PENDAHULUAN
Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya target penerimaan negara
(RAPBN, 2016).
sulit dilakukan, hal ini disebabkan oleh masih rendahnya tingkat kepatuhan
Hestu Yoga Saksama mengatakan, jumlah Wajib Pajak terdaftar saat ini
Dari jumlah tersebut, yang telah menyampaikan SPT tahun pajak 2016
hingga 14 April 2017 adalah 9.789.398. Yaitu Wajib Pajak Badan: 247.215,
1
8.744.740 sehingga total Penerimaan Pajak sebesar 58,97 persen
(liputan6.com).
semua aspek menuju kearah yang lebih baik, jadi dari masa ke masa
yang dapat mengubah pola pikir dan perilaku aparat. Sedangkan tujuan
pajak ada beberapa sasaran administrasi perpajakan yang perlu diingat seperti
Pajak Pratama Kupang dapat dilihat dari penerimaan SPT pada tabel 1.1.
2
Tabel 1.1
Data Kepatuhan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Kupang Tahun 2012-2016
Jumlah WPOP Yang Melapor
No Tahun %
Terdaftar SPT SPT
1 2012 84.443 45.289 53,63
2 2013 91.497 48.504 53,01
3 2014 100.035 45.253 45,23
4 2015 110.844 57.735 52,08
5 2016 119.714 52.863 44,15
Sumber: Devisi Pengolahan Data dan Informasi KPP Pratama Kupang, 2018
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
terdaftar Wajib SPT pada tahun 2012 sebanyak 84.443 tetapi yang melapor
SPT hanya 45.289. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah Wajib Pajak Orang
Pribadi yang terdaftar SPT sebanyak 91.497 tetapi yang melapor SPT hanya
48.504. Pada tahun 2014 jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar
SPT sebanyak 100.035 tetapi yang melapor SPT hanya 45.253. Pada tahun
2015 jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar SPT sebanyak
110.844 tetapi yang melapor sebanyak 57.735, dan pada tahun 2016 Wajib
Pajak Orang Pribadi yang terdaftar 119.714 tetapi yang melapor SPT hanya
52.863. Dilihat dari jumlah Wajib Pajak yang terdaftar dengan jumlah Wajib
Pajak yang melapor SPT, masih banyak Wajib Pajak Orang Pribadi yang
tidak patuh untuk melaporkan SPT-nya. Menurut Dini (2012), salah satu cara
3
membuat dan menyampaikan laporan kegiatan usaha secara periodik, baik
semacam ini berjumlah paling banyak dari seluruh wajib pajak terdaftar. Patut
menjadi perhatian lebih serius bagi Direktorat Jenderal Pajak agar masalah ini
bisa diatasi.
4
dan teknologi informasi dan komunikasi, manajemen sumber daya manusia,
Jenderal Pajak Nomor Kep-88/PJ/2004 pada bulan Mei tahun 2004 secara
pada peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 6/PJ/2009 tentang Tata Cara
2009.
online yang real time kepada Direktorat Jenderal Pajak melalui internet pada
website Direktorat Jenderal Pajak atau melalui Penyedia Jasa Aplikasi yang
dikirimkan kapan saja dan dimana saja sehingga dapat meminimalkan biaya
dan waktu yang digunakan Wajib Pajak untuk penghitungan, pengisian dan
5
hanya dengan menggunakan komputer yang terhubung internet, penyampaian
SPT dapat dilakukan kapan saja yaitu selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam
seminggu (termasuk hari libur) dan dimana saja tanpa perlu datang ke kantor
dikerjakan secara mudah, cepat, dan akurat, selain itu kelebihan e-SPT
lainnya yaitu efisien dalam penyimpanan data Wajib Pajak, jika dibandingkan
dengan cara manual dimana Wajib Pajak harus mengisi sendiri form SPT
melaporkan SPT masa PPN yang diterima dan penelitian yang dilakukan oleh
6
penyempurnaan sumber daya manusia, dan pelaksanaan Good Governance
Penelitian sejenis lainnya yang dilakukan oleh Sri dan Ita (2009)
serta ada pula penelitian yang dilakukan oleh Sari Nurhidayah (2015),
7
1) Bagaimana gambaran tentang penerapan sistem e-filling, e-SPT dan
Pratama Kupang?
Pratama Kupang.
Pratama Kupang.
1. Manfaat Teoritis
8
b. Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan mengembangkan
2. Manfaat Praktis
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1. Perpajakan
pada hakekatnya maksud dan tujuan dari pajak itu seragam. Menurut pasal
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
merupakan iuran yang bersifat wajib, berupa uang atau barang, yang
Dr. P. J. A. Andriani dalam Abdul Rahman (2010) pajak adalah iuran dari
masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan dan terutang oleh pihak
10
wajib, berupa uang atau barang kepada negara yang terutang oleh Orang
melaksanakan pembangunan.
pendapatan masyarakat.
11
2.1.2. Kepatuhan Wajib Pajak
undangan.
Wajib Pajak adalah subyek pajak yang terdiri dari orang pribadi atau
12
atau badan yang bertempat tinggal atau berkedudukan di Indonesia.
yang tidak dapat dialihkan kepada orang lain. Wajib Pajak dapat
menunjuk atau meminta bantuan atau memberi kuasa pada orang lain,
dipertanggungjawabkan.
13
2. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.
dengan sendiri.
tahun pajak untuk SPT PPh tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
dan empat bulan setelah akhir tahun pajak untuk SPT PPh
14
5. Menyelenggarakan pembukuan/pencatatan.
pemeriksaan.
yaitu:
15
a. Mengajukan surat keberatan dan surat banding. Wajib Pajak
Pajak.
dapat diterima.
16
f. Mengajukan permohonan perhitungan pajak yang dikenakan
Wajib Pajak.
Pajak.
pajaknya.
17
b. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak
18
c. Syarat Menjadi Wajib Pajak Patuh
tiga tahun terakhir yaitu akhir bulan ketiga setelah tahun pajak.
angsuran pajak yang belum dilunasi pada saat atau setelah tanggal
pengenaan denda.
Keuangan (SAK).
19
4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
memerangi ketidakpatuhan.
20
e. Indikator Kepatuhan Wajib pajak
Indikator kepatuhan wajib pajak menurut Sri dan Ita (2009) adalah
sebagai berikut:
terdiri dari tempat tinggal dan tempat kegiatan usaha Wajib Pajak
Pribadi dan 4 bulan untuk Wajib Pajak Badan setelah akhir tahun
21
pajak. Wajib Pajak akan dikenakan sanksi administrasi apabila
a. Pengertian E-Filing
22
1. Berbentuk badan. Perusahaan penyedia jasa harus berbentuk
Pajak.
1. http://www.pajakku.com
2. http://www.laporpajak.com
3. http://www.taxreport.web.id
4. http://www.layananpajak.com
5. http://www.onlinepajak.com
23
6. http://www.setorpajak.com
7. http://www.pajakmandiri.com
8. http://www.spt.co.id
Menurut Gita (2010) e-filling ini sengaja dibuat agar tidak ada
Pajak bisa tinggi karena merekam sendiri SPT nya. E-filling bertujuan
Pajak dalam penyampaian SPT karena Wajib Pajak tidak perlu datang
24
2. Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak e-filling paling lambat 30
verifikasi.
Aplikasi (ASP).
25
Sistem e-filling melalui website Direktorat Jenderal pajak
26
Penerapan sistem e-filling memiliki beberapa keuntungan bagi
dan kapan saja yaitu 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu karena
computer.
kertas.
potong PPh, SSP Lembar ke-3 PPh Pasal 29, Surat Kuasa Khusus,
Zakat) tidak perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh KPP melalui
c. Indikator E-Filing
27
1. Ketersedian yang luas dan akses yang fleksibel.
file. dengan level akses yang luas akan menghemat dana modal
yang berbeda.
2. Attitude (sikap)
28
5. Compliance (kepatuhan)
dipahami.
tersebut.
a. Pengertian E-SPT
29
digital ke KPP secara elektronik atau dengan menggunakan media
b. Penerapan E-SPT
SPT yang memuat tanda tangan dan Surat Setoran Pajak (SSP) serta
30
Aplikasi e-SPT memiliki tujuan sebagai berikut:
sistematis.
perpajakan.
Indonesia.
31
modernisasi perpajakan melalui penerapan sistem administrasi
modern perpajakan.
di Indonesia.
Indonesia.
32
c. Indikator E-SPT
menggunakan e-SPT.
Penelitian yang dilakukan oleh Sri dan Ita (2009) berjudul “Pengaruh
Pajak dengan Survei atas Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama
33
administrasi perpajakan modern pada KPP Pratama Bandung ”X”
tersebut.
34
2. Nugroho Agung Susanto (2011).
filling dapat diterima sebagai sistem pelaporan pajak secara online dan
realtime.
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri dan Ita (2009)
35
administrasi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak, akan tetapi
Governance.
36
mengoptimalkan pelayanan tersebut adalah dengan memperbarui atau
oleh direktorat jenderal pajak yang akan digunakan wajib pajak untuk
melakukan pengisian dan pelaporan SPT secara cepat, tepat, dan akurat guna
modern.
37
Penerapan Sistem E- Filing (X1)
Keterangan
: : Pengaruh Secara Parsial
: Pengaruh Secara Simultan
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
H1 : Penerapan sistem e-filing, e-SPT dan kepatuhan wajib pajak pada KPP
Kupang.
Kupang.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Palapa No.8 Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Waktu penelitian
dimulai pada bulan Maret 2018 sampai dengan bulan September 2018.
1. Data Primer
pajak.
2. Data Sekunder
39
3.2.2. Menurut Sifat
1. Data Kuantitatif
2. Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah data yang berupa penjelasan atau data dalam
1. Kuesioner
40
dalam kuesioner terdapat petunjuk pengisian supaya memudahkan
2. Wawancara
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan
Sampel menurut Sugiyono ( 2012: 62) merupakan bagian dari jumlah dan
& Lina ( 2005: 119) sampel merupakan bagian dari populasi yang akan
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel apabila orang yang secara kebetulan ditemui tersebut cocok
41
sebagai sumber data. Dalam menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini
𝐍
𝒏=
𝟏 + 𝐍𝐞²
130000
𝑛=
1 + 130000(10%)²
130000
𝑛=
1301
Keterangan:
n : besaran sampel
diteliti dan dianalisis dalam penelitian ini menjadi dua macam yaitu variabel
terikat yang diberi simbol “Y” dan variabel bebas yang diberi simbol “X”.
42
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
1. Kepatuhan Wajib pajak (Y) adalah ketika Wajib Pajak memenuhi semua
perpajakannya
Untuk lebih jelasnya, definisi operasional dari variabel yang akan diteliti
dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel indikator berikut ini.
43
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel
Indikator Skala Pengukuran Sumber
Penelitian
1. Kepatuhan untuk
mendaftarkan diri
2. Kepatuhan dalam
penghitungan dan
pembayaran Skala pengukuran
pajak terutang yang digunakan
Kepatuhan Wajib Sari Nurhidayah
3. Kepatuhan dalam untuk mengukur
Pajak (2015)
pembayaran jawaban responden
tunggakan pajak adalah skala likert
4. Kepatuhan untuk
menyetorkan
kembali Surat
Pemberitahuan
1. Kecepatan
pelaporan SPT
2. Lebih hemat
3. Penghitungan
lebih cepat Skala pengukuran
4. Kemudahan yang digunakan
Penerapan Sistem pengisian SPT Sari Nurhidayah
untuk mengukur
E-filing 5. Kelengkapan data (2015)
jawaban responden
pengisian SPT adalah skala likert
6. Lebih ramah
lingkungan
7. Tidak
merepotkan
1. Kepraktisan
2. Kemudahan Skala pengukuran
Perhitungan dan yang digunakan
Penerapan E-SPT Pelaporan untuk mengukur www.pajak.go.id
3. Kemudahan jawaban responden
Perekaman data adalah skala likert
4. Keamanan
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau
gejala sosial (Moch. Idochi Anwar, 2007: 12). Pernyataan yang digunakan
merupakan pernyataan positif dengan kriteria sangat tidak setuju, tidak setuju,
44
Dalam skala likert, untuk mengukur data kualitatif menjadi kuantitatif,
Tabel 3.2
Skor Skala Likert
No Uraian Skor
1 Sangat Setuju 4
2 Setuju 3
3 Tidak Setuju 2
4 Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Imam Ghozali (204:47)
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner (Ghozali, 2001). Suatu kuesioner dikatakan sah atau valid jika
output cronbach apha) dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) =
Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan berkorelasi positif maka butir
atau pertanyaan tersebut valid. Atau dengan kata lain item pertanyaan
valid. Uji ini digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
45
indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2001). Suatu kuesioner
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan
a. Multikolinieritas
akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain itu untuk uji ini
multikolinieritas.
b. Autokorelasi
46
1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif
c. Heteroskedastisitas
variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X), dapat dirumuskan dengan
Y = a + b1. X1 + b2. X2 +
Keterangan:
b = Koefisien Regresi
47
X1,X2 = E-Filing dan E-SPT
e = Standar Error
aktual dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F dan nilai koefisien
determinasi.
a. Uji t
pajak.
c. Koefisien Determinasi
terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X) semakin tinggi.
48
DAFTAR PUSTAKA
Albert Kurniawan. (2014). Metode Riset Untuk Ekonomi dan Bisnis. Bandung :
ALVABETA, cv.
Aryobimo, Putut Tri. 2012. Pengaruh Persebsi Wajip Pajak tentang Pelayanan
Aparat Pajak Terhadap kepatuhan Wajib Pajak dengan Kondisi Keuangan
dan Referensi Risiko sebagai variabel Moderating (Studi Empiriis terhadap
Wajib Pajak Orang Pribai di Kota Semarang). Semarang
Bambang Prasetyo & L.M. Jannah (2005). Metode Penelitian Kuantitatif Teori
dan Aplikasi. Depok: PT. RajaGrafindo Persada.
Banyu Ageng Wahyu Utomo. 2011. Pengaruh Sikap, Kesadaran wajib Pajak, dan
Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan wajib Pajak dalam
Membayar Pajak Bumi Bangunan di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang
Selatan. Jurnal Akuntansi.
Diana Sari. (2013). Konsep Dasar Perpajakan. Bandung : PT. Refika Aditama.
http://bisnis.liputan6.com/read/2923327/ditjen-pajak-baru-58-persen-wajib-pajak-
yang-lapor-spt (Diakses pada 22 Maret 2018 Pukul 10:00).
49
https://www.pajakbro.com/2017/06/pengertian-pajak.html (Diakses pada 26
Maret 2018 Pukul 07:40)
http://www.pajak.go.id/content/mudahnya-pelaporan-pajak-melalui-e-filing-0
(Diakses pada 26 Maret 2018 Pukul 10:11)
Masri Singarimbun & Sofyan Effendi, 1995. Metode penelitian survei, edisi
revisi, PT. Pustaka LP3ES, Jakarta.
Eriyanto prastyo nugroho, 2011. Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap
Kepuasan Konsumen Pengguna Notebook Acer. yogyakarta
Nur Indriantoro & Bambang Supomo. (2009). Metode Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
50
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Siti Hawa Kamelia. (2008). “Analisis Pengaruh Kepatuhan wajib Pajak Sebelum
dan Sesudah Penerapan Program e-SPT dalam Melaporkan SPT Masa
PPN”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
Sri Rahayu & Ita Salsalina Lingga. (2009). “Pengaruh Modernisasi Sistem
Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”. Jurnal
Akuntansi. Vol.1, No:119-138.
Undang-Undang No. 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
51