Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Ilham Sururi

NIM : 043834982

Soal

1. Jelaskan Pengertian Pajak daerah dan jenis-jenis pajak daerah?


2. Jelaskan Perbedaan Pajak daerah dengan Pajak Pusat?
3. Jelaskan mengenai tarif pajak progresif pajak penghasilan orang pribadi!
4. Bagaimana cara wajib pajak PPh mengangsur pajak terutangnya dan bagaimana
cara menghitungnya? Jelaskan!
Jawab

1. Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Pengertian tersebut termuat di dalam Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi


Daerah Nomor 28 Tahun 2009.

Berikut ini jenis-jenis pajak yang dikelola oleh pemerintah daerah:

a. Pajak provinsi terdiri dari:

• Pajak Kendaraan Bermotor.


• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
• Pajak Air Permukaan.
• Pajak Rokok.

b. Pajak kabupaten/kota terdiri dari:

• Pajak Hotel.
• Pajak Restoran.
• Pajak Hiburan.
• Pajak Reklame.
• Pajak Penerangan Jalan.
• Pajak Mineral Bukan Logam dan Bantuan.
• Pajak Parkir.
• Pajak Air Tanah.
• Pajak Sarang Burung Walet.
• Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
• Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan.
• Sekadar informasi saja, mulai tahun 2014, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
2. Pajak negara (pusat) adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk pembiayaan rumah tangga negara. Sementara, pajak pemerintah
(daerah) adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk
pembangunan ekonomi daerah tersebut, baik itu provinsi maupun kabupaten/kota.

3. Tarif progresif adalah tarif pajak dengan besaran persentase yang bergantung pada
kuantitas serta nilai objek pajak. Sehingga, tarif progresif akan semakin meningkat
jika jumlah dan nilai objek pajak mengalami kenaikan.

Misalnya, dalam kepemilikan kendaraan bermotor, tarif progresif adalah beban


pajak yang diberikan pada setiap pemilik kendaraan bermotor, baik motor maupun
mobil. Adapun besaran pajak akan meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah kendaraan.

Tarif yang diimplementasikan pada perhitungan pajak penghasilan pribadi.


Adalah pajak progresif yang naik bedasrkan jumlah objek pajaknya
Diantaranya sebagai berikut.
• Tarif pajak 5%, yaitu bagi orang yang memiliki penghasilan kena pajak
sampai Rp50 juta.

• Tarif pajak 15%, yaitu bagi orang yang memiliki penghasilan kena pajak
berkisar antara Rp50 juta – Rp250 juta.

• Tarif pajak 25%, yaitu bagi orang yang memiliki penghasilan kena pajak
berkisar antara Rp250 juta – Rp500 juta.

• Tarif pajak 30%, yaitu bagi orang yang memiliki penghasilan kena pajak lebih
dari Rp500 juta.

Cara untuk mengajukan pengangsuran adalah dengan mengajukan surat


permohonan pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak

4. Surat permohonan pengangsuran pembayaran pajak atau surat permohonan


penundaan pembayaran pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Surat permohonan ditandatangani oleh Wajib Pajak atau dilampiri kuasa apabila
ditandatangani oleh selain Wajib Pajak.

b. Surat permohonan mencantumkan:

1. Jumlah utang pajak yang pembayarannya dimohonkan untuk diangsur,


masa angsuran, dan besarnya angsuran

2. Jumlah utang pajak yang pembayarannya dimohonkan untuk ditunda dan


jangka waktu penundaan.
c. Disertai dengan alasan dan bukti kesulitan likuiditas atau keadaan diluar
kekuasaan Wajib Pajak berupa:

1. laporan keuangan interim,

2. laporan keuangan, atau

3. catatan tentang peredaran atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan


bruto

d. Disampaikan secara elektronik atau tertulis (secara langsung, melalui pos


dengan bukti pengiriman surat, atau melalui jasa ekspedisi dengan bukti
pengiriman surat)

e. Dilampiri Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang, SKP PBB, atau STP PBB
yang dimohonkan pengangsuran atau penundaan bagi Wajib Pajak yang
mengajukan permohonan pengangsuran atau penundaan PBB yang masih harus
dibayar. Wajib Pajak juga harus tidak memiliki tunggakan PBB tahun
sebelumnya,

Dalam menghitung berapa besarnya angsuran PPh Pasal 25 yang harus


dibayarkan, Anda harus terlebih dahulu menyelesaikan seluruh laporan keuangan
dalam masa tutup buku tahunan. Kemudian, besaran angsuran terhutang tersebut
dikurangi dengan Pajak Penghasilan sebagai berikut:0

PPh Pasal 21: Tarif Pasal Ayat (1) bagi pemilik NPWP dan tambahan 20% bagi
yang tidak memiliki NPWP.

PPh Pasal 22: Pungutan sebesar 100% bagi yang tidak memiliki NPWP.

PPh Pasal 23: Potongan sebesar 15% berdasarkan dividen, bunga, royalti, dan
hadiah, serta potongan 2% berdasarkan sewa dan penghasilan yang lain juga
imbalan jasa.

PPh Pasal 24: Pajak penghasilan yang dibayar atau terhutang di luar negeri dan
boleh dikreditkan.

Anda mungkin juga menyukai