Dasar Hukum Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah adalah Undang – Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan ketiga atas
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Pemberlakuan Ketentuan Perubahan Ketiga atas Undang –
Undang dimaksud per 1 April.
Mekanisme Pemungutan PPN
Pengenaan PPN atas nilai tambah Barang Kena Pajak atau Jasa Kenak Pajak yang diserahkan Pengusaha Kena
Pajak. Nilai tambah ini dimaksudkan adalah selisih harga jual dan harga pokok barang tersebut. Selanjutnya
berapakah besarnya pajak yang terutang atas nilai tambah? Hal tersebut dikenal 3 (tiga) metode:
Addition Method
PPN dihitung dari tarif kali seluruh penjumlahan nilai tambah. Disyaratkan bahwa setiap Pengusaha Kena Pajak
harus mempunyai pembukuan yang tertib dan rinci atas biaya yang dikeluarkan.
Subtraction Method
PPN yang terutang dihitung dari tarif kali selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian.
Credit Method
Pada credit method ini harus mencari selisih antara pajak yang dibayar saat pembelian dengan pajak yang
dipungut saat penjualan
Sifat, Tipe, dan Prinsip Pemungutan PPN
Sifat Pemungutan
Pajak Pertambahan Nilai mempunyai beberapa sifat pemungutan atau karakteristik (Legal Character)
PPN sebagai pajak objektif
Pemungutan PPN mendasarkan objeknya tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak
PPN sebagai pajak tidak langsung (indirect tax)
Sifat ini menjelaskan bahwa secara ekonomis beban PPN dapat dialihkan kepada pihak lain, dari segi yuridis tanggung jawab
penyetoran pajak tidak berada pada penanggung pajak (pemikul beban). Untuk menetapkan sebagai pajak tidak langsung
karena adanya unsur – unsur :
A. Penanggung jawab pajak terutang yaitu pihak yang secara yuridis formal diwajibkan melunasi pajak sebagai akibat
adanya peristiwa ekonomi yang menyebabkan untuk dikenai pajak
B. Penanggung pajak yaitu pihak yang kenyataannya secara ekonomis memikul beban pajak
C. Pemikul beban pajak yaitu pihak yang harus memikul beban pajak berdasarkan undang – undang
Pemungutan PPN multistage tax
Pemungutan PPN dilakukan pada setiap mata rantai jalur produksi maupun jalur distribusi dan pabrikan, pedagang besar, sampai dengan
pengecer
PPN dipungut dengan menggunakan alat bukti Faktur Pajak
Credit Method sebagai metode yang digunakan dengan konsekuensi Pengusaha Kena Pajak harus menerbitkan Faktur Pajak sebagai bukti
pemungutan PPN
PPN bersifat netral (Neutral)
Netralisasi ini dapat dibentuk karena adanya 2 (dua) faktor :
A. PPN dikenakan atas konsumsi barang atau jasa
B. PPN dipungut menggunakan prinsip tempat tujuan
PPN tidak menimbulkan pajak ganda
PPN sebagai pajak atas konsumsi dalam negeri penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak dilakukan atas konsumsi dalam
negeri
Tipe Pemungutan
Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau
barang tidak bergerak
Dengan batasan tersebut, Barang kena pajak dapat dirinci :
1. Barang berwujud atau barang tidak berwujud
2. Dikenakan pajak berdasarkan Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai
Barang yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai
Jenis kelompok barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai yaitu barang tertentu dalam kelompok :
1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran :
A. Minyak mentah
B. Gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap dikonsumsi langsung masyarakat
C. Panas bumi
D. Asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, bentonit, dolomit, felspas (feldspar),
garam batu, grafit, granit/andesit, gips, kalsit, kaolit, leusit, magnesit, mika, marmer, nitrat, opsidien, oker, pasir, dan
tanah liat, tawas, tras, yarosit, zeolite, basal, dan trakkit
E. Batubara, sebelum menjadi briket batubara
F. Biji perak, biji timah, biji emas, biji tembaga, biji nikel, biji perak, serta biji bauksit
2. Barang – barang kebutuhan pokok :
A. Beras J. Buah – buahan, buah-buahan segar
B. Gabah K. Sayur-sayuran, sayur-sayuran segar
C. Jagung
D. Sagu
E. Kedelai
F. Garam, baik beryodium maupun tidak beryodium
G. Daging, daging segar yang tanpa diolah
H. Telur, telur yang tidak diolah
I. Susu, susu perah yang baik
3. Makan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya
Jasa Kena Pajak (JKP) adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu
barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai.
Jasa yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai
1. Jasa di bidang pelayanan kesehatan medic
A. Jasa dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi
B. Jasa dokter hewan
C. Jasa ahli kesehatan seperti akupuntur, ahli gigi, ahli gizi, dan fisioterapi
D. Jasa kebidanan dan dukun bayi
E. Jasa paramedic dan perawat
F. Jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik kesehatan, laboratorium kesehatan, dan sanatorium
G. Jasa psikologi dan psikiater
H. Jasa pengobatan alternative, termasuk yang dilakukan paranormal
2. Jasa Pelayanan social
A. Jasa Pelayanan Panti Asuhan dan Panti Jompo
B. Jasa Pemadam kebakaran
C. Jasa Pemberian pertolongan pada kecelakaan
D. Jasa Lembaga rehabilitasi
E. Jasa Penyediaan rumah duka, atau jasa pemakaman termasuk crematorium
F. Jasa dibidang olahraga kecuali yang bersifat komersial
3. Jasa pengiriman surat dengan perangko, yang jenisnya meliputi jasa pengiriman surat dengan menggunakan perangko
temple dan menggunakan cara lain pengganti perangko
4. Jasa keuangan
A. Jasa menghimpun dana (Giro, Deposito berjangka, Sertifikat deposito, Tabungan, dan atau bentuk lain )
B. Jasa penematan dana, meminjam dana, atau meminjamkan dana
C. Jasa pembiayaan (termasuk pembiayaan syariah)
1. Sewa dengan hak opsi
2. Anjak piutang
3. Usaha kartu kredit
4. Pembiayaan konsumen
D. Jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai (gadai syariah dan fidusia)
E. Jasa penjaminan
5. Jasa asuransi
6. Jasa Keagamaan
A. Jasa pelayanan rumah ibadah
B. Jasa pemberian khotbah atau dakwah
C. Jasa penyelenggaraan kegiatan keagamaan
D. Jasa lainnya dibidang keagamaan
7. Jasa pendidikan
E. Jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah
F. Jasa penyelenggaraan luar sekolah
8. Jasa Kesenian dan hiburan
9. Jasa penyiaran yang tidak bersifat iklan (jasa penyiar radio atau televise yang dilakukan oleh instansi pemerintah atau
swasta yang tidak bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor)
10. Jasa angkutan umum di darat dan di air
11. Jasa tenaga kerja
A. Jasa tenaga kerja
B. Jasa penyediaan tenaga kerja
C. Jasa penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja
12. Jasa Perhotelan
D. Jasa persewaan kamar termasuk tambahannya di hotel, rumah penginapan, motel, losmen, hostel
E. Jasa persewaan ruang untuk kegiatam acara atau pertemaun
13. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum yang meliputi Pemberian
Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Pemberian Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
Pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
14. Jasa penyediaan tempat parkir
15. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam
16. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos
17. Jasa boga atau katering
Objek Pajak
Dasar pengenaan pajak adalah jumlah Harga Jual atau Penggantian atau Nilai Impor atau Nilai Ekspor atau Nilai Lain yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang, yang
dimaksud Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor adalah :
Harga Jual
Adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual
Penggantian
Adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena penyerahan
Jasa Kena Pajak
Nilai Ekspor
Adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir
Nilai Impor
Adalah nilai berupa uang, yang menjadi dasar perhitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang dikenakan berdasarkan
Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak
Nilai lain yang digunakan sebagai Dasar Pengenaan Pajak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.03/2010
diberlakukan mulai tanggal 1 April 2010, yaitu :
1. Untuk pemakaian sendiri Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak adalah harga jual atau pengganti, setelah dikurangi laba kotor
2. Untuk pemberian Cuma – Cuma Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak adalah harga jual atau pengganti, setelah dikurangi
laba kotor
3. Untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan Harga Jual Rata-rata
4. Untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata – rata perjudul film
5. Untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jaul eceran
6. Untuk barang kena pajak berupa persediaan dan/atau asset yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjual belikan
7. Untuk penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang adalah harga pokok penjualan atau harga perolehan
8. Untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui pedagang perantara
9. Untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang
10. Untuk penyerahan jasa pengiriman paket adalah 10% dari jumlah yang ditagih
11. Untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata adalah 10% dari jumlah tagihan