Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pajak adalah pungutan wajib yang dikenakan oleh pemerintah

kepada individu, perusahaan, atau entitas hukum lainnya untuk

membiayai pengeluaran pemerintah dan proyek-proyek publik. Pajak

merupakan sumber pendapatan utama bagi pemerintah untuk

membiayai berbagai program dan layanan, seperti pendidikan,

kesehatan, infrastruktur, dan keamanan. Dana yang dibutuhkan

pemerintah akan meningkat seiring dengan adanya peningkatan

kebutuhan pembangunan, maka peran masyarakat sebagai wajib

pajak dalam memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak akan

dapat membantu berjalannya pertumbuhan negara.

Menurut UU Nomor 16 Tahun 2009 Wajib Pajak adalah orang

pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemungut pajak dan

pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Wajib pajak memiliki peran yang penting.

Kepatuhan wajib pajak menjadi salah satu hal penting yang

dihadapi dunia baik di negara maju maupun negara berkembang,

khususnya di Indonesia. Bentuk kepatuhan wajib pajak terdiri atas dua

jenis yaitu, kepatuhan formal dan kepatuhan material. Kepatuhan

formal adalah keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban

1
2

perpajakannya secara formal berdasarkan ketentuan dalam undang-

undang (Jeklin, 2016). Kepatuhan material pada dasarnya memenuhi

semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai dengan undang-

undang yang berlaku. Ukuran kepatuhan dalam hal pajak adalah

pelaporan dimana pelaporan pajak sangat mengacu kepada laporan

keuangan yang diberikan oleh suatu perusahaan atau badan usaha

kepada Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak. Apabila terdapat

ketidaksesuaian laporan keuangan, Direktorat Jenderal Pajak dapat

melakukan pemeriksaan terhadap badan usaha tersebut. Hal ini

dilakukan untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam pembayaran

pajak. Beberapa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah untuk

meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah dengan melakukan

peningkatan dan penerapan kepada penggunaan teknologi dalam

rangka memberikan kemudahan bagi wajib pajak untuk melakukan

pembayaran pajak.

Bentuk inovasi dalam hal penggunaan teknologi pada Kantor

Pelayanan Pajak yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

adalah dengan menerapkan e-SPT (e-Form). E-SPT (e-Form)

merupakan bagian dari upaya modernisasi dan efisiensi dalam

administrasi perpajakan di indonesia. E-SPT (e-Form) adalah aplikasi

perangkat lunak yang dikembangkan oleh Direktorak Jenderal Pajak

(DJP) untuk memudahkan wajib pajak dalam pengisian, pengajuan,

dan pelaporan surat pemberitahuan (SPT) tahunan.


3

e-SPT pertama kali diterapkan di indonesia pada tahun 2009. E-

SPT merupakan aplikasi yang memungkinkan wajib pajak untuk

mengisi dan melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak

Penghasilan (PPh) secara elektronik. e-SPT telah dibuka untuk semua

wajib pajak, termasuk wajib pajak dengan penghasilan dibawah 50 juta

rupiah per tahun. Penerapan ini dilakukan dengan harapan agar bisa

memberikan pengaruh kepada Wajib Pajak untuk menjadi lebih patuh

dalam melaksanakan kewajiban pajaknya. Penggunaan teknologi e-

SPT (e-Form) diharapkan memberikan banyak manfaat, seperti

pengurangan kesalahan manusia, percepatan proses, dan

peningkatan keamanan data. Hal ini menciptakan sistem administrasi

perpajakan yang lebih efisien dan memudahkan wajib pajak serta

pihak otoritas pajak dalam menjalanlan proses perpajakan. Karena

pajak bersifat memaksa, adapun faktor yang dapat memperkuat

kewajiban membayar pajak adalah penegakan hukum dalam hal ini

adalah sanksi perpajakan.

Sanksi perpajakan merujuk pada upaya pihak otoritas pajak atau

lembaga perpajakan untuk memastikan kepatuhan wajib pajak

terhadap peraturan perpajakan. Proses ini melibatkan pengawasan,

pemeriksaan, dan penegakan sanksi terhadap pelanggaran aturan

perpajakan. Pentingnya penegakan hukum perpajakan adalah untuk

menciptakan lingkungan perpajakan yang adil, memastikan setiap

pihak membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan

mendorong kepatuhan sukarela wajib pajak. Hal ini juga berperan


4

dalam meningkatkan penerimaan pajak yang menjadi sumber

pendapatan negara untuk membangun dan penyediaan layanan

publik.

Sanksi perpajakan merupakan faktor lain yang dapat

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Sanksi pajak adalah hukuman

atau denda yang dikenakan oleh otoritas pajak kepada wajib pajak

yang mlanggar ketentuan perpajakan. Sanksi ini bertujuan untuk

mendorong kepatuhan wajib pajak dan memastikan bahwa aturan

perpajakan di patuhi. Penerapan sanksi pajak dapat bervariasi

tergantung pada jenis pelanggaran dan tingkat keparaham. Sanksi

perpajkan dibedakan menjadi dua jenis yaitu, sanksi administrasi dan

sanksi pidana. Sanksi administrasi diberikan baji wajib pajak yang tidak

mematuhi peraturan perpajakan atau melanggar peraturan perpajakan

yang berlaku, sedangkan sanksi pidana berupa denda pidana, sanksi

kurungan, dan sanksi penjara sesuai dengan tindakan pelanggaran

dan tindakan kejahatan yang dilakukan pihak terkait. Pada dasarnya

pengenaan sanksi pajak dilakukan untuk menciptakan kepatuhan wajib

pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan, Prajogo dan Widuri

(2013).

Tabel 1.1
Jumlah Wajip Pajak Yang Melakukan Pelaporan Pajak di KPP
Pratama Makassar utara
Tahun Orang Pribadi yang Total Akumulasi
mendaftar Wajib Pajak Orang
Pribadi
2018 10.571 167.158
2019 12.236 178.614
2020 36.550 190.421
5

2021 14.918 226.971


2022 16.224 241.889
2023 11.671 258.113
Sumber : KPP Pratama Makassar Utara

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) Makassar Utara. KPP Pratama Makassar Utara didirikan sesuai

dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67/PMK.01/2008 tanggal

6 Mei 2008 sebagai salah satu implementasi dari penerapan Sistem

Administrasi Perpajakan Modern yang mengubah secara struktur dan

fungsional organisasi dan tata kerja instansi vertikal di lingkungan

Direktur Jenderal Pajak (DJP). Daerah yang termasuk wilayah kerja

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Makassar Utara adalah

kecamatan Wajo, Ujung Tanah, Kepulauan Sangkarrang, Tallo,

Bontoala, Biringkanaya dan Tamalanrea.

Beberapa penelitian terdahulu dengan variabel serupa

menemukan hasil yang beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Reza

Septiandi Kusuma (2018) menemukan hasil bahwa pelayanan

perpajakan, penerapan e-system perpajakan berpengaruh positif

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Selanjutnya

penelitian yang dilakukan oleh Nabila Almira Putri (2022) penerapan e-

System perpajakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kepatuhan Wajib Pajak, sedangkan kualitas pelayanan pajak dan

sanksi pajak tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kepatuhan Wajib Pajak.


6

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan dan hasil dari

penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul Penerapan E-SPT (E-Form) dan Sanksi Perpajakan

terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi pada

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Makassar Utara).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah :

1. Apakah Penerapan e-SPT (e-Form) berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Makassar

Utara?

2. Apakah Sanksi Perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajak orang pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara?

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apakah Penerapan e-SPT (e-Form)

Perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara.

b. Untuk mengetahui apakah Sanksi Perpajakan berpengaruh

terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP

Pratama Makassar Utara.

2. Kegunaan Penelitian
7

a. Hasil penelitian ini di harapkann dapat digunakan sebagai

bahan referensi bagi para peneliti selanjutnya yang berkaitan

dengan Pengaruh Kualitas Pelayanan, Penerapan e-SPT (e-

Form) dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Orang Pribadi di Kota Makassar pada KPP Pratama

Makassar Utara.

b. Peneitian ini hendaknya dapat dijadikan sebagai sumber

informasi sehingga dapat memberikan wawasan kepada wajib

pajak dan masyarakat bahwa sangat penting untuk

meningkatkan kepatuhan wajib pajak agar proses

pembangunan dapat berjalan dengan lancar.

Anda mungkin juga menyukai