Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER

PAJAK DAERAH, BEA MATERAI, PBB & BPHTB

Dosen : Crishtoffel E.F. Weku, S.Kom., M.M.

Deasy Try Ramadani

20AK003

Akuntansi Perpajakan

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NUSANTARA


MAKASSAR

2023
1. Pajak Daerah

Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang


terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pengertian tersebut termuat
di dalam Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Nomor 28 Tahun 2009. Pajak atau kontribusi wajib yang diberikan
oleh penduduk suatu daerah kepada pemerintah daerah ini akan
digunakan untuk kepentingan pemerintahan dan kepentingan
umum suatu daerah. Contohnya seperti pembangunan jalan,
jembatan, pembukaan lapangan kerja baru, dan kepentingan
pembangunan serta pemerintahan lainnya. Selain untuk
pembangunan suatu daerah, penerimaan pajak daerah merupakan
salah satu sumber Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) yang
digunakan pemerintah untuk menjalankan program-program
kerjanya.

 Ciri-ciri Pajak Daerah Yang Membedakannya Dengan Pajak


Pusat:
a. Pajak daerah bisa berasal dari pajak asli daerah atau
pajak pusat yang diserahkan ke daerah sebagai pajak
daerah.
b. Pajak daerah hanya dipungut di wilayah administrasi
yang dikuasainya.
c. Pajak daerah digunakan untuk membiayai
urusan/pengeluaran untuk pembangunan dan
pemerintahan daerah.
d. Pajak daerah dipungut berdasarkan Peraturan Daerah
(PERDA) dan Undang-undang sehingga pajaknya dapat
dipaksakan kepada subjek pajaknya.
 Jenis-jenis dan Tarif Pajak Daerah
Pajak daerah dibedakan menjadi dua bagian yaitu Pajak
Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota.
Pajak Provinsi
a. Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air.
Pajak Kendaraan Bermotor merupakan pajak terhadap
seluruh kendaraan beroda yang digunakan di semua jenis
jalan baik darat maupun air. Pajak ini dibayar di muka dan
dikenakan kembali untuk masa 12 bulan atau 1 tahun. Tarif
yang yang dikenakan untuk kendaraan bermotor beragam,
berikut ini rinciannya:
- Bagi kepemilikan kendaraan motor pertama sebesar 2%,
kemudian untuk kendaraan bermotor kedua sebesar 2,5%
dan akan meningkat untuk kepemilikan setiap kendaraan
bermotor seterusnya sebesar 0,5%.
- Bagi kepemilikan kendaraan bermotor oleh badan, tarif
pajaknya sebesar 2%.
- Bagi kepemilikan kendaraan bermotor oleh pemerintah
pusat dan daerah sebesar 0,50%.
- Bagi kepemilikan kendaraan bermotor alat berat sebesar
0,20%.
b. Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
Menurut Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan
hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua
pihak atau pembuatan sepihak atau keadaan terjadi karena
jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke
dalam badan usaha. Nah, untuk tarif BBNKB, berikut ini
rinciannya:
- Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan
masing-masing sebagai berikut:
Penyerahan pertama sebesar 10%.
Penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 1%.
- Khusus kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-alat
besar yang tidak menggunakan jalan umum, tarif pajak
ditetapkan masing-masing sebagai berikut:
Penyerahan pertama sebesar 0,75%.
Penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 0,075%.
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB)
Bahan bakar kendaraan bermotor yang dimaksud adalah
semua jenis bahan bakar baik yang cair maupun gas yang
digunakan untuk kendaraan bermotor. Pajak PBB-KB ini
dipungut atas bahan bakar kendaraan bermotor yang
disediakan atau dianggap berguna untuk kendaraan
bermotor, termasuk bahan bakar yang digunakan untuk
kendaraan yang beroperasi di atas air. Pajak PBB-KB diatur
dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2010 tentang
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Tarif PBB-KB
berikut ini :
- Tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor titetapkan
sebesar 5%.
- Tarif Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
sebagaimana yang dimaksud pada poin sebelumnya,
dapat diubah oleh Pemerintah dengan Peraturan
Presiden, dalam hal:
1. Terjadi kenaikan harga minyak dunia melebihi 130%
dari asumsi harga minyak dunia yang ditetapkan
dalam Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara tahun berjalan.
2. Diperlukan stabilitas harga bahan bakar minyak
untuk jangka waktu paling lama 3 tahun sejak
ditetapkannya Undang-undang Nomor 28 tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
- Dalam hal harga minyak dunia sebagaimana dimaksud
pada poin kedua huruf a sudah kembali normal,
Peraturan Presiden dicabut dalam jangka waktu paling
lama 2 bulan.

Pajak Kabupaten/Kota

a. Pajak Hotel
Pajak Hotel merupakan dana/iuran yang dipungut atas
penyedia jasa penginapan yang disediakan sebuah badan
usaha tertentu yang jumlah ruang/kamarnya lebih dari 10.
Pajak tersebut dikenakan atas fasilitas yang disediakan oleh
hotel tersebut. Tarif pajak hotel dikenakan sebesar 10% dari
jumlah yang harus dibayarkan kepada hotel dan masa pajak
hotel adalah 1 bulan.
b. Pajak Restoran
Pajak Restoran merupakan pajak yang dikenakan atas
pelayanan yang disediakan oleh restoran. Tarif pajak
restoran sebesar 10% dari biaya pelayanan yang ada
diberikan sebuah restoran.
c. Pajak Hiburan
Pajak Hiburan adalah pajak yang kenakan atas jasa
pelayanan hiburan yang memiliki biaya atau ada
pemungutan biaya di dalamnya. Objek pajak hiburan adalah
yang menyelenggarakan hiburan tersebut, sedangkan
subjeknya adalah mereka yang menikmati hiburan tersebut.
Kisaran tarif untuk pajak hiburan ini adalah 0%-35%
tergantung dari jenis hiburan yang dinikmati.
2. Bea Materai
Bea Meterai adalah pajak atas dokumen yang terutang sejak
saat dokumen tersebut ditandatangani oleh pihak yang
berkepentingan, atau dokumen tersebut dibuat atau diserahkan
kepada pihak lain bila dokumen tersebut hanya dibuat oleh satu
pihak. Bea meterai adalah pajak yang dikenakan atas
dokumen yang menurut Undang-Undang Bea Meterai menjadi
objek Bea Meterai. Dokumen yang dikenai bea meterai antara
lain adalah dokumen yang berbentuk surat yang memuat jumlah
uang, dokumen yang bersifat perdata, dan dokumen yang dapat
digunakan di muka pengadilan misalnya dokumen kontrak
pengadaan meja kursi kantor, dokumen perjanjian
pembangunan gedung kantor dengan pengusaha jasa konstruksi,
dan dokumen kontrak pengadaan jasa tenaga kebersihan.
 Dasar Hukum Bea Materai
a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea
Meterai
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
4/PMK.03/2021tentang Pembayaran Bea Meterai, Ciri
Umum dan Ciri Khusus Meterai Tempel, Meterai Dalam
Bentuk Lain, dan Penentuan Keabsahan Meterai, Serta
Pemeteraian Kemudian.
 Jenis Bea Materai
a. Benda meterai adalah meterai tempel dan kertas
meterai yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik
Indonesia.
b. Pemeteraian kemudian adalah pelunasan bea meterai
yang dilakukan pejabat pos atas dokumen yang bea
meterai belum dilunasi
 Tarif Umum Bea Materai
Bea Meterai yang berlaku mulai 1 Januari 2021 (UU No. 10
Tahun 2020) adalah Rp. 10.000.
a. Meterai tempel memiliki ciri umum dan ciri khusus
Ciri umum paling sedikit memuat:
- Gambar lambang negara garuda pencasila.
- Frasa “Materai Tempel” dan,
- Angka yang menunjukkan angka nominal.
Selain memiliki ciri umum, meterai tempel juga
memiliki ciri khusus sebagai tidak ada pengaman yang
terdapat pada desain, bahan, dan teknik cetak yang
dapat bersifat terbuka, semi tertutup, dan tertutup.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penentuan ciri umum
dan ciri khusus pada meterai tempel serta
pemberlakuannya diatur dalam peraturan Menteri
b. Meterai elektronik memiliki kode unik dan keterangan
tertentu yang diatur dalam peraturan Menteri
c. Meterai dalam bentuk lain yang ditetapkan oleh
Menteri merupakan Meterai yang dibuat dengan
menggunakan mesin teraan Meterai digital, sistem
komputerisasi, teknologi percetakan, dan sistem atau
teknologi lainnya. Ketentuan lebih lanjut mengenai
Meterai dalam bentuk lain diatur dalam Peraturan Menteri.
3. Pajak Bumi dan Bangunan.
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang
dikenakan terhadap bumidan atau bangunan berdasarkan Undang-
undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi danBangunan
sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang nomor 12
Tahun 1994. PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti
besarnya pajak terutang ditentukanoleh keadaan objek yaitu
bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subjek (siapa yang
membayar)tidak ikut menentukan besarnya pajak.
 Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Objek PBB adalah "Bumi dan atau Bangunan". Klasifikasi
objek pajak diatur olehMenteri Keuangan. Klasifikasi bumi
dan bangunan adalah pengelompokan bumi danbangunan
menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman
serta unukmemudahkan penghitungan pajak yang
terutang. Dalam menentukan klasifkasibumi/tanah
diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
- Letak
- Peruntukan
- Pemanfaatan
- Kondisi lingkungan, dll.

Dalam menentukan klasifikasi bangunan diperhatikan


faktor-faktor berikut:

- Bahan yang digunakan


- Rekayasa
- Letak 4
- Kondisi lingkungan dan lain-lain.
 Objek Pajak Bumi Dan Bangunan yang Di Kecualikan.
Objek yang kecualikan adalah :
- Digunakan semata –mata untuk melayani kepentingan
umum dibidang ibadah, sosial,pendidikan dan
kebudayaan nasional yang tidak di maksudkan
untuk memperolehkeuntungan, seperti; masjid, rumah
sakit, sekolah, panti asuhan, candi, dan lain-lain.
- Digunakan untuk kuburan.
- Digunakan sebagai tempat penyimpanan peninggalan
purbakala.d) Merupakan hutan lindung, suaka alam,
hutan wisata, taman nasional, dan lain-lain.
- Dimiliki oleh Perwakilan Diplomatik berdasarkan
asas timbal balik dan OrganisasiInternasional yang
ditentuikan oleh Menteri Keuangan.
 Subjek Pajak Bumi dan Bangunan.
Yang menjadi subjek PBB adalah orang atau badan yang
secara nyata:
- mempunyai hak atas bumi/tanah, dan/atau
- memperoleh manfaat atas bumi/tanah dan/atau
- memiliki bangunan dan/atau
- menguasai bangunan, dan atau
- memperoleh manfaat atas bangunan

Anda mungkin juga menyukai