KELOMPOK 6:
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
PENDAHULUAN
Berdasarkan pada kenyataan yang tidak dapat terbantahkan bahwa bisnis telah merasuki
seluruh kehidupan manusia, sehingga dari perspektif etis, bisnis diharapkan untuk menawarkan
produk yang berguna bagi manusia, tidak hanya itu pelaku bisnis juga tidak boleh menawarkan
produk yang merugikan hanya demi memperoleh keuntungan.
Iklan merupakan sebuah bentuk pesan promosi benda seperti jasa, tempat usaha, dan ide
yang disampaikan melalui media dengan biaya sponsor dan ditunjukan kepada sebagian besar
masyarakat . Iklan sebagai media informasi juga dapat menimbulkan permasalahan. Semata
untuk mendapatkan keuntungan sehingga muatan dalam informasinya kerap kali tidak jelas,
tidak sesuai dengan janji promosi dan berkesan menyesatkan.
Jika tidak berhati-hati dalam memilih produk barang/jasa yang diinginkan, konsumenhanya
akan menjadi objek eksploitas dari pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab. Tanpadisadari,
konsumen menerima begitu saja barang/jasa yang dikonsumsinya. Seorang businessman sangat
penting mempelajari cara untuk melakukan perlindungan konsumen dan etika periklanan agar
bisnis yang dijalankan berguna bagi kehidupan konsumennya dan konsumen merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu, masalah perlindungan konsumen dan etika periklanan
perlu diperhatikan dengan mempelajari materi berikut:
Dengan adanya pasar bebas dan kompetitif, banyak orang meyakini bahwa konsumen secara
otomatis terlindungi dari kerugian, sehingga pemerintah dan pelaku bisnis tidak perlu mengambil
langkah-langkah untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Saat konsumen
menginginkan dan bersedia membayar suatu produk, para penjual memperoleh insentif untuk
memenuhi keinginan mereka. Akan tetapi jika penjual tidak meyediakan apa yang diingin kan
konnsumen maka penjual tersebut akan rugi, dan sebaliknya, juka penjual menyediakan apa yang
diinginkan konsumen mereka akan untung.
Hanya konsumen yang bisa mengatakan berapa besar nilai yang mereka berikan pada
masalah keamanan. Konsumen harus diperbolehkan menunjukkan preferensi tersebut melalui
pilihan-pilihan bebas dan tidak melalui pemaksaan dari para pelaku bisnis atau pemerintah untuk
membayar sesuatu yang tidak mereka inginkan.
Keuntungan yang diperoleh pasar bebas hanya terjadi bila pasar memiliki tujuh karakteristik
sebagai berikut:
Pasar dikatakan efisien jika konsumen memiliki informasi lengkap dan sempurna tentang
barang-barang yang mereka beli. Tetapi pada kenyataannya konsumen jarang memiliki informasi
lengkap, karena memang produk-produk yang ada di pasar sangat beragam dan hanya para ahli
yang memiliki informasi lengkap. Konsumen tidak memiliki sumber daya untuk memperoleh
informasi tersebut.
Konsumen diasumsikan sebagai “individu yang selalu berpegang pada anggaran, rasional,
tanpa kenal lelah terus berusaha memaksimalkan kepuasan mereka”. Konsumen dalam konteks
ini didefinisikan sebagai orang yang selalu menjaga pengeluaran dengan sangat hati-hati.
Namun, konsumen biasanya mengabaikan risiko-risiko dari aktivitas yang berbahaya bagi
kehidupan mereka.
Selama kerusakan produk berasal dari pabrik yang merupakan sumber terjadinya
kecelakaan, para pelindung hak konsumen menyatakan bahwa kewajiban mengurangi
kemungkinan kecelakaan ada di tangan produsen. Produsen adalah pihak yang paling
mengetahui kemungkinan bahaya yang muncul dari produk tertentu dan berkewajiban menekan
bahaya tersebut saat produk dibuat. Sebagai tambahan, keahlian yang dimiliki produsen
membuat ia menjadi pihak yang mengetahui bahan-bahan dan metode yang paling aman dan
memungkinkan dia memberi perlindungan yang memadai dalam desain produk. Terakhir, karena
produsen mengetahui dengan pasti cara kerja produk, maka dia selayaknya memberikan
informasi tentang cara paling aman untuk menggunakan dan melakukan tindakan pencegahan
yang perlu dilakukan.
Pada umumnya konsumen dianggap mempunyai hak tertentu yang wajib di penuhi oleh
produsen, hak itu disebut dengan hak kontraktual. Hak kontraktual adalah hak yang timbul dan
dimiliki oleh seseorang ketika memasuki suatu persetujuan atau kontrak dengan pihak lain.
Sehingga hal ini akan terwujud dan mengikat orang – orang yang mengadakan persetujuan atau
kontrak satu dengan yang lainnya.
Ada beberapa aturan yang perlu dipenuhi dalam sebuah kontrak yang dianggap baik dan adil,
yang menjadi dasar bagi hak kontraktual setiap pihak dalam suatu kontrak yaitu:
Kedua belah pihak mengetahui sepenuhnya hakikat dan kondisi persetujuan yang mereka
sepakati
Tidak ada pihak yang secara sengaja memberikan fakta yang salah atau memalsukan fakta
tentang kondisi dan syarat-syarat kontrak untuk pihak yang lain
Tidak ada pihak yang boleh dipaksa untuk melakukan kontrak atau persetujuan itu
Kontrak juga tidak mengikat bagi pihak manapun untuk tindakan yang bertentangan dengan
moralitas
Ada 2 perangkat pengendalian atau aturan yang tertuju pada produsen dalam hubungannya
dengan konsumen, adalah:
Dalam hubungan antara konsumen atau pelanggan di satu pihak dan pemasok, produsen, dan
penyalur barang atau jasa tertentu di pihak lain, dalam hal ini konsumen atau pelanggan
berada pada posisi yang lebih lemah dan rentan untuk dirugikan.
Dalam kerangka bisnis sebagai profesi, konsumen sesungguhnya membayar produsen untuk
menyediakan barang kebutuhan hidupnya secara profesional.
1. Produsen wajib memenuhi semua ketentuan yang melekat baik pada produk yang ditawarkan
maupun pada iklan tentang produk itu
2. Produsen punya kewajiban untuk menyiapkan semua informasi yang perlu diketahui oleh
semua konsumen tentang sebuah produk
3. Kewajiban untuk tidak mengatakan yang tidak benar tentang produk yang ditawarkan
Dari ketiga aturan-aturan tersebut terlihat jelas bahwa informasi tentang produk memainkan
peran penting. Dalam banyak kasus informasi adalah dasar bagi konsumen untuk memutuskan
membeli sebuah produk.
Produk yang semakin banyak di satu pihak menguntungkan konsumen karena mereka
punya pilihan bebas yang terbuka, namun di pihak lain juga membuat pilihan mereka
menjadi rumit.
Jasa kini semakin terspesialisasi sehingga menyulitkan konsumen untuk memutuskan
mana yang benar-benar dibutuhkannya.
Kebutuhan iklan yang merasuki setiap menit dan segi kehidupan manusia modern yang
melalui berbagai media massa dan media informasi lainnya, membawa pengaruh yang
sangat besar bagi kehidupan konsumen
Kenyataan menunjukkan bahwa keamanan produk jarang sekali diperhatikan secara
serius oleh produsen
Dalam hubungan jual beli yang didasarkan oleh kontrak, konsumen lebih berada pada
posisi yang lemah.
Dari segi etika teleologi, jawaban terhadap persoalan itu menjadi agak berbeda. Suatu
persuasi dianggap baik dan tidak hanya bisa dinilai berdasarkan akibat yang ditimbulkan dari
persuasi itu. Jadi, sejauh sebuah iklan berakibat baik menolong konsumen memilih produk secara
tepat, iklan persuasif itu akan dinilai baik dari segi etika. Sebaliknya, jika iklan persuasive itu
mengakibatkan konsumen tertipu dan juga menimbulkan efek yang merugikan baik secara
fisikologis maupun moral, iklan semacam itu tidak etis dan perlu dilarang.
Dari uraian diatas, beberapa prinsip yang kiranya perlu diperhatikan dalam iklan adalah :
Iklan tidak boleh menyampaikan informasi yang palsu dengan maksud memperdaya
konsumen;
Iklan wajib menyampaikan semua informasi tentang produk tertentu, khususnya
menyangkut keamanan dan keselamatan manusia;
Iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan, khususnya secara kasar dan terang-
terangan, dan
Iklan tidak boleh mengarah pada tindakan yang bertentangan dengan moralitas,
tindakan kekerasan , penipuan, pelecehan seksual, diskriminasi perendahan martabat
manusia, dan sebagainya.
Kesimpulan
1. Dalam pendekatan “pasar” terhadap perlindungan konsumen, keamanan konsumen dilihat
sebagai produk yang paling efesien bila disediakan melalui mekanisme pasar bebas, di mana
penjual memberikan tanggapan terhadap permintaan konsumen. Pihak produsen harus
menanggapi permintaan konsumen dengan meningkatkan keamanan produk mereka. Pasar
dikatakan efisian jika konsumen memiliki informasi lengkap dan sempurna tentang barang-
barang yang mereka beli. Pada kenyataannya konsumen jarang memiliki informasi lengkap,
karena memang produk-produk yang ada di pasar sangat beragam dan hanya para ahli yang
memiliki informasi lengkap. Konsumen tidak memiliki sumber daya untuk memperoleh
informasi tersebut. Meskipun pembeli atau konsumen di pasar memang banyak, namun
sebagian besar pasar masih merupakan pasar monopoli atau oligopoli atau dengan kata lain
didominasi oleh satu atau beberapa penjual besar.
2. Alasan perangkat pengendalian terutama tertuju pada produsen dalam hubungannya dengan
konsumen adalah dalam hubungan antara konsumen atau pelanggan di satu pihak dan
pemasok, produsen, dan penyalur barang atau jasa tertentu di pihak lain, konsumen atau
pelanggan terutama berada pada posisi yang lebih lemah dan rentan untuk dirugikan serta
dalam kerangka bisnis sebagai profesi, konsumen sesungguhnya membayar produsen untuk
menyediakan barang kebutuhan hidupkan secara profesional.
3. Gerakan konsumen merupakan hal sangat penting dalam upaya riil mewujudkan
perlindungan konsumen dan keadilan dalam pasar. Pada prinsipnya sebuah gerakan
konsumen diawali dari kesadaran akan hak dan kewajiban konsumen. Pelanggaran dan tidak
terpenuhinya hak konsumen menjadi sumber utama bagi terjadinya permasalahan/sengketa
konsumen. Ketidakadilan bagi konsumen muncul dalam sengketa konsumen. Kesadaran
akan kondisi ketidakadilan tersebut menjadi salah satu penggerak bagi sebuah gerakan
konsumen guna mewujudkan keadilan pasar. Gerakan konsumen sendiri akan terwujud jika
terbangun solidaritas diantara konsumen.
4. Fungsi dari iklan yaitu iklan sebagai pemberi informasi yaitu untuk membeberkan dan
menggambarkan seluruh kenyataan yang rinci tentang suatu produk dan iklan sebagai
pembentuk pendapat umum berfungsi untuk menarik massa konsumen untuk membeli
produk itu dengan cara menampilkan model iklan yang manipulatif, persuatif, dan
tendensius dengan maksud menggiring konsumen untuk membeli produk tersebut.
5. Beberapa persoalan etis yang ditimbulkan oleh iklan, khususnya iklan yang manipulatif dan
persuasif non-rasional, yaitu merongrong otonomi dan kebebasan manusia, menciptakan
kebutuhan manusia dengan akibat manusia modern menjadi konsumtif, membentuk dan
menentukan identitas atau citra dari manusia modern, dan merongrong rasa keadilan social
masyarakat.
6. Iklan yang menipu, karena itu secara moral dikutuk adalah iklan yang secara sengaja
menyampaikan pernyataan yang tidak sesuai dengan kenyataan dengan maksud menipu.
Dengan kata lain, berdasarkan prinsip kejujuran, iklan yang baik dan diterima secara moral
adalah iklan yang memberi pernyataan atau informasi yang benar sebagaimana adanya.
7. Persoalan moral dan etis yang timbul disini adalah bahwa kebebasan individu dalam
menentukan kebutuhannya dalam masyarakat modern sekarang ini hampir tidak ada sama
sekali. Permintaan atau permintaan yang sudah dianggap sebagai kebutuhan, tidak timbul
secara bebas, melainkan dipengaruhi dan dirangsang oleh pasar dan oleh iklan. Keinginan
atau kebutuhan konsumen tidak lagi merupakan sesuatu yang mandiri, melainkan tergantung
sepenuhnya pada produsen dan iklan. Dengan demikian, dalam mekanisme semacam itu
mustahil konsumen bisa memutuskan atau memilih secara bebas apa yang menjadi
kebutuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sutrisna. 2011.Etika Bisnis Konsep Dasar Implementasi & Kasus. Denpasar: Udayana
University Press.
Keraf, A Sony. 1998, Etika Bisnis (Tuntutan dan Relevansinya). Yogyakarta: Kanisius
Contoh Khasus
Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis dalam Periklanan.
“IKLAN OBAT HERBAL BINTANG TOEDJOE MASUK ANGIN”
Besar dan kuatnya persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar
dalam memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis,
bahkan melanggar peraturan yang berlaku. Keadaan tersebut didukung oleh
orientasi bisnis yang tidak hanya pada produk dan kosumen tetapi lebih
menekankan pada persaingan sehingga etika bisnis tidak lagi diperhatikan dan
akhirnya telah menjadi praktek monopoli.
Salah satu kasus yang akan dibahas adalah tentang pelanggaran yang
dilakukan oleh iklan Bintang Toedjoe Masuk Angin. Sebelumnya, obat herbal
masuk angin sangat berguna bagi tubuh dikala tubuh manusia sedang masuk
angin. Obat masuk angin dapat bekerja secara alami didalam tubuh manusia yang
dapat mencegah dan mengobati masuk angin tanpa efek samping bagi tubuh. Saat
ini obat herbal masuk angin dikuasai oleh dua produk, yaitu Tolak Angin dan
Bintang Toedjoe Masuk Angin.
Tolak angin adalah produk dari PT. SIDOMUNCUL yang sejak lama
telah memasarkan obat-obatan herbal dan jamu. Sedangkan belum lama ini, sering
terlihat iklan dari salah satu anak perusahaan PT. KALBE FARMA, Tbk yaitu
PT. BINTANG TOEDJOE yang juga meluncurkan produk obat herbal masuk
angin. Iklan produk tersebut terlihat saling menjatuhkan dan membandingkan
produknya satu sama lain.
Terlihat jelas bahwa iklan Bintang Toedjoe masuk angin menyindir
produk dari Tolak Angin dengan slogannya “Orang Bejo Lebih Untung Dari
Orang Pintar”, sedangkan Tolak Angin sendiri memiliki slogan “Orang Pintar
Minum Tolak Angin” slogan ini lah yang disindir oleh produk Bintang Toedjoe,
yang dimana pada kenyataannya Tolak Angin yang lebih dahulu memasarkan
produk obat herbal masuk angin di Indonesia bahkan sampai keluar negeri.
Bahkan untuk iklan terbaru produk Bintang Toedjoe yang bertujuan
memperkenalkan kemasan terbarunya pun masih menyinggung produk Tolak
angin dengan sloga “Orang bejo berinovasi, lalu orang pintar ngapain?”
Bintang Toedjoe Masuk Angin sebagai pendatang baru cukup berani
menggunakan slogan yang secara tidak langsung menyindir produk Tolak Angin
sebagai market leader, tetapi hal tersebut berhasil menarik perhatian konsumen
sehingga membuat produk tersebut terkenal.
Dalam iklan ini juga terdapat Cita Citata mengenakan pakaian yang cukup
seksi (tangtop ketat berwarna kuning dan kemeja berukuran pendek yang seluruh
kancingnya dibuka dan diikatkan hanya bagian bawahnya saja) sambil
menyanyikan lagu Perawan atau Janda yang dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan iklan, Cita Citata bergoyang dengan gerakan yang “menggoda” sambil
memegang busa pencuci mobil. Selain itu, kamera juga fokus ke bagian atas
tubuh Cita Citata dimana bagian dadanya tersorot dengan jelas dengan pakaian
seksinya itu.
Jika dikaitkan dengan kode etik periklanan, iklan ini menyimpang dalam
aspek tatakrama dalam isi iklan, salah satunya Pornografi dan Pornoaksi. Seperti
yang terdapat dalam Tata Krama Isi Iklan yang berbunyi “Iklan tidak boleh
mengeksploitasi erotisme atau seksualitas dengan cara apapun, dan untuk tujuan
atau alasan apapun.” KPI mengingatkan berdasarkan Pasal 43 Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Pasal 58 Standar Program Siaran KPI Tahun 2012 maka ketentuan
siaran iklan harus tunduk pada Etika Pariwara Indonesia (EPI). Iklan harus
menghormati dan melestarikan nilai-nilai budaya Indonesia. Budaya Indonesia
yang menjujung norma kesopanan. Hal demikian dapat memberikan pengaruh
buruk terhadap khalayak terutama anak dan remaja.
Siapa yang dirugikan dalam kasus ini :
Dalam contoh kasus seperti ini tentu saja akan ada yang dirugikan, entah
dari produk yang direndahkan atau disindir seperti Bintang Toedjo maupun Tolak
Angin. Namun, bukan hanya jamu Tolak Angin yang dirugikan, Bintang Toedjo
juga bisa dirugikan karena dengan menyindir produk pesaingnya akan membuat
produk mereka terlihat buruk di mata konsumen.
Saran kami untuk kasus ini :
Seharusnya iklan ini tidak boleh dengan sengaja meniru iklan produk
pesaing sedemikian rupa sehingga dapat merendahkan produk pesaing, ataupun
menyindir atau membingungkan khalayak, karena dengan merendahkan dan
saling menjatuhkan akan membuat produk tersebut tidak percaya dan akan terlihat
buruk dimata konsumen. Maka dari itu bersainglah secara sehat dan kreatifitas,
bukannya bersaing dengan cara menyindir dan merendahkan produk pesaing yang
dapat melanggar peraturan periklanan dunia.