Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH PERPAJAKAN 1

(UU KUP)

Disusun oleh KELOMPOK 1:


Fadel Muhammad (1202100169)
Esron Simbolon (1202110088)
Alyssa Natasya Barnas (1202120040)

Angga Alif Putra (1202120041)


Eva Febrina (1202120046)
Raden Andry Ardiansyah (1202120059)
Asyifaa Fadhillah (1202120075)
AKUNTANSI F
TELKOM UNIVERSITY
Jalan Telekomunikasi Terusan Buah Batu Bandung
info@telkomuniversity.ac.id
2015

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa pada saat ini
kami telah menyelesaikan tugas yang merupakan salah satu tugasdari mata kuliah
perpajakan.Tujuan kami menyusun tugas ini guna memenuhi salah satu tugas dari matakuliah
perpajakan, selain itu juga agar kami dapat mengetahui dan mengenal lebih banyak mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan perpajakan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kami ucapkan terima kasih kepada dosen perpajakan yang telah membimbing kami
dalam pembuatan tugas ini dan terima kasih atas kerja sama teman-teman sekelompok. Kami
mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan atau kesalahan. Kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan, terutama dari dosen yang bersangkutan. Harapan kami semoga
dengan adanya tugas ini dapat memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah perpajakan . Semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua pihak, khusunya bagi kami

Bandung, Februari 2015

Kelompok

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 3
A.

Latar Belakang Masalah...................................................................................... 3

B.

Rumusan Masalah.............................................................................................. 3

BAB II ISI................................................................................................................ 4
A.

WAJIB PAJAK................................................................................................. 4

B.

HAK DAN KEWAJIBAN WAJIB PAJAK...............................................................5

C.

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)..............................................................6

D.

PEROLEHAN DAN PENGHAPUSAN NPWP.........................................................7


2

E. PENGERTIAN, FUNGSI DAN PENCABUTAN NOMOR PENGUKUHAN PENGUKUHAN


PENGUSAHA KENA PAJAK (NPPKP)........................................................................9
BAB III KESIMPULAN............................................................................................. 10
BAB IV DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan tax ratio,
sejak tahun 2001 pemerintah telah melakukan berbagai kegiatan untuk
ekstensifikasi di bidang perpajakan. Selain melalui kegiatan canvassing, upaya
ekstensifikasi juga dilakukan DJP dengan cara memaksa wajib pajak orang
pribadi untuk memiliki NPWP secara sistem misalnya kewajiban memiliki
NPWP sebagai salah satu syarat dalam permohonan kredit perbankan bagi
wajib pajak orang pribadi. Dalam siaran pers DJP tanggal 25 Agustus 2005 di
tegaskan bahwa berdasarkan informasi dari pusat data pajak dan sistem
komputerisasi pajak, DJP akan memberikan NPWP (secara jabatan) terhadap:
i.
Pemilik tanah dan bangunan mewah
ii.
Pemilik mobil mewah
iii.
Pemilik kapal pesiar atau yacht
iv.
Pemegang saham baik dalam negeri maupun luar negeri
v.
Orang asing
3

vi.

Pegawai tetap yang berpenghasilan diatas PTKP

B. Rumusan Masalah
Makalah ini bertujuan membahas :
i.
Apa itu Pajak?
ii.
Apa saja jenis-jenis pembayaran pajak?
iii.
Mengapa adanya pembayaran pajak?

BAB II ISI

A. WAJIB PAJAK
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Pihak-pihak yang menurut ketentuan perpajakan yang berlaku harus mendaftarkan diri
sebagai wajib pajak adalah :
a
)

Wajib Pajak Badan


Setiap Wajib Pajak badan wajib mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan
Pajak / Kantor Penyuluhan Pajak di tempat badan tersebut berkedudukan.

b
)

Wajib Pajak Perseorangan


Yaitu bagi Wajib Pajak Perseorangan yang penghasilannya melebihi PTKP
(Penghasilan Tidak Kena Pajak), yang besarnya sbb :
-

Rp 24.300.000,- untuk diri sendiri

Rp

Rp. 1.320.000,- tambahan untuk setiap orang keluarga sedarah


dan semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat
yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga)
orang untuk setiap keluarga.

Rp 13.200.000,- tambahan untuk seorang isteri yang


mempunyai penghasilan dari usaha atau dari pekerjaan yang
tidak ada hubungannya dengan suami atau anggota keluarga
lain.

1.320.000,- tambahan untuk Wajib Pajak Kawin

c
)

Bentuk Usaha Tetap (BUT).


BUT (Bentuk Usaha Tetap) yaitu bentuk usaha yang dipergunakan untuk
menjalankan kegiatan usaha secara teratur di Indonesia oleh badan atau
perusahaan yang tidak didirikan atau tidak bertempat kedudukan di
Indonesia.

d
)

Wajib Pajak sebagai pemungut / pemotong pajak (Wajib Pajak Non


Subyek) seperti : Bendaharawan dan Badan-badan tertentu yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

e
)

Pengusaha Kena Pajak


Pengusaha Kena Pajak adalah orang pribadi atau Badan dalam bentuk
apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan
barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha
perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud di luar Daerah
Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah
Pabean yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau
penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan Undangundang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, tidak termasuk
Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan
menjadi Pengusaha Kena Pajak.

B. HAK DAN KEWAJIBAN WAJIB PAJAK

Hak-hak Wajib Pajak :

1. Mengajukan surat keberatan dan surat banding


2. Menerima tanda bukti pemasukan SPT
5

3. Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan


4. Mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT
5. Mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran pembayaran pajak
6. Mengajukan permohonan perhitungan pajak yang dikenakan dalam surat
ketetapan pajak
7. Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak
8. Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi, serta pembetulan
surat ketetapan pajak yang salah
9. Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban pajaknya
10. Meminta bukti pemotongan atau pemungutan pajak
11. Mengajukan keberatan dan banding

Kewajiban Wajib Pajak :

1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP


2. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP
3. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar
4. Mengisi dengan benar SPT (SPT diambil sendiri), dan memasukan ke kantor
pelayanan pajak dalam batas waktu yang telah ditentukan
5. Menyelenggarakan pembukuan/pencatatan
6. Jika diperiksa wajib:
a. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang
menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang
diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib pajak, atau objek yang teutang
pajak
b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang
perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
7. Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen
serta keterangan yang diminta, wajib pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk
6

merahasiakan, maka kewajiban itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan


pemeriksaan.

C. NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP)


Nomor pajak yang diberikan kepada wajib pajak sebagai identitas dan sarana
dalam administrasi perpajakan untuk memudahkan cara pembayaran pajak . NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak) didapatkan setelah kita melakukan registrasi di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan
(KP4). Dengan menganut sistem self assesment semua wajib pajak wajib
mendaftarkan dirinya sendiri baik secara langsung kepada KPP atau KP4 setempat
ataupun melakukan register secara online dengan e-registration.

1.
2.
3.
4.

Adapun fungsi NPWP itu sendiri adalah sebagai berikut:


Sebagai tanda pengenal atau identitas dari wajib pajak
Sebagai alat dalam administrasi perpajakan
Dilampirkan atau dicantumkan dalam setiap dokumen perpajakan berkaitan dengan
si wajib pajak
Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan
administrasi perpajakan

Selain fungsi di atas NPWP juga memberikan manfaat kepada wajib pajak yang
memilikinya seperti kemudahan dalam membuat paspor, pengajuan kredit bank,
pembayaran pajak final (PPh, PPN, dll dan beberapa urusan administrasi lainnya.
Manfaat lain yang diperoleh adalah pelayanan dalam bidang perpajakan itu sendiri
seperti pengembalian pajak, pengurangan pajak, dan yang paling vital adalah
penyetoran dan pelaporan pajak.

D. PEROLEHAN DAN PENGHAPUSAN NPWP


1. Perolehan atau Pendaftaran NPWP
Semua wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jendral Pajak untuk dicatat
sebagai wajib pajak dan sekaligus yntuk mendapatkan NPWP.
Persyaratan subjektif adalah persyaratan yang sesuai dengan ketentuan
mengenai subjek pajak dalam undang-undang pajak penghasilan 1984 dan
perubahannya.
Persyaratan objektif adalah persyaratan bagi subjek pajak yang
menerima atau memperoleh penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan
7

pemotongan atau pemungutan sesuai dengan Undang-Undang pajak


penghasilan 1984 dan perubahannya.
Tempat pendaftaran dilakukan di Direktorat Jenderal Pajak yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal dan Kantor Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan, bagi wajib
pajak, orang pribadi, pengusaha tertentu. Pendaftaran juga dapat dilakukan di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan
Potensi Perpajakan (KP4) ataupun melakukan register secara online dengan eregistration.
Jangka waktu pendaftaran NPWP adalah
1. Bagi wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas dan Wajib pajak badan, wajib mendaftarkan diri paling lambat satu
bulan setelah saat usaha mulai dijalankan
2. Wajib Pajak Orang pribadi yang tidak menjalankan suatu usaha atau tidak
melakukan pekerjaan bebas apabila jumlah penghasilannya sampai dengan
sati bulan yang disetahunkan telah melebihi penghasilan tidak kena pajak,
wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya.
Terhadap wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP
akan dikenakan sanksi perpajakan.
2. Penghapusan NPWP
Penghapusan NPWP dilakukan oleh Direktor Jenderal Pajak apabila:
a. Diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh wajib pajak dan atau
ahli warisnya apabila wajib pajak sudah tidak memenuhi persyaratan
subjektif dan atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
b. Wajib pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan
usaha.
c. Wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa
membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan dalam hal suami
dari wanita tersebut telah terdaftar sebagai wajib pajak.
d. Wajib pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan usahanya di
Indonesia, atau
e. Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan
NPWP Wajib Pajak dari Wajib Pajka yang sudah tidak memenuhi
persyaratn subjektif dan atau objektif sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan perpajakan.
Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikan keputusan
atas permohonan penghapusam NPWP dalam jangka waktu 6 (enam) bulan untuk Wajib
Pajak orang pribadi atau 12 (dua belas) bulan untuk Wajib Pajak Badan, sejak tanggal
permohonan diterima secara lengkap. Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud telah
lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak memberi suatu keputusan, permohonan penghapusan
NPWP dianggap dikabulkan.
8

E. PENGERTIAN, FUNGSI DAN PENCABUTAN NOMOR


PENGUKUHAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK
(NPPKP)
1. Pengertian Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
NPPKP (No. pengukuhan pengusaha kena pajak) adalah setiap wajib pajak sebagai
pengusaha yang dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN) berdasrkan undang-undang PPN
wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan pengusaha kena pajak (PKP) dan atau
pengusaha yang dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak memiliki suratpengukuhan kena
pajak yang berisi identitas dan kewajban perpajakan Pengusaha kena pajak.
2. Fungsi-fungsi NPPKP adalah sebagai berikut :
1.

Untuk mengetahui identitas pengusaha kena pajak yang sebenarnya.


9

2.
3.

Untuk melaksanakan hak dan kewajiban di pajak pertambahan nilai dan pajak
penjualan atas barang mewah.
Untuk pengawasan terhadap administrasi perpajakan.
3. Pencabutan PKP adalah sebagai berikut :

1.
2.
3.
4.

Pengusaha PKP pindah alamat kewilayah kerja KPP lain


Pindah tempat kedudukan
Pindah tempat kegiatan usaha
Perubahan status perusahaan.

BAB III KESIMPULAN


Dari semua uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa:
1. Pajak merupakan iuran wajib yang harus dibayar oleh setiap warga negara Indonesia
berdasarkan jenisnya masing-masing.
2. Apabila terjadi pelanggaran seperti tidak membayar iuran wajib pajak tersebut maka
akan mendapatkan sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
3. Di dalam pembayaran iuran perpajakan tidak adanya toleransi.
4. Ketentuan pembayaran pajak sesuai menurut jenisnya masing-masing.

10

DAFTAR PUSTAKA
1. http://stiebanten.blogspot.com/2011/05/nomor-pengukuhan-pengusaha-kenapajak.html diambil tanggal 24 Februari 2014
2. http://www.pajak.go.id/content/article/selamat-datang-ptkp-baru diambil tanggal 24
Februari 2014
3. http://www.pajakonline.com/engine/learning/view.php?id=69 diambil tanggal 24
Februari 2014
4. Prof. Dr. Mardiasmo, MBA.,Ak. (2011) Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta:
ANDI Yogyakarta
5. Rosdiana, Drs. Haula M.Si & Tarigan, Drs. Rasin M.Si. (2005) Perpajakan Teori dan
Aplikasi. Jakarta:Rajawali Pers.

11

Anda mungkin juga menyukai