Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERPAJAKAN DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
ABDUL SAHRLAN RAMADAN
SITI NURMAYANI
LA ODE ARJUN RAMPAL
YATI
RAFLES
ASRIANI

SMA NEGERI 4 RAHA

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

dan karunianya sehingga makalah ini dapat di selesaikan dengn baik. Tidak lupa shalwat dan

salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,

dan kepada kita selaku umatnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

arahan serta bimbingan selama ini sehingga penyusunan makalah ini dapat di buat dengan

sebaik - baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini

sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak

kesalahan dan kekurangan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Raha, 03 Februari 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat

BAB II. PEMBAHASAN

1. Pengertian Pajak

2. Unsur - Unsur Pajak

3. Fungsi dan Peran Pajak

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara meningkatkan pelayanan publik. Namun
permasalahan pajak di Indonesia terus berlangsung, padahal pajak merupakan kewajiban
masyarakat sebagai warga negara, tetapi masih banyak warga negara yang tidak membayar
pajak. Bahkan banyak wajib pajak tidak melakukan pembayaran pajak. Hal ini jelas
merugikan negara.
Masalah kepatuhan wajib pajak adalah masalah penting di seluruh dunia, baik negara
maju maupun negara berkembang. Karena jika wajib pajak tidak patuh maka akan
menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaran, pengelakan
penyelundupan, dan pelalaian pajak, yang pada akhirnya tindakan tersebut akan
menyebabkan penerimaan pajak negara akan berkurang.
Pelaksanaan Pemungutan pajak suatu negara memerlukan suatu sistem yang telah
disetujui masyarakat melalui perwakilannya didewan perwakilan, dengan menghasilkan
suatu peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pelaksanaan perpajakan bagi
fiskus maupun maupum bagi wajib pajak.
Sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia berdasarkan peraturan
perundang –undangan perpajakan menuntut wajib pajak untuk turut aktif dalam pemenuhan
kewajiban perpajakan di lakukan sepenuhnya oleh wajib pajak, fiskus hanya melakukan
pengawasan melalui prosedur pemeriksaan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan yaitu wajib pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung dan
membayar sendiri pajak yang terutang sehingga dengan cara ini kejujuran dari wajib pajak
sangat diperlukan dalam rangka pemungutan pajak. Wajib pajak disini harus mendaftarkan
diri terlebih dahulu pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk mendapatkan Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP).
Permasalahan wajib pajak dalam penyampaian SPT tetap berlangsung dari tahun ke
tahun. Pemerintah telah melakukan banyak hal untuk menekan permasalahan perpajakan
namun masih mengalami kendala. Kendala yang di hadapi wajib pajak disebabkan oleh
banayak hal seperti besaran penghasilan,tingkat pendididkan, isu korupsi di Direktorat
Jenderal Pajak, ketidakpuasan masyarakat atas pelayanan dan mekanisme pajak.
Banyak keluhan dari masyarakat yang merasa kurang puas, atau pengenaan pajaknya
kurang adil dan kurang mencerminkan ketentuan dalam perundang-undangan sehingga
membuat masyarakat enggan membayar pajak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Jelaskan pengertian pajak ?
2. sebutkan apa saja unsur - unsur pajak ?
3. Jelaskan fungsi dan peran pajak ?
C. Tujuan
Agar kami dapat mengetahui :
1. Pengertian pajak
2. Unsur- unsur pajak
3. fungsi dan peran pajak
D. Manfaat
Kami dapat mengetahui :
1. Pengertian pajak
2. Unsur- unsur pajak
3. Fungsi dan peran pajak
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pajak
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk
melaksanakan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga
Negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang dapat di paksakan penagihannya.
Pembangunan nasional Indonesia pada dasarnya di lakukan oleh masyarakat bersama-sama
pemerintah. Oleh karena itu peran masyarakat dalam pembiayaan pembangunan harus terus
ditumbuhkan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kewajibannya membayar
pajak. Pengertian pajak secara umum telah dijelaskan di atas, berikut ini ada sejumlah
pendapat mengenai pengertian pajak menurut para ahli, yaitu :
• Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro, SH
Pengertian pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut :
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai
pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber
utama untuk membiayai public investment.
• Rifhi Siddiq
Pengertian pajak adalah iuran yang dipaksakn pemerintahan suatu negara dalam periode
tertentu kepada wajib pajak yang bersifat wajib dan harus dibayarkan oleh wajib pajak
kepada negara dan bentuk balas jasanya tidak langsung.
• Sommerfeld R.M., Anderson H.M., & Brock Horace R
Pengertian pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah,
bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan
yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional,
agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
• P. J. A. Adriani
Pengertian pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-
undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas
negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
Berdasarkan APBD tahun 2011 sektor pajak daerah memiliki peran yang semakin
besar karena akan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah. Peran pajak sangatlah penting bagi penerimaan kas negara. Hal ini
dapat dilihat dari tabel APBD 2011.
Pajak merupakan alternatif yang sangat potensial. Sebagai salah satu sumber
penerimaan Negara yang sangat potensial, sektor pajak merupakan pilihan yang sangat tepat,
selain karena jumlahnya yang relatif stabil juga merupakan cerminan partisipasi aktif
masyarakat dalam membiayai pembangunan. Jenis pungutan di Indonesia terdiri dari pajak
Negara (pajak pusat), pajak daerah, retribusi daerah, bea dan cukai dan penerimaan Negara
bukan pajak. Salah satu pos Penerimaan Asli Daerah (PAD) dalam anggaran pendapatan
belanja daerah (APBD) adalah pajak daerah.
Pajak daerah menurut Kesit (2005:2) adalah “pungutan wajib atas orang pribadi atau
badan yang dilakukan oleh pemerintah daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang
dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah”.
Pemungutan pajak daerah oleh pemerintah daerah propinsi maupun kabupaten/kota diatur
oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
Jenis pajak daerah sebagaimana yang ada dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 adalah :
 Pajak Kendaraan Bermotor
Pajak Kendaraan Bermotor sebagaimana yang didefinisikan dalam Pasal 1 angka 12 dan
13 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 adalah pajak atas
kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Dalam pelaksanaan
pemungutannya dilakukan di kantor bersama samsat.
 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik kendaraan
bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan terjadi
karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha.
 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
PBBKB adalah pajak atas penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu semua
jenis bahan bakar cair atau gas yang digunakan untuk kendaraan bermotor. Pemungutan
PBBKB diatur dalam UU Nomor 34 Tahun 2000 yang telah direvisi menjadi UU Nomor
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD).
 Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok
Pajak Air Permukaan berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air
permukaan yang berasal dari semua air yang terdapat pada permukaan tanah, tidak
termasuk air laut, baik yang berada di laut maupun darat. Sedangkan pajak rokok adalah
pungutan atas cukai rokok yang dipungut oleh pemerintah daerah yang berwenang
bersamaan dengan pemungutan cukai rokok. Tujuan utama penerapan pajak rokok adalah
untuk melindungi masyarakat terhadap bahaya rokok
 Pajak Hotel
Pajak Hotel adalah pungutan pajak atas pelayanan yang disediakan hotel. Adalah
pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang
sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan,
termasuk fasilitas ruang pertemuan, olah raga dan hiburan. •Pajak Restoran Pajak
Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan restoran. Restoran adalah fasilitas
penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga
rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/ katering.
Pelayanan yang disediakan oleh restoran.
 Pajak Hiburan
Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah semua jenis
tontonan, pertunjukan, permainan, dan/atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut
bayaran.
 Pajak Reklame
Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat,
perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial
memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum
terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan,
dan/atau dinikmati oleh umum.
 Pajak Penerangan Jalan
Pada Pasal 2 Ayat (2) huruf d undang-undang tersebut didefinisikan Pajak Penerangan
Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa daerah
tersebut tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.
 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pajak atas kegiatan pengambilan mineral
bukan logam dan batuan, baik dari sumber alam di dalam dan/atau permukaan bumi
untuk dimanfaatkan.
 Pajak Parkir
Pajak parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik
yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu
usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. Pajak ini merupakan
pajak yang diperuntukkan daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
 Pajak Air Tanah
Pajak Air Tanah adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah. Air
Tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan
tanah. Objek Pajak Air Tanah adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.
 Pajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung Walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau
pengusahaan sarang burung walet. Burung Walet adalah satwa yang termasuk marga
collocalia, yaitu collocalia fucliap haga, collolia maxina, collolia esculanta, dan collolia
linchi.
 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau
bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan,
kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan.
 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) adalah pungutan atas perolehan
hak atas tanah dan atau bangunan. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah
perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas dan atau
bangunan oleh orang pribadi atau badan.

Perlu diketahui bahwa sistem pemungutan pajak ada 3 (tiga) macam yaitu :
1. Official Assessment System
Official Assessment System adalah system pemungutan pajak yang memberi wewenang
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
2. Self Assessment System
Self Assessment System adalah system pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
3. With Holding System
With Holding System adalah system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga (bukan fiskus atau Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

Indonesia menganut Self Assessment System yaitu Wajib Pajak diberi kepercayaan
untuk menghitung, memperhitungkan, menetapkan, membayar, dan melaporkan pajaknya
sendiri. Fiskus, dalam hal ini aparat Direktorat Jendral Pajak/ Pemerintah Daerah hanya
menjalankan fungsi pembinaan, penelitian, pengawasan, dan penerapan sanksi administrasi
perpajakan. Penagihan pajak dalam sistem Self Assessment dilaksanakan sedini mungkin
sejak timbulnya hutang pajak atau sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran
pajak. Peningkatan efektifitas penagihan pajak lebih diperlukan mengingat semakin
besarnya tunggakan pajak kumulatif dewasa ini. Hal ini perlu dilakukan karena kenyataan
yang ada selama ini adalah semakin banyaknya Wajib Pajak yang tidak beritikad baik untuk
melunasi hutang pajaknya padahal yang bersangkutan cukup mampu secara finansial.
2. Unsur - Unsur Pajak
Pada umumnya unsur-unsur pajak di Indonesia terbagi menjadi 4 bagian yaitu subjek
pajak, wajib pajak, objek pajak dan juga tarif pajak. Berikut penjelasan detailnya :
1. Subjek Pajak
Unsur-unsur pajak di Indonesia yang pertama adalah subjek pajak. Subjek pajak adalah
orang pribadi atau lembaga yang dituntut untuk melaksanakan kewajiban perpajakan,
Subjek pajak diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000. Selain itu, subjek
pajak dibagi menjadi 2, yakni :
a. Subjek pajak dalam negeri Undang-Undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan, yang tergolong sebagai subjek pajak dalam negeri di antaranya adalah
orang pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, badan dan bentuk
usaha tetap.
b. Subjek pajak luar negeri Subjek oajak kuar negeri Adalah orang pribadi atau badan
yang bertempat tinggal di Indonesia atau di luar negeri yang memperbolehkan
penghasilan dari Indonesia, baik dari badan usaha atau tidak. Jadi, jika anda yang
berada di Indonesia kurang dari 183 hari dalam 12 bulan maka bisa disebut subjek
pajak luar negeri. Besaran pajak bagi subjek pajak luar negeri berdasarkan penghasilan
bruto dengan tarif pajak sepadan dan tidak wajib menyampaikan SPT karena sudah
ada pemotongan pajak akhir di pendapatannya.
2. Wajib Pajak
Unsur-unsur pajak di Indonesia yang selanjutnya adalah wajib pajak. Biasanya orang
yang dikenakan wajib pajak, disesuaikan dengan usianya. Jika masih dibawah umur,
maka wajib pajak masih dipegang oleh kedua orang tuanya. Sedangkan untuk komunitas
atau lembaga, wajib pajak disematkan ketika awal usaha didirikan. Selain itu, wajib pajak
harus memiliki NPWP yang bertujuan memudahkan dalam pembayaran dan pelaporan
pajak. Wajib pajak yang memiliki penghasilan di bawah PTKP tidak perlu mendaftarkan
NPWP. Jika wajib pajak tidak membayar pajak, mereka akan mendapatkan denda dan
sanksi sesuai peraturan yang berlaku dengan besaran yang telah ditentukan pemerintah.
3. Objek Pajak
Unsur-unsur pajak di Indonesia yang selanjutnya adalah objek pajak. Objek pajak adalah
benda atau produk atau jasa yang harus dibayarkan pajaknya dari subjek pajak. Objek
pajak juga merupakan penghasilan yang diterima wajib pajak yang berasal dari Indonesia
ataupun dari luar Indonesia. Misalkan, anda mempunyai bangunan berupa tanah untuk
sebuah usaha, maka anda harus membayarkan pajaknya kepada pemerintah yang
termasuk ke dalam pajak bangunan atau PBB dan pajak dari usaha anda tersebut.
4. Tarif Pajak
Unsur-unsur pajak di Indonesia yang terakhir adalah tarif pajak. Pengertian tarif pajak
adalah nominal yang harus dibayarkan oleh wajib pajak atas benda atau jasa yang
terbebani objek pajak. Besaran tarif pajak sangat bervariasi dan umumnya berbeda satu
sama lain. Tarif pajak dibagi menjadi empat jenis, yaitu :
a. Tarif pajak progresif presentasenya sebanding dengan kenaikan objek pajaknya seperti
penghasilan atau PPh.
b. Tarif pajak degresif yaitu tarif pajak yang presentasenya akan semakin rendah ketika
objek pajaknya meningkat.
c. Tarif proporsional memiliki presentase tetap meskipun objek pajaknya menurun atau
meningkat, contohnya PPN 10 persen.
d. Tarif pajak tetap adalah tarif pajak yang nominalnya tetap berapa pun nilai objek
pajaknya contohnya Bea Materai Rp 10.000.
3. Fungsi dan Peran Pajak di Indonesia
Pajak sejatinya memiliki 4 fungsi, yaitu fungsi anggaran (budgetair), fungsi
mengatur (regulerend), fungsi stabilitas, dan fungsi redistribusi pendapatan. Berikut
penjelasannya :
1. Fungsi Anggaran (Budgetair)
Menjadi sumber pendapatan negara, pajak memiliki fungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara, seperti menjalankan tugas-tugas rutin negara dan
melaksanakan pembangunan. Pajak yang disetorkan oleh wajib pajak pribadi maupun
badan dapat digunakan oleh negara untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai,
belanja barang, pemeliharaan dan sebagainya. Sedangkan yang berkaitan dengan
pembiayaan pembangunan, biaya yang digunakan dapat berasal dari tabungan
pemerintah, yaitu penerimaan dalam negeri dikurangi dengan pengeluaran rutin. Di sisi
lain, pungutan pajak artinya turut melibatkan rakyat dalam pembangunan negara.
2. Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pemerintah dapat mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak. Dengan
fungsi mengatur, pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Salah satu
contohnya adalah dalam rangka meningkatkan angka penanaman modal, baik dalam
negeri maupun luar negeri, pemerintah memberikan berbagai macam fasilitas keringanan
pajak. Contoh lainnya dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah
menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.
3. Fungsi Stabilitas
Adanya pajak membantu pemerintah dalam memiliki dana untuk menjalankan kebijakan
yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. Hal ini
dapat dilakukan dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan
pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
4. Fungsi Redistribusi
Pendapatan Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai
semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga
dapat membuka kesempatan kerja, yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat.

• Peran Pajak dalam Pembangunan Ekonomi


Menurut ahli, Edwin R.A Seligman pada tulisannya dalam Essays in Taxation,
banyak masyarakat yang tidak memahami peranan dari pajak. Bahkan ia juga berpendapat
bahwa tak sedikit pula masyarakat yang berpikir bahwa pemungutan pajak tidak memiliki
manfaat.
Menurut Brotodiharjo, uang dari pungutan pajak yang dikumpulkan oleh pemerintah
akan digunakan untuk kepentingan masyarakat dari suatu negara yang melakukan pungutan
pajak tersebut. Artinya, masyarakat yang membayar pajak atau pembayar pajak secara tidak
langsung juga mendapatkan manfaat dari pajak yang ia bayarkan. Contohnya pembangunan
yang terus berkembang di negara tersebut hingga kondisi perekonomian yang stabil. Manfaat-
manfaat tersebut kemungkinan tidak disadari oleh masyarakat, sehingga banyak masyarakat
yang berpikiran bahwa pungutan pajak tidak memberikan manfaat. Selain manfaat tersebut,
pajak juga memiliki peran dalam pembangunan ekonomi
Berikut adalah peran-peran pajak dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa.
1. Sebagai Anggaran (Budgeter)
Pungutan pajak merupakan salah satu sumber pemasukan untuk keuangan negara yang
kemudian digunakan oleh pemerintah untuk membiayai pengeluaran dan pembangunan
negara tersebut.Penerimaan keuangan oleh negara dari sector perpajakan tersebut
kemudian dimasukan dalam anggaran pendapatan negara serta belanja negara ke
komponen penerimaan di dalam negeri.Fungsi dari penerimaan atau dapat disebut pula
sebagai budgeter tersebut merupakan fungsi utama dari pungutan pajak. Namun, fungsi
penerimaan tersebut dapat digunakan pula sebagai sebuah alat untuk memasukan dana
negara dengan optimal ke kas negara tersebut berdasarkan undang-undang pajak yang
telah berlaku di negara tersebut.
2. Sebagai Regulator
Peranan pajak yang kedua adalah untuk mengatur. Maksudnya, pajak digunakan sebagai
sebuah alat untuk mengatur serta melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah dalam bidang-bidang khusus, seperti bidang ekonomi serta bidang sosial.
Peranan ini disebut pula sebagai fungsi tambahan serta fungsi pelengkap dari peran
penerimaan sebelumnya. Peran pajak yang kedua ini dapat digunakan oleh pemerintah
untuk dijadikan sebagai alat guna mencapai tujuan yang ingin dicapai melalui kebijakan
yang telah ditetapkan dan diberlakukan oleh pemerintah.Contohnya adalah pajak untuk
barang mewah serta minuman keras biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan pajak
untuk barang-barang yang biasa ditemui dan tidak dijual dengan harga yang mahal.
3. Menstabilkan Kondisi Ekonomi dari Suatu Negara
Pajak dapat berperan pula sebagai stabilitas, artinya pajak dapat membantu menstabilkan
kondisi ekonomi dari suatu negara. Dalam peranan yang ketiga ini, pajak memiliki fungsi
yang dapat digunakan pula sebagai stabilitas keuangan negara. Peranan pajak yang ketiga
ini dapat dicapai dengan cara mengatur peredaran uang yang ada di masyarakat melalui
pungutan serta penggunaan pajak yang digunakan menjadi lebih efisien serta lebih
efektif.Contoh peran pajak sebagai stabilitas adalah dengan mengerahkan kebijakan
stabilitas harga untuk mencapai tujuan dari menekan inflasi yang terjadi di negara
tersebut.
4. Sebagai Redistribusi Pendapatan
Peranan pajak yang terakhir adalah sebagai redistribusi pendapatan, artinya pajak
memiliki peran sebagai penerimaan negara melalui pajak yang telah digunakan untuk
membiayai pengeluaran serta pembangunan negara tersebut. Sehingga, dapat membuka
kesempatan kerja guna meningkatkan pendapatan masyarakat yang tinggal di negara
itu.Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pajak merupakan sumber pendapatan terbesar
yang dapat diperoleh suatu negara. Oleh karena itu, pajak ini digunakan sebagai modal
guna membuka lapangan pekerjaan yang baru. Sehingga kecil masyarakat pengangguran
yang bertempat tinggal di negara tersebut.Sehingga dari pengeluaran yang digunakan
untuk membuka lapangan kerja serta membayar gaji karyawan tersebut berputar secara
terus menerus dari masyarakat kembali lagi untuk masyarakat. Untuk lebih memahami
mengenai hak dan kewajiban sebagai warga negara mengenai perpajakan, buku catatan
tentang beberapa hak dan kewajiban perpajakan hadir dengan pokok bahasan seperti
catatan atas surat pemberitahuan mengenai Surat Ketetapan Pajak, dan masih banyak lagi.
Itulah keempat peranan pajak yang harus Grameds ketahui, selain peranan pajak
dalam pembangunan ekonomi pajak juga memiliki fungsi penting demi terbangunnya
pembangunan ekonomi suatu negara. Pungutan pajak ini erat hubungannya dengan
pembangunan ekonomi suatu negara. Negara maju maupun negara berkembang seperti
Indonesia menempatkan pajak sebagai salah satu sumber penting untuk dapat membiayai
pembangunan negara, seperti pembangunan ekonomi.
Selain itu pajak juga memiliki fungsi dalam pembangunan ekonomi, seperti yang
dijelaskan oleh Spiegelberg, ia mengemukakan bahwa pajak memiliki fungsi lain seperti :
• Pajak berfungsi untuk mengatur tingkat pendapatan yang ada di sektor swasta.
• Pajak memiliki fungsi untuk mengadakan redistribusi pendapatan.
• Pajak berfungsi untuk mengatur volume dari pengeluaran swasta.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pajak adalah bentuk masyarakat dalam rangka, ikut serta untuk mendukung
pembangunan ekonomi negara. Pajak sangat berperan dalam kehidupan suatu negara, karena
pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara. Unsur unsur pajak terdiri dari :
a. Subjek pajak
b. Wajib pajak
c. Objek pajak
d. Tarif pajak
Fungsi dan peranan pajak yaitu fungsi anggaran, fungsi redistribusi pendapatan,
fungsi mengatur dan fungsi stabilitas. Pajak berperan sebagai redistribusi pendapatan
sehingga uang yang diperoleh dari sektor pajak akan terus mengalami perputaran. Ini juga
bisa membantu meningkatkan pendapatan masyarakat yang penting dalam perkembangan
ekonomi negara.

B. Saran
Sistem perpajakan di Indonesia yang menggunakan Self Assement System ini
memang memberikan kebebasan bagi wajib pajak orang pribadi untuk menghitung,
menetapkan dan melaporkan sendiri pajak penghasilannya, akan tetapi dengan sistem
perpajakan seperti ini wajib pajak harus lebih di tingkatkan kesadaran dan pemahaman
mengenai pentingnya pemenuhan pajak serta mengenai penghasilan seperti apa yang
merupakan objek pajak penghasilan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara seperti :
1. Perlunya peningkatan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya Direktorat
Jendral Pajak baik melalui media massa atau pun sosialisasi secara langsung dilapangan.
2. Perlunya peningkatan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah khususnya Direktorat
Jendral Pajak terhadap jajaran pegawainya yang mengelola dana dari pemenuhan pajak
penghasilan agar tidak terjadi lagi kasus korupsi yang dilakukan oleh aparat pemerintah.
3. Wajib pajak sendiri selayaknya memahami pentingnya pemenuhan pajak penghasilannya,
karena pajak penghasilan yang dibayar oleh wajib pajak akan digunakan sebagai biaya
bagi pembangunan nasional yang dilakukan oleh pemerintah, maka wajib pajak harus
memenuhi pajak penghasilannya setiap tahun.
DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaja Tunggal, Pelaksanaan Pajak Penghasilan Perseorangan (Cet I; Jakarta; Renika

Cipta,1995);

Onno W. Purbo & Aang Arif. W, Mengenal E-Commerce, Jakarta, Elex Media Komputindo,

2001.

Mardiasmo, Perpajakan (Edisi 4).(Cet.I; Yogyakarta: Andi Offset,1997);

Y. Sri Pudyatmoko, Pengantar Hukum Pajak (Edisi Revisi), Yogyakarta, Andi, 2009.

Anda mungkin juga menyukai