Anda di halaman 1dari 2

Soal Diskusi 3 :

Dalam mewujudkan pemerintahan yang partisipatif, transparan dan akuntabel dapat ditempuh
dengan penerapan konsep e-government. E-government juga sebagai strategi dalam
meminimalisasi penyebaran COVID-19 dan efektivitas pelayanan publik. Diskusikanlah secara
singkat mengenai salah satu aplikasi yang sukses membantu kelancaran pelayanan publik yang
Saudara ketahui!
Jawab:

Dengan latar belakang pemberlakuan WFH yang memang tidak diberlakukan kepada seluruh
penyelenggara pelayanan publik, dikarenakan ada beberapa bidang yang tidak dapat melakukan
WFH, seperti Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terkait dengan perekaman KTP-El,
mengenai pembayaran pajak kendaraan bermotor maupun perpanjangan STNK di Samsat, dan
bidang-bidang lain yang memerlukan kedatangan masyarakat secara langsung. Walaupun tidak
memberlakukan WFH, tetapi tetap memberlakukan pembatasan pelayanan publik. Pembatasan
yang dilakukan yaitu seperti dengan mengurangi jumlah antrian yang masuk ke dalam ruangan
dan di dalam ruangan, serta pelayanan harus mengikuti anjuran jarak aman yaitu minimal 1
meter. Dengan berlakunya WFH bagi pegawai-pegawai yang bergerak dalam pelayanan publik,
menyebabkan pelayanan publik menjadi terhambat, karena pada akhirnya beberapa bidang
pelayanan tidak dapat melayani masyarakat secara langsung. Akan tetapi, penyelenggara
pelayanan publik kemudian membuat inovasi-inovasi dalam memberikan pelayanan agar
pelayanan tidak terhambat seperti memberikan pelayanan melalui sistem online atau yang
disebut dengan konsep e-government.

Salah satu aplikasi yang membantu kelancaran pelayanan publik, yaitu aplikasi kunjung pajak
yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Sebagai wujud komitmen DJP dalam
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, maka DJP berusaha untuk terus
berinovasi dalam mengembangkan teknologi informasi. Salah satunya dengan "melahirkan"
Aplikasi Kunjung Pajak berdasarkan Nota Dinas Direktur Jenderal Pajak Nomor
ND-498/PJ/2020 tentang Prosedur Pemberian Nomor Tiket Antrean pada Aplikasi Kunjung
Pajak di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Aplikasi Kunjung Pajak adalah inovasi DJP di
bidang teknologi yang bertujuan mempermudah wajib pajak. Dengan sistem berbasis web, beban
administrasi akan berkurang karena Wajib Pajak tidak perlu mencetak kertas atau menginstalasi
aplikasi tertentu. Wajib Pajak juga dapat mengaksesnya di mana pun dan kapan pun selama
terhubung dengan internet. Aplikasi ini menawarkan layanan nomor tiket antrean secara daring
bagi Wajib Pajak yang hendak memanfaatkan layanan tatap muka di kantor pajak ini, dapat
membantu meminimalisasi kontak fisik yang terjadi antar Wajib Pajak ketika mengantre
sehingga dapat mencegah dan mengurangi penyebaran Covid-19.

Dalam hal akan memanfaatkan Aplikasi Kunjung Pajak, Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri
terlebih dahulu pada laman kunjung.pajak.go.id dengan mengisi form pendaftaran sesuai dengan
identitas resmi (KTP atau Paspor) yang dimiliki dengan benar dan lengkap. Jika Wajib Pajak
menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada KTP, maka Wajib Pajak harus mengisi
nama sesuai yang tertera pada KTP dan tidak lupa untuk memilih status pengunjung. Status
pengunjung yang dimaksud di sini seperti diri sendiri (Wajib Pajak Orang Pribadi) atau Wakil
Wajib Pajak (pengurus Wajib Pajak Badan), Kuasa dari Wajib Pajak (wajib menunjukkan surat
kuasa), dan pihak lainnya (wajib membawa Surat Penunjukkan bagi Layanan Tertentu). Bagi
Wajib Pajak yang ber-NPWP, diwajibkan untuk menginputnya dan mengisikan alamat surel
(email) serta nomor gawai (handphone) yang aktif.

Merujuk pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-33/PJ/2020 tentang Panduan
Umum Pelaksanaan Tugas Dalam Tatanan Normal Baru di Lingkungan Direktorat Jenderal
Pajak, maka segala aktivitas layanan di kantor pajak harus mematuhi protokol kesehatan yang
berlaku di lingkungan DJP. Dengan demikian, Wajib Pajak yang akan datang ke kantor pajak
diwajibkan mengisi form “Penilaian Kesehatan” pada aplikasi tersebut. Wajib Pajak diharapkan
menjawab pertanyaan dengan sejujur-jujurnya mengenai kondisinya saat ini yang berhubungan
dengan Covid-19.

Sebagian besar jenis layanan dalam aplikasi hanya bisa diakses oleh Wajib Pajak yang ber-
NPWP. Beberapa jenis layanan yang tersedia di kantor pajak, terutama di KPP yang bisa diakses
oleh Wajib Pajak ber-NPWP, antara lain: Loket Tempat Pelayanan Terpadu (TPT), Konsultasi
Perpajakan, Konsultasi Aplikasi, dan Janji Temu. Dalam hal memastikan apakah sudah
mendapatkan nomor antrean atau belum, WP disarankan untuk mengecek surel yang telah
didaftarkan.

Sumber referensi:

1. https://www.pajak.go.id/id/artikel/aplikasi-kunjung-pajak-layanan-baru-untuk-
mudahkan-wajib-pajak.
2. https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--dampak-pandemi-covid-19-bagi-
penyelenggaraan-pelayanan-publik.

Anda mungkin juga menyukai