Anda di halaman 1dari 19

KONTRIBUSI PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH


PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET
DAERAH
KABUPATEN MUARO JAMBI

Oleh
RD. M. BIMA ALGHUFRON
NIM 503200028
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARI’AH
FAKULTAS FEBI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI

BAB I
PENDAHULUAN

1
A. Latar Belakang
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah propinsi dan daerah propinsi terdiri atas
daerah-daerah kabupaten dan kota. Tiap- tiap daerah mempunyai hak dan
kewajiban mengatur dan mengurus sendiri urus pemerintahannya untuk
meningkatkan efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan kepada masyarakat.
Untuk menyelenggarakan pemerintahannya, daerah berhak mengenakan
punggutan kepada masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 yang menempatkan perpajakan sebagai salah satu
perwujudan kenegaraan, ditegaskan bahwa penempatan beban kepada rakyat,
seperti pajak dan punggutan lain yang bersifat wajib, diatur dengan undang-
undang. Dengan demikian, pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah harus
didasarkan pada undang-undang. Dalam hal ini, pajak daerah dan retribusi daerah
diatur dalam UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak daerah dan Retribusi daerah
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 2000 dan terakhir diubah dengan UU
No. 2009
Kewenangan dalam urusan keuangan daerah yang memberikan hak untuk
memberdayakan segala potensi perekonomian daerah yang ada menyebabkan
pemerintah daerah berusaha menggali sumber-sumber perekonomian daerah yang
dapat dijadikan pendapatan daerah. Salah satunya adalah pendapatan dari pajak
daerah dan retribusi daerah, dimana mengenai pajak daerah ini ditetapkan
berdasarkan peraturan daerah masing-masing dengan mengingat dan
memandang kemampuan daerah dalam penarikan pajak untuk penerimaan daerah.
Adapun penerimaan pajak daerah dapat diperoleh dari pajak propinsi yang terdiri
dari Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, Pajak Rokok.
Sedangkan pajak kabupaten/kota diantaranya, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak
Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam
dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet.

2
Selain pajak daerah, retribusi daerah juga merupakan salah satu komponen
penting dalam PAD. Retribusi daerah dapat digolongkan menjadi Jenis Retribusi
Jasa Umum yang terdiri dari, Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan, Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda
Penduduk dan Akta Catatan Sipil, Retribusi Pelayanan Pemakaman dan
Pengabuan Mayat, Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum, Retribusi
Pelayanan Pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi
Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran, Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta,
Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus, Retribusi Pengolahan Limbah
Cair, Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang, Retribusi Pelayanan
Pendidikan,Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. Jenis Retribusi Jasa
Usaha terdiri atas, Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi Pasar Grosir
dan/atau Pertokoan, Retribusi Tempat Pelelangan, Retribusi Terminal, Retribusi
Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa, Retribusi Rumah Potong Hewan,
Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan, Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga,
Retribusi Penyeberangan di Air, Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
Retribusi Perizinan Tertentu antara lain, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan,
Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol, Retribusi Izin Gangguan,
Retribusi Izin Trayek, dan Retribusi Izin Usaha Perikanan (Dina Anggraeni,
2010).
Di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa sumber
pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, bagi hasil pajak dan
bukan pajak. Pendapatan asli daerah terdiri dari :
Pajak Daerah. Retribusi daerah. Hasil pengolahan kekayaan daerah yang
dipisahkan. Lain-lain PAD yang sah, Pendapatan Asli Daerah sebagai salah satu
sumber penerimaan daerah mempunyai peranan penting dalam pembangunan. Hal
ini dapat dilihat dalam pelaksanaan Otonomi Daerah. Dalam pelaksanaanya
peranan PAD diharapkan dan diupayakan dapat menjadi penyangga utama dalam
membiayai kegiatan pembangunan di daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah
harus dapat mengupayakan peningkatan penerimaan yang berasal dari daerah itu

3
sendiri. Dengan demikian akan memperbesar tersedianya keuangan daerah yang
dapat digunakan untuk berbagai kegiatan pembangunan yang bersifat mandiri.
Sehingga pemerintah daerah tidak tergantung pada pemerintah pusat
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah “ Bagaimana Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah
terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Muaro Jambi ? “
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana tersebut diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah bagaimana untuk mengetahui Kontribusi Pajak dan Retribusi
Daerah terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah pada Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Muaro Jambi.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini yang diharapkan antara lain :
Pemerintah
Dapat diketahui upaya-upaya dan kebijakan yang seharusnya
dilakukanoleh Pemerintah Daerah dalam pemungutan pajak untuk menambah
jumlah pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten Muaro jambi. Dengan
bertambahnya penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah secara tidak langsung
akan menambah penerimaan PAD, sehingga dapat digunakan untuk menunjang
peningkatan perekonomian daerah guna tercapainya kesejahteraan masyarakat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh peneliti lain baik mahasiswa
UIN STS JAMBI sendiri maupun mahasiswa dari kampus lainnya yang ingin
mengulas masalah pajak dan retribusi daerah dengan objek penelitian yang sama.
Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu. pengetahuan
khususnya dalam bidang pajak dan retribusi Bagi penulis dan para pembaca.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan penulis maupun yang membaca hasil penelitian ini.

4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pajak
1. Pengertian Pajak
Pajak menurut Pasal 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umumdan
tata cara perpajakan adalah:
Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak
mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Menurut UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 34 Tahun 2000 dan terakhir diubah
dengan UU No. 28 Tahun 2009, yang dimaksud dengan pajak daerah: Pajak
daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Definisi pajak menurut beberapa ahli, antara lain:
a. Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH
Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum. Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara
untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public
saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
b. Prof. Dr. P. J. A. Adriani
Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan- peraturan umum
(undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat

5
ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran
umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
c. Prof. S.I. Djajadiningrat
Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian daripada kekayaannya
kepada Negara disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang
memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman menurut
peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi
tidak ada jasa balik dari Negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan
umum.
Menurut Soclamo da‘am Lutfi. pajak daerah adalah pajak asli daerah
maupun pajak negara yang diserahkan kepada daerah, yang pemungutannya
diselenggarakan oleh daerah di dalam wilayah kekuasaannya, yang gunanya untuk
membiayai pengeluaran daerah sehubungan dengan (“gas dan kewaiibannya
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, dalam ikatan Negara
Kesatuan Republik lndunesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan menurut Boediono dalam Lutfi. pengertlan pajak daerah yaitu
sebagal hasll tinjauan dari segi siapakah yang berwenang memungut pajak. Dalam
hal yang memungut pajak adalah pemerintah pusat, jenis-jenis pajak dimaksud
digolongkan sebagai pajak negara yang juga disebut pajak pusat. Sebaliknya
jenis-jenis pajak yang pemungutannya merupakan hak pemerintah daerah disebut
Pajak Daerah.
Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pemungutan pajak
daerah oleh pemerintah daerah kepada masyarakat pada dasarnya dltujukan untuk
membiayai penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan
pembinaan kemasyarakatan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam upaya
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya
dari sektor privat kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran
bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama,
berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk
kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan

6
keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan
kebutuhan masyarakat.
B. Ciri Pajak
Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan
perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan "pajak dan pungutan
lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-
undang."
Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan) yang
dapat ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat membayar pajak
kendaraan bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang
tidak membayar pajak kendaraan bermotor.
Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah
dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun
pembangunan.
Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila wajib
pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai
peraturan perundang-undangan.
Selain fungsi budgetair (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas Negara/Anggaran
Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan
pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi
mengatur/regulatif).
C. Fungsi Pajak
Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,
khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber
pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran
pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak mempunyai fungsi, yaitu :
1. Fungsi Penganggaran ( bugetair )
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara
dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat

7
diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan
rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya.
Untuk pembiayaan pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah,
yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan
pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan
pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan
dari sektor pajak.
2. Fungsi Pengaturan ( Regulerend )
Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak.
Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai
tujuan. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam
negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak.
Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea
masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.
Fungsi Stabilitas Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk
menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi
dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur
peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif
dan efisien. Fungsi Redistribusi Pendapatan. Pajak yang sudah dipungut oleh
negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk
juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja,
yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
D. Sarana Pelaporan Pajak Daerah
Formulir-formulir isian yang digunakan untuk melaporkan, menghitung,
membayar, dan menyetorkan pajak daerah yang terutang menurut peraturan
perundang-undangan perpajakan daerah meliputi :
a. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah, yang disingkat SPTPD adalah surat yang
digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran
pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
Surat Setoran Pajak Daerah.

8
Surat Setoran Pajak Daerah, yang dapat disingkat SSPD adalah surat yang
digunakan wajib pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang
terutang ke kas daerah atau ke tempat lain yang ditetapan oleh Kepala Daerah.
Surat Ketetapan Pajak Daerah.
b. Surat ketetapan Pajak Daerah, yang dapat disingkat SKPD adalah surat
keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terutang.
c. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
d. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang dapat disingkat
SKPDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah pajak
yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok
pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar.
e. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan
d. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang dapat
disingkat SKPDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan
atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
e. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar
f. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang dapat disingkat
SKPDLB adalah surat keputusan yang menetukan jumlah kelebihan
pembayaran.
E. Pembagian Pajak
Pembagian pajak dapat didasarkan pada hal-hal berikut :
Pajak berdasarkan golongan
1. Pajak langsung
2. Pajak tidak langsung
Pajak berdasarkan wewengan pemungut
1. Pajak pusat/negara
2. Pajak daerah
Pajak berdasarkan sifat
1. Pajak subjektif
2. Pajak objektif

9
9

F. Retribusi Daerah
a. Pengertian Retribusi Daerah
Menurut UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan UU No. 34 Tahun
2000 dan terakhir diubah dengan UU No. 28 Tahun 2009, yang dimaksud
dengan Retribusi Daerah Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut
Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang
pribadi atau Badan.
b. Objek dan Subjek Retribusi Daerah
Objek Retribusi Daerah Objek retribusi terdiri atas:
a) Jasa Umum, yaitu berupa pelayanan yang disediakan atau diberikan
pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
b) Jasa Usaha, yaitu berupa pelayanan yang disediakan oleh pemerintah
daerah dengan menganut prinsip komersial.
c) Perizinan Tertentu, yaitu pelayanan perizinan tertentu oleh pemerintah
daerah kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk
pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan
sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
c. Subjek Reribusi Daerah
Subjek retribusi daerah adalah sebagai berikut:
a) Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum ynag bersangkutan.
b) Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi ataua badan yang
menggunakan/menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan.
c) Retribusi Perizinan Tertentu adalah orang pribadi atau badan yang
memperoleh izin tertentu dari pemerintah daerah.
11

G. Studi Relevan

Penelitian Terdahulu
No Nama/Tahun Judul Metode Hasil Penelitian
Skripsi Penelitian
/Universitas
1 Agus Endro Efektifitas Deskriptif 1. Pajak daerah
Suwarno dan evaluasi Kuantitati dikabupat sukoharjo
suharti ningsi potensi pajak f berpotensi terus
(2011) daerah sebagai digali guna
sumber
meningkatkan
Pendapatan
penerimaan daerah.
Asli Daerah
(studi pada 2. Kontribusi untuk
kabupaten masing-masing pos
sukoharjo) pajak daerah
mempunyai proporsi
yang berbeda-beda.

2 Syifa shafariyah Analisis Kuantitatif 1. tingkat efektivitas


rahmani ( 2010 ) Efektivitas pemungutan pajak
pemungutan berpengaruh pada
pajak dan PAD.
retribusi
daerah 2. tingkat efektivitas
terhadap pemungutan retribusi
pendapatan asli tidak berpengaruh
daerah pada PAD.
pada dinas
3. tingkat efektivitas
pendapatan
pemungutan pajak
daerah provinsi
dan retribusi secara
DKI jakarta
bersama-sama
berpengaruh pada
PAD.
12

3 Amri siregar Analisis Kuantitatif 1. penerimaan pajak


(2011) Efektivitas dan retribusi daerah
pemungutan terhadap PAD dari
pajak dan tahun 2003 sampai
retribusi 2007 adalah efektif.
daerah sebagai
pendapatan asli 2. kontribusi pajak
daerah dan retribusi daerah
(PAD) terhadap PAD
Sumatra utara. dari tahun ke
tahun mengalami
penurunan.
3. PDRB dan PMDN
berpengaruh positif
terhadap PAD.

4 Rina Rahmawati Analisis Kuantitatif Pajak daerah


Ruswandi pengaruh pajak berpengaruh
(2012 ) daerah singnifikan secara
terhadap positif terhadap nilai
pendapatan asli PAD dikabupaten
daerah sumedang.
(PAD)
dikabupaten
sumedang.
13

H. Kerangka Pikir

Adapun kerangka pikir yaitu sebagai berikut :

Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) pada Badan


Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten
Muaro Jambi

PAD

Retribusi Daerah Hasil Kekayaan yang dipisahkan


Lain-lain pendapatan sah
Pajak Daerah

Laju Pertumbuhan

Kontribusi

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah pada


Pendapatan Asli Daerah (PAD)
14

I. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban akan diberikan pada
saat penelitina ini selesai melalui pengumpulan data dan fakta-fakta yang
empiris.
Mengacu pada landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat diturunkan
hipotesis sebagai berikut :
H1.: Penerimaan pajak daerah berkontribusi terhadap peningkatan PAD
pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi.
H2.: Penerimaan retribusi daerah berkontribusi terhadap peningkatan
PAD pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Muaro Jambi.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
1. Jenis Data
Data Kualitatif yaitu data berupa keterangan untuk menjelaskan angka- angka
atau deskripsi mengenai data-data yang berhubungan dengan objek penelitian
yaitu data target dan realisasi serta anggaran biaya dan realisasi biaya pada
penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah pada Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Muaro Jambi.
2. Sumber Data
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan tertulis yang berupa data
informasi dari aparatur pegawai pada Badan Pengelolaan keuangan dan asset
Daerah Kabupaten Muaro Jambi baik berupa data base, renstra, lakip dan laporan
tentang pendapatan asli daerah, data kepegawaian, data statistik berupa PDRB,
laporan-laporan dan lain-lain yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Badan Pengelolaan keuangan dan asset Daerah
Kabupaten Muaro Jambi. Adapun waktu penelitian ini selama 2 ( dua ) bulan
mulai September hingga Oktober 2022, yang meliputi kegiatan pengumpulan data
dan literature, pengolahan data, analisis data, hingga penulisan laporan dalam
bentuk skripsi.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi Operasional Variabel adalah segala sesuatu yang didasarkan pada
sifat-sifat yang akan didefinisikan, dengan kata lain keseluruhan variabel yang
perlu didefinisikan secara operasional agar dapat memberikan persamaan
persepsi dan konsepsi bagi semua pembaca. Adapun variabel-variabel dalam
penelitian ini yang perlu didefinisikan antara lain :
1. Pajak Daerah
Pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada
daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

15
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
2. Retribusi Daerah
Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau
Badan.
3. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah merupakan suatu pendapatan yang menunjukkan
suatu kemampuan daerah menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai
kegiatan rutin maupun pembangunan. Jadi pengertian dari Pendapatan Asli
Daerah dapat dikatakan sebagai pendapatan rutin dari usaha-usaha pemerintah
daerah dalam memanfaatkan potensi-potensi sumber keuangan daerahnya untuk
membiayai tugas dan tanggung jawabnya.
Hubungan antar variabel penelitian
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari Badan Pengelolaan keuangan
dan aset Daerah Kabupaten Muaro Jambi, maka penelitian dapat meneliti
mengenai kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah dalam PAD setelah adanya
otonomi daerah dan perubahan yang menyertainya, melalui realisasi dan target
pajak
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan instrumen dari objek penelitian yang dapat
berubah manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap
hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data
penelitian. Populasi ini pada penelitian ini adalah seluruh laporan realiasasi
anggaran Kabupaten Mamuju, laporan realisasi penerimaan retribusi dan pajak
daerah pada Dinas Penelolaan keuangan dan aset Daerah Muaro Jambi.
2. Sampel

16
Sampel adalah bagian dari populasi ddan jumlah karakteristik yang dimiliki
oleh populasi yang digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini sampel
yang digunakan laporan realisasi sebagai penunjang pendapatan daerah dari tahun
2013 sampai dengan tahun 2017 dan laporan anggaran Kabupaten Muaro Jambi
yaitu pajak dan retribusi daerah, pendapatan asli daerah serta laporan potensi
tahun 2017.
E. Instrument Penelitian
1. Studi Lapangan
Observasi yaitu metode pengambilan data dengan melakukan pengamatan,
perekaman, dan pencatatan terhadap obyek/fenomena yang diteliti mengenai
tentang pajak daerah dan retribusi daerah pada kantor dinas pengelolaan keuangan
dan aset daerah kabupaten muaro jambi.
2. Studi Pustaka
Dalam melakukan studi pustaka, penulis berusaha untuk memperoleh gambaran
yang lebih jelas, komprehensif, mengenai peraturan perundang- undangan dan
peraturan pelaksanaannya, serta referensi-referensi lain yangberkaitan dengan
masalah penelitian yang diangkat dalam penulisan penelitian ini.
F. Metode Analisis Data
Dalam menyusun penelitian ini, penulis melakukan penelitian yang bersifat
deskriptif kuantitatif, yaitu usaha untuk menggambarkan dan menafsirkan data
mengenai pola penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang berimplikasi
pada kontribusi PAD dalam APBD pemerintah daerah, khususnya penerimaan
pajak daerah dan retribusi daerah yang diterima oleh Pemerintahan Daerah
Kota/Kabupaten Muaro jambi sebagai pilihan studi kasus.
Kontribusi adalah untuk menghitung kontribusi penerimaan pajak daerah dan
retribusi daerah terhadap PAD dan APBD.
Kontribusi= Realisasi Retribusi Daerah x 100 %
Realisasi PAD
Kontribusi = Realisasi Pajak Daerah x 100 %
Realisasi PAD

17
Dengan analisis ini kita akan mendapatkan seberapa besar kontribusi pajak
daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah (PAD)
Kota/Kabupaten Muaro Jambi. Dengan membandingkan hasil analisis tersebut
dari tahun ke tahun selama lima tahun kita akan mendapatkan hasil analisis yang
berfluktuasi dari kontribusi tersebut dan akan diketahui kontribusi yang terbesar
dan yang terkecil dari tahun ke tahun. Sehingga dapat diketahui seberapa besar
peran pajak daerah dan retribusi daerah dalam menyumbang kontribusi terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota/Kabupaten Muaro Jambi.
G. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Badan Pengelolaan keuangan
dan aset Daerah Kabupaten Muaro Jambi, dapat di tarik kesimpulan sebagai
berikut:
Kontribusi penerimaan pajak daerah mengalami peningkatan di tahun 2013-2014
sedangkan pada tahun 2015-2017 mengalami gejala yang fluktuatif pada setiap
jenis pajak. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa perubahan kebijakan
pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan pajak daerah.
Kontribusi retribusi daerah mengalami perubahan yang fluktuatif pada
setiap tahunnya pada kurun waktu tahun 2013-2017.
Penerimaan Pajak daerah dan Retribusi daerah memberikan kontribusi terhadap
peningkatan pendapatan asli daerah kabupaten muaro jambi.

18
1
9

Anda mungkin juga menyukai