Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Alfiansyah Putra Nur Sahaya

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044190756

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4407/Hukum Pajak Dan Acara Perpajakan

Kode/Nama UPBJJ : 80/Makassar

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pengertian tersebut termuat di dalam Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Nomor
28 Tahun 2009. Pajak atau kontribusi wajib yang diberikan oleh penduduk suatu daerah kepada
pemerintah daerah ini akan digunakan untuk kepentingan pemerintahan dan kepentingan umum
suatu daerah.
Contohnya seperti pembangunan jalan, jembatan, pembukaan lapangan kerja baru, dan
kepentingan pembangunan serta pemerintahan lainnya.

Selain untuk pembangunan suatu daerah, penerimaan pajak daerah merupakan salah satu sumber
Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) yang digunakan pemerintah untuk menjalankan program-
program kerjanya.
Berikut ini ciri-ciri pajak daerah yang membedakannya dengan pajak pusat :
1. Pajak daerah bisa berasal dari pajak asli daerah atau pajak pusat yang diserahkan ke daerah
sebagai pajak daerah.
2. Pajak daerah hanya dipungut di wilayah administrasi yang dikuasainya.
3. Pajak daerah digunakan untuk membiayai urusan/pengeluaran untuk pembangunan dan
pemerintahan daerah.
4. Pajak daerah dipungut berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) dan Undang-undang
sehingga pajaknya dapat dipaksakan kepada subjek pajaknya.
Unsur-unsur yang ada dalam pajak daerah pada dasarnya sama seperti unsur pajak
lainnya yakni subjek pajak daerah, objek pajak daerah, dan tarif pajak daerah.

Jenis pajak daerah berdasarkan kategori sebagaimana penjelasan berikut.

1. Pajak Provinsi yang meliputi :


• Pajak Kendaraan Bermotor
• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
• Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB)
• Pajak Air Permukaan
• Pajak Rokok

2. Pajak Kabupaten atau Kota


• Pajak Hotel
• Pajak Restoran
• Pajak Hiburan
• Pajak Reklame
• Pajak Penerangan Jalan
• Pajak Penerangan Bukan Logam dan Batuan
Sedangkan untuk kriteria Pajak Daerah yang harus diketahui diantaranya yaitu:
• Sifatnya pajak dan bukan retribusi.
• Objek Pajak terdapat pada wilayah kabupaten atau kota yang bersangkutan
• Objek dan Dasar Pengenaan atas Pajak tidak bertentangan dengan kepentingan umum
• Potensi memadai
• Berdampak ekonomi positif
• Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat.
• Menjaga kelestarian lingkungan

Pemungutan Pajak Daerah memiliki peran sebagaimana berikut:


• Fungsi Anggaran
Pajak sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah yang nantinya digunakan untuk
pendanaan rutin. Yaitu seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan,
pembangunan, dan sebagai sumber dana pemerintah daerah.
• Fungsi Mengatur
Pemerintah Daerah memiliki wewenang untuk mengatur pertumbuhan ekonomi melalui
kebijakan dari Pajak Daerah. Melalui fungsi ini, dana yang diperoleh dari Pajak Daerah akan
digunakan sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan ekonomi dan mengurangi masalah
ekonomi.
• Fungsi Stabilitas
Pajak Daerah membantu pemerintah untuk bisa menstabilkan harga barang dan jasa
sehingga dapat mengurangi inflasi yang mungkin terjadi.
• Fungsi Retribusi Pendapatan
Pajak Daerah yang digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum. Dimana ini
termasuk pembukaan lapangan pekerjaan baru sehingga terjadi pemerataan pendapatan.

2. Daluwarsa penagihan pajak dapat melampaui 10 (sepuluh) tahun apabila Direktur Jenderal Pajak
telah menerbitkan Surat Teguran dan menyampaikan Surat paksa kepada Penanggung Pajak
yang tidak melakukan pembayaran utang pajak sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran
pajak tersebut. Maka dari itu daluwarsa penetapan pajak dimaknai sebagai daluwarsa penerbitan
dari surat ketetapan pajak dan Surat Tagihan Pajak.
Dalam Pasal 22 UU KUP diatur mengenai daluwarsa pajak, isi pasal tersebut adalah:
Ayat (1) Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya
penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui 5 (lima) tahun terhitung sejak penerbitan Surat
Tagihan Pajak, dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
Dalam KUP, hak penagihan pajak termasuk di dalamnya adalah bunga, denda, kenaikan, dan
biaya penagihan pajak, yang memiliki masa jatuh tempo setelah 5 tahun, terhitung sejak
penerbitan STP (Surat Tagihan Pajak) dan penerbitan SKPKB.

Anda mungkin juga menyukai