Anda di halaman 1dari 8

Modul 6 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(Artarina Samoedra)

Pendahuluan

Etika bisnis merupakan suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan
kegiatan perusahaaan atau bisnis. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis
adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.

Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai
dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun
perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum,
bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak
diatur oleh ketentuan hokum.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan
istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan
oleh perusahaan(sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab
mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk
tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa
untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan
untuk desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak,
khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi perusahaan
yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era
dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting
daripada sekedar profitability. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap
tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (minimimalisasi
dampak negatif dan maksimalisasi dampak positif) terhadap seluruh pemangku
kepentingannya. CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan, di mana suatu
organisasi dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata
berdasarkan hasil dan keuntungan yang akan diperoleh, melainkan juga harus melihat
dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek
maupun untuk jangka yang lebih panjang.

CSR akan lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari
orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia
(Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi
pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan
politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi.
Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan dukungan pemerintah daerah, kepastian
hukum, dan jaminanketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa
harusmelakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Ditengah persoalan
kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia,pemerintah harus berperan
sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate Social
Responsibilty).Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi
fokus,dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintahmemfasilitasi,
mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnisyang mau terlibat dalam upaya
besar ini. Pemerintah juga dapatmengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan
kelompok-kelompoklain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan
menghindarkanproses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.

CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga
atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau
citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang
sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan dari
konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika
akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang. Implementasi kebijakan CSR adalah
suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu
ekosistem yang menguntungkan semua pihak , konsumen mendapatkan produk unggul yang
ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya akan
dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung.

Tiga Syarat Penting CSR

1. Tindakan dilakukan dengan sadar dan tahu (dijalankan oleh pribadi yang rasional).

2. Adanya kebebasan pada tempat pertama (bukan dalam keadaan dipaksa atau
terpaksa).

3. Orang yang melakukan tindakan tertentu memang mau melakukan tindakan itu
(mau dan bersedia).

Status Perusahaan

De George, 2 Pandangan:

1. legal-creator, yang melihat perusahaan sebagai sepenuhnya ciptaan hukum, dan


karena itu ada hanya berdasarkan hokum. Menurut pandangan ini, perusahaan
diciptakan oleh negara dan tidak mungkin ada tanpa negara. Negara dan hokum
sendiri adalah ciptaan masyarakat. Perusahaan diciptakan masyarakat demi
kepentingan masyarakat. Maka kalau perusahaan tidak lagi berguna bagi
masyarakat, masyarakat bisa saja mengubah atau meniadakannya.

2. legal-recognition yang tidak memusatkan perhatian pada status legal perusahaan


mlainkan pada perusahaan sebagai suatu usaha bebas dan produktif. Menurut
pandangan ini, perusahaan terbentuk oleh orang atau kelompok orang tertentu
untuk melakukan kegiatan tertentu dengan cara tertentu secara bebas demi
kepentingan orang. Dalam hal ini perusahaan tidak dibentuk oleh negara. Negara
hanya mendaftarkan, mengakui, dan mensahkan perusahaan itu berdasarkan hokum
tertentu. Ini sekaligus juga berarti perusahaan bukan organisasi bentukan
masyarakat.
Lingkup CSR

1. Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan sosial yang berguna bagi


kepentingan masyarakat luas.

2. Keuntungan ekonomis (setiap pelaku bisnis secara moral dibenarkan untuk mengejar
kepentingan pribadinya karena hanya dengan demikian ia dapat mempertahankan
kelangsungan bisnisnya serta semua orang yang terkait dengan bisnis itu.

3. Memenuhi aturan hukum yang berlaku.

4. Hormat pada hak dan kepentingan stakehoders.

Argumen Penentang CSR

1. Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya.

2. Tujuan yang terbagi-bagi dan harapan yang membingungkan.

3. Biaya keterlibatan sosial

4. Kurangnya tenaga terampil di bidang kegiatan sosial.

Argumen Pendukung CSR

1. Kebutuhan dan harapan masyarakat yang semakin berubah.

2. Terbatasnya sumber daya alam.

3. Lingkungan sosial yang lebih baik.

4. Perimbangan tanggung jawab dan kekuasaan.

5. Bisnis mempunyai sumber daya yang berguna.

6. Keuntungan jangka panjang.


Implementasi CSR

Tanggung jawab terhadap masyarakat umum

Masalah kesehatan masyarakat

Melindungi lingkungan

Mengembangkan kualitas tenaga kerja

Filantropi perusahaan

Tanggung jawab terhadap pelanggan

Hak untuk mendapatkan keamanan

Hak untuk mendapatkan informasi

Hak untuk memilih

Hak untuk didengarkan

Tanggung jawab terhadap karyawan

Keamanan lingkungan kerja

Masalah kualitas hidup

Menjamin kesempatan kerja yang sama

Pelecehan seksual

Tanggung jawab terhadap investor dan komunitas keuangan


Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Adapun manfaat perusahaan berperilaku etis dan memiliki tanggung jawab sosial adalah:

1. Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat
dari steakholder
2. Perusahaan yang memiliki etika bisnis yang baik dan memiliki tanggung jawab social
akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen dan masyarakat sekitar.
3. Perusahaan yang memiliki tanggung jawab social terhadap lingkungan akan
membantu dalam pembangunan daerah sekitar perusahaan
4. Menghindarkan dari konflik internal dan lingkungan sekitar perusahaan
5. Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu dalam promosi perusahaan
6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin
komplek
7. Suatau perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan
dengan reputasi
8. Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab social dapat
menambah uang dalam bisnis mereka.

Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya
praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah
maupun jangka panjang, karena :

v Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern
perusahaan maupun dengan eksternal.

v Mampu meningkatkan motivasi pekerja.

v Melindungi prinsip kebebasan berniaga

v Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.

Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra
produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi
dan lain Sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai
perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada
umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula,
terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya
diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier.
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan semaksimal mungkin harus mempertahankan
karyawannya. Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari
maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam manajemen
korporasi yakni dengan cara :

1. Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct)

2. Memperkuat sistem pengawasan

3. Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus

Sumber Pustaka, Materi modul merupakan materi-materi yang diambil dari buku-buku dan
link dibawah ini:

Keraf, A. Sonny. 2006. Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius.

Bertens, K. 2013. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius.

Fahmi, Irham. 2014. Etika Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Velasquez, Manuel G. ETIKA BISNIS Konsep dan Kasus, Edisi 5, Penertbit Andi, Yogyakarta

Dewi, Sutrisna. 2011.ETIKA BISNIS Konsep Dasar Implementasi dan Kasus.Denpasar:


Udayana University Press

http://badjinkluncatt-13.blogspot.com/2014/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Latihan Soal

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tanggung jawab social perusahaan dan
mengapa hal itu penting untuk dilakukan!
2. Jelaskan mengenai Lingkup dari CSR!
3. Jelaskan apa sajakah implementasi dari CSR!
4. Jelaskan mengenai etika bisnis dan maanfaat dari CSR!

Materi

Materi minggu depan akan membahas mengenai Etika dan Konsumen.

Anda mungkin juga menyukai