Barang Mewah
Dasar Pertimbangan PPn BM
Pasal 5 ayat (1)
Ps. 5 (1)
PPn BM
DIKENAKAN ATAS
PENYERAHAN BKP YANG IMPOR BKP YANG
TERGOLONG MEWAH TERGOLONG MEWAH
PPn BM DIKENAKAN HANYA SATU KALI PADA WAKTU PENYERAHAN BKP YANG
TRGOLONG MEWAH OLEH PKP YANG MENGHASILKAN BARANG MEWAH ATAU PADA
WAKTU IMPOR Ps. 5 (2)
Termasuk Pengertian Menghasilan
Penjelasan Pasal 5 ayat (1)
ADALAH KEGIATAN
Dalam hal Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak
yang tergolong mewah menggunakan Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah lainnya sebagai bagian dari Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah yang dihasilkannya, dan atas perolehannya telah dibayar Pajak
Penjualan atas Barang Mewah maka Pajak Penjualan atas Barang Mewah
yang telah dibayar tersebut merupakan bagian dari biaya produksi Barang
Kena Pajak yang tergolong mewah yang dihasilkannya.
PT. Lurus Abadi yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah menjual Barang Kena Pajak tersebut kepada PT. Langgeng dengan
Harga Jual sebesar Rp100.000.000,00. Atas penjualan tersebut dikenai
Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah sebesar 20%.
• Hitunglah Jumlah yang Dibayar oleh PT. Langgeng kepada PT. Lurus Abadi
• PT . Langgeng menjual BKP tersebut kepada PT. Everlasting dengan keuntungan
yang diharapkan sebesar Rp15.000.000,00 Berapa yang harus dibayar oleh PT.
Everlasting.
Mekanisme PPN BM
Barang Mewah Selain Kendaraan Bermotor
PPn BM Tarif 10%
Foto kopi kartu NPWP dan foto kopi surat pengukuhan PKP;
Foto kopi Faktur Pajak yang diterbitkan oleh pabrikan atau ATPM
kepada distributor atau dealer atau agen atau penyalur;
Foto kopi STNK dan/atau Surat Tanda Uji Kendaraan dari DLLAJR;
Asli Faktur Penjualan dari Dealer atau Distributor atau Agen atau
Penyalur yang di dalamnya dicantumkan PPn BM yang dikenakan
oleh ATPM atau Pabrikan kepada Dealer atau Distributor atau Agen
atau Penyalur yang dilimpahkan kepada pembeli;
Asli bukti pungutan PPn BM;
SKB PPn BM atas nama pembeli kendaraan bermotor dimaksud;
Ijin Usaha dan Ijin Trayek yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang untuk kendaraan angkutan umum;
Surat Pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud
tidak akan diubah penggunaanya ada apabila ternyata diubah
bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tatacara Pengenaan
impor CBU