah semenda 2 (dua) derajat.

Keluarga Inti
• Suami, Istri dan/atau tanggungan.

Hubungan Dekat Lainnya


• Individu yang bukan merupakan anggota keluarga dekat atau keluarga langsung. Direktur,
komisaris, pejabat eksekutif, karyawan yang berengaruh signifikan.

Hubungan Rekan dan Karyawan Kantor


• Hubungan pribadi atau keluarga antara seorang rekan atau karyawan dari kantor atau
jaringan kantor yang bukan anggota tim audit.

1/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 59


HUBUNGAN KELUARGA DAN
PRIBADI
Individu keluarga inti tidak boleh berpartisipasi sebagai anggota tim audit ketika
salah satu individu tersebut sebagai:
➢ Direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif klien audit.
➢ Karyawan dalam posisi memberikan pengaruh yang signifikan.
➢ Berada pada posisi seperti itu selama periode apapun yang dicakup oleh
perikatan atau laporan keuangan.
Pengamanan

Menata tanggung Menugaskan


jawab rekan atau penelaah yang
karyawan. tepat.

1/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 60


PERNAH BEKERJA PADA KLIEN AUDIT

Jasa Selama dan Sebelum Periode yang


Dicakup oleh Laporan Audit

Tidak boleh memasukkan individu yang selama dan


sebelum periode yang dicakup oleh laporan audit:
• Pernah menjabat sebagai direktur, komisaris, atau
pejabat eksekutif dari klien audit; atau Contoh tindakan yang dapat
• Pernah bekerja sebagai karyawan dengan posisi untuk menjadi pengamanan untuk
memberikan pengaruh yang signifikan. mengatasi ancaman kepentingan
pribadi, ancaman telaah pribadi,
atau ancaman kedekatan adalah
Faktor yang relevan dalam pengevaluasian level dengan menugaskan penelaah
ancaman: yang tepat dengan pekerjaan yang
• Posisi yang dipegang individu dengan klien. dilakukan oleh anggota tim audit.
• Rentang waktu sejak individu mengundurkan diri dari
klien.
• Peran anggota tim audit.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 61


RANGKAP JABATAN SEBAGAI DIREKTUR,
KOMISARIS, ATAU PEJABAT EKSEKUTIF
KLIEN AUDIT
➢ Rekan atau karyawan Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh bertindak sebagai
direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif dari klien audit Kantor.
➢ Rekan atau karyawan Kantor atau jaringan Kantornya tidak boleh bertindak
sebagai Sekretaris Perusahaan untuk klien audit Kantor, kecuali:
a) Praktik ini secara spesifik diizinkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, peraturan, atau praktik profesional;
b) Manajemen membuat semua keputusan yang relevan; dan
c) Tugas dan aktivitas yang dilakukan terbatas pada aktivias yang bersifat
rutin dan administratif, seperti menyiapkan notulen dan menyiapkan
laporan kepada otoritas.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 62


PEKERJAAN DENGAN KLIEN AUDIT
Faktor relevan dalam mengevaluasi level ancaman
tersebut meliputi:
Kantor harus memastikan bahwa tidak ada • Posisi yang pernah dijabat individu di klien.
hubungan yang signifikan antara Kantor • Keterlibatan apapun yang dimiliki individu dengan tim
atau jaringan Kantor dan: audit.
a) Mantan rekan yang telah bergabung • Rentang waktu sejak individu tersebut menjadi
dengan klien audit Kantor; atau anggota tim audit atau rekan Kantor atau jaringan
b) Mantan anggota tim audit yang telah Kantor.
bergabung dengan klien audit, jika salah • Posisi individu terdahulu dalam tim audit, Kantor atau
satu telah bergabung dengan klien audit jaringan Kantor.
sebagai:
i. Direktur, komisaris, atau pejabat Contoh tindakan mengatasi ancaman meliputi:
eksekutif; atau • Memodifikasi rencana audit.
ii. Karyawan dalam posisi memberikan • Menugaskan kepada individu tim audit yang memiliki
pengaruh yang signifikan. pengalaman cukup, dibandingkan individu yang
pernah bergabung dengan klien.
• Menugaskan penelaah yang tepat untuk menelaah
pekerjaan anggota tim audit sebelumnya.
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 63
PENUGASAN PERSONEL SEMENTARA

Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh


meminjamkan personel kepada klien
audit kecuali:
a) Bantuan tersebut diberikan hanya
untuk waktu yang singkat; Contoh tindakan pengamanan meliputi:
b) Personel tidak terlibat dalam ▪ Melakukan penelaahan tambahan atas pekerjaan
memberikan jasa non-asurans yang yang dilakukan oleh personel yang dipinjam
tidak diizinkan berdasarkan Seksi 600 mungkin menghilangkan ancaman telaah pribadi.
dan subseksinya; dan ▪ Tidak memasukkan personel yang dipinjam
c) Personel tidak mengambil alih sebagai anggota tim audit karena dapat
tanggung jawab manajemen dan klien memunculkan ancaman kedekatan atau ancaman
audit bertanggung jawab untuk advokasi.
mengarahkan dan mengawasi aktivitas ▪ Tidak meminjamkan personel audit yang
personel tersebut. bertanggung jawab untuk setiap fungsi atau
aktivitas yang dilakukan personel ketika setiap
aktivitas selama personel yang dipinjam
menghadapi ancaman telaah pribadi.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 64


Polling Question #6
Ketika Anggota telah mengidentifikasi suatu pelanggaran atas ketentuan
independensi, maka Anggota menugaskan profesional yang bukan anggota
tim asurans untuk memberikan jasa dan menugaskan penelaah yang tepat
untuk menelaah pekerjaan asurans dan non-asurans secara memadai.
a. Setuju
b. Netral
c. Tidak setuju

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 65


HUBUNGAN YANG BERLANGSUNG LAMA ANTARA
PERSONEL (TERMASUK ROTASI REKAN) DENGAN
KLIEN AUDIT 1/2
Periode Jeda dari Berbagai Peran
Audit entitas dengan akuntabilitas publik, individu tidak boleh bertindak dalam salah satu peran
atau kombinasi peran sebagai rekan berikut selama lebih dari 7 (tujuh) tahun kumulatif:
Penanggung Jawab
Rekan Perikatan atas Penelaahan Rekan Audit Utama
Pengendalian Mutu

5 th 3 th 2 th

Periode Jeda (kombinasi peran, juga berlaku)

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 66


HUBUNGAN YANG BERLANGSUNG LAMA ANTARA
PERSONEL (TERMASUK ROTASI REKAN) DENGAN
KLIEN AUDIT 2/2
PEMBATASAN AKTIVITAS SELAMA PERIODE JEDA
Menjadi anggota tim perikatan atau memberikan pengendalian mutu untuk
01 perikatan audit

02 Memberikan konsultansi kepada tim perikatan atau klien mengenai isu-isu


Tidak dimaksudkan
teknis atau industri spesifik, transaksi, atau peristiwa yang memengaruhi
untuk mencegah
perikatan audit
individu dari
asumsi peran
03 Bertanggung jawab untuk memimpin atau mengoordinasikan jasa profesional
kepemimpinan di
yang diberikan oleh Kantor atau jaringan Kantornya kepada klien audit, atau
Kantor atau
mengawasi hubungan Kantor atau jaringan Kantornya dengan klien audit
Jaringan
Kantornya, seperti
04 Melakukan peran atau aktivitas lain yang tidak disebutkan di atas
dari Pemimpin
sehubungan dengan klien audit termasuk penyediaan jasa non-asurans yang
Rekan atau Rekan
akan menghasilkan interaksi yang signifikan atau sering dengan manajemen
Senior
senior atau TCWG dan memberikan pengaruh langsung terhadap hasil
perikatan audit
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 67
PENYEDIAAN JASA NON-ASURANS KEPADA
KLIEN AUDIT
Jasa Pembukuan dan Akuntansi
Jasa Rekrutmen
Jasa Administratif
Jasa Keuangan Korporat
Jasa Penilaian
Faktor yang relevan dalam mengevaluasi level
Jasa Perpajakan ancaman yang muncul ketika menyediakan jasa
non-asurans kepada klien asurans meliputi:
Jasa Audit Internal • Sifat, ruang lingkup, dan tujuan jasa.
• Level ketergantungan terhadap keluaran jasa
Jasa Sistem Teknologi Informasi sebagai bagian dari perikatan asurans.

Jasa Penunjang Litigasi • Lingkungan hukum dan regulasi di tempat


jasa diberikan.

Jasa Hukum
68
© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
Larangan Mengambil Alih Tanggung Jawab Manajemen
Untuk menghindari pengambilalihan tanggung jawab manajemen ketika memberikan
jasa non-asurans kepada klien audit, maka kantor harus meyakini bahwa manajemen
klien membuat semua pertimbangan dan keputusan yang merupakan tanggung jawab
manajemen. Termasuk memastikan bahwa manajemen klien:
a. Menunjuk individu yang memiliki keahlian, pengetahuan, dan pengalaman yang
sesuai untuk bertanggung jawab setiap saat terhdap keputusan klien dan untuk
mengawasi jasa yang diberikan.
b. Melakukan pengawasan atas jasa yang diberikan dan mengevaluasi kecukupan dari
hasil jasa yang diberikan untuk kepentingan klien.
c. Menerima tanggung jawab atas tindakan, jika ada, yang akan diambil dari hasil
pemberian jasa tersebut.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 69


Jasa Pembukuan dan Akuntansi

Jasa pembukuan dan akuntansi


Tanggung jawab manajemen atas penyusunan dan
terdiri atas berbagai jasa
penyajian laporan keuangan
termasuk:

▪ Penyusunan catatan akuntansi dan ▪ Menentukan kebijakan akuntansi dan perlakuan akuntansi yang
laporan keuangan. sesuai dengan kebijakan tersebut.
▪ Pencatatan transaksi. ▪ Menyiapkan atau mengubah dokumen sumber atau data awal,
▪ Jasa penggajian. dalam bentuk elektronik atau lainnya, yang membuktikan
terjadinya transaksi. Contohnya termasuk:
a. Pesanan pembelian.
b. Catatan waktu penggajian.
c. Pesanan pelanggan.
▪ Mencatat atau mengubah jurnal.
▪ Menentukan atau menyetujui klasifikasi pos transaksi.

1/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 70


Jasa pembukuan dan akuntansi:
Contoh tindakan pengamanan
Kantor atau jaringan kantor tidak boleh memberikan jasa dalam memberikan jasa
pembukuan dan akuntansi kepada klien audit yang akuntansi dan pembukuan:
merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik dan entitas
dengan akuntabilitas publik termasuk penyusunan laporan ▪ Menugaskan profesional yang
keuangan yang akan diberikan opini oleh kantor atau bukan anggota tim audit untuk
informasi keuangan yang membentuk dasar dari laporan memberikan jasa.
keuangan. Kecuali: ▪ Menugaskan penelaah yang
a. Jasa bersifat rutin atau mekanis; dan tepat yang tidak terlibat dalam
b. Kantor mengatasi setiap ancaman yang muncul dengan pemberian jasa untuk menelaah
pekerjaan audit atau jasa yang
memberikan jasa yang tidak pada level yang dapat
dilakukan.
diterima.

2/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 71


Jasa Administratif

Jasa administrasi melibatkan bantuan kepada klien terhadap


tugas yang bersifat rutin atau mekanis dalam operasi
normal. Jasa semacam itu mensyaratkan sedikit atau tidak
ada pertimbangan profesional dan bersifat klerikal.

Contoh jasa administratif meliputi:


▪ Jasa pemrosesan data.
▪ Penyiapan formulir administratif atau dokumen resmi dengan persetujuan klien.
▪ Penyampaian formulir berdasarkan instruksi klien.
▪ Pemantauan tanggal penyampaian dokumen, dan memberikan advis kepada
klien audit pada tanggal tersebut.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 72


Jasa Penilaian

Suatu penilaian terdiri


Faktor yang relevan dalam mengevaluasi level ancaman telaah
atas pembuatan asumsi
pribadi atau ancaman advokasi yang muncul dengan memberikan
yang berkaitan dengan
jasa penilaian kepada klien audit meliputi:
pengembangan masa
depan, penerapan ▪ Penggunaan dan tujuan dari laporan penilaian.
metodologi dan teknik ▪ Apakah laporan penilaian akan diumumkan kepada publik.
yang tepat, dan ▪ Tingkat subjektivitas yang melekat pada unsur untuk penilaian
kombinasi keduanya yang melibatkan standar atau metodologi yang ditetapkan.
untuk menghitung nilai ▪ Apakah penilaian akan berdampak material terhadap laporan
tertentu, atau rentang keuangan.
nilai, untuk aset, ▪ Sejauh mana dan kejelasan pengungkapan terkait dengan
liabilitas atau bisnis penilaian dalam laporan keuangan.
secara keseluruhan.

1/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 73


Contoh tindakan yang dapat menjadi Kantor atau jaringan Kantor tidak boleh
pengamanan untuk mengatasi ancaman memberikan jasa penilaian kepada klien audit
tersebut meliputi: yang merupakan entitas tanpa akuntabilitas
publik jika:
▪ Menugaskan profesional yang bukan
anggota tim audit untuk memberikan a) Penilaian melibatkan level subjektivitas
jasa mungkin mengatasi ancaman telaah yang signifikan; dan
pribadi atau ancaman advokasi. b) Penilaian akan berdampak material
▪ Menugaskan penelaah yang tepat, yang terhadap laporan keuangan yang akan
tidak terlibat dalam pemberian jasa untuk diberikan opini oleh Kantor.
menelaah pekerjaan audit atau jasa
yang telah dilakukan, dapat mengatasi
ancaman telaah pribadi.

2/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 74


Jasa Perpajakan

➢ Penyusunan ➢ Perencanaan pajak


Surat dan jasa konsultansi
Jasa perpajakan
Pemberitahuan pajak lainnya. ➢ Perhitungan pajak
terdiri atas berbagai pajak (“SPT”). untuk tujuan
jasa, termasuk mempersiapkan
aktivitas seperti: ➢ Jasa perpajakan ➢ Bantuan dalam jurnal akuntansi.
yang melibatkan penyelesaian
penilaian. sengketa pajak.

Faktor yang relevan


➢ Karakteristik khusus dari ➢ Level keahlian pajak dari
dalam mengevaluasi perikatan. karyawan klien.
level ancaman
dalam pemberian ➢ Kompleksitas ketentuan pajak ➢ Sistem penilaian dan
yang relevan dan tingkat pengadministrasian oleh otoritas
jasa perpajakan
pertimbangan dalam penerapan pajak dan peran Kantor atau
meliputi: ketentuan tersebut. jaringan Kantor dalam proses
tersebut.
1/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 75
• Menugaskan profesional yang bukan anggota tim audit
untuk memberikan jasa, mungkin dapat mengatasi
Contoh tindakan ancaman telaah pribadi atau ancaman advokasi.
yang dapat menjadi • Menugaskan penelaah yang tepat, yang tidak terlibat
pengamanan untuk dalam pemberian jasa untuk menelaah pekerjaan audit
mengatasi ancaman atau jasa yang telah dilaksanakan dapat mengatasi
ancaman telaah pribadi.
tersebut, termasuk:
• Memperoleh persetujuan dari otoritas perpajakan dapat
mengatasi ancaman.

2/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 76


Jasa Audit Internal

Aktivitas audit internal meliputi:


1. Pemantauan pengendalian internal - menelaah pengendalian, memantau operasi dan,
merekomendasikan perbaikan kepada klien.
2. Pemeriksaan informasi keuangan dan operasional dengan:
▪ Penelaahan terhadap cara yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengklasifikasikan dan melaporkan informasi keuangan dan operasional.
▪ Menanyakan secara spesifik tentang informasi tertentu termasuk pengujian yang terinci
atas transaksi, saldo, dan prosedur.
3. Penelaahan atas aspek ekonomi, efisiensi dan efektivitas aktivitas operasional termasuk
aktivitas nonkeuangan dari suatu entitas.
4. Penelaahan ketaatan terhadap:
▪ Peraturan perundang-undangan dan persyaratan ketentuan eksternal lainnya.
▪ Kebijakan manajemen, arahan dan persyaratan ketentuan internal lainnya.

1/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 77


Faktor yang relevan dalam mengevaluasi level ancaman telaah pribadi
meliputi:
➢ Materialitas atas jumlah dalam laporan keuangan terkait.
➢ Risiko salah saji atas asersi yang terkait dengan jumlah dalam laporan
keuangan tersebut.
➢ Tingkat keyakinan bahwa tim audit akan ditempatkan pada pekerjaan jasa
audit internal, termasuk dalam proses audit eksternal.

Ketika memberikan jasa audit internal kepada klien audit, kantor harus
meyakini bahwa:
• Klien menunjuk sumber daya yang tepat dan kompeten.
• Manajemen klien atau pihak yang bertanggung jawab atas tata Kelola,
menilai dan menyetujui ruang lingkup, risiko dan frekuensi jasa audit
internal.
• Manajemen klienmengevaluasi kecukupan jasa audit internal dan hasil
temuan dari kinerjanya.
2/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 78
Jasa Sistem Teknologi Informasi

Ketika memberikan jasa sistem TI kepada klien audit, Kantor atau jaringan
Kantor harus meyakini bahwa:
a) Klien memahami tanggung jawabnya untuk membangun dan memonitor sistem
pengendalian internal;
b) Klien menetapkan tanggung jawab untuk membuat semua keputusan
manajemen sehubungan dengan desain dan implementasi perangkat keras
atau sistem perangkat lunak untuk karyawan yang kompeten, sebaiknya
merupakan manajemen senior;
c) Klien membuat semua keputusan manajemen sehubungan dengan desain dan
proses implementasi;
d) Klien mengevaluasi kecukupan dan hasil dari desain dan implementasi sistem;
dan
e) Klien bertanggung jawab untuk mengoperasikan sistem (perangkat keras atau
perangkat lunak) dan terhadap data yang digunakan atau dihasilkan.
1/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 79
Faktor yang relevan dalam Kantor atau jaringan Kantor tidak
mengevaluasi level ancaman telaah boleh memberikan jasa sistem TI
pribadi yang dibuat dengan kepada klien audit yang merupakan
menyediakan jasa sistem TI kepada entitas dengan akuntabilitas publik jika
klien audit meliputi: jasa tersebut melibatkan perancangan
a. Sifat dari jasa tersebut. atau implementasi sistem TI yang:
b. Sifat sistem TI dan sejauh mana a. Membentuk bagian signifikan dari
pengaruh atau interaksinya pengendalian internal atas
dengan catatan atau laporan pelaporan keuangan; atau
keuangan klien. b. Menghasilkan informasi yang
c. Level kepercayaan yang akan signifikan terhadap catatan
ditempatkan pada sistem TI akuntansi klien atau laporan
tertentu sebagai bagian dari audit. keuangan yang akan diberikan
opini oleh Kantor.
2/2 © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 80
Jasa Penunjang Litigasi

Jasa penunjang Bantuan pengelolaan dokumen dan pengambilannya.


litigasi dapat
mencakup Bertindak sebagai saksi, termasuk saksi ahli.
aktivitas seperti:
Menghitung perkiraan kerugian yang diestimasikan
atau jumlah lain yang mungkin menjadi piutang atau
utang sebagai hasil dari litigasi atau sengketa hukum
lainnya.

Contoh tindakan yang dapat menjadi pengamanan untuk mengatasi ancaman


telaah pribadi atau ancaman advokasi semacam itu adalah menugaskan seorang
profesional yang bukan anggota tim audit untuk melakukan jasa tersebut.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 81


Jasa Hukum

• Seorang rekan atau karyawan kantor atau jaringan kantor tidak boleh berfungsi
sebagai penasihat umum untuk urusan hukum dari klien audit.
• Tidak boleh bertindak dalam peran advokasi untuk klien audit dalam
menyelesaikan sengketa atau litigasi ketika jumlahnya material pada laporan
keuangan yang akan diberikan opini oleh kantor.

Faktor yang relevan dalam mengevaluasi level ancaman telaah pribadi atau
ancaman advokasi yang muncul dalam memberikan jasa konsultansi hukum
kepada klien audit meliputi:
a) Materialitas atas permasalahan spesifik yang berkaitan dengan laporan
keuangan klien.
b) Kompleksitas permasalahan hukum dan level penilaian yang diperlukan
untuk memberikan jasa.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 82


Jasa Rekrutmen

• Ketika memberikan jasa perekrutan kepada klien audit, kantor atau jaringan kantor tidak boleh
bertindak sebagai negosiator atas nama klien.
• Tidak boleh menyediakan jasa perekrutan kepada klien audit jika jasa tersebut berkaitan
dengan:
a. Mencari atau menemukan kandidat; atau
b. Melakukan pemeriksaan referensi calon kandidaat, sehubungan dengan posisi seorang
direktur, komisaris, atau pejabat eksekutif dari entitas, atau seorang manajemen senior
untuk memberikan pengaruh yang signifikan.

Jasa perekrutan dapat mencakup aktivitas seperti:


a. Mengembangkan deskripsi pekerjaan.
b. Mengembangkan proses pengidentifikasian dan memilih kandidat yang potensial.
c. Mencari kandidat yang diperlukan atau mencari tahu kandidat yang tepat.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 83


Jasa Keuangan Korporat

Kantor atau jaringan kantor tidak boleh memberikan


jasa keuangan korporat kepada klien audit yang
melibatkan promosi, transaksi, atau penjaminan
saham klien audit.

Contoh jasa keuangan korporat yang dapat memunculkan ancaman telaah


pribadi atau ancaman advokasi meliputi:
• Membantu klien audit dalam mengembangkan startegi korporat.
• Advis pada transaksi pelepasan.
• Membantu transaksi pemerolehan dana.
• Memberikan saran tersturktuisasi.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 84


LAPORAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN
BERTUJUAN KHUSUS YANG MENCAKUP
PEMBATASAN DISTRIBUSI DAN PENGGUNAANNYA

Ketika Kantor bermaksud untuk menerbitkan laporan audit atas laporan


keuangan bertujuan khusus yang mencakup pembatasan distribusi dan
penggunaannya, maka persyaratan independensi yang ditetapkan pada bagian
4A harus memenuhi syarat untuk modifikasi yang diizinkan, namun hanya jika:
a) Kantor berkomunikasi dengan pengguna laporan auditor mengenai
modifikasi persyaratan independensi yang akan diterapkan dalam
menyediakan jasa; dan
b) Pengguna yang dituju memahami tujuan dan keterbatasan laporan serta
menyetujui penerapan modifikasi secara eskplisit.

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 85


Polling Question #7
Setelah anda mendengarkan paparan mengenai ketentuan etika penerapan
Independensi dalam Perikatan Audit dan Perikatan Reviu, apakah anda
percaya dan yakin bahwa auditor bisa dapat meningkatkan independensi
dalam perikatan?
a. Ya
b. Tidak

© 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 86


TERIMA KASIH

Ts-AP/fl © 2020 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 87

Anda mungkin juga menyukai