Anda di halaman 1dari 12

Masalah Etis Seputar Konsumen

A. Perhatian untuk Konsumen


1. Hak atas keamanan
2. Hak atas informasi
3. Hak untuk memilih
4. Hak untuk didengarkan
5. Hak lingkungan hidup
6. Hak konsumen akan pendidikan
B. Tanggung Jawab akan Produk yang
Aman
Ada 3 teori tentang tanggung jawab produsen:
1. Teori Kontrak
2. Teori Perhatian Semestinya
3. Teori Biaya Sosial
1. Teori kontrak
• Menurut pandangan ini hubungan antara produsen dan konsumen
sebaiknya dilihat sebagai semacam kontrak dan kewajiban produsen
terhadap konsumen didasarkan atas kontrak itu . jika konsumen
membeli sebuah produk , ia seolah olah mengadakan kontrak
dengan perusahaan yang menjual produk tersebut . Transaksi jual
beli harus dijalankan sesuai dengan apa yang tertera dalam kontrak
itu dan hak pembeli maupun kewajiban penjual memperoleh
dasarnya dari apa yang tertera .

• Agar kontrak tersebut menjadi sah , kontrak harus memenuhi


beberapa syarat lagi .
1. Kedua belah pihak harus mengetahui betul baik arti kontrak
maupun sifat produk
2. Kedua belah pihak harus melukiskan dengan benar fakta yang
menjadi obyek kontrak .
3. Tidak boleh ada paksaan antar kedua belah pihak .
• Kewajiban paling penting adalah melaksanakan kontrak sesuai
dengan ketentuanya . Produk yang disampaikan kepada konsumen
harus mempunyai kualitas yang dijanjikan atau disepakati
sebelumnyadan dalam memberi kesepakatan konsumen harus
mengambil keputusan dengan kebebasan penuh .

• Dari berbagai segi pandangan kontrak tidak memuaskan . ada 3


keberatan terhadap pandangan ini yaitu :
a. Teori kontrak mengandaikan bahwa produsen dan konsumen
berada pada taraf yang sama
b. Teori kontrak mengandaikan hubungan langsung antara produsen
dan konsumen .
c. Konsepsi kontrak tidak cukup untuk melindungi konsumen dengan
baik
2. Teori Perhatian semestinya
• Berbeda dengan pandangan kontrak , pandangan kedua ini tidak
menyetarafkan produsen dan konsumen , melainkan bertolak dari
kenyataan bahwa konsumen selalu dalam posisi lemah , karena produsen
mempunyai jauh lebih banyak pengetahuan dan pengalaman tentang
produk yang tidak dimiliki oleh konsumen .
• Produsen bertanggung jawab atas kerugiian yang dialami konsumen
dengan memakai produk , walaupun tanggung jawab itu tidak tertera
dalam kontrak jual beli atau bahkan disangkal secara eksplisit .
• Pandangan ’perhatian semestinya’ ini tidak memfokuskan kontrak atau
persetujuan antara konsumen dan produsen , melainkan terutama kualitas
produk serta tanggung jawab produsen . karena itu tekananya bukan pada
segi hukum saja akan tetapi pada etika dalam arti luas . sehingga teori ini
mempunyai basis etika yang teguh.
• Setelah mempelajari seluk beluknya maka pandangan ”perhatian
semestinya” ini lebih memuaskan daripada pandangan kontrak . namun
demikian hal itu tidak berarti bahwa pandangan ini pun tidak mempunyai
kelemahan . dua kesulitan yang bisa muncul di teori ini adalah :
1. tidak gampang menentukan apa arti ”semestinya”
2. pengetahuan produsen juga terbatas .
3. Teori Biaya sosial
• Teori biaya sosial menegaskan bahwa produsen
bertanggung jawab atas semua kekurangan produk dan
setiap kerugian yang dialami konsumen dalam
memakai produk tersebut .
• Hal itu juga berlaku jika produsen sudah mengambil
semua tindakan yang semestinya dalam merancang
serta memproduksi produk bersangkutan atau jika
produsen sudah mengingatkan kepada konsumen
tentang resiko yang ditimbulkan dari produk tersebut .
• Teori ini terlalu berat sebelah dengan membebankan
segala tanggung jawab pada produsen
C. Tanggung Jawab Bisnis Lainnya
1. Kualitas Produk
2. Harga
3. Pengemasan dan Pemberian Label
1. Kualitas Produk
• Produk harus sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh
Produsen (melalui iklan atau informasi lainya) dan apa yang
secara wajar boleh diharapkan oleh konsumen . Konsumen
berhak atas produk yang berkualitas , karena ia membayar
untuk itu . Dan bisnis berkewajiban untuk menyampaikan
produk yang berkualitas , misalnya seperti produk yang
tidak kadaluwarsa.
• Salah satu cara yang biasanya ditempuh oleh produsen
adalah dengan cara memberikan jaminan kulaitas produk
berupa garansi dari produk tersebut . Akhirnya bahwa
kualitas produk tidah hanya merupakan suatu tuntutan etis
melainkan juga suatu sayarat untuk mencapai sukses dalam
bisnis
2. Harga
• Harga yang adil merupakan sebuah topik etika yang sudah tua .
Dalam zaman yunani kuno , masalah etis sudah dibicarakan dengan
cukup mendalam . karena itu masalah harga pun menjadi kenyataan
ekonomis sangat kompleks yang ditentukan oleh banyak faktor
namun masalah ini tetap mempunyai implikasi etis yang penting .

• Harga merupakan buah hasil perhitungan faktor faktor seperti biaya


produksi , biaya investasi , promosi , pajak dan laba yang wajar .
dalam sistem ekonomi pasar bebas , sepintas harga yang adil adalah
hasil akhir dari perkembangan daya pasar . harga yang adil
dihasilkan oleh tawar menawar sebagaimana dilakukan di pasar
tradisional , dimana si pembeli sampai pada maksimum harga yang
mau ia bayar dan sampai pada minimum harag ayang mau penjual
pasang
Dalam situasi harga yang adil terutama merupakan hasil dari
penerapan dua prinsip tersebut : pengareuh pasar dan stabilitas harga
. Harga menjadi tidak adil setidaknya karena 5 faktor ;

1. Penipuan
• Terjadi bila beberapa produsen berkoalisi untuk menentukan harga
2. Ketidaktahuan
• Ketidak tahuan pada pihak konsumen juga mengakibatkan harga
menjadi tidak adil
3. Penyalahgunaan kuasa
• Terjadi dengan banyak cara . salah satunya adalah pengusaha besar
yang merasa dirinya kuat memasang harga murah hingga sainganya
tergeser dari pasaran
4. Manipulasi emosi
• Merupakan faktor lain yang bisa mengakibatkan harga menjadi
tidak adil . memanipulasikan keadaan emosional seorang untuk
memperoleh untung besar melalui harga tinggidan tak lain
mempermainkan konsumen itu sendiri .
3. Pengemasan dan pemberian label

• Pengemasan produk dan label yang ditempelkan


pada produk merupakan aspek bisnis yang
semakin penting . selain bertujuan melindungi
produk dan memungkinkan mempergunakan
produk dengan mudah.
• Pada produk yang berbahaya harus disebut
informasi yang dapat melindungi si pembeli dan
orang lain . tuntutan etis lainya adalah bahwa
pengemasan tidak boleh menyesatkan konsumen
Lanjut: Etika Periklanan

Anda mungkin juga menyukai