Anda di halaman 1dari 30

ANALISIS PERBANDINGAN TARIF PAJAK

KORPORASI INDONESIA DENGAN TARIF PAJAK


KORPORASI NEGARA LAIN
Makalah Ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perpajakan

Dosen pengampu : Muhammad Yusuf SE, MSi

Disusun Oleh :

Raden Gemilang Waringin Sancang (NIM /191011200442)

Kelas /Ruang : 02SAKP003/Ruang A.645

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti halnya negara lain di dunia, Indonesia di samping


menyelenggarakan pemerintahan umum juga melaksanakan pembangunan.
Untuk melaksanakan pembangunan tersebut diperlukan dana yang terus
meningkat sejalan dengan peningkatan volume dan dinamika pembangunan
itu sendiri. Dalam rangka pemenuhan pembiayaan negara baik untuk belanja
rutin maupun pembangunan, sumber penerimaan dalam negeri di luar migas
semakin ditingkatkan pencapaiannya melalui penerimaan dari sektor pajak,
sekaligus menjaga kemantapan dan kestabilan pendapatan negara.

Pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan


penerimaan pajaknya, salah satunya adalah dengan melakukan reformasi
perpajakan yaitu mengubah sistem pemungutan pajak dari official assessment
system menjadi self assesstment system.

Bagi Indonesia, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara


yang memiliki peranan cukup signifikan. Penerimaan Pemerintah sendiri
lebih bertumpu pada penerimaan yang berasal dari sektor perpajakan, antara
lain Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
serta pajak-pajak lainnya.

Setiap warga negara yang memiliki penghasilan wajib membayar


Pajak Penghasilan sesuai dengan tarif pajak yang telah ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak dalam Undang-Undang Perpajakan. Tarif pajak adalah
persentase untuk mengenakan pajak yang semestinya dibayar atas obyek yang
tertanggung.

Dari segi ekonomi, pajak merupakan perpindahan sumber daya dari


sektor privat ke sektor publik. Bagi sektor publik, pajak akan digunakan
untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun
pembangunan, sedangkan bagi sektor privat, pajak dipandang sebagai beban.
Setiap negara memiliki tarif pajak yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
untuk memehuni tugas mata kuliah Perpajakan 1, pemakalah akan menganalisis
perbandingan tarif pajak di Indonesia dengan tarif pajak di negara lain, lebih
spesifiknya di negara-negara ASEAN serta bagaimana negara-negara ASEAN
dapat berkembang dengan tarif pajak yang diberlakukan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan pajak ?

1.2.2 Bagaimana Perpajakan di Indonesia ?

1.2.3 Bagaimana Perpajakan di negara-negara lain ?

1.2.4 Bagaimana Analisis perbandingan tarif pajak Indonesia dengan


negara-negara lain ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui serta memahami apa yang dimaksud dengan


pajak

1.3.2 Mengetahui dan memahami bagaimana Perpajakan di Indonesia

1.3.3 Mengetahui dan memahami bagaimana Perpajakan di negara-


negara lain

1.3.4 Memahami bagaimana Analisis perbandingan tarif pajak Indonesia


dengan negara-negara lain
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pajak

2.1.1 Pengertian Pajak Secara Umum

Pajak adalah iuran yang dipungut negara baik pemerintah pusat


maupun daerah berdasarkan Undang-Undang yang diperuntukkan sebagai
pengeluaran negara.

2.1.2 Pengertian Pajak Secara Hukum

pajak berdasarkan UU KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 1


adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam
pengertian pajak tersebut ada beberapa komponen yang WAJIB Anda tahu
yaitu:

 Pajak adalah Kontribusi Wajib Warga Negara

 Pajak bersifat MEMAKSA untuk setiap warga negara

 Dengan membayar pajak, Anda tidak akan mendapat imbalan


langsung

 Pajak berdasarkan Undang-Undang

2.1.3 Pengertian Pajak Menurut Para Ahli

 Leroy Beaulieu

Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang


dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang, untuk
menutup belanja pemerintah.
 P.J.A. Adriani

Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat


dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara
untuk menyelenggarakan pemerintahan.

 Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH

Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-


undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal
(kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian
dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan
kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai
pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang
merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.

2.2 Perpajakan di Indonesia

2.2.1 Fungsi-fungsi Pajak

 Fungsi Anggaran (Budgetair)

Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk


membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-
tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan
biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak
digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja
barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan
pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni
penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin.
Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan
sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan
ini terutama diharapkan dari sektor pajak.

 Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui


kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan
sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu di luar bidang keuangan
negara. Misalnya seperti :

1) Pajak dapat digunakan untuk menghambat laju inflasi.

2) Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kegiatan


ekspor, seerti ekspor barang.

3) Pajak dapat memberikan proteksi atau perlindungan terhadap


barang produksi dalam negeri, contohnya Pajak Pertambahan Nilai
(PPN).

4) Pajak dapat mengatur dan menarik investasi modal yang membantu


perekonomian agar semakin produktif.

 Fungsi Stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk


menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga
sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain
dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak,
penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

 Fungsi Redistribusi Pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk


membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai
pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada
akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau
perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai
berikut :

a) Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, Undang


Undangdan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam
perundang-undangan di antaranya mengenakan pajak secara umum dan
merata, serta disesusikan dengan kemampuan masing-masing, sedang
adil dalam pelaksanaan yakni dengan memberikan hak bagi wajib
pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran,
dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.

b) Pemungutan pajak harus berdasarkan UU (Syarat Yuridis)

Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23A yang


menyatakan bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa
untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Hal ini
memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara
maupun warganya.

c) Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)

Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi


maupun perdagangan sehingga tidak menimbulkan kelesuan
perekonomianmasyarakat.

d) Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansial)

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan


sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.

e) Sistem pemungutan pajak harus sederhana, sistem pemungutan


yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi oleh
undang undang perpajakan yang baru.
2.2.2 Landasan konstitusional Pajak

LANDASAN KONSTITUSIONAL
PAJAK

Pasal 23 (A) UUD 1945 :

“Pajak dan pungutan lain yang


bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dengan Undang-
Undang.”

Material : Formal :

Mengatur materinya : Mengatur acaranya :

 Subjek  Cara mendata

 Objek  Cara menetapkan

 Tarif  Cara membayar

Contoh :  Cara melapor, dll.

 UU No. 36 Tahun 2008 Contoh :


(PPh)
 UU No. 16 Tahun 2009
 UU No. 42 Tahun 2009 (KUP)
(PPN)
 UU No. 19 Tahun 1997
 UU No. 12 Tahun 1994 (Penagihan Pajak)
(PBB)

 UU No. 13 Tahun 1985


(Bea Materai)

MENGATUR HAK DAN KEWAJIBAN


WAJIB PAJAK
2.2.3 Cara Pemungutan Pajak

Cara pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan tiga stelsel:

a) Stelsel nyata (riil stelsel)

Pemungutan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang


nyata), sehingga pemungutan yang baru dapat dilakukan pada akhir
tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui.
Stelsel nyata memiliki kelebihan atau kebaikan, dan kekurangan.
Kebaikan stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis, sedangkan
kelemahanya pajak baru dapat dikenakan pada akhir periode ( setelah
penghasilan riil diketahui).

b) Stelsel anggapan (fictive stelsel)

Pengenaan pajak yang didasarkan pada suatu aggapan yang diatur


oleh suatu Undang Undang. Misalnya, penghasilan suatu tahun
dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun
pajak sudah dapat ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk
tahun pajak berjalan. Kebaikan stelsel ini adalah pajak dapat dibayar
selama tahun berjalan tanpa harus menunggu pada akhir
tahun.Sedangkan kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak
berdasarkan pada keadaan yangsesungguhnya.

c) Stelsel Campuran

Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dengan stelsel


anggapan.Yakni pada awal tahun besarnya pajak dihitung
berdasarkan suatu anggapan kemudian pada akhir tahun besarnya
pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.Apabila
besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar daripada pajak
menurut anggapan, maka wajib pajak harus menambah.Sebaliknya jika
besarnya pajak menurut kenyataan lebih kecil daripada pajak menurut
anggapan, maka wajib pajak dapat minta kembali kelebihannya
(direstitusi) dapat juga dikompensasi.
2.2.4 Asas Pemungutan Pajak

Ada tiga azas pemungutan pajak, yaitu azas domisili, azas sumber,
dan azas kebangsaan.

a) Azas Domisili (azas tempat tinggal), yaitu negara berhak


mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang
bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal
dari dalam maupun dari luar negeri.Azas ini berlaku bagi wajib pajak
dalam negeri.

b) Azas Sumber, yaitu negara berhak mengenakan pajak atas


penghasilan yang bersumber dari wilayahnya tanpa memperhatikan
tempat tinggal wajib pajak.

c) Azas Kebangsaan, yaitu pengenaan pajak dihubungkan dengan


kebangsaan suatu negara. Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia
dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia
yang bertempat tinggal di Indonesia. Azas ini berlaku untuk wajib
pajak luar negeri.

2.2.5 Tarif Pajak

Tarif pajak merupakan dasar pengenaan pajak atas objek pajak


yang menjadi tanggung jawab wajib pajak. Biasanya tarif pajak berupa
persentase yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Ada berbagai jenis tarif
pajak dan setiap jenis pajak pun memiliki nilai tarif pajak yang berbeda-
beda. Secara struktural, tarif pajak dibagi menjadi 4 jenis, antara lain:

 Tarif Progresif (a progressive tax rate).

 Tarif Degresif (a degressive tax rate).

 Tarif Proporsional (a proportional tax rate).

 Tarif Tetap/regresif (a fixed tax rate).


Pada dasarnya tarif pajak dipungut berdasarkan atau sesuai dengan
pengelompokan jenis-jenis pajak.

Berdasarkan golongannya pajak terbagi menjadi 2, yaitu pajak


langsung dan pajak tidak langsung.

Pajak langsung merupakan pajak yang bebannya ditanggung


sendiri oleh wajib pajak dan tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain
(contoh: Pajak Penghasilan (PPh)). Sedangkan pajak tidak langsung
merupakan pajak yang bebannya bisa dialihkan oleh pihak lain (contoh:
Pajak Pertambahan Nilai).

Berdasarkan sifatnya, pajak terbagi menjadi 2 sifat, yakni pajak


subjektif dan pajak objektif.

Pajak subjektif adalah pajak yang melihat dan memerhatikan


keadaan wajib pajak. Jadi, pajaknya berpangkal pada subjeknya (contoh:
Pajak Penghasilan (PPh)). Sedangkan pajak objektif memiliki arti
sebaliknya (contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah (PPnBM)).

Berdasarkan lembaga pemungutannya. Lembaga pemungutan pajak


terbagi menjadi 2, yaitu pusat dan daerah.

Pajak pusat merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat


dan pajaknya digunakan untuk biaya pengeluaran atau biaya rumah tangga
negara (contoh: PPh, PPN, Bea Meterai, dan PPnBM). Sedangkan pajak
daerah dipungut oleh pemerintah daerah untuk biaya rumah tangga daerah.
Pajak daerah sendiri terdiri dari Pajak Provinsi (contoh: Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) dan Pajak
Kabupaten/Kota (contoh: Pajak Restoran, Pajak Hotel, dan Pajak
Hiburan).
2.2.6 SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

Ada tiga sistem pemungutan pajak, yaitu Official Assessment


System, Self-Assessment System, dan With Holding Assessment System.

a) Official Assessment System, adalah suatu sistem pemungutan


pajak yang memberikan wewenang kepada pemerintah
(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
wajib pajak. Adapun ciri-ciri sistem ini adalah:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada


padafiskus,

2) Wajib pajak bersifatpasif,

3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak


(SKP) oleh fiskus.

b) Self-Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak


yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk
menentukan besarnya pajak terutang. Adapun ciri-ciri sistem ini
adalah; Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada
padawajib pajak yang terutang dan fiskus tidak ikut campur tetapi
hanya mengawasi.

c) With Holding Assessment System adalah suatu sistem


pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak
ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak) untuk menentukan
besarnya pajak terutang. Adapun ciri-ciri sistem ini adalah
wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
ada pada pihak ketiga selain fiskus dan wajib pajak.
2.3 Perpajakan Di Negara Negara Lain

2.3.1 Perpajakan Negara Singapura

2.3.1.1 Sejarah Singkat

Singapura termasuk dalam 10 besar negara dengan pendapatan


perkapita tertinggi sedunia (2014). Dengan didukung iklim investasi yang
sangat menarik bagi para pengusaha dan juga suhu politik yang relatif
stabil, negara ini terdepan jika dibandingkan negara-negara Asean lainnya.

Tahun 1947 Pajak Penghasilan (PPh) diperkenalkan di Singapura


oleh pemerintahan Kolonial Inggris. Tahun 1948 Undang-undang PPh
diterapkan. Undang-undang ini diterapkan dengan model teritori kolonial
PPh 1922 (Model Colonial Territories Income Tax Ordinance 1922) yang
dirancang oleh koloni inggris pada zaman itu. Pada tahun kemerdekaannya
di 1965, Singapura memperkenalkan kebijakan industrialisasi dan
pembangunan berorientasi ekspor secara cepat dengan dasar industri untuk
menstimulasi perkembangan dan pengangkatan pekerja.

Pada tahun 1970an pertumbuhan sektor jasa sangat tinggi dalam


agenda pemerintah Singapura. Kebijakan pajak memainkan perannya
dalam sector finansial dengan pengecualian atas bunga dari obligasi dolar
Asia dari tahun 1973. Perubahan kebijakan pemerintah, insentif dan pajak
yang dipertimbangkan. Di penghujung 1980an menunjukan perubahan
signifikan terhadap penurunan pajak badan dan individu. Tahun 1987
pajak badan turun dari 40% menjadi 33%. Tahun 1990an ini adalah saksi
perubahan besar pada peraturan pajak Singapura. Pergeseran dari
penurunan pajak langsung dan berfokus pada pajak tidak langsung. Tahun
2000an Fase ini dinyatakan sebagai fase inovasi dan wirausaha. Pajak pun
semakin diperkecil dan hingga saat ini mencapai 17% mulai tahun 2010
untuk badan dan 20% untuk individu. Tahun ini lah banyak sekali
pengenalan pembebasan pajak dan sistem korporat pajak yang hanya 1
tingkat atau the one-tier corporate tax system. Singapura menganut sistem
pajak Official Assessment.
2.3.1.2 Macam Macam Pajak Di Singapura

1) Pajak Pengahasilan, adalah penghasilan individu dan perusahaan


yang dapat dikenai pajak

2) Pajak Properti, adalah pajak yang dikenakan kepada pemilik


sebuah property dengan perhitungan dasar dari nilai sewa yang
diharapkan dari property tersebut

3) Estate Duty, sudah dihapuskan sejak 15 Februari 2008.

4) Pajak Kendaraan adalah pajak selain bea impor yang dikenakan


terhadap kendaraan bermotor. Tujuan pajak ini adalah untuk
menahan jumlah kepemilikan kendaraan dan kepadataan jalan.

5) Kepabeanan dan Cukai – Singapura adalah Negara yang bebas


untuk singgah dan secara relative mempunya kepabeanan dan
cukai yang sangat sedikit. Cukai biasanya dikenakan pada
tembakau, bahan bakar, dan minuman keras dan beralkohol. Juga,
sangat sedikit produk yang dijadikan subyek atas bea impor.
Tanggungan tersebut biasanya dikenakan pada kendaraan
bermotor, tembakau, minuman beralkohol, dan produk bahan
bakar dan pertambangan.

6) Pajak Produk dan layanan- Goods & Services Tax (GST) adalah
pajak konsumsi. Pajak ini dibayarkan saat uang digunakan untuk
produk atau servis termasuk biaya impor. Pajak ini semacam
pajak tidak langsung yang umumnya dikenal sebagai Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) atau Value Added Tax (VAT) di
banyak Negara.

7) Pajak Judi- Betting Taxes adalah pajak pada undian atau lotere
pribadi, perjudian dan sayembara (private lottery, betting &
sweep-stake).
8) Bea Materai, adalah biaya yang dikenakan pada dokumen legal
dan komersial yang berhubungan dengan saham dan properti
tidak bergerak.

2.3.1.3 Kwewnangan Peraturan Pajak Di Singapura

Undang-undang Pajak Penghasilan di Singapura adalah


perundang-undangan yang mengatur mengenai hal perpajakan badan
dan individu. The Inland Revenue Authority of Singapore (IRAS)
didirikan pada tahun 1960 dan dikenal sebagai the Inland Revenue
Department. Badan ini mengintegrasikan semua agen kunci
pengumpulan pendapatan menjadi satu badan, menjadikan
administrasi dan proses pengumpulannya lebih lancar dan teratur.
IRAS juga menjadi tanda sebagai administrasi pajak yang efisien dan
servis pengumpul pajak yang ramah. IRAS bertanggungjawab untuk
pengumpulan pajak penghasilan, pajak property, pajak produk dan
layanan, pajak perjudian, bea materai dan estate duty (namun telah
dihapuskan sejak 15 Februari, 2008).

Sebagai administrasi pajak yang utama untuk menteri


keuangan, IRAS memainkan peran dalam pembuatan kebijakan
pajak dengan memberikan saran kebijakan, dan juga masalah
teknikal dan dampak administrative dari tiap kebijakan. IRAS juga
memonitor perkembangan ekonomi external secara aktif dan pajak
lingkungan untuk mengidentifikasikan area untuk tinjauan dan
perubahan sebuah kebijakan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
lingkungan pajak yang kompetitif yang mendukung pebisnis dan
perkembangannya. Hal lain yang di luar fungsi penghasilan yang
dilakukan oleh IRAS termasuk mewakili pemerintah dalam negosiasi
perjanjian pajak, memberikan saran atas penilaian property dan
pembuatan draft legislasi pajak.
2.3.2 Perpajakan Negara Vietnam

2.3.2.1 Kebijakan Di Vietnam

Negara komunis ini dikenal sebagai produsen kopi dan lada sejak
permulaan abad ke-20. Industri kopinya terus berkembang hingga menjadi
kekuatan ekonomi utama negara ini. Sayang, Vietnam sempat hancur
dihantam perang saudara yang berlangsung lebih dari 10 tahunn.
Kebangkitan Vietnam dimulai dari reformasi Doi Moi yang terjadi setelah
Perang Vietnam. Program itu berhasil mengantarkan Vietnam lolos dari
isolasi politik dan ekonomi. Ekonominya yang berorientasi komunis-sosialis
berubah menjadi ekonomi pasar liberal dan terbuka.

Pada Februari 2016, Vietnam menandatangani perjanjian Trans Pacific


Partnership (TPP), pakta ekonomi yang digagas AS. Bersama Filipina,
negara ini disebut-sebut sebagai salah satu negara Asean yang kebal dengan
krisis global jilid kedua yang berlangsung 2014-2015.

2.3.2.2 Sistem Perpajakan Vietnam

Sistem perpajakan Vietnam adalah self-assessment. Terdapat 2 jenis tarif


PPh Badan di Vietnam, yaitu flat rate dan preferential. Secara umum, PPh
badan dikenakan tarif tunggal sebesar 22%, dan menurut rencana, guna
menyedot lebih banyak investasi asing, akan diturunkan menjadi 20% di
2016. Untuk preferential rate, ada tarif khusus tergantung jenis usaha dan
syarat yang harus dipenuhi. Misalnya, perusahaan migas dikenakan tarif
32%-50%, tambang mineral 40% atau 50% tergantung lokasi, atau
perusahaan yang berinvestasi di bidang sosial dikenakan tarif khusus 10%.

Sementara itu, untuk PPh orang pribadi dikenakan tarif progresif dan tarif
tunggal. Tarif progresif diberikan untuk residen Vietnam yang dibagi
menjadi 7 lapis penghasilan. Adapun, tarif tunggal dikenakan bagi non-
residen Vietnam. Selain itu, bagi penghasilan dari bunga dan royalti
dikenakan withholding tax sebesar 5%-10%.
2.4 Analisis Perbandingan Tarif Pajak Korporasi Indonesia Dengan

Negara Lain

Perhatikan grafik tarif pajak korporasi di beberapa negara berikut ini:

Bedasarkan tabel grafik di atas, Singapura menempati posisi pertama


dengan tarif pajak korporasi terendah sebesar 17%, kemudian Vietnam
menempati posisi ke empat dengan tarif pajak korporasi yang masih relatif
rendah yakni 20% di kawasan ASEAN, sedangkan Indonesia menempati
posisi ke sembilan dengan tarif pajak korporasi 25%.

Tarif pajak korporasi Indonesia jelas tergolong relatif tinggi


dibandingkan dengan Singapura dan Vietnam. Namun, apa yang membuat
tarif pajak korporasi di tiap negara berbeda ? Berikut saya akan uraikan
hasil analisis saya.
2.4.1 Analisis Perbedaan Tarif Pajak Korporasi Di Setiap

Negara

Tinggi rendahnya tarif pajak korporasi di sebuah negara di


pengaruhi oleh:

• Geografi Sebuah Negara

1) Geografi Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara yang


memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak
berpenghuni, yang menyebar disekitar khatulistiwa, yang memberikan
cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU – 11°08'LS
dan dari 95°'BT – 141°45'BT serta terletak di antara dua benua yaitu
benua Asia dan benua Australia/Oseania.

Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara


Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah
1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Pulau terpadat
penduduknya adalah pulau Jawa, di mana setengah populasi Indonesia
bermukim. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas
132.107 km², Sumatra dengan luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas
539.460 km², Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan Papua dengan luas
421.981 km².

2) Geografi Singapura

Singapura terletak pada 1°11’ LU – 1°28’ LU dan antara


103°38’BT – 104°5’ BT, luas wilayah negara ini kurang lebih 658 km
persegi. Terdiri dari 63 pulau, termasuk daratan Singapura. Pulau utama
sering disebut Pulau Singapura tetapi secara resmi disebut Pulau Ujong
(Melayu: berarti pulau di ujung daratan (semenanjung)). Terdapat dua
jembatan buatan menuju Johor, Malaysia: Jalan Layang Johor–Singapura
di utara dan Penghubung Kedua Malaysia–Singapura di barat.
3) Geografi Vietnam

Luas Vietnam 332.698 km2, hampir setara dengan luas Jerman.


Bagian Vietnam yang berbatasan dengan batas-batas internasionalnya
seluas 4 639 km dan panjang pantainya adalah 3444 km.

• Demografi Sebuah Negara

1) Demografi Indonesia

Demografi Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2010


memiliki jumlah penduduk sebesar 237.641.326 juta jiwa, menjadikan
negara ini negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia. Jumlah ini
diperkirakan akan terus bertambah sehingga diproyeksikan pada tahun
2015 penduduk Indonesia berjumlah 255 juta jiwa hingga mencapai 305
juta jiwa pada tahun 2035. Pulau Jawa merupakan salah satu daerah
terpadat di dunia, dengan lebih dari 107 juta jiwa tinggal di Pulau Jawa,
melebihi kepadatan New York.

2) Demografi Singapura

Pada Juni 2019, populasi Singapura mencapai 5,70 juta. Sebagian


besar populasinya adalah bukan penduduk; Dari total penduduk 5,70 juta
jiwa pada 2019, 4,03 juta penduduk (warga negara & penduduk tetap ),
dan 1,68 juta bukan penduduk (setelah pembulatan).

3) Demografi Vietnam

Vietnam mempunyai jumlah penduduk yang banyak yakni hingga


97.040.334 jiwa. Data tersebut bisa anda pantau di demographic survey
questions, kabarnya jumlah penduduk yang banyak tersebut masuk dalam
jumlah penduduk terbanyak di dunia dengan urutan ke-14.
Penjelasan Analisis :

Jika dilihat dari geografinya, jelas negara Indonesia adalah negara


terbesar diantara Singapura dan Vietnam. Negara besar seperti Indonesia
ini membutuhkan pembangunan yang besar pula. Untuk melaksanakan
pembangunan tersebut diperlukan dana yang terus meningkat sejalan
dengan peningkatan volume dan dinamika pembangunan itu sendiri.

Dalam rangka pemenuhan pembiayaan negara baik untuk belanja


rutin maupun pembangunan, sumber penerimaan dalam negeri di luar
migas semakin ditingkatkan pencapaiannya melalui penerimaan dari
sektor pajak, itulah mengapa Indonesia masih membutuhkan tarif pajak
yang relatif tinggi.

Seperti halnya negara demokrasi yang menyebutkan bahwa


pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat, begitu pula dengan pajak. Bisa
dikatakan bahwa pajak berasal dari, oleh dan untuk rakyat sendiri.
Maksud dari hal tersebut yaitu penghasilan atau anggaran dana suatu
negara berasal dari rakyat yang dilakukan melalui pemungutan pajak atau
berasal dari kekayaan alam yang terdapat dalam negara tersebut yang
harus dibayar oleh rakyat atau bisa juga disebut sebagai peralihan
kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara yang digunakan untuk
membiayai kepentingan pemerintah dan kesejahteraan rakyat umum.

Adapun manfaat dari adanya pajak bagi negara yaitu: Membiayai


pengeluaran-pengeluaran negara, seperti: pengeluaran yang bersifat self
liquiditing. Contohnya: pengeluaran untuk proyek produktif barang
ekspor. Membiayai pengeluaran reproduktif, seperti: pengeluaran yang
memberikan keuntungan ekonomis bagi masyarakat. Contohnya:
pengeluaran untuk pengairan dan pertanian. Membiayai pengeluaran
yang bersifat tidak self liquiditing dan tidak reproduktif. Contohnya:
pengeluaran untuk pendirian monument dan objek rekreasi.
Membiayai pengeluaran yang tidak produktif. Contohnya:
pengeluaran untuk membiayai pertahanan negara atau perang dan
pengeluaran untuk penghematan di masa yang akan datang yaitu
pengeluaran untuk anak yatim piatu. Dengan taat membayar pajak
manfaat yang bisa masyarakat terima yaitu: Fasilitas umum dan
infrastruktur, seperti: jalan raya, jembatan, sekolah dan rumah sakit,
Pertahanan dan keamanan, seperti: bangunan, senjata, perumahan hingga
gaji karyawan, Subsidi pangan dan bahan bakar minyak, Kelestarian
lingkungan hidup dan budaya, Dana pemilu, Pengembangan alat
transportasi massa dan lain-lain.

Singapura tidak memerlukan pembangunan sebesar Indonesia,


karena secara geografi luas wilayah negara Singapura mungkin hanya
sebesar kota Jakarta, terlebih populasi Singapura hanya kisaran 5 juta
penduduk, sangat jauh dengan angka populasi Indonesia. Itulah mengapa
tarif pajak Singapura relatif rendah dibandingkan dengan Indonesia.

2.4.2 Analisis Dampak Tarif Pajak Korporasi

2.4.2.1 Analisis Dampak Penurunan Tarif Pajak

Korporasi

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengoptimalkan


penerimaan pajak. Baru-baru ini amnesti pajak diberlakukan dengan
tujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui pengalihan harta ke
Indonesia yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Selain itu, saat ini sedang
dikaji penurunan tarif Pajak Penghasilan Badan dari 25% menjadi 17%.
Kebijakan ini dimaksudkan untuk bersaing dengan negara-negara
tetangga yang menerapkan tarif pajak yang lebih rendah untuk menarik
investasi. Investor yang terkena tarif pajak yang relatif tinggi cenderung
akan memilih negara dengan tarif pajak yang lebih rendah. Tentunya
imbas dari tindakan investor tersebut akan menghilangkan potensi
penerimaan pajak. Langkah opsi penurunan ini ditempuh pemerintah
sebagai upaya optimalisasi pajak.
Alasan kita memerlukan investor asing adalah sebagai berikut:

1) Investasi asing untuk membiayai pembangunan


nasional

Meskipun terdengar klise, tetapi investasi asing sangat diperlukan


untuk pembiayaan program percepatan pembangunan nasional. Aliran
modal asing yang masuk dapat menggerakkan roda perekonomian dan
meningkatkan pendapatan negara. Sebagai gambaran, kita mengetahui
bahwa pembangunan infrastruktur merupakan prioritas utama
pemerintahan Jokowi untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi
Indonesia dan bersaing dalam pasar global. Karena dengan infrastruktur
yang baik, kegiatan produksi dapat semakin efisien sehingga produk yang
dihasilkan memiliki daya saing dalam pasar global.

Namun kendala utama pembangunan infrastruktur adalah


pembiayaan. Berdasarkan Rencana Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019, total kebutuhan biaya infrastruktur Indonesia adalah sebesar
Rp5.000 triliun. APBN sendiri hanya mampu membiayai 8,7 persen dari
total kebutuhan sektor infrastruktur tersebut. Pemerintah kemudian
meminta kontribusi BUMN, termasuk perbankan nasional.

Akan tetapi, kontribusi yang dapat diberikan BUMN nasional


ternyata maksimal hanya 30 persen. Itu pun telah menyebabkan BUMN
gelagapan mencari dana sampai Bank Dunia pun memperingatkan risiko
beban tambahan akibat ‘eksploitasi’ BUMN tersebut.

Masih terdapat gap sebanyak Rp3.000 triliun yang hanya bisa


dipenuhi melalui kontribusi swasta, termasuk investasi asing. Untuk itu,
pemerintah memperkenalkan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha (KPBU) melalui Perpres Nomor 38 Tahun 2015.

Melalui skema KPBU, pemerintah diharapkan dapat terus berupaya


menarik minat pemodal asing untuk bersama-sama melaksanakan
percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Sejauh ini, skema KPBU dipandang cukup berhasil menarik minat
banyak investor asing. Semoga tren positif ini dapat terus berlanjut dan
didukung masyarakat.

2) Investasi asing untuk peningkatan ekspor

Kita mengetahui bahwa saat ini nilai ekspor Indonesia terus


mengalami penurunan hingga memperbesar defisit neraca perdagangan
kita. Indonesia juga termasuk negara yang tingkat diversifikasi produk
ekspornya rendah, sangat bergantung pada ekspor komoditas yang
harganya cenderung tidak stabil. Dibandingkan dengan Malaysia dan
Thailand yang sudah mampu mengekspor produk industri manufaktur,
kontribusi industri manufaktur Indonesia terhadap ekspor malah justru
menunjukkan tren penurunan dari tahun ke tahun. Untuk itu, Indonesia
membutuhkan investasi asing yang berorientasi ekspor yang dikenal
sebagai efficiency-seeking investment.

Sesuai namanya, efficiency-seeking investment mencari negara


tujuan investasi yang paling efisien dalam memproduksi dan mengekspor
produk barang dan jasa. Investasi ini tidak akan datang ke suatu negara
yang kondisi infrastrukturnya buruk dan mengakibatkan biaya produksi
menjadi mahal dan produk yang dihasilkan menjadi tidak kompetitif.
Investasi efficiency-seeking juga tidak akan hadir di negara yang tidak
memiliki banyak perjanjian perdagangan bebas dengan negara lain karena
barang yang diproduksi menjadi sulit untuk diekspor akibat hambatan tarif
dan non-tarif yang dikenakan negara-negara lain. Oleh karena itu, negara
berkembang seperti Vietnam gencar membuat perjanjian perdagangan
bebas dengan banyak negara seperti Uni Eropa, Jepang, dan Korea
Selatan. Maka tidak heran ketika nilai ekspor produk manufaktur Vietnam
saat ini sudah melebihi Indonesia dengan kontribusi investasi asing seperti
Samsung yang sangat tinggi mencapai 70 persen dari total ekspor.
3) Investasi asing mengurangi praktik rent-seeking

Sudah bukan rahasia lagi apabila permasalahan praktik pemburu


rente (rent-seekers) telah menjadi duri yang mendarah daging dalam pola
relasi bisnis dan politik di Indonesia. Dugaan praktik rent-seeking dalam
kasus mafia impor pangan, ketidakpastian dalam urusan perizinan
pertambangan, munculnya makelar sampai praktik KKN telah membuat
distorsi pasar menjadi tidak kompetitif serta sistem perekonomian
Indonesia yang tidak efisien. Padahal syarat utama memenangkan
kompetisi global adalah adanya pasar yang kompetitif dan ekonomi yang
efisien.

Untuk itu, kehadiran investasi asing diperlukan supaya mengurangi


praktik rent-seeking melalui beberapa hal. Pertama, untuk dapat menarik
investasi asing yang berorientasi ekspor, pemerintah akan berupaya keras
untuk membuat iklim investasi Indonesia menjadi lebih kondusif dengan
aturan perizinan yang lebih sederhana dan transparan sehingga dapat
mengurangi praktik rent-seeking.

Kedua, dalam upaya menarik investasi asing, Indonesia umumnya


membuat perjanjian investasi dengan negara investor asing untuk
memberikan jaminan perlindungan dan perlakuan yang sama bagi investor
asing yang berinvestasi di Indonesia. Perjanjian ini juga memiliki
mekanisme penyelesaian sengketa arbitrase yang dapat digunakan investor
ketika negara melanggar komitmennya.

Dengan adanya klausul penyelesaian sengketa ini, negara


diharapkan dapat lebih disiplin dalam menjaga iklim investasi dari praktik
rent-seeking yang membuat ongkos ekonomi menjadi mahal dan tidak
efisien. Pada akhirnya, kehadiran investasi asing dapat membantu upaya
penerapan good governance di Indonesia.
4) Investasi asing membantu penyerapan tenaga kerja

Secara teori, investasi asing yang masuk ke Indonesia tentu akan


berkontribusi terhadap penciptaan lapangan pekerjaan. Namun tingkat
keberhasilan investasi asing dalam menyerap tenaga kerja belum tentu
sama, bergantung pada banyak hal salah satunya jenis investasi asing.

Tren serapan lapangan kerja dari investasi asing belakangan


terlihat menurun meskipun secara statistik terdapat peningkatan arus
investasi asing. Hal tersebut dikarenakan jenis investasi yang masuk
kebanyakan lebih mengutamakan padat modal ketimbang padat karya.
Peran pemerintah juga sangat penting untuk memfasilitasi masuknya
greenfield investment di sektor-sektor baru yang padat karya.

Untuk itu, dibutuhkan kebijakan penanaman modal yang


mendukung pemberian fasilitas tersebut seperti melalui relaksasi Daftar
Negatif Investasi (DNI), pemberian insentif perpajakan, sampai pada
kemudahan perizinan dan usaha.

Selain itu, pemerintah juga dapat mengoptimalisasi peran investasi


asing yang sudah berdiri di Indonesia untuk dapat menyerap lebih banyak
tenaga kerja. Caranya adalah melalui kebijakan yang memfasilitasi
ekspansi investasi asing tersebut.

Selama ini, kita terlalu fokus pada kebijakan investment attraction


dan melupakan investment retention. Padahal, ketika suatu perusahaan
telah berdiri di suatu negara dan mendapatkan keuntungan, perusahaan
tersebut memiliki 2 opsi untuk merepatriasi keuntungan kembali ke negara
asalnya atau menanamkan kembali keuntungannya untuk ekspansi
perusahaan dengan membangun pabrik baru dan menciptakan lapangan
pekerjaan baru.
Namun, perusahaan sulit untuk melaksanakan opsi kedua karena
umumnya terkendala oleh ketidaksiapan kemampuan industri lokal dalam
merespon ekspansi perusahaan mau pun kurangnya kebijakan pemerintah
yang dapat mendukung upaya ekspansi tersebut.

5) Spillover dan multiplier effects investasi asing

Investasi asing juga memiliki manfaat lain baik secara langsung


maupun tidak langsung. Investasi asing yang berorientasi ekspor
umumnya memiliki comparative advantage di bidang teknologi yang
membuat produk barang dan jasa yang dihasilkan menjadi kompetitif
dalam pasar global.

Apabila investasi asing tersebut masuk ke Indonesia dan


mempekerjakan SDM Indonesia, maka secara tidak langsung akan
menimbulkan transfer teknologi yang berujung pada peningkatan kualitas
SDM kita. Contohnya mobil-mobil Jepang produksi di Indonesia yang
kebanyakan merupakan karya anak bangsa.

Selain itu, investasi asing juga berperan dalam menghubungkan


industri lokal ke dalam global value chain sehingga mempercepat upaya
ekspansi ke pasar global. Contoh paling nyata adalah beberapa startup
Indonesia yang sejak disuntik asing langsung menjadi unicorn dan
melakukan ekspansi ke pasar ASEAN.

Investasi asing juga dapat memperkenalkan pelaku usaha di negara


penerima dengan proses bisnis, sistem, praktik manajamen dan know-how
yang baru sehingga melalui interaksi tersebut diharapkan dapat
meningkatkan profesionalitas dan produktivitas dari pelaku usaha
nasional. Contohnya dalam beberapa akusisi bank lokal oleh bank asing
yang ternyata malah berhasil memperkuat struktur dan meningkatkan
kinerja bank merger tersebut.
Dalam era globalisasi ekonomi, peran investasi asing sangat
besar untuk mendukung percepatan pembangunan ekonomi suatu
negara. Tanpa investasi asing, mustahil negara seperti China dapat
menikmati kemajuan ekonomi dan teknologi yang fenomenal
seperti saat ini (China merupakan negara penerima investasi asing
terbesar kedua dunia setelah Amerika Serikat).

2.4.2.2 Analisis Dampak Kenaikan Tarif Pajak

Korporasi

Tarif pajak yang tinggi dapat menyebabkan wajib pajak


melakukan perlawanan pajak, yaitu menghindari pembayaran
pajak. Penghindaran pajak atau perlawanan terhadap pajak adalah
hambatan-hambatan yang terjadi dalam pemungutan pajak
sehingga mengakibatkan berkurangnya penerimaan kas negara.
Perlawanan pajak ini terjadi karena wajib pajak enggan membayar
pajak dengan nominal yang besar.

Selain itu, tarif pajak yang tinggi juga menghambat


pertumbuhan ekonomi karena investor asing pasti akan memilih
negara dengan tarif yang kecil untuk berinvestasi.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pajak adalah iuran yang dipungut negara baik pemerintah pusat


maupun daerah berdasarkan Undang-Undang yang diperuntukkan sebagai
pengeluaran negara

Seperti halnya negara demokrasi yang menyebutkan bahwa


pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat, begitu pula dengan pajak. Bisa
dikatakan bahwa pajak berasal dari, oleh dan untuk rakyat sendiri. Maksud
dari hal tersebut yaitu penghasilan atau anggaran dana suatu negara berasal
dari rakyat yang dilakukan melalui pemungutan pajak atau berasal dari
kekayaan alam yang terdapat dalam negara tersebut yang harus dibayar
oleh rakyat atau bisa juga disebut sebagai peralihan kekayaan dari pihak
rakyat kepada kas negara yang digunakan untuk membiayai kepentingan
pemerintah dan kesejahteraan rakyat umum.

Tarif pajak disetiap negara berbeda-beda. Tarif pajak di Indonesia


sendiri tergolong relatif tinggi dibandingkan Singapura dan Vietnam. Hal
ini disebabkan karena Indonesia memang masih membutuhkan tarif pajak
yang tinggi untuk melaksanakan pembangunan. Tarif pajak ingapura dan
Vietnam yang relatif rendah karena kedua negara tersebut tidak sebesar
Indonesia sehingga tidak memerlukan pembangunan sebesar Indonesia.

Singapura dan Vietnam bisa berkembang dengan tarif pajak yang


relatif rendah yang diberlakukan saat ini karena dengan tarif pajak yang
rendah dapat menarik investor asing untuk berinvestasi di negara-negara
tersebut sehingga penerimaan pajaknya juga berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pajakbro.com/2017/06/pengertian-pajak.htm

https://cerdika.com/pengertian-pajak/

https://www.online-pajak.com/tentang-pajakpay/tarif-pajak

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/18/di-asean-tarif-pajak-
indonesia-kalah-bersaing

https://lifepal.co.id/media/tarif-pajak-korporasi-di-asean/

https://nasional.kontan.co.id/news/menkeu-indonesia-masih-butuh-pajak-tinggi

https://news.ddtc.co.id/tarif-tinggi-bikin-orang-tergoda-hindari-pajak-15441?
page_y=1330

https://economy.okezone.com/read/2019/06/17/320/2067507/indonesia-kok-
kalah-dari-vietnam-begini-penjelasan-sri-mulyani

https://www.pajak.go.id/id/fungsi-pajak

http://dewikumalasariaddress.blogspot.com/2017/10/kebijakan-perpajakan-di-
singapura.html

http://afamidi.blogspot.com/2017/10/kebijakan-perpajakan-negara-vietnam.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia#Geografi

https://id.wikipedia.org/wiki/Singapura#Geografi

https://brainly.co.id/tugas/6891501

https://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam#Geografi

https://id.wikipedia.org/wiki/Demografi_Indonesia

https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Demographics_of_Singapore&hl=id&sl=en&tl=i
d&client=srp&prev=search
https://sufst.com/penduduk-vietnam/

https://www.pajakku.com/read/5d9ee689b01c4b456747b6d2/Pajak-dari-oleh-dan-
untuk-Rakyat

https://pengampunanpajak.com/2016/08/29/kompetisi-pajak-untuk-menarik-
investasi/

https://klikpajak.id/blog/berita-pajak/tarif-pajak-korporasi-di-indonesia/

https://www.jojonomic.com/blog/investor-asing/

Anda mungkin juga menyukai