Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR JAWAB UJIAN AKHIR SEMESTER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL


Jln. Halmahera Km.1 Tegal Telp. 355720 / 342194

NOMOR URUT : 10
NAMA : DIMAS AGUS NUGROHO MATA KULIAH : KOMPUTER PAJAK
NPM : 4217300010 TANGGAL : 25 JUNI 2020
SEMESTER :6
TANDA TANGAN : DIMAS
1. Mulai 15 Juni 2020, Layanan Perpajakan Tatap Muka di Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor
Penyuluhan, Pelayanan dan Konsultasi Perpajakan di seluruh Indonesia dibuka kembali.
Namun, tidak semua layanan perpajakan dapat dilakukan dengan tatap muka. Wajib Pajak juga
diharuskan untuk mematuhi protokol kesehatan saat datang ke Kantor Pajak.
Layanan yang saat ini sudah tersedia secara daring (seperti: pendaftaran NPWP, laporan SPT
bagi Wajib Pajak yang sudah wajib menggunakan e-filing, permintaan Surat Keterangan Fiskal,
validasi pembayaran PPh Final atas PHTB, aktivasi EFIN dan permintaan kembali EFIN karena
lupa, serta layanan VAT Refund di bandara) tidak diberikan melalui tatap muka.
Bagi Wajib Pajak yang menghendaki layanan konsultasi perpajakan, diharuskan untuk membuat
janji tatap muka terlebuh dahulu melalui salurang komunikasi kantor pelayanan terkait
Pelayanan Perpajakan Menggunakan Protokol Kenormalan Baru
Sejalan dengan upaya pemerintah dalam penerapan tatanan hidup baru, maka mulai tanggal 15
Juni 2020 unit-unit pelayanan DJP kembali membuka layanan tatap muka namun disertai
dengan beberapa pembatasan.
Layanan tatap muka tidak disediakan untuk beberapa layanan yang sudah tersedia secara daring.
Berikut adalah prosedur pemberian layanan perpajakan menggunakan protokol kenormalan baru:

2. Kelebihan aplikasi e-SPT adalah sebagai berikut:


1. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena lampiran dalam bentuk
media CD/disket
2. Data perpajakan terorganisir dengan baik
3. Sistem aplikasi e-SPT mengorganisasikan data perpajakan perusahaan dengan baik dan
sistematis
4. Penghitungan dilakukan secara cepat dan tepat karena menggunakan sistem komputer
5. Kemudahan dalam membuat Laporan Pajak
6. Data yang disampaikan WP selalu lengkap, karena penomoran formulir dengan menggunakan
sistem komputer.
7. Menghindari pemborosan penggunaan kertas

3. Saat ini aplikasi iKSWP dapat dimanfaatkan untuk tiga layanan sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui status KSWP
Wajib pajak yang ingin mengetahui status KSWPsecara mandiri sebelum mengajukan layanan
publik tertentu ke Instansi Pemerintah atau melalui aplikasi Online Single Submissiondapat
menggunakan aplikasi iKSWP.Saat ini 11 Kementerian/Lembaga dan 168 Pemda telah
mengimplementasikan KSWP.
2.Untuk memperoleh Surat Keterangan Fiskal
Aplikasi iKSWP dapat digunakan juga untuk mendapatkan SKF yang diterbitkan sistem segera
setelah permohonan disampaikan. Apabila syarat untuk mendapatkan SKF tidak terpenuhi
makaakan diterbitkanpenolakan.Sedangkan apabila wajib pajak mengajukan permohonan
secara manual maka SKF atau surat penolakan dapat diterbitkan dalam jangka waktu tiga hari
kerja setelah permohonan diterima.
3.Untuk memperoleh Surat Keterangan Domisili bagi Subjek Pajak Dalam Negeri
Aplikasi iKSWP juga dapat digunakan untuk memperoleh SKD SPDN dalam rangka penerapan
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda. Melalui aplikasi ini wajib pajak dapat memperoleh
SKD SPDN secara cepat dan mudah, kapanpun dan dimanapun tanpa harus datang ke Kantor
Pelayanan Pajak tempat wajib pajak terdaftar

4. Dalam upaya menanggulangi dampak virus corona atau covid-19 terhadap keberlangsungan
dunia usaha, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah insentif pajak. Fitur pelaporan
pemanfaatan insentif pajak,yang dikeluarkan DJP adalah aplikasi e-Reporting Insentif Covid-19
Rincian insentif tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
44/PMK.07/2020 tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Covid-19. 
Berdasarkan beleid tersebut, untuk dapat memanfaatkan insentif-insentif pajak tersebut, pemberi
kerja dan/atau wajib pajak memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan realisasi
pemanfaatan atas setiap insentif yang diterima. Ketentuan pelaporannya bergantung pada jenis
insentif terkait. 
Contohnya untuk insentif pajak PPh final Ditanggung Pemerintah (DTP) dan PPh Pasal 21 DTP
ada beberapa tahap untuk mengajukan laporan realisasi pajak. Berikut langkah-langkah
pelaporan realisasi pajak DTP berdasarkan PMK-44/2020 : 
1. Pastikan sudah memiliki akun di laman djponline.pajak.go.id. Kemudian buka dan masuk ke
akun Anda di laman tersebut. 
2. Selanjutnya, klik Profil untuk penambahan /aktivasi fitur layanan pelaporan. Pastikan juga
profil WP sudah sesuai. Jika tidak sesuai WP bisa menghubungi KPP terkait. 
3. Kemudian klik Aktivasi Fitur Layanan dan pilih atau centang e-reporting insentif Covid-
19
4. Lalu klik Layanan dan pilih ikon e-reporting insentid Covid-19 yang berada di bagian
paling bawah.
5. Klik Tambah dan kemudian pilih jenis pelaporan, apakah realisasi PPh Final DTP atau PPh
21 DTP. Lalu klik Lanjutkan. 
6. Sebelum menyampaikan laporan realisasi pajak, pastikan Anda membaca petunjuk untuk
memastikan apakah Anda berhak mendapatkan fasilitas insentif tersebut sesuai dengan PMK-
44/2020
7. Isi permintaan Kode Keamanan lalu klik Lanjutkan. Jika Anda tidak mendapatkan fasiitas
PMK-44, maka akan muncul ikon tanda silang dan keterangan yang menyebutkan bahwa
Anda tidak diperkenankan melakukan pelaporan realisasi karena tidak termasuk WP penerima
fasilitas. 
8. Jika Anda berhasil maka lanjutkan dengan tahapan-tahapan berikut, yang pertama, apabila
Anda belum memiliki format file laporan realisasi PPh Final DTP, silahkan unduh pada link
berikut: FormatRealisasiPPhFinalDTP.xlsx. 
9. Kemudian untuk contoh penamaan file sesuai format :
065788556423000_0404_2020_01_00.xlsx. 
10. Selanjutnya pastikan format penamaan file sebagai berikut:
AAAAAAAAAAAAAAA_BBCC_DDDD_EE_FF.xlsx. A: 15 digit (NPWP),B: 2 digit
(Masa Pajak Awal), C: 2 digit (Masa Pajak Akhir),D: 4 digit (Tahun Pajak),E: 2 digit (Kode
Pelaporan Realisasi),F: 2 digit (Kode Pembetulan Ke-)
11. Untuk Kode Pelaporan Realisasi PPh Final DTP menggunakan 01. Jika pelaporan normal
Kode Pembetulan (2 digit belakang) diisi 00, dan apabila ingin melaporkan pembetulan diisi
01 dan seterusnya.
12. Selanjutnya lakukan upload file laporan realisasi, lalu klik submit. 

Sebagai informasi, pelaporan realisasi PPh Pasal 21 DTP dan PPh Final DTP dilakukan setiap bulan
paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. Ketentuan ini berlaku untuk
masa pajak April 2020-September 2020

5. A. Berikut ini adalah tata cara yang harus dilakukan untuk memperoleh dan mengaktifkan EFIN

 Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi:


1) Ajukan permohonan aktivasi EFIN dengan formulir yang sudah ditentukan. Pengajuan
permohonan ini tidak bisa dikuasakan kepada orang lain. Datangi Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) terdekat, Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
(KP2KP) terdekat, atau lokasi lain yang ditentukan kantor pajak di atas;
2) Tunjukkan asli serta menyerahkan fotokopi KTP buat orang Indonesia. Buat orang
asing adalah paspor dan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal
Tetap (KITAP);
3) Tunjukkan asli serta menyerahkan fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
atau Surat Keterangan Terdaftar (SKT); Menyampaikan alamat email aktif.
 Untuk Wajib Pajak Badan:
1) Isi permohonan aktivasi EFIN oleh pengurus perusahaan;
2) Pengurus datang ke KPP tempat terdaftar. Tidak bisa di kantor pajak mana saja;
3) Pengurus menunjukkan asli dan menyerahkan fotokopi surat penunjukan pengurus
yang bersangkutan untuk mewakili badan;
4) Kalau pengurusnya adalah orang Indonesia, tunjukkan asli dan serahkan fotokopi KTP
dan kartu NPWP atau SKT atas nama pengurus;
5) Kalau pengurusnya orang asing, tunjukkan asli dan serahkan fotokopi Paspor, KITAS
atau KITAP, dan NPWP atau SKT-nya;
6) Tunjukkan asli dan serahkan kartu NPWP atau SKT atas nama wajib pajak badan;
7) Menyampaikan alamat email aktif badan tersebut.

B. Berikut ini langkah-langkahnya mengaktifkan/menginstal sertifikasi elektroniik:


1. Klik Unduh 
Setelah mendapatkan pemberitahuan melalui email bahwa Sertifikat Elektronik PKP telah
disetujui oleh DJP, selanjutnya login ke laman e-Nofa Online menuju ke menu Download
Sertifikat Digital seperti gambar di bawah ini, lalu klik unduh.
2. Klik Save 
Sama halnya ketika mengunduh sesuatu, Anda akan diminta untuk menyimpan file tersebut di tempat
yang sesuai dengan keinginan Anda. Klik save untuk menyimpan file sertifikat elektronik pajak.

3. Eksekusi File
Klik dua kali pada file tersebut untuk mengeksekusinya dan memulai proses instalasi.

4. Klik Next 
Proses instalasi sertifikat elektronik pajak telah dimulai. Selanjutnya, Anda hanya perlu melakukan
klik pada tombol next.
5. Masukan Password
Ketika tampil form seperti di bawah ini, masukkan passphrase yang telah Anda isikan pada saat
permintaan sertifikat digital sebelumnya, lalu klik next.
6. Klik Finish 
Proses instalasi sertifikat elektronik pajak telah selesai. Kini, sertifikat elektronik pajak telah
terimpor.

7. jika berhasil diinstal/diaktifkan akan muncul seperti gambar dibawah ini


Kesimpulan
 Sertifikat elektronik pajak adalah sertifikat yang berisi tanda tangan elektronik dan identitas
yang menunjukkan status subjek hukum para pihak dalam transaksi elektronik yang
dikeluarkan oleh DJP.
 Sertifikat elektronik ini diberikan kepada Pengusaha Kena Pajak sebagai bukti otentifikasi
pengguna layanan pajak secara elektronik.
 DJP memiliki kewenangan melakukan pencabutan Sertifikat Elektronik, apabila ternyata PKP
diketahui menyampaikan dokumen yang tidak sesuai dengan aslinya dan/atau dokumen yang
dengan sengaja dipalsukan sebagai persyaratan permintaan Sertifikat Elektronik.
 Sertifikat Elektronik yang telah dicabut oleh DJP tidak dapat digunakan kembali untuk
memperoleh layanan perpajakan secara elektronik yang disediakan oleh DJP.

Anda mungkin juga menyukai