Anda di halaman 1dari 16

PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

Ketentuan Material Untuk Retribusi Daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota Tugas Paper

Kelas B Vinalia Hasnita Inggar Ajeng PR Danis Maydila ( 105030400111052 ) ( 105030400111070 ) ( 105030407111055 )

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI SEPTEMBER 2012

KETENTUAN MATERIAL UNTUK RETRIBUSI DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Oleh: Inggar Ajeng PR, Vinalia Hasnita, Danis Maydila

PENDAHULUAN Hingga tahun 2008, Departemen Keuangan harus berupaya keras untuk mengatasi ketidak harmonisan, hal ini mengingat semakin banyaknya perda-perda yang bermasalah. Masalah-masalah tersebut terjadi akibat ketentuan UU No.34/2000 yang di dalamnya mengatur kewenangan propinsi / kabupaten untuk bebas menetapkan pajak daerah, dan memberlakukan berbagai jenis pajak maupun retribusi baru1. Kebebasan inilah yang menimbulkan masalah karena banyaknya penafsiran lain selain jenis pajak yang akan diatur, jadi semakin banyak bertambah jenis-jenis pajak daerah. Sehubungan dengan banyaknya bermasalah, Menteri Keuangan meminta Depdagri membatalkan 369 peraturan daerah dari 4.412 yang sudah dilaporkan dan dievakuasi pemerintah pusat hingga akhir Januari tahun ini karena dianggap berpotensi menimbulkan masalah2. Perda dianggap bermasalah jika ditemukan terjadi tumpang tindih dengan kebijakan pemerintah pusat, pengenaan Retribusi yang lebih bersifat sebagai pajak atau bertentangan dengan prinsip retribusi, menghambat arus barang, modal, dan manusia, serta menjadikan biaya kegiatan ekonomi lebih mahal. Akhirnya pada tanggal 18 Agustus 2009, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah menyetujui dan mengesahkan Rancangan Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (RUU PDRD) menjadi Undang-undang, sebagai pengganti dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 dan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000. Undang-undang Pajak Daerah dan

Harry Waluya. Buku Perimbangan Ekonomi Keuangan Pusat dan Daerah. Diakses dari http://harrywaluya.wordpress.com/category/perimbangan-keuangan/pajakretribusi-daerah, pada tanggal 20 September 2012
2

Ibid

Retribusi Daerah (UU PDRD) Nomor 28 tahun 2009 ini bersifat strategis dan mendasar karena terdapat perubahan kebijakan yang cukup fundamental dalam penataan kembali hubungan keuangan antara Pusat dan Daerah. UU PDRD ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah dalam perpajakan dan retribusi sejalan dengan semakin besarnya tanggung jawab Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. 2. Meningkatkan akuntabilitas daerah dalam penyediaan layanan dan penyelenggaraan pemerintahan dan sekaligus memperkuat otonomi daerah. 3. Memberikan kepastian bagi dunia usaha mengenai jenis-jenis pungutan daerah dan sekaligus memperkuat dasar hukum pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah.

Ada beberapa prinsip pengaturan pajak daerah dan retribusi daerah yang dipergunakan dalam penyusunan UU ini, yaitu3: 1. Pemberian kewenangan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah tidak terlalu membebani rakyat dan relatif netral terhadap fiskal nasional. 2. Jenis pajak dan retribusi yang dapat dipungut oleh daerah hanya yang ditetapkan dalam Undang-undang (Closed-List). 3. Pemberian kewenangan kepada daerah untuk menetapkan tarif pajak daerah dalam batas tarif minimum dan maksimum yang ditetapkan dalam Undang-undang. 4. Pemerintah daerah dapat tidak memungut jenis pajak dan retribusi yang tercantum dalam undang-undang sesuai kebijakan pemerintahan daerah.

Syukriy Abdullah. UU No.28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Diakses dari http://syukriy.wordpress.com/2009/10/17/pokok-pokok-pengaturan-undang-undang-pajak-daerah-danretribusi-daerah, pada tanggal 20 September 2010

Pengawasan

pemungutan

pajak

daerah

dan

retribusi

daerah

dilakukan

secara preventif dankorektif. Rancangan Peraturan Daerah yang mengatur pajak dan retribusi harus mendapat persetujuan Pemerintah sebelum ditetapkan menjadi Perda. Pelanggaran terhadap aturan tersebut dikenakan sanksi. Pajak dan Retribusi Daerah merupakan komponen yang berpengaruh besar dalam

pendapatan daerah. Dengan adanya otonomi daerah, daerah diberi kewenangan untuk mengelola penerimaan yang berasal dari pajak dan retribusi daerah untuk kepentingan daerah masingmasing. Seperti halnya pajak daerah, retribusi juga berperan penting dalam penerimaan daerah. Dengan dicanangkan UU PDRD Nomor 28 Tahun 2009 ini terdapat penambahan 4 jenis retribusi daerah, yaitu Retribusi Tera/ Tera Ulang, Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi, Retribusi Pelayanan Pendidikan, dan Retribusi Izin Usaha Perikanan. Dengan penambahan ini, secara keseluruhan terdapat 30 jenis retribusi yang dapat dipungut oleh daerah yang dikelompokkan ke dalam 3 golongan retribusi, yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu4. Dalam paper ini akan dibahas mengenai ketentuan-ketentuan material yang berkaitan dengan retribusi daerah.

RETRIBUSI DAERAH Menurut Davey dalam bukunya yang berjudul Pembiayaan Pemerintah Daerah, retribusi diartikan sebagai suatu pembayaran yang dilakukan oleh mereka yang menikmati suatu pelayanan, dan biasanya dimaksudkan untuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya pelaksanaannya5. Kemudian dalam buku Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, disebutkan bahwa bahwa, retribusi adalah suatu pembayaran dari rakyat kepada pemerintah dimana kita dapat melihat adanya hubungan balas jasa yang langsung diterima dengan adanya

pembayaran retribusi tersebut6. (Suparmoko; 1997)

4 5

Syukriy Abdullah. Loc.cit Davey, K.J, Pembiayaan Pemerintah Daerah, Jakarta : UI Press,1998, hal. 132, seperti yang dikutip Oleh Levi Amos dalam skripsinya yang berjudul Retribusi Terminal Baranangsiang sebagai Komponen Pajak Asli Daerah Kota Bogor; Suatu Studi terhadap Retribusi Terminal Baranangsiang di Kota Bogor. 2008. hal 24 6 M Suparmoko, Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta : BPFE, 1997, hal. 94, seperti yang dikutip Oleh Levi Amos dalam skripsinya yang berjudul Retribusi Terminal Baranangsiang sebagai Komponen Pajak Asli

Terdapat perbedaan dari seluruh pengertian-pengertian tersebut, dengan dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari retribusi adalah :

demikian

1. Retribusi dipungut oleh negara atau pemerintah daerah kepada masyarakat yang tidak dapat dipaksakan 2. Dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan 3. Pembayarnya mendapatkan imbalan jasa atau kontrapretasi langsung 4. Hasil pungutannya digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara atau kepentingan - kepentingan publik. umum

Menurut UU No 38 tahun 2009, retribusi daerah adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan. Retribusi dibagi menjadi 3 golongan, yaitu retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu. Retribusi Daerah Jasa Umum Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.

Dalam menetapkan tarif Retribusi Jasa Umum, prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif didasasrkan pada kebijakan daerah dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan efektivitas pengendalian atas pelayanan tersebut. Biaya yang dimaksud sebelumnya meliputi biaya operasi dan pemeliharaan,
Daerah Kota Bogor; Suatu Studi terhadap Retribusi Terminal Baranangsiang di Kota Bogor . 2008. hal 24

biaya bunga, dan biaya modal, kecuali untuk Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta hanya memperhitungkan biaya pencetakan dan pengadministrasian. Untuk mencapai sasaran dimaksud, penetapan tarif Retribusi Jasa Umum, antara lain, dimaksudkan untuk menutup sebagian atau sama dengan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan dan membantu golongan masyarakat kurang mampu sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. Dengan demikian prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Jasa Umum dapat berbeda menurut jenis pelayanan dalam jasa yang bersangkutan dan golongan pengguna jasa.

Berikut ini merupakan jenis retribusi jasa umum. a. Retribusi Pelayanan Kesehatan Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan melingkupi pelayanan kesehatan di puskesmas, puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai pengobatan, rumah sakit umum daerah, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis yang dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, kecuali pelayanan pendaftaran. Dikecualikan dari objek Retribusi pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta. b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Objek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan sebagaimana yang dimaksud adalah pelayanan persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, meliputi: pengambilan/pengumpulan sampah dari sumbernya ke lokasi pembuangan sementara; pengangkutan sampah dari sumbernya dan/atau lokasi pembuangan sementara ke lokasi pembuangan/pembuangan akhir sampah; dan penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah.

Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud di atas adalah pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah, sosial, dan tempat umum lainnya.

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil

Objek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil yang dimaksud adalah pelayanan: kartu tanda penduduk; kartu keterangan bertempat tinggal; kartu identitas kerja; kartu penduduk sementara; kartu identitas penduduk musiman; kartu keluarga; dan akta catatan sipil yang meliputi akta perkawinan, akta perceraian, akta pengesahan dan pengakuan anak, akta ganti nama bagi warga negara asing, dan akta kematian. d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat Objek Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat sebagaimana dimaksud adalah pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat yang meliputi: pelayanan penguburan/pemakaman termasuk penggalian dan pengurukan,

pembakaran/pengabuan mayat; dan sewa tempat pemakaman atau pembakaran/pengabuan mayat yang dimiliki atau dikelola Pemerintah Daerah. e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum Objek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum sebagaimana dimaksud adalah penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. f. Retribusi Pelayanan Pasar Objek Retribusi Pelayanan Pasar sebagaimana dimaksud adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang. Dikecualikan dari objek Retribusi Pelayanan Pasar adalah pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta. g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

Objek Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud adalah pelayanan pengujian kendaraan bermotor, termasuk kendaraan bermotor di air, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran Objek Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran sebagaimana dimaksud adalah pelayanan pemeriksaan dan/atau pengujian alat pemadam kebakaran, alat

penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa oleh Pemerintah Daerah terhadap alat-alat pemadam kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa yang dimiliki dan/atau dipergunakan oleh masyarakat. i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta Objek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta sebagaimana dimaksud adalah penyediaan peta yang dibuat oleh Pemerintah Daerah. j. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus Objek Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus adalah pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, kecuali pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta. k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair; Objek Retribusi Pengolahan Limbah Cair sebagaimana dimaksud adalah pelayanan pengolahan limbah cair rumah tangga, perkantoran, dan industri yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola secara khusus oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk instalasi pengolahan limbah cair. Dikecualikan dari objek Retribusi Pengolahan Limbah Cair adalah pelayanan pengolahan limbah cair yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, pihak swasta, dan pembuangan limbah cair secara langsung ke sungai, drainase, dan/atau sarana pembuangan lainnya. l. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang Objek Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang sebagaimana dimaksud adalah: pelayanan pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya; dan pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan m. Retribusi Pelayanan Pendidikan

Objek Retribusi Pelayanan Pendidikan sebagaimana dimaksud adalah pelayanan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis oleh Pemerintah Daerah. Dikecualikan dari objek Retribusi Pelayanan Pendidikan adalah: pelayanan pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah; pendidikan/pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah; pendidikan/pelatihan yang diselenggarakan oleh BUMN, BUMD; dan pendidikan/pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak swasta.

n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi Objek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi sebagaimana dimaksud adalah pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan njkepentingan umum.

Jenis retribusi selain yang disebutkan di atas diatur dalam peraturan pemerintah, sepanjang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Usaha atau Retribusi Perizinan Tertentu; 2. jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi; 3. jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau Badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum; 4. jasa tersebut hanya diberikan kepada orang pribadi atau Badan yang membayar retribusi dengan memberikan keringanan bagi masyarakat yang tidak mampu; 5. Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya; 6. Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu sumber pendapatan Daerah yang potensial; dan 7. pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang lebih baik

Subjek Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan. Wajib Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau

Badan yang menurut ketentuan peraturan perundangundangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Umum.

Retribusi Daerah Jasa Usaha Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi: a. pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan Daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan/atau b. pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta.

Berikut ini merupakan jenis retribusi jasa usaha. a. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Objek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah sebagaimana dimaksud adalah pemakaian kekayaan Daerah. Dikecualikan dari pengertian pemakaian kekayaan Daerah adalah penggunaan tanah yang tidak mengubah fungsi dari tanah tersebut. b. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan Objek Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan sebagaimana dimaksud adalah penyediaan fasilitas pasar grosir berbagai jenis barang, dan fasilitas pasar/pertokoan yang dikontrakkan, yang disediakan/diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah. Dikecualikan dari objek Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan adalah fasilitas pasar yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta. c. Retribusi Tempat Pelelangan Objek Retribusi Tempat Pelelangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 127 huruf c adalah penyediaan tempat pelelangan yang secara khusus disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk melakukan pelelangan ikan, ternak, hasil bumi, dan hasil hutan termasuk jasa pelelangan serta fasilitas lainnya yang disediakan di tempat pelelangan, termasuk juga tempat yang dikontrak oleh Pemerintah Daerah dari pihak lain untuk dijadikan sebagai tempat pelelangan. Dikecualikan dari objek Retribusi ini adalah tempat

pelelangan yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta. d. Retribusi Terminal Objek Retribusi Terminal sebagaimana dimaksud adalah pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha, dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal, yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. Dikecualikan dari objek Retribusi ini adalah terminal yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

e. Retribusi Tempat Khusus Parkir Objek Retribusi Tempat Khusus Parkir sebagaimana dimaksud adalah pelayanan tempat khusus parkir yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. Dikecualikan dari objek Retribusi Tempat Khusus Parkir adalah pelayanan tempat parkir yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta. f. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa Objek Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa sebagaimana dimaksud adalah pelayanan tempat penginapan/pesanggrahan/villa yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah., kecuali tempat penginapan/pesanggrahan/villa yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta. g. Retribusi Rumah Potong Hewan Objek Retribusi Rumah Potong Hewan sebagaimana dimaksud adalah pelayanan penyediaan fasilitas rumah pemotongan hewan ternak termasuk pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dan sesudah dipotong, yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. Dikecualikan dari objek Retribusi ini adalah pelayanan penyediaan fasilitas rumah pemotongan hewan ternak yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta. h. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan

Objek Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan sebagaimana dimaksud adalah pelayanan jasa kepelabuhanan, termasuk fasilitas lainnya di lingkungan pelabuhan yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. Dikecualikan dari objek Retribusi ini adalah pelayanan jasa kepelabuhanan yang disediakan, dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta. i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga Objek Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga sebagaimana dimaksud adalah pelayanan tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. Dikecualikan dari objek Retribusi ini adalah pelayanan tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta. j. Retribusi Penyeberangan di Air Objek Retribusi Penyeberangan di Air sebagaimana dimaksud adalah pelayanan penyeberangan orang atau barang dengan menggunakan kendaraan di air yang dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah. Dikecualikan dari objek Retribusi ini adalah pelayanan penyeberangan yang dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah Objek Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah sebagaimana dimaksud adalah penjualan hasil produksi usaha Pemerintah Daerah, kecuali penjualan produksi oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

Jenis retribusi selain yang disebutkan di atas diatur dalam peraturan pemerintah, sepanjang memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Umum atau Retribusi Perizinan Tertentu; dan b. Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya disediakan oleh sector swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki/dikuasai Daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah.

Subjek Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan. Wajib Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundangundangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Usaha.

Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif Retribusi Jasa Usaha didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak. Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksud adalah keuntungan yang diperoleh apabila pelayanan jasa usaha tersebut dilakukan secara efisien dan berorientasi pada harga pasar

Retribusi Daerah Perizinan Tertentu Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah: a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Objek Retribusi Izin Mendirikan Bangunan sebagaimana dimaksud adalah pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan. Pemberian izin yang dimaksud meliputi kegiatan peninjauan desain dan pemantauan pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana teknis bangunan dan rencana tata ruang, dengan tetap memperhatikan koefisien dasar bangunan (KDB), koefisien luas bangunan (KLB), koefisien ketinggian bangunan (KKB), dan pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut. Tidak termasuk objek Retribusi ini adalah pemberian izin untuk bangunan milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah. b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol

Objek Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol sebagaimana dimaksud adalah pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman beralkohol di suatu tempat tertentu. c. Retribusi Izin Gangguan Objek Retribusi Izin Gangguan sebagaimana dimaksud adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau Badan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau gangguan, termasuk pengawasan dan pengendalian kegiatan usaha secara terus-menerus untuk mencegah terjadinya gangguan ketertiban,

keselamatan, atau kesehatan umum, memelihara ketertiban lingkungan, dan memenuhi norma keselamatan dan kesehatan kerja. Tidak termasuk objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat adalah tempat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah d. Retribusi Izin Trayek Objek Retribusi Izin Trayek sebagaimana dimaksud dalam adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu. e. Retribusi Izin Usaha Perikanan Objek Retribusi Izin Usaha Perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141 huruf e adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan. Jenis retribusi selain yang disebutkan di atas diatur dalam peraturan pemerintah, sepanjang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah dalam rangka asas desentralisasi; 2. perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum; dan 3. biaya yang menjadi beban Daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan

Subjek Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh izin tertentu dari Pemerintah Daerah. Wajib Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Perizinan Tertentu.

Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Perizinan Tertentu didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan. Biaya penyelenggaraan pemberian izin sebagaimana dimaksud meliputi penerbitan dokumen izin, pengawasan di lapangan, penegakan hukum, penatausahaan, dan biaya dampak negatif dari pemberian izin tersebut. Pemerintah Daerah berhak memilih jenis retribusi jasa umum, jasa usaha dan perizinan tertentu yang diterapkan di daerahnya masing- masing, tidak harus menerapkan seluruh retribusi yang ditetapkan pemerintah pusat. Jenis-jenis retribusi yang diterapkan disesuaikan dengan potensi, kondisi, dan kebijakan daerah masing-masing. Begitu juga dengan tarif retribusi, masing-masing daerah berhak menentukan besarnya tariff yang diatur dalam Peraturan Daerah. Cara menentukan tingkat penggunaan jasa yang akan dijadikan dasar pengenaan retribusi juga diatur dalam Peraturan Daerah masing-masing.

Daftar Pustaka

Abdullah, Syukriy. 2009. UU No.28/2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. http://syukriy.wordpress.com/2009/10/17/pokok-pokok-pengaturan-undang-undangpajak-daerah-dan-retribusi-daerah, diakses tanggal 20 Oktober 2012 Amos, Levi. 2008. Retribusi Terminal Baranangsiang sebagai Komponen Pajak Asli Daerah Kota Bogor; Suatu Studi terhadap Retribusi Terminal Baranangsiang di Kota Bogor. Program Sarjana. Universitas Indonesia. Jakarta

Republik Indonesia. 2009. Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Sekretariat Negara. Jakarta

Walluya, Harry. 2008. Buku Perimbangan Ekonomi Keuangan Pusat dan Daerah: Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. http://harrywaluya.wordpress.com/category/perimbangan-

keuangan/pajakretribusi-daerah/, diakses tanggal 20 Oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai