Jndel<s
PENDAHULUAN
DEFINISI PAJIAK
Terdapat bermacam-macam batas_an atau definisi tentang "pajak" yang dikemukakan
oleh para ahli diantaranya adalah:
Menurut Prof. Di: P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada
negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
m�nurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH, pajak adalah iuran rakyat kepada
Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian
dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari
pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya
digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai
public investment.
Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace
R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah,
bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung
dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk
menjalankan pemerintahan.
Pengertian Pajak menurut UU No. 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga
atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara fangsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pajak dari perspektif ekonomi dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari
kepada sektor publik. Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa adanya pajak
menyebabkan dua situasi menjadi berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan
individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan barang
dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan
barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.
Sementara pemahaman pajak dari perspektif hukum menurut Soemitro
merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang yang
menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah
penghasilan tertentu kepada negara, negara mempunyai kekuatan untuk memaksa
dan uang pajak tersebut harus dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan.
Dari pendekatan hukum ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus
berdasarkan undang-undang sehingga menjamin adanya kepastian hukum, baik
bagi fiskus sebagai pengumpul pajak maupun wajib pajak sebagai pembayar pajak.
Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak baik pengertian secara
ekonomis (pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah)
atau pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran yang dapat dipaksakan) dapat
ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang terdapat pada pengertian pajak antara
lain sebagai berikut:
Perpajakan Indonesia
in dari 1. Pajak dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah
•lusnya daerah berdasarkan atas u:ndang-undang serta aturan pelaksanaannya.
tbiayai 2. Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana (sumber daya) dari sektor
swasta (wajib pajak membayar pajak) ke sektor negara (pemungut pajak/
1orace .. administrator pajak).
rintah, 3. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum
,arkan pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin
tgsung maupun pembangunan.
untuk 4. T idak dapat ditunjukkan adanya imbalan (kontraprestasi) individual oleh
pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh para wajib pajak.
Ketiga 5. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi Kas Negara/Anggaran
m Tata Negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan
orang pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau
lengan melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi
erluan r.i:lengatur / regulatif).
•
donesia Bab 1 • Pendahuluan
■
mengatur ini sering menjadi tujuan pokok dari sistem pajak, paling tidak a
dalam sistem perpajakan yang benar tidak terjadi pertentangan dengan
kebijaksanaan Negara dalam bidang ekonomi dan sosial. Sebagai alat untuk b
mencapai tujuan tertentu di luar bidang keuangan, terutama banyak ditujukan
terhadap sektor swasta. Contohnya dalam rangka menggiring penanaman C
modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam:
fasilitas keringanan pajak. Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri,
pernerintah rnenetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri. 1
t
r
PERBEDAAN PAJAK DAN JENIS PUNGUTAN LAINNYA
r
Retribusi I
Pengertian Retribusi pada umumnya mempunyai hubungan langsung dengan
kembalinya pretasi, karena pembayaran tersebut ditujukan semata-mata untuk
mendapat suatu prestasi tertentu dari pemerintah, misalnya pembayaran retribusi
parkii; retribusi sampah, dan lain:-lain. Sedangkan Pajak tidak mendapat irr.balan l
langsung.
Berbeda dengan pajak pusat seperti Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan
Nilai yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak, Retribusi yang dapat di sebut
sebagai Pajak Daerah dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda).
Sumbangan
Pengertian sumbangan ini tidak boleh dicampur adukkan dengan Retribusi. Pada
retribusi dapat ditunjuk seseorang yang menikmati kontra prestasi dari pemerintah
sedangkan pada sumbangan seseorang mendapatkan prestasi justru tidak dapat
ditunjuk tetapi golongan yang dapat menikmati kontraprestasi. Sebagai contoh . l
sumbangan bencana alam. l
Perpajakan Indonesia
tidak a. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara yang berdasarkan UU tersebut
ngan harus dijamin kelancarannya
mtuk b. Jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperlakukan secara
ukan umum
iman c. Jaminan hukum akan terjaganya kerahasiaan bagi para wajib pajak.
:1cam
�geri, Syarat Pemungutan Pajak
n. Tidaklah mudah untuk membebankan pajak pada masyarakat. Bila terlalu
, tinggi, masyarakat akan enggan membayar pajak. Namun bila terlalu rendah,
maka pembangunan tidak akan berjalan karena dana yang kurang. Agar tidak
menimbulkan berbagai masalah, maka pemungutan pajak harus memenuhi
persyaratan yaitu:
ngan
ntuk Pemungutan pajak harus adil
ibusi Seperti halnya produk hukum pajak pun mempunyai tujuan untuk menciptakan
,alan keadilan qalam hal pemungutan pajak. Adil dalam perundang-undangan maupun
�dil dalam pelaksanaannya.
ahan Contohnya:
,ebut 1. Dengan mengatur hak dan kewajiban para wajib pajak
2. · Pajak diberlakukar. ba.gi setiap warga negara yang memenuhi syarat sebagai
wajib pajak
3. Sanksi atas pelanggaran pajak diberlakukan secara umum sesuai dengan berat
Pada ringannya pelanggaran
ntah
apat Pungutan pajak tidak mengganggu perekonomian
ntoh P�mungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa agar tidak mengganggu
l<ondisi perekonomian, baik kegiatan produksi, perdagangan, maupun jasa.
P emungutan pajak jangan sampai merugikan kepentingan masyarakat dan
menghambat lajunya usaha masyarakat pemasok pajak, terutama masyarakat kecil
dan tnenengah.
ang.
:ing- Pem.u!ngutan pajak harus efisien
1tuk
�l1ia-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemungutan pajak harus di
1erlu
perhitungkan. Jangan sampai pajak yang diterima lebih rendah daripada biaya
pengurusan pajak tersebut. Oleh karena itu, sistem pemungutan pajak harus
Perpajakan Indonesia
. tidak a. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
ungan Penghindaran pajak terjadi sebelum SKP keluai: Dalam penghindaran pajak
ini, wajib pajak tidak secara jelas melanggar undang-undang sekalipun kadang
kadang dengan jelas menafsirkan undang-undang tidak sesuai dengan maksud dan
tujuan pembuat undang-undang.
t pajak Penghindaran pajak dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
p&jak 1. Menahan Diri
:istem Yang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan
1toh: sesuatu yang bisa dikenai pajak. Contoh: tidak menggunakan mobil mewah,
1akan untuk menghindari pengenaan Pajak Penjualan Barang Mewah; tidak konsumsi
minuman keras (alkohol) untuk menghirtdari pengenaan cukai alkohol.
2. Lokasi 'ferpencil
Memindahkan lokasi usaha atau domisili dari lokasi yang tarif pajaknya tinggi
ke lokasi yang tarif pajaknya rendah.
.alam
Contoh:
varga
Di Indonesia, diberikan keringanan bagi investor yang ingin menanamkan
tidak
modalnya di Indonesia bagian Timm: Oleh karena itu, pengusaha yang baru
,ajak.
membuka usaha, atau perusahaan yang akan membuka cabang baru. Mereka
f dan
membuka cabang baru di tempat yang tarif pajaknya lebih rendah.
1esia •
■ . ______________________, r.a
_ d_ _a_hul_ _u_an
.,._ae _b_l_•_P_en
., 1
1. Pengelakan pajak sangat mempengaruhi persaingan sehat di antara 1.
para pengusaha. Maksudnya, pengusaha yang melakukan pengelakan
pajak dengan cara menekan biayanya secara tidak wajar. Sehingga,
perusahaan yang mengelakkan pajak memperoleh keuntungan yang lebih
besar dibandingkan pengusaha yang jujur Walaupun dengan usaha dan
produktivitas yang sama, si pengelak pajak mendapat keuntungan yang
lebih besar dibandingkan dengan pengusaha yang juju.t: 2.
2. Pengelakan pajak menyebabkan stagnasi pertumbuhan ekonomi atau
perputaran roda ekonomi. Jika mereka terbiasa melakukan pengelakan pajak,
mereka tidak akan meningkatkan produktifitas mereka. Untuk memperoleh
laba yang lebih besar, mereka akan melakukan pengelakan pajak.
3. Langkanya modal karena wajib pajak berusaha menyembunyikan
penghasilannya agar tidak diketahui fiskus. Sehingga mereka tidak berani
menawarkan uang hasil penggelapan pajak tersebut ke pasar modal.
■
•
Perpajakan Indonesia Bab
mtara 1. Hukutr.. pajak materiil, memuat norma-norma yang menerangkan keadaan,
ilakan perbuatan, peristiwa hukum yang dikenankan pajak (objek pajak), siapa
ngga, yang dikenakan pajak (subjek), berapa bes�r pajak yang dikenakan, segala
� lebih sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum
.a dan antara pemerintah dan wajib pajak. Sebagai contoh: Undang-undang Pajak
. yang Penghasilan.
2. Hukum pajak formal, memuat bentuk /tata cara untuk mewujudkan hukum
. atau materiil menjadi kenyataan, hukum pajak formal ini memuat, antara lain:
pajak, a. Tata cara penetapan utang pajak.
�roleh b. Hak-hak fiskus untuk mengawasi Wajib Pajak mengenai keadaan,
perbuatan dan peristiwa yang dapat menimbulkan utang pajak.
yikan c. Kewajiban Wajib Pajak sebagai contoh penyelenggaraan pembukuan
>erani pencatatan, dan hak-hak Wajib Pajak mengajukan keberatan dan banding.
nesia ■
■
2. Azas sumber. Negara yang menganut azas sumber akan mengenakan pajak atas Pe
suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan hanya a.
apabila penghasilan yang akan dikenakan pajak itu diperoleh atau diterima
oleh orang pribadi atau badan yang bersangkutan dari sumber-sumber yang
berada di negara itu. Dalam azas ini, tidak menjadi persoalan mengenai siapa
dan apa status dari orang atau badan yang memperoleh penghasilan tersebut b.
sebab yang menjadi landasan pengenaan pajak adalah objek pajak yang timbul
atau berasal dari negara itu. Contoh: Tenaga kerja asing bekerja di Indonesia
maka dari penghasilan yang didapat di Indonesia akan dikenakan pajak oleh
pemerintah Indonesia.
3. Azas kebangsaan atau azas nasionalitas atau disebut juga azas kewarganegaraan (nationali tyl
citizenship principle). Dalam azas ini, yang menjadi landasan pengenaan St
pajak adalah status kewarganegaraan dari orang atau badan yang memperoleh
penghasilan. Berdasarkan azas ini, tidaklah menjadi persoalan dari mana a.
penghasilan yang akan dikenakan pajak berasal. Seperti halnya dalam azas
domisili, sistem pengenaan pajak berdasarkan azas nasionalitas ini dilakukan
dengan cara menggabungkan azas nasionalitas dengan konsep pengenaan pajak
atas world wide income.
Perpajakan Indonesia
k,atas Pernbagian pajak menurut Pemungutan
1anya a. Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
�rima untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak
yang Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan
siapa Bangunail., dan Bea Meterai.
sebut b. Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
mbul digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Contoh: pajak reklame,
nesia pajak hiburan, dan lain-lain.
: oleh
iality/
CARA PEMUNGUTAN PAJAK
naan Stelsel Pajak
roleh Cara pemungutan pajak dilakukan berdasarkan 3 stelsel:
nana a. Stelsel nyata (riil stelsel)
azas Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan) yang nyata, sehingga
Llkan pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah
Jajak penghasilan yang sesungguhnya telah dapat diketahui. Kelebihan stelsel ini
adalah pajak yang dikenakan lebih realistis. Kelemahannya adalah pajak baru
dapat dikenakan pada akhir periode (setelah penghasilan riil diketahui)
b. Stelsel anggapan (fictieve stelsel)
lkan Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang
rang undang, misalnya, penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun
sebelumnya sehingga pada awal tahun pajak telah dapat ditetapkan besarnya
1n ke pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan. Kelebihan stelsel ini adalah
pajak dapat dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir
tahun.
mya Kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan
yang sesungguhnya.
nya c. Stelsel campuran
laan stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada
awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian
n.ya, pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya.
han Apabila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar dari pada pajak menurut
anggapan, maka Wajib Pajak harus menambah kekurangannya. Demikian pula
sebaliknya, apabila lebih kecil maka kelebihannya dapat diminta kembali.
•■
1esia
-.•■_
-Bab_l_ _ a _hu_l_ua_n
_ nd_
•_Pe_
______________________,�
Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dapat dibagi menjadi:
a. Official Assfssrnent Sy_stem
Adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah
(fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri Official
Assessment System:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada
fiskus.
2) Wajib Pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan paja� oleh
fiskus.
b. Self-assessment System
Adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung
jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayai;
dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayai:
c. Withholding System
Adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga
untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
Pajak.
---
Perpajakan Indonesia ■
■
1. Jelaskan pengertian Pajak!
-rintah
2. Sebutkan perbedaan Pajak, Retribusi dan Sumbangan. Berikan contoh.
)jficial
3. Sebutkan fungsi dari pajak! .
4. Jelaskan pembagian pajak menurut azas pemungutan pajak!
pada
5. Apa yang dimaksud dengan Perlawanan Terhadap Pajak! Berikan contoh.
6. Apa pula yang dimaksud dengan Pengelakan Terhadap Pajak!
Be1·ikan contoh.
oleh
7. Jelaskan m-aksud dari Pemungutan Pajak harus berazas pada efisie.nsi.
Be-rik�1 eontoh.
,Apa y-at1,g dimaksud den@m1, sistem Self-assesment!
�gung
Jayar;
�etiga
Wajib
··----··rf
nesia �� b 1 • Pe�_dahuluan
.. - •
NOMOR POKOK WAJIB
PAJAK (NPWP) DAN NOMOR
PENGUKUHAN PENGUSAHA
KENA PAJAK (NP.PKP)
DEFINISI
Beberapa pengertian yang harus diketahui menurut UU No. 28 tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, adalah:
1. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan per
pajakan.
2. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha
milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama clan dalam bentuk
apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan,
yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,
lernbaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan Un
bentuk usaha tctap. ber
3. Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang obj
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor me
barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan me
barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau dib
memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.
4. Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk dai
menghitung, menyetm� dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatu be1
jangka waktu tertentu sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang ini. Di1
5. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecu:ali bila Wajib me
Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. yar
6. Bagian Tahun Pajak adalah bagian dari jangka waktu 1 (satu) Tahun Pajak. Per
7. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam sul
Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak sesuai dcngan rne
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Paj
8. Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab ber
atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi hie
kewajiban WajibPajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ber
perpajakan.
No
Perpajakan lndonesia
wf
lainnya, Dalam Pasal 2 UU No. 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang
ktif dan Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
berbunyi bahwa Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan
1n yang objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib
tg1mpor mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
tfaatkan meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya
.sa, atau diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
Yang berarti Semua Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif
k untuk dan objektif sesuai dengan ketenfuan peraturan perundang-undangan perpajakan
n, sur1.tu herdasarkan sistem self-assessment, wajib mendaftarkan diri pada kantor
1g ini. Direktorat Jenderal Pajak untuk dicatat sebagai Wajib Pajak dan sekaligus untuk
Najib mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak. Persyaratan subjektif adalah persyaratan
.de:r: yang sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak dalam Undang-Undang Pajak
jak. Penghasilan 1984 dan perubahannya. Persyaratan objektif adalah persyaratan bagi
:, dalam subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan atau diwajibkan untuk
dengan melakukan pemotongan/pemungutan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
Pajak Penghasilan 1984 dan perubahannya. Kewajiban mendaftarkan diri tersebut
g jawab berlaku pula terhadap wanita kawin yang dikenai pajak secara terpisah karena
menuhi hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis
.dangarl berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta.
Wanita kawin selain tersebut di atas dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh
Nomor Pokok Wajib Pajak atas namanya sendiri agar wanita kawin tersebut dapat
melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari hak dan
kewajiban perpajakan suaminya.
b Pajak
Terhadap Wajib Pajak yang sudah memenuhi kewajiban objektif dan subjektif
ti tanda
tetapi tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak
Najiban
dikenai'sanksi sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan
dan kepadanya dapat diberikan NPW P secara jabatan.
b Pajak
atau
PENDAFTARAN NPWP DAN PKP MELALUI ELEKTRONIK tidal
(ELECTRONIC REGISTRATION)
Pendaftaran NPWP danPKP oleh WajibPajak dapat juga dilakukan secara elektronik •
yaitu melalui internet di situs Direktorat JenderalPajak dengan alamat www.pajak.
go.id. Wajib Pajak cukup memasukan data- data pribadi (KTP/SIM/ Paspor) untuk •
dapat memperoleh NPWP.
Berikut langkah-langkah untuk mendapatkan NPWP melalui internet:
• Cari situs Direktorat Jenderal Pajak di Internet dengan alamat www.pajak.
go.id;
Perpajakan Indonesia
■
■
--·-·-
Bab'
menjadi • Selanjutnya anda memilih menu e-reg (electronic registration);
• Pilih m2nu "buat account baru" dan isilah kolom sesuai yang diminta;
ilampiri • Setelah itu anda akan masuk ke menu "Formulir Registrasi Wajib Pajak Orang
Pribadi". Isilah sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KT P) yang anda miliki;
• Anda akan memperoleh Surat Keterangan Terdaftar (SKT ) sementara yang
:m dari berlaku selama 30 (tiga puluh) hari sejak pendaftaran dilakukan. Cetak SKT
sementara tersebut beserta Formulir Registrasi Wajib Pajak Orang Pribadi
�rangan sebagai bukti anda sudah terdaftar sebagai Wajib Pajak;
• Tanda tangani formulir registrasi, kemudian kirimkan/sampaikan langsung
bersama SKT sementara serta persyaratan lainnya ke Kantor Pelayanan Pajak
seperti yang tertera pada SKT sementara anda. Setelah itu anda akan menerim.a
kartu NPW P dan SKT asli.
j j ( )
��-1 • _Nor11or Pokok Wa ib Pa ak NPWP dan ... _ 23
•
Tujuan dilakukannya pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak
dalam memenuhi semua kewajiban perpajakannya selama terdaftar sebagai Wajib
Pajak di KPP lama sampai dengan tahun pajak atau masa pajak terakhir sebelum
tahun atau masa pajak berpindahnya tempat terdaftar Wajib Pajak. SE!
Jika Wajib Pajak telah resmi terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak yang Jeni
barn, berkas clan uraian singkat dikirim Kantor Pelayanan Pajak Lama ke Kantor Kati
Pelayanan Pajak Baru. Dalam uraian singkat yang dianggap perlu diketahui oleh
All
KPP baru adalah:
• Jumlah tunggakan pajak yang masih harus ditagih;
• Sudah sarnpai dimana tindakan penagihan terhadap hutang pajak atas W ajib
Pajak yang melakukan pindah alamat; B ,
• Apakah masih ada permohonan restitusi atau surat keberatan Wajib Pajak yang
belum diselesaikan.
ak yang 0 D
□ □
Jenis Pemindahan: Permohonan Wajib Pajak Permohonan Wajib Pajak
1,
Nomor Pokok Wajib Pajak CD �� .__� □ c:r:::o □=□
1s Wajib
2. Nama Wajib Pajak
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
Gelar Depan I I I I I I I I I Gelar Belakang I I I I I I I I I
B. ALAMAT BARU
Alamat tempat tinngalltempat kedudukan
Blok
Nomor J I
RT/RW
Kelurahan/Desa
rndanG Kecamatar.
porkan Kota/Kabupaten
Kade Pos
rreliputi Propinsi
No. Handphone
1g Kena E-mail 1777
: sesuai C. PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibalnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan kelenluan perundang-undangan yang berlaku, saya
menyatakan bahwa apa yang lelah saya beritahukan di alas adalah benar dan lengkap
gusaha Tanggal
Telah ditelili' Petugas, Pemohon,
t untuk
erbitan
n tidak
� dapat NIP ,. ..................................
Barang
Sudirman Kav 123 pada lantai 13 menerbitkan Faktur Pajak kepada pelanggannya. b
Pada saat pelanggan Perusahaan A dilakukan pemeriksaan pajak oleh Fiskus dan ti
pada saat konfirmasi PPN atas Faktur Pajak yang dibuka Perusahaan A ternyata p
PPN yang dipungut oleh perusahaanA tidak disetor. Dikatakan Faktur Pajak Fiktif jika
perusahaan A menerbitkan Faktur Pajak yang tidak sesuai dengan barang yang dibeli [
dengan barang yang dijual, misalnya perusahaan A membeli karet, pembungkus, Temp
tapioka, gu la, roti, minyak goreng tetapi dibuka faktur pajak oleh perusahaan A B
kepada pelanggannya adalah sesuai dengan jenis usahanya yaitu: besi baja atau besi priba
beton. Kejadian di atas mengakibatkan Faktur Pajak yang dibuka oleh Perusahaan peda:
A menjadi Fiktif karena faktur pajak yang ditransaksikan bukan transaksi yang di sa1
sebenarnya. Faktor lain yang menyebabkan Faktur Pajak Fiktif adalah Perusahaan wilay
A telah pindah alamat dan tidak diketahui alamat yang pasti sehingga pada saat diri p
pemeriksaan ke lapangan oleh Pelanggan Perusahaan A pada alamat yang tertera kegia
dalam Faktur Pajak, ternyata Gedung PQR tepat berada di Jl. Jenderal Sudirman
Kav 123, lantai 13, sudah ditempati perusahaan lain, atau banyak kasus yang terjadi F
adalah perusahaan penerbit faktur beralamat di rumah bodong (ruko, rumah bias:, TI
toko kasur dan beberapa di antaranya malah rumah yang sudah dijual). • r
Verifikasi lapangan PKP juga perlu dilaksanakan dalam hal: I
• PKP pindah alamat usaha ke wilayah KPP yang berlainan. Dalam hal demikian, • I
maka KPP baru (dimana alamat PKP yang baru berada) harus melakukan
verifikasi lapangan PKP. Jika pindah alamat usaha terjadi masih dalam satu
TEM
wilayah KPP, maka verifikasi lapangan PKP tidak perlu dilaksanakan.
• Wajib Pajak yang semula terdaftar bukan sebagai PKP, kemudian mengajukan Tem1
permohonan sebagai PKP. men�
Pelaf
Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat Pelaporan Usaha
• Pengusaha orang pribadi berkewajiban melaporkan usahanya pada kantor WA
Direktorat Jencleral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
Wajil
PenguscihJ. dzm tempat kegiatan usaha dilakukan, sedangkan bagi Pengusaha term
bc1dan bcrkewajiban melaporkan usahanya tersebut pada kantor Direktorat mod;
Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Pengusaha dari I
dan tempat kegiatan usaha dilakukan.
•Bab 1
■
PerpaJakan lndone�
• Dengan demikian, Pengusaha orang pribadi atau badan yang mempunyai
tempat kegiatan usaha di wilayah beberapa kantor Direktorat Jenderal Pajak
�nderal wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
;annya. baik di kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat
�us clan tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha maupun di kantor Direktorat Jenderal
2rnyata Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan.
ktif jika
g dibeli Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan Tempat Pendaftaran dan/atau
mgkus, Tempat Pelaporan Usaha selain yang disebutkan di atas, yaitu:
haanA Bagi Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu, yaitu Wajib Pajak orang
au besi pribadi yang mempunyai tempat usaha tersebar di beberapa tempat, misalnya
sahaan pedagang elektronik yang mempunyai toko di beberapa pusat perbelanjaan,
,1 yang di samping wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang
sahaan wilayah kerjanya meliputi tern pat tinggal Wajib Pajak, juga diwajibkan mendaftarkan
da saat diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tertera kegiatan usaha Wajib Pajak dilakukan.
lirITii.111
terjadi Fungsi pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dipergunakan untuk
1 biasa, • mengetahui identitas Pengusaha Kena Pajak yang sebenarnya;
• melaksanakan hak dan kewajiban di bidang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
PenjualanAtas Barang Mewah;
nikian, • pengawasan administrasi perpajakan.
kukan
m satu
TEMPAT PENDAFTARAN WAJIB PAJAK TERTENTU
ajukan Ternpat pendaftaran Wajib Pajak Tertentu diatur dengan peraturan PER-13/PJ ./2014
mengenai perubahan PER-28/PJ/2012 tentang Tempat Pendaftaran dan/atau Tern pat
Pelaporan Usaha untuk Wajib Pajak Tertentu.
�antor WAJIB PAJAK 'ertentu ,dan Pel�poran Usaha Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat
PKP TertentU Pelapofan Usaha
inggal
Wajib Pajak badan usaha miHk Negara, Kantor Pelayanan Pajak Badan Usaha
�usaha termasuk anak p1�rusahaan yang penyertaan
Milik Negara
:ktorat modal baik langsung maupun tidak langsung
;usaha dari badan usaha milik Negara lebih dari 50%.
· -
Jonesia-,f
....
Bab 1 • Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan ...
,--· -
WAJIB PAJAK Tertentu dan Pelaporan Usaha Tempat Pendaftaran dan/atau Tempat WAJIE
PKP Tertentu Pelaporan Usaha
-- --------
Wajib Pajak penanaman modal asing yang tidak Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Wajib P,
masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha usaha d
di sektor industri kimia dan barang galian non Modal Asing Satu
logam. -- Wajib P,
Wajib Pajak penanaman modal asing yang tidak Kantor Pelayanan Pajak Penanaman usaha d
masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di Pribadi
Modal Asing Dua
sektor industri logam dan mesin
Wajib �\
Wajib Pajak penanaman modal asing yang tidak Kantor Pelayanan Pajak Penanarnan orang p,
masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di Keputu:
Modal Asing Tiga
sektor pertambangan dan perdagangan
Wajib Pajak penanaman modal asing yang tidak Kantor Pelayanan Pajak Penanarnan
masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di De
Modal Asing Empat
sektor industri tekstil, makanan dan kayu maka V
Wajib Pajak penanaman modal asing yang tidak Kantor Pelayanan Pajak Penanaman KPPP}
masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di BUMN
Modal Asing Lima
sektor agribisnis dan jasa
Wajib Pajak penanaman modal asing yang tidak Kantor Pelayanan Pajak Penanaman
masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha
Modal Asing Enam
PEMB
disektor jasa dan perdagangan
Wajib I
Wajib Pajak bentuk usaha tetap yang Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang
berkedudukan di Daerah Khusus lbukota Jakarta mendc
Asing Satu
dan orang asing yang bertempat tinggal di Pokok
Daerah Khusus lbukota Jakarta, yang berasal Hal ini
dari negara-negara di benua Asia dan Afrika,
termasuk Maldives, Cape Verde, Comoros, oleh D
Mauritius, Mayotte, Saint Helena, Seychelles, tersebt
Sao Tome dan Principe
atau di
Wajib Pajak bentuk usaha tetap yang Kantor Pelayanan Pajak Badan dan Orang
berkedudukan di Daerah Khusus lbukota Jakarta KE
Asing Dua
dan orang asing yang bertempat tinggal di dan/at,
Daerah Khusus lbukota Jakarta, yang berasal cjmak
dari negara-negara selain negara sebagaimana
dimaksud pada KPPBadora Satu atas U
Wajib Pajak badan besar tertentu yang KPP Wajib Pajak Besar Satu Cara f
melakukan kegiatan usaha di sektor danol::
pertambangan dan jasa penunjang
pertambangan paling
Wajib Pajak badan besar tertentu yang KPP Wajib Pajak Besar Dua atau d
melakukan kegiatan usaha di sektor industri, H
perdagangan, dan jasa.
pengu
terpen
Wajib Pajak BUMN yang melakukan kegiatan KPP Wajib Pajak Besar Empat
usaha di sektor jasa dan Wajib Pajak Orang
Pribadi tertentu.
"
Wajib Pajak perusahaan besar tertentu dan/atau Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak
qrang pribadi tertentu yang di�etapkan dengan
Besar dan Kantor Pelayanan Pajak Madya.
Keputusan Direktur Jenderal P-ajak .., .
Dengan pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Modern, yaitu: KPP Madya;
maka Wajib Pajak Tertentu pada KPP PMA 1, KPP PMA 2, KPP PMA 3, KPP PMA 4,
KPP PMA 5, KPP PMA 6, KPP Badora 1, KPP Badora 2, KPP Masuk Bursa dan KPP
BUMN dipindahkan ke Kantor Pelayanan Pajak Madya.
J
paling lama 5 (lima) tahun sebelum diterbitkannya Nornor Pokok Wajib Pajak dan/
atau dikukuhkannya sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Hal ini berarti: dalarn penerbitan Nornor Pokok Wajib Pajak dan/atau
pengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan harus rnernperhatikan saat
terpenuhinya persyaratan subjektif dan objektif dari Wajib Pajak yang bersangkutan .
e. -- -
Perpajakan Indonesia
■•
.,;ab 1 • Ne
menuhan 1. Wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat
mdangan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan serta tidak ingin melaksanakan
hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah dari suaminya;
'.:ljib Pajak
J· Wanita kawin yang memiliki NPWP berbeda dengan NPWP suami dan
iaftarkan pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakannya digabungkan
ukuhkan dengan pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan suami; atau
nNomor k. . Anak belum dewasa yang telah memiliki NPWP.
.jak telah
1eratu
ran Ketentuan tersebut sesuai dengan SE-09/PJ.04/2007 tentang Penegasan atas
jakannya Pelaksanaan Pemeriksaan Dalam Rangka Penghapusan NPWP/Pencabutan PKP.
Dalam rangka penyeragaman pelaksanaan pemeriksaan atas Penghapusan
NPWP/Pencabutan PKP sebagaimana diatur dalamPeraturan Direktur JenderalPajak
N omor KEP-161/PJ./2001 tentang Jangka WaktuPendaftaran DanPelaporan Kegia tan
Usahal Tata Cara Pendaftaran Dan Penghapusan N omor Pokok Wajib Pajak, Serta
)irektur
Pengukuhan Dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Surat Edaran
Direktur Jenderal Pajak N omor SE-03/PJ.7/2005 tentang Kebijakan Pemeriksaan
ggalkan
Rutin dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak N omor SE-07/PJ.7/2005 tentang
Kebijakan Pemeriksaan Tujuan Lain dan untuk memberikan kepastian hukum
in atau
kepada Wajib Pajak, dengan ini ditegaskan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemeriksaan dalam rangka penghapusan NPWP/Pencabutan PKP dapat
ahanya
dilakukan berdasarkan:
a. Permohonan Wajib Pajak atau Kuasanya; atau
,ebagai
b. Hasil analisis data dan penelitian terhadap administrasi perpajakan oleh
ayaran;
Petugas Pajak.
elama-
lamanya.
Perpajakan lnd?nesi_a_,,
......
Bab 1
,i atau b. Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai SubjekPajak sudah
selesai dibagi;
lama- c. · Wajib Pajak yang memiliki lebih dari 1 (satu) NPWP untuk menentukan
NPWP yang dapat digunakan sebagai sarana administratif pemenuhan
pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan.
iksaan
cukan 7. Pemeriksaan U ntuk Tujuan Lain dalam rangkaPenghapusan NPWP/Pencabutan
1ntuk PKP atas Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada angka 6 dapat dilakukan
mJang dengan Pemeriksaan Sederhana K anto:i:
:saan.
sedur Mengingat Pemeriksaan Tujuan Lain pada prinsipnya dimaksudkan untuk
memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak, bagi KPP yang telah menerapkan
sistem administrasi perpajakan modern, maka pemeriksaan dalam rangka
r dan penghapusan NPWP/Pencabutan PKP atas Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
poran pada angka 6 dapat dilakukan oleh Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak atau
sulan pegawai selain Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak yang memiliki keahlian
dibidang pemeriksaan yang ditunjuk oleh K epala K anto:i:
tidak Jadi, penghapusan N omor Pokok Wajib Pajak dilakukan apabila utang pajak
nnya telah dilunasi atau hak untuk melakukan penagihan telah daluwarsa, kecuali dari
hasil pemeriksaan diketahui bahwa utang pajak tersebut tidak dapat atau tidak
inuhi mungkin ditagih lagi antara lain karena:
-: lagi l. WajibPajak orang pribadi meninggal dunia dengan tidak meninggalkan warisan
dan tidak mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak dapat ditemukan; atau
Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan.
Perpajakan lndon� .. ��
34 •
1. Apa fungsi NPWP dan NP.PKP?
Pajak 2. Sebutkan dan jelaskan bagaimana memperoleh NPWP?
lOnan 3. Sebutkan dan jelaskan bagaimana mengukuhkan diri sebagai Pengusaha
mtuk Kena Pajak?
sejak 4. Apa yang menyebabkan Wajib Pajak pindah dari satu KPP ke KPP lain?
5. Bagaimana melakukan pengajuan pindah Kantor Pelayanan Pajak jika
matu Wajib Pajak Orang Pribadi pindah alamat yang wilayah kerja Kantor
tlkan. Pelayanan Pajak yang baru. Jelaskan!
uhan 6. Bilakah NPWP dan NP. PKP itu diberikan secara jabatan?
1arus 7. Seorang Wajib Pajak dapat mengajukan penghapusan NPWP, pada
onan saat bagaimana?
8. Bagaimana mengajukan penghapusan NPWP kepada Direktorat
uatu Jenderal Pajak?
ggap 9. Berapa lama NPWP dan NP.PKP itu dihapuskan? Sebutkan
Kena Dasar Hukumnya!
n.gka 10. Silvia adalah seorang wanita dan bekerja pada salah satu perusahaan
swasta di Riau dan telah memiliki NPWP sejak Juli 2007 yang pada saat
than itu diberikan secara jabatan oleh pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
dan Pertanyaannya adalah apakah dia masih memiliki kewajiban ber-NPWP
·atau mengingat pa da bulan November 2007 dia telah melangsungkan pernikahan
dengan suami yang telah memiliki NPWP. Bisakah NPWP dihapuskan?
Bagaimana dengan kewajiban PPhnya?
11. Bagaimana tata cara perubahan data Wajib Pajak ?
12. Saat ini Bapak Budi memiliki 2 (dua) NPWP atas nama dia sendiri. NPWP
terakhir yang Bapak Budi peroleh merupakan NPWP yang ditetapkan
secara jabatan. Yang ingin Bapak Budi tanyakan adalah NPWP mana yang
harus dipakai terutama untuk kewajiban pelaporan Surat Pemberitahuan
(SPT)? Apakah salah satu bisa dihapus?
------
Bab 1 • Numor Pokok Wajib PaJak (NPWP) dan ...
•
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
DAN SUR)�T SETORAN PAJAK
(SSP)
DEFINISI
Menurut UU No. 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Unclang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum clan Tata Cara Perpajakan, Surat
Pemberitahuan/SPT aclalah: surat yang oleh Wajib Pajak cligunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak clan/atau bukan objek pajak,
dan/atau harta clan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
unclangan perpajakan.
•
• SPT Masa PPh Pasal 4 ayat 2;
• SPT Masa PPh Pasal 15;
• SPT Masa PPh Pasal 19;
• SPT Masa PPh Pasal 21 dan Pasal 26;
• SPT Masa PPh Pasal 23 dan Pasal 26;
• SPT Masa PPh Pasal 25;
• SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang :t-viewah; ·
• SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Bara�g Mewah
bagi Pemungut.
Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan bena� lengkap, dan
jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab,
satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor
..
Direktorat Jenderal Pajak ternpat Wajib Pajak tcrdnftar atau dikukuhkan atau tempat
lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Penandatanganan yang dimaksud dapat dilakukan secara biasa, dengan
tanda tangan stempel, atau tanda tangan elektronik atau digital, yang semuanya
mempunyai kekuatan hukum yang sama, yang tata cara pelaksanaannyJ diJtur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Wajib Pajak dapat rnengambil sendiri Surat Pemberitahuan di tern pat yang
wah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak atau mengambil dengan cara lain yJng
tata cara pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan, atau melalui homepage DJP: http://www.pajak.go.id atau mencetak/
hun menggandakan/fotocopy dengan bentuk dan isi yang sarna dengan aslinya.
Wajib Pajak boleh menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa
.tau asing dan mata uang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan
dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan satuan mata uang selain Rupiah
gka yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
:i.an Yang dimaksud dengan mengisi Surat Pemberitahuan adalah mengisi formulir
,eri Surat Pemberitahuan, dalam bentuk kertas dan/atau dalam bentuk elektronik,
lan dens:m bena:r; lengkap, d;m jelas sesuai dengan petunjuk pengisian yang diberikan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Jas Yang dimaksud dengan bena:r; lengkap, dan jelas dalam mengisi Surat
un Pemberitahuan adalah:
• benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan
an sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;
71 • lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pzijak
dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan; dan
• jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak clan unsur
unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan.
Surat Pemberitahuan yang telah diisi dengan benar, lengkap, clan jelas tersebut
m wajib disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar
b, atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
)Y Kewajiban penyampaian Surat Pemberitahuan oleh pemotong atau pemungut pajak
dilakukan untuk setiap Masa Pajak.
..
Bab 3 • Surat Pemberitahuan (SPT) dan Surat Setoran PaJak (SSP)
- • 39
FUNGSI SPT
Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak Pajak Pe11ghasilan adalah sehagai
sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah
pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
1. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau
melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) Tahun Pajak
atau Bagian Tahun Pajak;
2. penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak;
3. harta dan kewajiban; dan/atau
4. pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau
pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana
untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak
Pertarnbahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sebenarnya
terutang dan untuk melaporkan tentang:
] . pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran; dan
2. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh
Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Pe1·pajakan Indonesia
No. Uraian Terutang Bayar/Setor Lapar
1 PPh J:a�al '4.ayat Pada saat dilakukan P�ling lan:ia tanggal Paling lambat 20 hari
tgai
(i) (dipotong oleh pembayaran atau pada setelah Masa Pajak
10 (sepuluh) hulan
llah Pemotong Pajak) akhir bulan terutangnya
takwim berikufnya
berakhir (SPT Masa).
PPh fjnal penghasilan yang
l1 i �
bersangkutan, tergantung
setelah Masa Pajak
berakhir.
tau peristiwa yang terjadi
I terlebih dahulu
jak
2 PPh Pasal 4 ayat Pada saat diterima Paling lama tanggal 15 Paling lambat 20 hari
(2) (dibayar sendiri) pembayaran atau pada (lima belas) bulan takwim setelah Masa Pajak
PPh Final akhir bulan terutangnya berikutnya setelah Masa berakhir (SPT Masa).
penghasilan yang Pajak berakhir.
bersangkutan, tergantung
au peristiwa yang terjadi
terlebih dal,ulu
iak
:f P.>,Ph Pasal 15 Pada saat dilakukan Paling lama tanggal 10 Paling lambat 20 hari
{dl'potonfoleh pembayaran atau· pada (sepuluh) �ulan takwim setelah Masa Pajak
Pemotong Pajak) akhir bulan terutangnya , berikutnya setelah Masa berakhir (SPT Masa).
PPh �inal penghasilan yang Pajak berakhir.
na bersangkutan, tergantung '
•
■ Bab 3 •-
Surat Pemberitahuan (SPT) dan Surat Setoran Pajak (SSP)
----- -- - ••
.' . . .,.. . . . ,. . �i-
No.' ··("',· .. , Uratan�· • � :.;,. ••
,.,!IJI• ,..i,.1�f.!ffljng�;;,..i.•:,ci1jo., ,,.,:.,.;;Bayar/Setor�...:,.......,h,l:iiJ,.�, .. •1�!)/J�P�.,_, ... i,..e.,•,
8 PPh Pasal 25 Paling lambat tanggal 15 Paling lambat 20 hari 14
bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak
setelah Masa Pajak berakhir (SPT Masa).
berakhir. Jika pembayaran PPh
Pasal 25 telah mendapat
validasi dengan NTPN
(Norn or Transaksi
Penerimaan Negara)
maka dianggap telah
disampaikan ke KPP
�esuai denqantanggal
yang tercantum pada SSP.
9 PPh Pasal 22, PPN, PPh Pasal 22 Pada saat Bersamaan dengan saat
dan PPn BM lmpor pembayaran, kecuali pembayaran Be1 Masuk.
Dilunasi Sendiri ditetapkan lain oleh
Menteri Keuangan.
II
ll PPh Pasal Pada saat pembayaran, Pada hari yang sama Paling lambat 14 hari
kecuali ditetapkan lain dengan pelaksanaan setelah Masa Pajak
22 Dipungut
oleh Menteri Keuangan pembayaran atas berakhir
Bendaharawan
penyerahan barang yang
Pemerintah
dibiayai dari APBN/APBD
I.
12 PPh Pasal 22 dari Pada saat pembayaran, Paling lama tar,ggai Paling lambat 20 hc_;ri
Penyerahan oleh kecuali ditetapkan lain l 0 (sepuluh) bulan setelah Masa Paj2k
Pertamina dan oleh Menteri Keuangan berikutnya. berakhir (SPT Masa)
Penyerahan Migas
oleh Badan Usaha
Lain
13 PPh Pasal 22 Pada saat pembayaran, Paling lambat tanggal 10 Paling lambat 20 hari
kecuali ditetapkan lain bulan takwirn berikutnya 1:etelah Masa Pajak
Dipungut oleh
oleh Menteri Keuangan berakhir (SPT Masa)
Badan Tertentu
selain Pertamina
dan Badan
Usaha Lain yang
Menyerahkan
Prociuk Migas
- Saat harga
penyerahan
dinyatakan sebagai
piutang
- Saat harga
penyerahan ditagih
- Saat harga
penyerahan diterima
. pembayarannya,
baik sebagian atau
seluruhnya atau
- Saat
ditandatanganinya
kontrak atau
perjanjian, dalam
hal saat-saat di atas
tidak diketahui
Perpajakan Indonesia,I'
'
No. Uraian Terutang - Bayar/Setor Lapor
19 PPN Pasal 16D Mana yang terjadi lebih
dahulu
- Ditandatanganinya
akte pembubaran oleh
Notaris
- Berakhirnya jangka
waktu berdirinya
perseroan yang
ditetapkan dalam
Anggaran Dasar
- Tanggal penetapan
Pengadilan yang
menyatakan perseroan
dibubarkan atau
- Diketahuinya bahwa
perusahaan tersebut
nyata- nyata sudah
tidak melakukan
kegiatan usaha atau
sudah dibubarkan,
berdasarkan hasil
pemeriksaan atau
berdasarkan data atau
dokumen yang ada
20 BPHTB Jual beli, sejak Saat terjadinya perolehan Selambat-lambatnya
tanggal dibuat dan hak. pada tanggal l O bu Ian
ditandatanganinya akta berikutnya (oleh PPAT/
Ka KLN)
Tukar-menukar adalah
sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta
Hibah adalah sejak
tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta
Waris adalah sejak
tang�al yang
bersangkutan
mendaftarkan peralihan
haknya ke Kantor
Pertanahan
Pemasukan dalam
perseroan atau badan
hukum lainnya adalah
sejak tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta
Pemisahan hak yang
mengakibatkan
peralihan adalah sejak
tanggal dibuat dan
ditandatanganinya akta
■ Bab 3 •-
Surat Pemberitahuan (SPT) dan Surat --
Setoran Pajak (SSP)
■
:._�o'.. _ .Uraian Terutang Bayar/Setor , I I
- _. ..
Perpajakan Indonesia
I No. - . Uraian ,_·, Temtang Bayar/Setor . ''.''·1' ' - ." •
Lapor':: ,._. ··•,
•;. '•:
21 Pajak Ekspor/PE Saat PEB diajukan pada
bank de visa atau pada
saat didaftarkan pada
Kantor Pelayanan Bea
dan Cukai.
Pada sa:tt penyampaian SPT Tahunan Orang Pribadi yang melakukan pem
bukuan perlu dilampiri:
• Surat Setoran Pajak atas pajak yang terhutang;
• Laporan Laba-Rugi;
• Laporan Neraca;
• Daftar Penyusutan dan Amortisasi Fiskal;
--------
Bab 3 • Surat Pemberitahuan (SPT) dan Surat Setoran Pajak (SSP)
-
• Perhitungan PPh Pasal 26 ayat 4; Pl
• Daftar Kredit Pajak Luar Negeri.
tahun sesudah berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak,
dan Wajib Pajak telah ditegur secara tertulis; atau
• Surat Pemberitahuan disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan
pemeriksaan atau menerbitkan surat ketetapan pajak.
Perpajakan Indonesia .. Ba
PERPANJANGAN WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN
Wajib pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan
Pajak Penghasilan untuk paling lama 2 (dua) bulan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain yang ketentuan diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan.
lUan Wajib Pajak yang ingin meminta perpanjangan waktu dalam penyampaian
SPT Tahunan maka Wajib Pajak harus menyampaikan pemberitahuan sementara
�cara dengan menyebutkan besarnya pajak yang harus dibayar berdasarkan penghitungan
1 ber). sementara pajak yang terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak (Laporan Laba
rmlir Rugi dan Neraca �;ementara)dan Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan,
mor sebagai lampiran pemberitahuan perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat
ikan Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
akte
elah BUKTI PENYAMPAIAN LAPORAN SPT
mat
Surat Pemberitahuan (SPT ) Masa yang disampaikan langsung oleh Wajib Pajak ke
kantor Direktorat Jenderal Pajak harus diberikan Bukti Penerimaan Surat kepada
a24
Wajib Pajak. Bukti Penerimaan Surat ini dijadikan bukti tanda terima dan tanggal
uan
melaporkan SPT ke Kantor Pelayanan Pajak.
!Ian
Untuk Surat Pemberitahuan (SPT ) Tahunan PPh baik SPT Tahunan PPh Orang
-pat
Pribadi maupun SPT Tahunan PPh Badan dapat disampaikan ke Drop Box terdekat
atau Kantor Pelayanan Pajak terdekat, atas penyampaian SPT Tahunan PPh ini akan
diberikan bukti Tanda Terima SPT Tahunan.
Penyampaian Surat Pemberitahuan dapat dikirimkan melalui Kantor Pos
dengan Pos Tercatat; dan sebagai Tanda Bukti dan Tanggal Pelaporan SPT adalah
seperti yang tertera dalam salinan Surat Tercatat dari Kantor Pos. Tanda terima pelaporan
en; SPT melalui email merupakan tanda terima yang sah jika pembayar pajak melaporkan SPT
secara elektronik.
;ia
,. -,f -.-
Bab 3 • Surat Pemberitahuan (SPT) dan Surat Setoran Pajak (SSP)
-
2. Wajib Pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas;
3. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga negara asing yang
tidak tinggal lagi di Indonesia; • v\
4. Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia;
5. Wajib Pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belum
dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
6. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi;
7. Wajib Pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dengan Peraturari. •
Menteri Keuangan, seperti:
• kerusuhan massal;
• kebakaran;
• ledakan born atau aksi terorisme;
• perang antarsuku; atau
• kegagalan sistem komputer administrasi penerimaan negara atau per
pajakan; atau
8. Wajib Pajak lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan · Menteri
Keuangan.
ng
Fiskus melakukan pemeriksaan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
ksi
Penghasilan tahun 2015, dan pada tanggal 9 Maret 2017 diterbitkan surat
ak
ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal sebesar Rp. 100.000.000,-
-·-·--
sia Bab 3 • Surat Pemberitahuan (SPT) dan Surat Setoran Pajak (SSP)
Berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut Direktur Jenderal Pajak akan PE
mengubah perhitungan Penghasilan Kena Pajak tahun 2016 menjadi sebagai pe
berikut:
Penghasilan Neto Rp. 300.000.000, 1.
Rugi menurut ketetapan pajak tahun 2015 Rp. 100.000.000,- (-) 2.
Penghasilan Kena Pajak Bp. 200.000.000:-
Sehingga, penghasilan kena pajak PT. XYZ dari Surat Pemberitahuan yang Pc
semula Rp. 150.000.000,- (Rp. 300.000.000,- -Rp. 150.000.000,-) setelah pembetulan PE
menjadi Rp. 200.000.000,- (Rp. 300.000.000,- - Rp.100.000.000,). Kekurangan JU
penghitungan pajak yang kurang dibayar dari tambahan Penghasilan Kena Pajak (s,
sebesar Rp. 50.000.000,- (Rp. 200.000.000,- - Rp. 150.000.000,-), dikenakaTI'.::;anksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajak
yang kurang dibaya� dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan
A
berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan.
2. Angsuran masa Pajak Penghasilan Pasal 25 PT. DEF tc1hun 2016 sejumlah Rp.
30.000.000,00 per bulan. Angsuran masa Maret tahun 2016 dibayar tanggal
18 April 2016 dan dilaporkan tanggal 18 April 2016. Apabila pada tanggal
15 Agustus 2016 diterbitkan Surat Tagihan Pajak, sanksi bunga dalam Surat
Tagihan Pajak dihitung] (satu) bulan sebagai berikut:
1 x 2% x Rp. 30.000.000,00 = Rp. 600.000,00.
yang Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan
tulan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan
r1gan Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan
�ajak jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1
mksi (satu) bulan sejak tanggal diterbitkan.
mjak
man
tung SANKSI KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK
Atas keterlambatan pembayaran pajak, dikenakan sanksi denda administrasi bunga
2% (dua persen) sebulan dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai
Rp. dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
5gal
5gal
urat
ang
LWa
fah
ain
tlui
ian
ran
tda
isia �-
b 3 • Sur?t P�rnberi t�huan (SPT) dan S urat s et?.ran Pajak (SSP)
_ . _ _ - ss
·····-,f
1. Apa yang dimaksud dengan Surat Pemberitahuan? Sebutkan pembagian
dari Surat Pemberitahuan itu?
2. Apakah fungsi dari Surat Pemberitahuan?
3. Sanksi tidak menyarnpaikan Surat Pemberitahuan dapat ben1pa sanksi
adrninistrasi clan sanksi kurungan. Jelaskan clan sebutkan berapa besar
sanksinya atau berapa lama sanksinya dari tidak menyampaikan Surat
Pemberitahuan tersebut?
4. Kapankah pajak yang terhutang hams disetor ke kas negara, sebutkan
sesuai dengan jenis pajak? Dengan rnenggunakan formulir apa Wajib Pajak
rnenyetor pajak yang terhutang?
5. Hitung berapa besarnya sanksi administrasi dan/atau denda terhadap
Budi yang menyampaikan SPT Masa PPN bulan April 2017 pada tanggal
27 Juli 2017.
Pajak Keluaran = Rp. 100.000.000,-
Pajak masukan 50.000.000 s
Kurang bayar
Disctor tariggal 27 Juli 2017
= Rp. 50.000.000,-
p
6. Hitung berapa besarnya sanksi administrasi dan/atau clenda terhadap p
Santi yang melunasi PPh Pasal 25 Orang Pribadi bulan Jurj 2017 pada
tanggal 20 Juli 2017, dengan angsuran pajak Rp. 1.000.000,-?
7. Jelaskan tentang pembetulan Surat Pemberitahuan!
8. Siapa saja yang boleh dikecualikan terhadap pengenaan sanksi PE
administrasi perpajakan! NE
9. Jika pihak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) telah melaku.kan pe
pemeriksaan terhadap pembukuan perusahaan ABC tahun 2016 dan IllE
telah diterbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP). Namun, di luar kesengajaan ke
kami menemukan kesalahan pencatatan, namun tidak dilakukan koreksi pe:
oleh pemeriksa terkait dengan metode pembukuan. Diasumsikan tanggal IDE
hari ini adalah 5 Mei 2018. Ditanya:
1. Apakah SPT Tahun 2017 dapat dibetulkan? ter
2. ABC ingin mengubah metode pembukuan, apakah dapat dit
langsung dipergunakan dalam tahun berjalan?
Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan Ditambah dengan sanksi administrasi berupa
lain pajak yang terutang tidak atau kurang bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan,
dibayar maksimal 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung
sejak saat terutangnya pajak
S�rat Pember1tahuan tidak disampaikan dalam • ditambah den�an sanksi administrasi berupa
jangka waktu dan setelah ditegur secara tertulis ·· kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen)
tidak disampaikan pada waktunya sebagaimana dari Pajak Penghasilan yang tidak atau
ditentukan dalam Surat Teguran kurang dibayar dalam satu Tahun Pajak
• ditambah dengan sanksi administrasi berupa n
kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari n
Pajak Penghasilan yang tidak atau kurang y
dipotong, tidak atau kurang di'pungut,tidak ti
atau kurang diseter, dan dipotong atall V
dipurag1.1t tetapi tidak atau k1:1rafilg diset0r y
• ditambah dengan sank,si administrasi bei1.1pa n
n
keoa1k,an �ebesar 100% (seratus•petsen) da,i tE
Paj�k Pertamtian'an Nilai Ba�ang dan Jasa· IE
dan Pajf}k Peajualan Atas Barang Mewah y
yang tidak ata\] kurang dibayar. n
n
Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan ditambah dengan sanksi administrasi berupa
lain mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan kenaikan sebesar 100% (seratus persen)
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah ternyata dari Pajak Pertambahan Nilai yang Udak atau
tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih kurang dibayar.
me
pajak atau tidak seharusnya dikenai tarif 0% (nol
persen) seti
)Ull
ber
Perpajakan lnrfonesia .
f d,
ng, ·. · • ditambah, dengan sanksi administrasi
sar berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh
persen) dari Pajak Penghasilan yang tidak
atau kurang dibayar dalam satu lia�un
ksi Pajak;
• ditambah dengan sanksi administrasi
.ah berupa kernaikan sebesar 100% (seratus
:an per,sen) dari Pajak Pemghasi ar;i yan@ tidak
atal!Jlku,rang di�©t0ng, tiifa�,atal!l �utralilg
:an dipulilgut, tidak atau kurang disetor, dan
dipotong atau dipungwt tetapi tidak atau
kurang disetor;
tat
ditambah dengan sanksi administrasi
lill berupa kenaikan sebesar 100% (seratus
persen) dari Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Ja�a dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewa� yang tidak atau
kurang dibayar;
. Sekalipun telah diterima SKPKB, SKPLB, SKPN; wajib pajak masih dapat
menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tarnbahan dalam masa 5 (lima) tahun,
setelah saat terhutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak. SKPKBT terdiri dari
'jumlah kekurangan pajak yang terhutang ditambah dengan sanksi adrninistrasi
berupa kenaikan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah kekurangan pajak; akan
Perpajakan Indonesia
kan c. Kekeliruan dalam penerapan tarif, penerapan persentase Norma Penghitungan
ulai Penghasilan Neto, penerapan sanksi administrasi, Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP), penghitungan PPh dalam tahun berjalan, dan pengkreditan
fah pajak.
mg
1da Ketetapan pajak yang dapat dibetulkan karena kesalahan atau kekeliruan,
yai antara lain:
tap - Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);
pat - Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT);
- Surat_ Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB);
tka Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN);
:ib, - Surat Tagihan Pajak (STP);
ng - Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak;
)at - Surat Keputusan Keberatan
.ak Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi;
an Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak
ini benat
ka
.di
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PERMOHONAN WAJIB PAJAK
ya
Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak
tanggal permohonan diterima, harus memberikan keputusan. Apabila jangka
waktu tersebut telah lewat, Direktur Jenderal Pajak tidak memberikan keputusan,
maka permohonan pembetulan yang diajukan tersebut dianggap diterima.
U1 Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi
m 1. Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak
m dapat mengurangkan atau menghapus sanksi administrasi berupa bunga,
denda, dan kenaikan yang ternyata dikenakan karena adanya kekhilafan atau
m bukan karena kesalahan Wajib Pajak.
Permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi harus
3.t memenuhi ketentuan:
o·
I a. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan memberikan
.n alasan yang jelas dan meyakinkan;
b. Disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan
Pajak yang mengenakan sanksi administrasi tersebut;
Surat ketetapan pajak diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak paling lambat
trat 12 (dua belas) bulan sejak surat permohonan diterima secara lengkap, kecuali
Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di
jak bidang perpajakan.
Apabila dalam jangka waktu 12 bulan sejak permohonan restitusi, Direktur
tan Jenderal Pajak tidak memberikan keputusan, maka permohonan dianggap
la 6 dikabulkan, dan SKPLB diterbitkan dalam waktu paling lambat 1 (satu) bulan
lah setelah jangka waktu berakhir.
tan Jika Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar terlambat diterbitkan maka kepada
Wajih Pajak diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan
dihirnng sejak berakhirnya jangka waktu sampai dengan saat diterbitkan Surat
Lda Ketetapan Pajak Lebih Bayar.
Jika pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan tidak
dilanjutkan dengan penyidikan; dilanjutkan dengan penyidikan, tetapi tidak
dilanjutkan dengan pennntutan tindak pidana di bidang perpajakan; atau
dilanjutkan dengan penyidikan dan penuntutan tindak pidana di bidang
ah
perpajaJ.,.an, tetapi diputus bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum
ng
, berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
1g.
tetap, dan dalam hal kepada Wajib Pajak diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
Lebih Baya� kepada Wajib Pajak diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua
sia Bab 4 • Surat Ketetapan Pajak dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
-,/
persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak b
berakhirnya jangka waktu 12 (dua belas) bu]an sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sampai dengan saat diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Baya� dan
bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. C.
d
PENGEMBALIAN PENDAHULUAN
1. Wajib Pajak Patuh dapat mengajukan restitusi dan Direktur Jenderal Pajak dapat
menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak.
3. Wajib Pajak Patuh adalah Wajib Pajak yang telah ditetapkan oleh Direktur d
Jenderal Pajak sebagai W P kriteria tertentu dengan syarat:
a. SPT disampaikan tepat waktu; T idak mempunyai tunggakan pajak untuk
semua jenis pajak kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau
menunda pembayaran pajak; a.
b. Tidak pernah dija Luhi huku1nan lindak pidana di bidang perpajakan
chdc1111 jar1gka waklu 5 lahun lerakhii: b.
c. Laporan Keuangan diaudit oleh akuntan publik atau BPKP dengan
Pendapat Wajar Tanpa Syarat selama tiga tahun berturut-turut; C.
d. laporan audit disusun dalam bentuk panjang (long form report) dan
menyajikan rekonsiliasi laba rugi komersial clan fiskal. d.
• PerpaJaka11 l11do11esia,/ .. �a
1
jak b. Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
1da dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih bayar sampai dengan jumlah
ian tertentu;
c. Wajib Pajak badan dengan jumlah peredaran usaha dan jumlah lebih bayar
sampai dengan jumlah tertentu; atau
d. Pengusaha Kena Pajak yang menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai dengan jumlah penyerahan dan jumlah lebih bayar sampai
pat
dengan jumlah tertentu.
rat Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan pemeriksaan dan menerbitkan surat
ketetapan pajak berupa SKPKB atau SKPLB atau SKPN terhadap W P yang telah
memperoleh pengembalian pendahuluan kelebihan pajak. SKPKB yang diterbitkan
:ur ditambah dengan sanksi administrasi kenaikan 100% dari jumlah kekurangan
pembayaran pajak. .
uk Terhadap Wajib Pajak berikut tidak dapat diberikan pengembalian pendahuluan
au kelebihan pembayaran pajak apabila:
a. terhadap Wajib Pajak tersebut dilakukan tindakan penyidikan tindak pidana
an di bidang perpajakan;
b. terlambat menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa untuk suatu jenis pajak
an tertentu 2 (dua) Masa Pajak berturut-turut;
c. terlambat menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa untuk suatu jenis pajak
an tertentu 3 (tiga) Masa Pajak dalam 1 (satu) tahun kalender; atau
d. terlambat menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan.
in Surat ketetapan pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak diterbitkan dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak, atau berakhirnya Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, kecuali terhadap Wajib Pajak dipidana
karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya
yang dapat mengakibatkan kerugian pada pendapatan negara berdasarkan Putusan
Penga1ilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
m
Ditanya:
Atas kasus di atas, jenis surat ketetapan apa yang diterbitkan oleh kantor
pajak kepada PI XYZ? Berapa besar sanksinya?
5. Jika terhadap PT. ABC yang telah dikukuhkan sebagai pengusaha
kena pajak sedang atau telah dilakukan pemeriksaan, tetapi belum
dilakukan penyidikan.
PT. A BC dengan kemauan sendiri mengungkapk an
ketidakbenaran penghitungan SPT Masa PPNnya.
Jika untuk masa pajak April 2016 dilakukan koreksi sendiri oleh PT.
ABC terhadap kurang bayar sebesar Rp. 250.000.000,- dan kekurangan
ini disetor sendiri oleh Wajib Pajak (PKP).
Ditanya: Berapa besar denda yang dikenakan pada PT. ABC?
Perpajakan Indonesia..
6. Bambang, orang pribadi yang tidak dikukuhkan sebagai pengusaha kena
pajak (PKP) mernbuat fakhtr pajak dengan data sebagai berikut:
Dasarpengenaan pajak Rp. 100.000.000,-
PPN 10% x Rp. 100.000.000,- Rp. 10.000.000,-
r
Dipungut dan dibuat faktur pajaknya pada bu.Ian Nop mber tahun
2016. Jika pihak Fiskus men,erbitkan tagihan pajak kepada Bambang
pada tanggal 3 Maret 2017, surat ketetapan pajak apa yang diterbitkan,
dan berapa besar sanksinya?
I•
,ia Bab 4 • Surat Ketetapan Pajak dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
-,I
PENAGIHJl\N PAJAK, KEBERATAN,
BANDING, GUGATAN, DAN
PENINJALJAN KEMBALI
Direktur Jenderal Pajak dapat melakukan tindakan penagihan pajak, bila: jumlah
pajak yang terhutang berdasarkan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT),
Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, yang
menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, tidak dibayar oleh
Penanggung Pajak sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan.
•
a. Surat Teguran d
Hutang pajak yang tidak dilunasi setelah lewat 7 (tujuh) hari dari tanggal jatuh
tempo pembayaran (30 hari dari tanggal terbit untuk SKP, tanggal jatuh tempo
angsuran) akan diterbitkan Surat Teguran. Surat Teguran ini harus dilunasi
dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari dari tanggal terbit. e
b. Surat Paksa
Hutang pajak setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari dari tanggal Surat Teguran
tidak dilunasi, diterbitkan Surat Paksa yang diberitahukan oleh Jurusita Pajak a
dengan dibebani biaya penagihan pajak dengan Surat Paksa sebesar Rp 50.000
(Lima puluh ribu rupiah). Utang pajak harus dilunasi dalam jangka waktu 2
x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan oleh Jurusita Pajak
c. Surat Sita
Hutang pajak dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan I
oleh Jurusita Pajak tidak dilunasi, Jurusita Pajak dapat melakukan tindakan •
penyitaan, dcngan dibebani biaya pelaksanaan Surat Perintah Melakukan
Penyitaan sebesar Rp 100.000 (Seratus ribu rupiah).
d. Lelang
Dalam jangka waktu paling singkat 14 (empat belas) hari setelah tindakan
penyitaan, hutang pajak belum juga diluna3i akan dilar,jutkan dengan I
pengumuman lelang melalui media massa minimal 2 (dua) kali. Penjualan a
secara lelang melalui Kantor Lelang Negara terhadap barang yang disita, t
dilaksanakan paling singkat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman lelang.
C
Dalam hal biaya penagihan paksa dan biaya pelaksanaan sita belum dibayar maka
akan clibebankan bersama-sama dengan biaya iklan untuk pengumuman lelang dalam
surat kabar clan biaya lelang pada saat pelelangan. C
Perpajakan lr.donesia,f
d. Sebelum pelaksanaan lelang, Wajib Pajak/Penanggung Pajak diberi kesempatan
terakhir untuk melunasi utang pajak termasuk biaya penyitaan, iklan dan biaya
pembatalan lelang dan melaporkan pelunasan tersebut kepada Kepala KPP
yang bersangkutan.
e. Lelang tidak dilaksanakan apabila Penanggung Pajak melunasi utang pajak
dan biaya penagihan pajak sebelum pelaksanaan lelang.
an Daluwarsa Penagihan
an • hak unt•..1_k melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan
biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun
terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Kurang Bayar,
Surat Ketetapan Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan,
Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan kembali.
m
m Daluwarsa penagihan pajak tersebut tertangguh apabila:
m a. diterbitkannya Surat Paksa;
a, b. adanya pengakuan utang pajak dari Wajib Pajak baik langsung maupun tidak
langsung;
c. diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Ketetapan Pajcik
:a Kurang Bayar Tambahan karena Wajib Pajak setelah jangka waktu 5 (lima) tahun
n tersebut dipidana karena;
d. Dilakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
KEBERATAN
Dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
kemungkinan terjadi bahwa Wajib Pajak (WP) merasa kurang/tidak puas atas suatu
ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas pemotongan/ pemungutan
olPh pihak ketiga. Dalam hal ini WP dapat mengajukan keberatan.
Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan atas:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT);
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB);
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN);
e. Pemotongan atau Pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Perpajakan lndo11esia �
74 - ■
c. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal
SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak tanggal dilakukan pemotongan/
pemungutan oleh pihak ketiga;
3.an d. Satu keberatan harus diajukan untuk satu jenis clan satu tahun/masa pajak;
e. Wajib Pajak wajib melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit
lan sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan, sebelum surat keberatan disampaikan;
tan f. Tanda penerimaan surat keberatan yang diberikan oleh pegawai Direktorat
Jenderal Pajak yang ditunjuk untuk menerima surat keberatan atau tanda
pengiriman surat keberatan melalui pos dengan bukti pengiriman surat, atau
)at melalui cara lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan menjadi tanda bukti penerimaan surat keberatan.
2. Mengabulkan sebagian;
1
3. Menolak; atau
2
4. Menambah besarnya jumlah pajak yang masih harus dibayar.
t,
a
Dalam hal pengajuan keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan sebagian atau
1Ttenambnh bcsnrnya jurnlah pajak yang masih harus Jibayai; Wajib Pajak dikenai
sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah (
pajak berdasarkan keputusan keberatan dengan pajak yang telah dibayar sehf'lum v
mengajukan keberatan. r-
1
Perpajakan lndonesiC:..,,
l u�n bula:1 tidak diberlakukan atas jurnlah pajak yang belurn dibayar pada saat
pengajuan keberatan;
f. Jika perrnohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib Pajak
ilan dikenai sanksi adrninistrasi berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari
ttan jurnlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pernbayaran
era1 pajak yang �elah dibayar sebelurn rnengajukan keberatan;
gap
IMBALAN SUNGA
Apabila pengajuan keberatan atau perrnohonan banding diterirna sebagian atau
seluruhnya, sepanjang utang pajak sebagairnana dirnaksud dalarn SKPKB clan
SKPKBT telah dibayar yang rnenyebabkan kelebihan pernbayaran pajak, rnaka
kelebihan pernbayaran pajak dikernbalikan dengan ditarnbah irnbalan bunga sebesar
2% (dua persen) sebulan, paling lama 24 (dua puluh ernpat) bulan dihitung sejak
tanggal pernbayaran pajak sarnpai dengan diterbitkannya Keputusan Keberatan
atau Putusan Banding.
au
1ai
ah GUGATAN
rn Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dapat rnengajukan gugatan kepada Badan
Peradilan Pajak terhadap:
1. Pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau
Pengurnurnan Lelang;
2. Keputusan pencegahan dalarn rangka penagihan pajak;
lS
3. Keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan selain
n
yang ditetapkan dalarn Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26 UU KUP;
4. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam
penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur dan tata cara yang telah diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan;
:r
::,
JANGKA WAKT U PENGAJUAN GUGATAN
1 1. Gugatan terhadap angka 1 diajukan paling larnbat 14 hari sejak pelaksanaan Surat
(
Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan atau Pengumuman Lelang;
r 2. Gugatan terhadap angka 2, 3, clan 4 diajukan paling larnbat 30 hari sejak
tanggal diterima Keputusan yang digugat.
Perpajakan Indonesia
Ian
lda 1. Apa yang dimaksud dengan penagihan seketika dan sekaligus?
ali. 2. Jelaskan prosedur tindakan penagihan perpajakan?
3. Bagaimana seorang Wajib Pajak mengajukan keberatan, syarat apa saja
yang harus dipenuni dan langkah pengajuan keberatan kepada Kantor
Pelayanan Pajak?
4. Bagaimana seoarng Wajib Pajak mengajukan banding, syarat dan langkah
tb- apa yang harus dilakukan atas pengajuan banding tersebut?
5. PI 123 saat ini (April 2017) sedang mengajukan banding atas keputusan
:1g keberatan SKPKB PPN Tahun 2015 karena tidak puas atas keputusan
keberatan yang hanya menerima sebagian permohonan yang diajukan
perusahaan. Pada saat proses keberatan PI 123 melakukan pembayaran
jumlah pajak yang masih harus dibayar sesuai dengan SKPKB dengan
cara mencidl selama enam kali setelah tanggal jatuh tempo.
m·
Atas keterlambatan pembayaran tersebut seksi penagihan KPP
mengirimkan ST P bunga keterlambatan. Yang ditanyakan apakah PI 123
harus membayar bunga keterlambatan tersebut? Jika banding dikabulkan,
apakah STP yang telah dibayar dapat ditagih kembali oleh PT. 123? Dan
h
apakah PT. 123 mendapat imbalan bunga?
6. Pada kondisi yang bagaimana Wajib Pajak meminta peninjauan kembali?
PENGERTIAN
Pembukuan
Pembukuan adalah proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan clan penyerahan
barang atau jasa, yang ditutup clengan menyusun laporan keuangan berupa neraca
dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut.
Pencatatan
Pencatatan yaitu pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto clan
atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang
•
tcrrno.suk pcnghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenakan pajak yang e.
bersifat final.
Yang Wajib Menyelenggarakan Pernbukuan f.
a. Pernbayar Pajak Badan;
b. Pembayar Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas, kecuali Wajib Pajak Orang Pribadi yang peredaran brutonya dalarn satu g.
tahun kurang dari Rp. 4.800.000.000,- (ernpat rnilyar delapan ratus juta rupiah).
Pembayar Pajak orang pribadi yang memenuhi persyaratan di atas dan bcrmaksud
rnenghitung penghasilan netonya dengan menggunakan Norma Penghitungan .
Penghasilan Neto, wajib memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam
•
jangka waktu 3 (tiga) bulan pertarna dari tahun pajak yang bersangkutan.
Perpajakan Indonesia
:yang e. Perubahan terhadap metode pembukuan clan atau tahun buku, harus mendapat
persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak;
f. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban,
modal, penghasilan clan biaya serta penjualan clan pembelian, sehingga dapat
�rjaan dihitung besarnya pajak yang terutang;
1 satu g. Dokumen-dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan pencatatan serta
Jiah). dokumen lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
Wajib Pajak wajib disimpan selama sepuluh tahun.
qaan
PRINSIP TAAT AZAS
.000,
neto Prinsip taat azas adalah prinsip yang konsisten digunakan dalam metode pembukuan
1arat dengan tahun-tahun sebelumnya untuk mencegah penggeseran laba atau rugi.
ulan Prinsip taat azas dalam rnetode pembukuan misalnya dalam penerapan:
• stelsei pengakuan penghasilan, apakah penghasilan diakui pada saat dilakukan
ah
-.----
Bab 6 • Pembukuan/Pencatatan Bagi Wajib Pajak
·· -- -- -
STELSEL AKRUAL DAN STELSEL KAS/ ACCRUAL BASIS AND CASH s
BASIS s
Stelsel akrual adalah suatu metode penghitungan penghasilan dan biaya dalam a
arti penghasilan diakui pada saat diperoleh dan biaya diakui pada saat terutang.
Jadi, tidak tergantung kapan penghasilan itu diterima dan kapan biaya itt1 dibay;:ir
secara tunai. b
Termasuk dalam pengertian stelsel akrual adalah pengakuan penghasilan C
berdasarkan metode persentase tingkat penyelesaian pekerjaan yang umumnya
dipakai dalam bidang konstruksi dan metode lain yang dipakai dalam bidang usaha
tertentu seperti real estate. d
Stelsel kas adalah suatu metode yang penghitungannya didasarkan atas
penghasilan yang diterima dan biaya yang dibayar seca:ra tunai.
Menurut stelsel kas, penghasilan baru dianggap sebagai penghasilan apabila
benar-benar telah diterima secara tunai dalam suatu periode tertentu serta biaya
baru dianggap sebagai biaya apabila benar-benar telah dibayar secara tunai dalam
suatu periode tertentu.
p
SLelsel kas oidsc.rnya digunakan oleh perusahaan kecil orang pribadi atau
y
pernsahaan jasa, misalnya transportasi, hiburan, dan restoran yang tenggang waktu (l
antara penyerahan jasa dan penerimaan pembayarannya tidak berlangsung lama. 0
Dalam stelsel kas murni, penghasilan dari penyerahan barang atau jasa ditetapkan
pada saat pembayaran dari pelanggan diterima dan biaya-biaya ditetapkan pada
saat barang, jasa, dan biaya operasi lain dibayar
1
Metode pemakaian stelsel kas dapat mengakibc1tkan penghitunga:.:·. yang A
mengaburkan terhadap penghasilan, yaitu besarnya penghasilan dari tahun ke a
tahun dapat disesuaikan dengan mengatur penerimaan kas dan pengeluaran kas. b
Oleh karena itu, untuk penghitungan Pajak Penghasilan dalam memakai stelsel kas c.
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: d
a. Penghitungan jumlah penjualan dalam suatu periode harus meliputi seluruh
penjualan, baik yang tunai maupun yang bukan. Dalam menghitung harga
pokok penjualan harus diperhitungkan seluruh pembelian dan persediaan. F
b. Dalam memperoleh harta yang dapat disusutkan dan hak-hak yang dapat �
diamortisasi, biaya-biaya yang dikurangkan dari penghasilan hanya dapat p
dilakukan melalui penyusutan dan amortisasi. d
c. Pemakaian stelsel kas harus dilakukan secara taat azas (konsisten). K
•
PerpaJakan �onesi
;.-
H SYARAT-SYARAT PENY ELENGGARAAN PENCATATAN
Syarat-syarat menyelenggarakan pencatatan adalah:
lam a. Pencatatan harus diselenggarakan secara teratur dan mencerminkan keadaan
ng. yang sebenarnya dengan menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata
yar uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia;
b. Pencatatan dalam suatu tahun harus diselenggarakan secara kronologis;
lan c. Catatan clan clokumen yang menjadi clasar pencatatan harus disimpan di
1ya tempat tinggal Wajib Pajak atau tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
tha dilakukan selama 10 (sepuluh) tahun.
d. Pencatatan harus clapat menggambarkan antara lain:
tas • peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto yang
cliterima clan/atau diperoleh;
ila • penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang pengenaan
ya pajaknya bersifat final.
lill Ja di, buku, ca tatan, clan dokumen yang menjadi dasar pembukuan a tau
pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan
3.U yang dikelola secara elektronik atau secara program on-line wajib disimpan selama 5
tu (lima) tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak
a. orang pribadi, atau di tempat kedudukan Wajib Pajak badan.
m
la
TUJUAN PENYELENGGARAAN PEMBUKUAN/PENCATATAN
g Adalah 1ntuk mempermudah:
1
:e a. Pengisian SPT
s. b. Penghitungan Penghasilan Kena Pajak
lS c. Penghitungan PPN clan PPnBM,
d. Penyelenggaraan pembukuan juga untuk mengetahui posisi keuangan dan hasil
h kegiatan usaha/pekerjaan bebas.
a
PEMBUKUAN DALAM B AHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN
t RUPIAH
t Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing clan mata uang selain Rupiah
dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat persetujuan Menteri
Keuangan dalam rangka:
• Penanaman Modal Asing;
bumi; (ti:
• Kontrak Kerja Sama yang beroperasi berdasarkan ketentuan peraturan a.
perundang-undangan pertambangan minyak clan gas bumi;
• Bentuk Usaha Tetap sebagaimana diatur dalam Perjanjian Penghindaran Pajak b.
Berganda (P3B) terkait;
• Wajib Pajak yang mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun
seluruhnya di bursa efek luar negeri;
• Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang menerbitkan reksadana dalam denominasi at
satuan mata uang Dolar Amerika Serikat dan telah memperoleh S urat w
Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Badan Pengawas Pasar
Modal-Lembaga Keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang bE
undangan pasar modal; atau V\i
0 Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri, UI
yc1itu pcrusahuan unak (subsidiary company) yang dimiliki dan/atau dikuasai sa
oleh perusahaan induk (parent company) di luar negeri yang mempunyai
h11h11ninn i.slirncwa.
m
Penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan m
mata uang Dolar Amerika Serikat oleh Wajib Pajak harus terlebih dahulu mendapat w
izin tertulis dari Menteri Keuangan, kecuali bagi Wajib Pajak dalam rangka Kontrak
Karya atau Wajib Pajak dalam rangka Kontraktor Kontrak Kerja Sama. K,
Dasar hukum adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan ba
Umum clan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
PE
dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007; Undang-Undang Nomor 7 Tahun te:
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir, dE
dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008; Peraturan Jvlenteri Keuangan tel
Nomor 196/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan dengan
Menggunakan Bahasa Asing dan Satuan Mata Uang selain Rupiah serta Kewajiban mi
Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan ke
dan PER-l 1/PJ./2010 tentang Tata Cara Permohonan, Pemberitahuan, Pemberian, Dan 1.
Pembatalan Izin Menyelenggarakan Pembukuan Dengan Menggunakan Bahasa
Inggris Dan Satuan Mata Uang Dolar Amerika Serikat.
Perpajakan Indonesia,i'
tah Izin tertulis dari Menteri Keuangan untuk menggunakan bahasa Inggris clan
ran satuan mata uang Dolar Amerika Serikat dapat diperoleh Wajib Pajak dengan
mengajukan surat permohonan kepada Kepala Kantor W ilayah, paling lambat 3
(tiga) bulan:
a. sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan bahasa
Inggris dan satuan mata uang Dolar Amerika Serikat tersebut dimulai; atau
iak b. sejak tanggal pendirian bagi Wajib Pajak baru untuk Bagian Tahun Pajak atau
Tahun Pajak pertama.
un
Kepala Kantor W ilayah atas nama Menteri Keuangan memberikan keputusan
asi atas permohonan Wajib Pajak paling lama 1 (satu) bulan sejak permohonan dari
Wajib Pajak diterima secara lengkap.
:ar Apabila jangka waktu telah lewat dan Kepala Kantor Wilayah belum men1-
g- berikan keputusan maka permohonan dianggap diterirna clan Kepala Kantor
Wilayah atas nama Menteri Keuangan menerbitkan keputusan pemberian izin
ri, untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dc:m
:a1 satuan mata uang Dolar Amerika Serikat.
ai Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya atau Wajib Pajak Kontraktor Kontrak
Kerja Sama yang sejak pendiriannya menyelenggarakan pembukuan dengan
menggunakan bahasa lnggris dan satuan mata uang Dolar Amerika Serikat, wajib
m menyampaikan pemberitahuan secara tertulis ke Kantor Pelayanan Pajak tempat
at Wajib Pajak terdaftar paling lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal pendirian.
,k WaJib Pajak dalam rangka Kontrak Karya atau Wajib Pajak Kontraktor Kontrak
Kerja Sama yang akan menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan
n bahasa Inggris dan satuan mata uang Dolar Amerika Serikat, wajib menyampaikan
Ir pemberitahuan secara tertulis ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
n terdaftar paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku yang diselenggarakan
tr dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dolar Amerika Serikat
n tersebut dimulai.
n Bagi Wajib Pajak yang diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan
n menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dolar Amerika Serikat, berlaku
n ketentuan konversi ke satuan rnata uang Dolar Amerika Serikat sebagai beriku t:
t1 1. Pada awal tahun buku:
Penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan satuc1n mata uang Dolar
Arnerika Serikat untuk pertama kali dilakukan dengan bertitik tolak dari
kepada Kepala Kantor Wilayah paling lama 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku yang. s
diselenggarakan dengan menggunakan bahasa Indonesia dan satuan mai:a uang C
pa ling lama 1 (sat11) bulan sejak permohonan dari Wajib Pajak diterima secara C
lengkap. I
Apabila jangka waktu telah lewat dan Kepala Kantor Wilayah belum mem I
berikan keputusan, maka permohonan dianggap diterima.
Apabila permohonan Wajib Pajak dikabulkan, Wajib Pajak tersebut tidak
di perbolehkan menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris 1
dan satuan mata uang Dolar Amerika Serikat dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
sejak izin tersebut <licabut.
Jika Wajib Pajak kemudian bermaksud menyelenggarakan pembukuan dengan
rnenggunakan bahasa Inggris clan satuan mata uang Dolar Amerika Serikat lagi,
Wajib Pajak harus mengajukan surat permohonan kepada Kepala Kantor W ilayah
setelah jangka waktu 5 (lima) tahun terlampaui.
Seandainya Wajib Pajak yang tidak memperoleh izin tertulis untuk
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan
rnata uang Dolar An1erika Serikat atau Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya atau
Wajib Pajak dalarn rangka Kontraktor Kontrak Kerja Sarna, yang tidak rnenyampaikan
pemberitahuan secara tertulis ke Kantor Pelayanan Pajak ternpat Wajib Pajak terdafta�
tetapi tetc1p menyelenggarakan pernbukuan dengan menggunakan bahasa lnggris
dan satuan rnata uang Dolar Amerika Serikat, terhadap Wajib Pajak tersebut
diperlakukan sebagai Wajib Pc1jak yang tidak menyelenggarakan pembukuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 Undang- Undang KUP.
Dalarn hal Wajib Pajak yang telah memperoleh izin tertulis untuk
rnenyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan
rnata uang Dolar Amerika Serikat, atau Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya
Perpajakan Indonesia
.,/
s atau Wajib Pajak dalam rangka Kontraktor Kontrak Kerja Sama, yang menyampaikan
n pemberitahuan secara tertulis ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak
1 terdaftm; tetapi tetap menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa
1 Indonesia dan satuan mata uang Rupiah, terhadap Wajib Pajak tersebut dicabut
1 izin untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan
,
7
satuan mata uang Dolar Amerika Serikat oleh Kepala Kantor Wilayah dan tidak
dapat diberikan izin untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan
bahasa Inggris dan satuan 1nata uang Dolar Amerika Serikat.
l Sisa kerugian fiskal dal�m satuan mata uang Rupiah dari tahun-tahun
t sebelumnya yang dapat dikompensasikan ke Tahun Pajak dimulainya pembukuan
dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dolar Amerika
Serikat, dikonversikan ke dalam safuan rpalta ua�g Dolar Amerika Serikat dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indo�sia yang berlaku pada akhir tahun buku
pada saat kerugian fiskal tersebut terjadi.
Wajib Pajak yang telah memperoleh izin unhik menyelenggarakan pembukuan
dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dolar Amerika Serikat,
harus menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan
satuan mata uang Dolar Amerika Serikat tersebut dalam jangka waktu paling sedikit
5 (lima) tahun sejak diterbitkan izin atau penyampaian pemberitahuan.
Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pencabutan atas izin untuk
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan
mata uang Dolar Amerika Serikat dengan syarat:
a. disampaikan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama 3 (tiga)
bulan sebelum tahun buku berakhir;
' '
Perpajakan Indonesia
lak
;an
1m . . .. • ti
1. Jelasl<an apa·yang dimaksud dengan stelsel kas dengan stelsel akrual? ·
2. Apakah Wajib Pajak dapat menyelenggarakan pemlbukuan dengan
an
};,�, '-a$� ct�µtg,c;1!arn, da1am mata uang asing? Jika ya, bagaimana caranya?
:at
. Apa fungsi dari iPembu.k11an?
�u
Jika piHak Kantor 'Pelayanan Pajak (KPP) telah melakukan
:1n
pemeriksaan terhadap pembukualil. perusahaan ABC tahun 2017 dan
1n
' tetah d�terbitkan Su1Jrat Ketetapar.} Pajak (SKP). Namun, di luar kesenga�aan
ta
kami menemukan kesalahan pet1.catatan, namun tidak dilakukan koreksi
0leh pemeril<sa terkait dengan metode pembukuan. Diasumsikan tanggal
n,
h.ari ini adalah 5 Mei 2019. Ditanya:
,a
a. Apakah SJ;l Tahun 2017 dapat dibetu.lkan?
n
'b. ABC ingin mengubah metoae pembukuan, apakah dapat
langsung dipergunaikan dala.m tah1J1.n betjalan?
n
Apa beda P.encatatan dengan Pembukuan?
lf
Tuan Asli adalah Wajib Pajak Orang Pribadi 0.engar1. usalfta perdagangam
u
tekstil. Saat ini Tuan Asli tidak lagi menggunakan pembukuan dan beralih
menggunalfan pencaitatan akibat berubahnya batasan peredaran brut0
1
sebesar Rp. 4,8 miiiar untuk dapat menggunakan norma penghitungan
1
penghasilan neto dan pen1bahan tersebut telah disetujui oleh pihak Kantor
Pelayaman Pajak (KPP). Setiap bulan TuanAsli selalu menyewa mobil rmtuk
mengangkut barang dagang. Apakah dengan menggunakan norma Tuan
Asli tetap punya kewajiban memotong PPh 23 atas sewa mobil?
DEFINISI
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,
keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan.
TUJUAN PEMERIKSAAN
1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan:
a. SPT lebih bayar dan atau rugi;
b. SPT tidak atau terlambat disampaikan;
c. SPT memenuhi kriteria yang ditentukan Direktur Jenderal Pajak untuk
diperiksa;
d. i\danya indiknsi tidak dipenuhi kewajibankewajiban selain kewajiban 3.
pada huruf b.
4.
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK APABILA DILAKUKAN Pl:MERIKSAAN 5.
1. Memperlihatkan data atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang
menjadi dasarnya dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan penghasilan 6.
yang diperoleh kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP atau objek yang terutang
pajak;
2. Memberi kesempatan kepada pemeriksa untuk memasuki tempat atau ruangan 7.
yang dipandang perlu oleh pemeriksa dan memberi bantuan guna kelancaran
pemeriksaan; 8.
>an 3. Memberi keterangan yang diperlukan selain buku, catatan, dan dokumen lain,
Wajib Pajak harus memberikan keterangan lain yang dapat berupa keterangan
tertulis dan/atau keterangan lisan.
9$ •
PerpaJakan Indonesia
..
ttan Mulai 1 Januari 2008, sanksi tindak pidana di bidang perpajakan terhadap
an/ huruf a di atas menjadi pidana kurungan paling singkat 3 (tiga) bulan atau
tau paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak
ngi terutang yang hdak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
mg
jak b. Setiap orang yang dengan sengaja:
�ral • tid2k mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak atau
lap tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak;
au • menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak
atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
• tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan;
• menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya
tidak benar atau tidak lengkap;
• menolak untuk dilakukan pemeriksaan;
• memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu
atau dipalsukan seolah olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan
yang sebenarnya;
• tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak
memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen
lain;
• tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan
data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau diselenggarakan
secara program aplikasi online di Indonesia; atau
• tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut sehingga dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara
Sanksi tindak pidana berlaku juga bagi wakil, kuasa, atau pegawai dari Wajih
Pajak, yang menyuruh rnelctkukan, yang turut serta melakukan, yang menganjurkan,
atau yang membantu mPlr1kukc1n tindak pidana di bidang perpajakan.
Undang Undang No. 28 Tahun 2007 Pasal 39A berbunyi bahwa Seliap orang,
yang dengan sengaja:
a. menerbitkan dan/atau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak,
bukti pernotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan
transaksi yang sebenarnya; atau
b. menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling
lama 6 (enam) tahun serta denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak dalam
faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti
setoran pajak clan paling banyak 6 (enam) kali jumlah pajak dalam faktur pajak,
bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak.
Perpajakan lndonesi
_ _;.- I
kan Pelanggaran atas larangan mengungkapkan kerahasiaan Wajib Pajak tersebut
ana dapat diancam sanksi pidana sebagai berikut:
nan a. Pejabat yang karena kealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan
hal kerahasiaan Wajib Pajak, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) tahun dan denda paling banyak Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta
ana rupiah).
,KPI b. Pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau seseorang
tau yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban pejabat, dipidana dengan
<an pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak
m) Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
:ali
:an Pegawai pajak yang karena kelalaiannya atau dengan sengaja menghitung
:an atau menetapkan pajak tidak sesuai dengan ketentuan undang undang perpajakan
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya dengan sengaja bertindak di
jib, luar ke Nenangannya yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang undangan
perpajakan, dapat diadukan ke unit internal Departemen Keuangan yang berwenang
melakukan pemeriksaan clan investigasi dan apabila terbukti melakukannya dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya terbukti melakukan pemerasan
k, dan pengancaman kepada Wajib Pajak untuk menguntungkan diri sendiri secara
Ln melawan hukum diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 368
Kitab UncfangUndang Hukum Pidana.
ta Pegawai pajak yang bermaksud menguntungkan diri sendiri secara melawan
g hukum dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang untuk
n memberikan sesuatu, untuk membayar atau menerima pembayaran, atau untuk
ti mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri, diancam dengan pidana sebagaimana
,, dimaksud dalam Pasal 12 UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan perubahannya.
Pegawai pajak tidak dapat dituntut, baik secara perdata maupun pidana,
apabila dalam melaksanakan tugasnya didasarkan pada iktikad baik dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan.
'
r
lain, yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban mernberikan data dan
informasi yang berkaitan dengan perpajakan kepacla Direktorat Jencleral Pajak
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling 1:
banyak Rp. 1.000.000.000 (satu miliar rupiah).
• Setiap orang yang dengan sengaja menyebabkan tidak terpenuhinya kewajiban
pejabat dan pihak lain memberikan data dan inforrnasi yang berkaitan dengan C
Perpajakan Indonesia..
Setiap orang yang dengan sengaja menyalahgunakan data dan informasi
k, perpajakan sehingga menimbulkan kerugian kepada negara dipidana dengan pidana
ai kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000
(lima ratus juta rupiah).
:ti
u PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang
IQ
dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan
bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta
n menemukan tersangkanya.
3 Penyidik adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat
a Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.
l
WEWENANG P ENYIDIK
Wewenang penyidik adalah:
a. menerima, mencari, mengumpulkan, clan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan agar keterangan atau
laiJOran tersebut menjcidi lebih lengkap clan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi
atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan
tindak pidana di bidang perpajakan;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan
dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
d. meminjam dan memeriksa buku, catatan, dan dokun1en lain berkenaan dengan
tindak pidana di bidang perpajakan;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pernbukuzrn,
pencatatan, clan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan
bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas pen yidikan
tindak pidana di bidang perpajakan;
I
-.=--- -
Bab 7 • Pemeriksaan Pajak. Ketentuan Pidana, da11 Penyidikan
•
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau p
tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas p
orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa; p
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang n
perpajakan; a
1. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
J· menghentikan penyidikan; dan/atau
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana
di bidang perpajakan menurut ketentuan peraturan perundang undangan.
PENGHENTIAN PENYIDIKAN
Penyidikan dihentikan dalam hal:
a. tidak terdapat cukup bukti ;
b. peristiwa yang disidik bukan merupakan tindak pidana di bidang perpajakan;
c. peristiwanya telah daluwarsa;
d. tersangkanya meninggal dunia;
e. pemeriksaan Bukti Pcrmulaan (buper) diselesaikan karena Wajib Pajak
mengungkapkan ketidakhenaran perbuatannya;
f. putusan Pengadilan atas tindak pidana di bidang perpajakan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap dan salinan Putusan Pengadilan tersebut
telah diterima oleh Direktur Jenderal Pajak;
g. untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri Keuangan,
J aksa Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan dengan syarat Wajib Pajak: melunasi utang pajak yang tidak atau
kurang dibayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan ditambah sanksi
administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali jumlah pajak yang ticiak atau
kurang dibayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan.
. ..
Perpajakan Indonesia
"
■
pihak lain segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib
Pajak dalam rangka jabatan atau pekerjaannya dan untuk menjalankan ketentuan
peraturan perundang undangan perpajakan dalam hal ini Menteri Keuangan
memberikan izin tertulis kepada:
a. pejabat dan tenaga ahli yang bertindak sebagai saksi atau saksi ahli dalam
sidang pengadilan; atau
b. pejabat dan/atau tenaga ahli yang ditetapkan Menteri Keuangan untuk
me�nberikan keterangan kepada pejabat lembaga negara atau instansi
Pemerintah yang berwenang melakukan pemeriksaan dalam bidang keuangan
negara.
1'I
t,
,, --------
Bab 7 • Pemeriksaan Pajak, Ketentuan Pidana, dan Penyidikan
1. Apa tujuan pemeriksaan?
2. Apa yang rnenjadi Hak clan Kewajiban Wajib Pajak pada saat dilakukan
pemeriksaan?
3.
Mengapa seorang Wajib Pajak diancam hukuman Pidana?
4.
Apa yang dimaksud dengan Penyidikan?
5. Apa wewenang dari Penyidik?
6. Bagaimana Penyidikan terhadap Wajib Pajak dapat dihentikan?
7. Perneriksaan sedang dilakukan terhadap Wajib Pajak, apakah pemeriksaan
dapat dihentikan jika Wajib Pajak melakukan pembetulan SPT Tahunan
dalam tahun 2008?
8. Dasar hukum apa yang digunakan atas jawaban nomor 7?
9. Beberapa waktu lalu keluarga Bayu mengalarni musibah. Kakak
Bayl1, merupakan karyawan PI XYZ, mengalarni kecelakaan sehingga
rneningg;:il duniJ. Selurna bekerja, dia diastir;:msikan oleh perusahaannya.
Setelah J;,),lLH,ibah t@r£@bwt, ahli war,js rn@Re:r.jma biaya J9elil•gg,aw1filtiaF1 (k]a,im)
======t====---c:htrrpen. �- mtil ,�dcrct nil ""iiliilissrrmnarr1ts11: ;ti-r,,yamrr1gg--d-c1- t�ri Ra 11 1rce-1 aJui pert,sa lim rn pa
bekerja selamc1 ini. i\paknh bcrnu kbim yang ditcrimn PT XYZ dipotong
PPh? Apakah uang yang diterima ahli waris juga dipotong pajak?
·10. Louis telah rnemiliki NPWP dan mulai bulan depan akan bekerja di luar
negen.
Dengan kondisi terse but apakah Louis masih wajib memiliki NPWP?
Apakah NPWP Louis bisa dicabut? Bagairnana kewajiban pelaporan SPT
Louis jika NPWP tidak dicabut?
PerpaJaka11 l11do11esia a9
PAJAK PENGHASILAN
• 187
SUBJEK PAJAK PENGHASILAN DAN
OBJEK PAJAK PENGHASILAN
DEFINISI
Pengertia11 penghasila.n dalam Undang-undang PPh tidak memperhatikan adanya
penghasilan dari sumber tertentu, tetapi pada adanya tambahan kemampuan
ekonomis. Tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak merupakan ukuran terbaik mengenai kemampuan Wajib Pajak tersebut untuk
ikut bersama-sama memikul biaya yang diperlukan pemerintah untuk kegiatan
rutin clan pembangunan.
Dilihat dari penggunaannya, penghasilan dapat dipakai untuk konsumsi clan
dapat pula ditabung untuk menambah kekayaan Wajib Pajak.
Karena Undang-undang PPh menganut pengertian penghasilan yang luas maka
semua jenis penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak
digabungkan untuk mendapatkan dasar pengenaan pajak. Dengan demikian,
apabila dalam satu Tahun Pajak suatu usaha atau kegiatan menderita kerugian,
rnaka kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan lainnya (Kompensasi
•
Horisontal), kecuali kerugian yang diderita di luar negeri. Namun demikian,
zipabila suatu jenis penghasilan dikenakan pajak dengan tarif yang bersifat final atau
dikecua likan dari Objek Pajak, maka penghasilan tersebut tidak boleh digabungkan
dengan penghasilan lain yang dikenakan tarif umum.
Yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal
dari Tndl1nesia maupun dari luar Tndonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi
atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan
dalam bcntuk apapun.
Wajib Pajak dikenai pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya
selama satu tahun pajak atau dapat pula dikenai pajak untuk penghasilan dalam
bagian tahun pajak apabila kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir
dalam tahun pajak. Yang dimaksud dengan "tahun pajak" dalam Undang-Undang
ini adalah tahun kalende1; tetapi Wajib Pajak dapat menggunakan tahun buku yang
tidak sama dengan tahun kalende� .sepanjang tahun buku tersebut meliputi jangka
waktu 12 (dua belas) bulan.
......
Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau berada di
Indonesia ataupun di luar Indonesia.
Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan yang ditinggalkan oleh
orm1g pribadi Subjek Pajak dalam negeri dianggap sebagai Subjek Pajak dalam
negeri yang berarti dalam hal ini adalah status pewaris. Adapun untuk pelak�anaan
pemenuhan kewajiban perpajakannya, warisan tersebut menggantikan kewajiban
ahli waris yang berhak. Apabila warisan tersebut telah dibagi, maka kewajiban
perpajakannya beralih kepada ahli waris.
Perpajakan Indonesia,I
..
an, Warisan yang belum terbagi yang ditinggalkan oleh orang pribadi sebagai
tau Subjek Pajak luar negeri yang tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
can melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia, tidak dianggap sebagai Subjek Pajak
pengganti karena pengenaan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh
. an oran� pribadi dimaksud 1neiekat pada objeknya.
sal Warisan yang belum terbagi dalam kedudukannya sebagai Subjek Pajak
ns1 menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak dari Wajib Pajak orang pribadi yang
an meninggalkan warisan tersebut.
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan
ya baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
lill perseroan terbatas, perseroan komandite� perseroan lainnya, badan usaha tTtilik
ur negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma,
ng kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
1.g massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan
ka lainnyc1 termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
Badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah merupakan subjek
pajak tanpa memperhatikan nama dan bentuknya sehingga setiap unit tertentu
dari badan Pemerintah, misalnya lembaga, badan, dan sebagainya yang dimiliki oleh
Pemerintah Pusat clan Pemerintah Daerah yang menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan untuk memperoleh penghasilan merupakan subjek pajak.
Dalam pengertian perkumpulan termasuk pula asosiasi, persatuan, perhimpunan,
atau ikatan dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang sama.
Yang dimaksu d dengan bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang
dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak
li
bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakul«rn
kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa:
1
a. tempat kedudukan manajemen;
1
b. cabang perusahaan;
1
c. kantor perwakilan;
l
d. gedung kantor;
e. pabrik;
f. bengkel;
g. gudang;
________________P_e_rp_a_ja_k_Jn Indonesia..
Sedangkan yang dimaksud dengan subjek pajak luar negeri adalah:
1. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia
tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu
12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui bentuk usaha tetap di Indonesia;
2. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia a tau berada di Indonesia
tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalarn jangka waktu
12 (dua belas) bulan, clan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan
dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia.
Jadi, perbedaan antara Subjek Pajak Dalam Negeri dengan Subjek Pajak
Luar Negeri, adalah:
subi(��,{
r' oalak
f ,� badan dalam negeri
Dimulai pada saat badan tersebut didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia dan
berakhir pada saat dibubarkan atau tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia.
PerpaJakan lndone
�
Untuk subjek pajak luar negeri berupa BUT
Dimulai pada saat orang pribadi atau badan menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) UU PPh dan berakhir pada saat
tidak lagi menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap.
-.= - - --
Bab 8 • Subjek Pajak Penghasilan dan Objek Pajak Penghasilan
•
b. tiJak rnenjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan
dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang
dananya berasal dari iuran para anggota;
4. pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat bukan warga negara Indonesia clan
tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia.
Perpajakan Indonesia r/
17. W E (World Education, Incorporated, USA)
18. ACILS (American Center for International Labor Solidarity)
-.--
Bab 8 • SubJek Pajak Penghasilan dan Objek Pajak Penghasila11
-- -
Jadi, pengertian penghasilan dalam Undang-undang ini tidak memperhatikan
adanya penghasilan dari sumber tertentu, tetapi pada adanya tambahan kemampuan
ekonomis. Tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak merupakan ukuran terbaik mengenai kemampuan Wajib Pajak tersebut untuk
ikut bersama-sama mernikul biaya yang diperlukan pemerintah untuk kegiatan rutin
dan pembangunan. Sehingga pengertian penghasilan yang luas meliputi semua jenis
penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun fiskal digabungkan
untuk mendapatkan dasar pengenaan pajak. Dengan demikian, jika dalam satu
tahun pajak suatu usaha atau kegiatan menderita kerugian, maka kerugian
tersebut dikompensasikan dengan penghasilan lainnya (kompensasi horisontal),
kecuali kerugian yang diderita di luar negeri. Namun demikian, apabila suatu jenis
penghasilan dikenakan pajak dengan tarif yang bersifat final atau dikecualikan
dari Objek Pajak, maka penghasilan tersebut tidak boleh digabungkan dengan
penghasilan lain yang dikenakan tarif umum.
Dilihat dari mengalirnya tambahan kemampuan ekonomis kepada Wajib
Pajak, penghasilan dapat dikelompokkan menjadi:
a. Penghasilan dari pekerjcran-dalam hubungan kerja-dan pekerjaan bebas-seperti
::::::::::::::::::::::::::::_gaji, honorarium, 12enghasilan dari raktek dokte� notaris, aktuaris, akuntan,
pengacara, dan sebagainya;
Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,
bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali
ditentukan lain dalam Undang-undang ini;
Jika penggantian atau imbalan yang diterima oleh penerima diakui sebagai
penghasilan dan dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku, maka besarnya penggantian
atau imbalan yang dibayarkan atau yang akan dibayarkan dapat diakui sebagai
biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan si pembayar penggantian atau
imbalan.
Perp�akan lndonesia
yf
1n Yang dimaksud dengan penghargaan adalah imbalan yang diberikan
1n sehubungan dengan kegiatan tertentu, misalnya imbalan yang diterima
ib sehubungan dengan penemuan benda-benda purbakala.
1k
m c. Laba usaha:
LIS Laba usaha adalah selisih lebih antara penjualan dikurangi dengan harga
m pokok penjualan dan beban-beban usaha.
I I I-I I
tu
m I Laba Usaha = Penjualan Harga Pokok Penjualan + j Behan Behan Usaha \
1S Contoh:
m Perusahaan A adalah distributor permen, berikut adalah ringkasan laporan
.n keuangannya:
Penjualan bersih perusahaan Rp. 500.00ll.000,-
b Penghasilan bunga bersih perusahaan dari Bank BCA Rf2. 5.000.000,- +
Total Penghasilan, Perusahaan A Rp. 505.000.000,-
ti Harga Pokok Penjualan, Perusahaan A RE. 300.000.000,- -
1, Laba Kotor Rp. 205.000.000,-
Beban Usaha, Perusahaan A
g (termasuk sumbangan Rp. 10 juta) RE. 110.000.000,- -
1, Laba Bersih Operasional, Perusahaan A Komersial Rp. 95.000.000,-
li
Untuk memperoleh Penghasilan Neto Fiskal maka atas penjualan perusahaan
ll harus dikurangi dengan Penjualan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan
1 yang bersifat Final; demikian juga beban usaha yang merupakan beban untuk
1 menagih dan memperoleh penjualan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan
1 yang bersifat Final harus dikurangi, dan dikurangi dengan beban yang tidak
1 diperkenankan untukmengurangi penghasilandalam penghitungan penghasilan
netto seperti: sumbangan.
Contoh
PT. I rnerniliki sebuah rnesin yang digunakan dalam kegiatan usahanya dengan
nilai sisa buku sebesar Rp 40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah). Mesin tersebut
dijual dengan harga Rp 60.000.000,00 (enarn puluh juta rupiah). Dengan C:.emikian
keuntungan PT. I yang diperoleh karena penjualan mesin tersebut adalah Rp
20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).
Contoh
PT. I rnemiliki sebuah mesin yang digunakan dalam kegiatan usahanya dengan
nilai sisa buku sebesar Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah). Mesin
------
Perpajakan lrdonesia
.. . ____ - ..
,oran tersebut dijual kepada salah seorang pemegang sahamnya dengan harga
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), maka nilai jual mesin tersebut tetap
dihitung berdasarkan harga pasar sebesar Rp. 60.000.000,- (enarn puluh juta
)I - rupiah). Selisih sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) merupakan
)'-'-- + keuntungan bagi PI I. dan bagi pemegang saham yang membeli mesin tersebut
)I - selisih sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) merupakan penghasilan.
)'-'-- - • keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
)I - pemecahan, atau pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan narna dan
dalam bentuk apapun;
):.L._- - Jika suatu badan dilikuidasi, keuntungan dari penjualan harta, yaitu selisih
I'I=- antara harga jual berdasarkan harga pasar dengan nilai sisa buku harta tersebut,
merupakan Objek Pajak. Sama halnya dengan selisih lebih antara harga pasar
. dengan nil ai sisa buku dalam hal terjadi penggabungan, peleburan, pemekaran,
:i.dan pemecahan, dan pengambilalihan usaha merupakan penghasilan.
• keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau
nilai sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis
arga keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan
atau bc1.dan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan;
1gan • keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak
ebut penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam
kian perusahaan pertambangan.
l Rp
e. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan
pembayaran tambahan pengembalian pajak;
rena Pengembalian pajak yang telah dibebankan sebagai biaya pad.a sac1t
nya menghitung Penghasilan Kena Pajak, merupakan Objek Pajak.
laka Sebagai contoh, Pajak Bumi dan Bangunan yang sudah dibayar dan
:lari dibebankan sebagai biaya, yang karena sesuatu sebab dikembalikan, rnakc1
jumlah sebesar pengembalian tersebut merupakan penghasilan.
,I
Perpajakan Indonesia
menyetor penuh modalnya clan memberikan pinjaman kepada perseroan
dengan imbalan bunga yang melebihi kewajaran. Jika terjadi hal yang
demikian maka selisih lebih antara bunga yang dibayarkan dengan tingkat
bunga yang berlaku di pasar, diperlakukan sebagai dividen. Bagian bunga
yang diperlakukan sebagai dividen tersebut tidak boleh dibebankan sebagai
biaya oleh perseroan yang bersangkutan.
h. Royalti;
Imbalan atau penggantian berupa royalti terdiri dari tiga kelompok, yaitu
imbalan sehubungan dengan penggunaan:
1) Hak atas harta tak berwujud, misalnya hak pengarang, paten, merek
dagang, formula, atau rahasia perusahaan;
2) Hak atas harta berwujud, misalnya hak atas alat-alat industri, komersial,
dan ilmu pengetahuan. Yang dimaksud dengan alat-alat industri, komersial
clan ilmu pengetahuan adalah setiap peralatan yang mempunyai nilai
intelektual, misalnya peralatan-peralatan yang digunakan di beberapa
industri khusus seperti anjungan pengeboran minyak (drilling rig), dan
, sebagainya;
3) informasi, yaitu informasi yang belum diungkapkan secara umum,
walaupun mungkin belum dipatenkan, misalnya pengalaman di bidang
industri, atau bidang usaha lainnya. Ciri dari informasi dimaksud adalah
bahwa informasi tersebut telah tersedia sehingga pemiliknya tidak perlu lagi
melakukan riset untuk menghasilkan informasi tersebut. Tidak terrnasuk
dalam pengertian informasi adalah informasi yang diberikan oleh misalnya
akuntan publik, ahli hukunl, atau a hli teknik sesuai dengan bidang
keahliannya, yang dapat diberikan oleh setiap orang yang mempunyai
latar belakang disiplin ilmu yang sama.
Menurut Undang Undang PPh, Royalti adalah suatu jumlah yang dibayarkan
atau terutang dengan cara atau perhitungan apa pun, baik dilakukan secara
berkala maupun tidak, sebagai imbalan atas:
1. Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusasteraan,
kesenian atau karya ilmiah, paten, disain atau model, rencana, formula
atau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual/
industrial atau hak serupa lainnya;
-.=·-
. Bab 8 • Subjek Pajak Penghasilan dan Objek Pajak Penghasilan
•
2.
Penggunaan atau hak mPnggunakan peralatan / perlengkapan industrial,
komersial atau ilmiah;
3. Pemberian pengetahuan atau informasi di oidang ilmiah, tektikal,
industrial atau komersial;
4. Pemberian bantuan tambahan atau pelengkap sehubungan dengan
penggunaan atau hak menggunakan hak-hak tersebut pada angka 1.,
penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan tersebut
pada angka 2., atau pemberian pengetahuan atau informasi tersebut pada
angka 3., berupa:
• Penerimaan atau hak menerima rekaman gambar atau rekaman suara
atau keduanya, yang disalurkan kepada masyarakat melalui satelit,
kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa;
• Penggunaan atau hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman
suara atau keduanya, untuk siaran televisi atau radio yang disiarkan/
dipancarkan melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang
serupa;
"=-�---�=====.!• Peng.gunaan atau hak .menggunakan sebag�an atau selui!ruh sp,ektrum
radio komunikasi;
.i.------"• IS - Perigguna,m··afaitha[ n1engg1111akan film gambar hiJup (motion picture
films), fi Im atau pita video untuk siaran televisi, atau pita suara untuk
siaran radio;
6. Pelepasan seluruhnya atau sebagian hak yang berkenaan dengan
penggunaan atau pemberian hak kekayaan intelektual/inciustrial
atau hak-hak lainnya sebagaimana tersebut di atas.
-
Perpajakan Indonesia ■
■
k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
Pembebasan utang oleh pihak yang berpiutang dianggap sebagai penghasilan
bagi pihak yang semula berutang, sedangkan bagi pihak yang berpiutang dapat
dibeuankan sebagai biaya.
Namun demikian, dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan bahwa
pembebasan utang debitur kecil misalnya Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera
(Kukesra), Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Usaha Rakyat (KUR), kredit untuk
perumahan sangat sederhana, serta kredit kecil lainnya sampai dengan jumlah
tertentu dikecualikan sebagai Objek Pajak.
-.=:Bab··8 •
Subjek Pajak Penghasilan dan Objek Pajak Penghasilan
• Surat Kctcrnngan tidak mempunyai tunggakatt pajak Jari Kepala Kantor
Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
secara angsuran untuk jangka waktu tidak lebih dari 12 (dua belas)
bulan kepada Kepala Kantor W ilayah;
b. Permohonan tersebut pada butir a. harus diajukan bersamaan dengan
pengajuan permohonan penilaian kembali aktiva tetap perusahaan;
c. Keputusan Persetujuan/Penolakan Direktur Jenderal Pajak untuk
melakukan pembayaran secara angsuran wajib diterbitkan' oleh
Kepala Kantor Wilayah paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah
tanggal diterimanya permohonan Wajib Pajak (bersamaan dengan
diterbitkannya Keputusan Persetujuan Direktur Jenderal Pajak tentang
Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan).
2. Lebih dari Rp. 2.000.000.000.000,- (dua triliun Rupiah):
a. dapat mengajukan permohonan untuk dapat melakukan pembayaran
secara angsuran untuk jangka waktu lebih dari 1 (E,atu) tahun hingga
paling lama 5 (lima) tahun kepada Direktur Jenderal Pajak;
PerpaJakan Indonesia
• ?!"
b. Permohonan tersebut pada butir a. harus diajukan paling lambat 7
(tujuh) hari kerja setelah tanggal diterimanya Keputusan Persetujuan
Direktur Jenderal Pajak tentang Keputusan Persetujuan/Penolakan
Direktur Jenderal Pajak tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Perusahaan;
c. Keputusan Persetujuan/Penolakan Direktur Jenderal Pajak untuk
melakukan pembayaran secara angsuran wajib diterbitkan paling
lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah tanggal diterimanya
permohonan Wajib Pajak.
Dasar hu1<:um PER-12/PJ./2009 tanggal 23 Februari 2009; SE-56/
PJ./2009 tanggal 25 Mei 2009 dan SE.308/PJ.31/2002 tentang tata cara
permohonan dan pengadministrasian penilaian kembali aktiva tetap
perusahaan untuk tujuan perpajakan.
n. Premi asuransi;
Perhitungan tingkat premi harus didasarkan pada asumsi yang wajar dan
praktek asuransi yang berlaku umum.
Penetapan tarif premi asuransi kerugian harus dilakukan dengan
mempertimbangkan sekurang-kurangnya:
1. premi murni yang dihitung berdasarkan profil kerugian (risk and loss
profile) jenis asuransi yang bersangkutan untuk sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun terakhir;
2. biaya akuisisi, biaya administrasi dan biaya umum lainnya.
o. luran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri
dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
Iuran yang dibayar oleh anggota kepada perkumpulan yang di hitung
berdasarkan volume kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari anggota tersebut
p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan
pajak.
Tambahan kekayaan neto pada hakekatnya merupakan akumulasi penghasilan
baik yang telah dikenakan pajak dan yang bukan Objek Pajak serta yang
belum dikenakan pajak. Jika diketahui adanya tambahan kekayaan neto yang
rnelebihi akurnulasi penghasilan yang telah dikenakan pajak dan yang bukan
Objek Pajak, maka tambahan kekayaan neto tersebut merupakan penghasilan.
Perpajakan Indonesia...
e. penghasilan tertentu lainnya yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah.
a ·annya, rumah kantolj toko, rumah toko, gudang dan bangunan industri
fang pajak penghasilan yang bersifat final.
' .
Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1997 tentang Peraturan Pemerintah
ang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah NOMOR 41 Tahun 1994 tentang Pajak
enghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek.
a.2 Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan atau badan pendidikan atau
badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan; sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan;
Harta hibahan yang diterima oleh badan-badan dan pengusaha kecil
termasuk koperasi tidak termasuk sebagai Obyek Pajak Penghasilan sepanjang
antara pemberi hibah dengan penerima hibah tersebut tidak ada hubungan
usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan.
Harta hibahan dibukukan oleh penerima hibah sesuai dengan nilai sisa
buku harta hibahan.
Yang dimaksud dengan:
• Badan keagamaan adalah badan termasuk yayasan yang kegiatannya
semata-mata mengurus tempat-tempat ibadah dan/atau menyelenggarakan
kegiatan di bidang keagamaan, yang tidak mencari keuntungan;
b. Warisan;
Yang dimaksud dengan warisan di sini adalah peninggalan harta dari ke1uarga
yang scdarah satu garis lurus di atas ahli waris.
c. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti
saham atau sebagai pengganti penyertaan modal;
Pada prinsipnya harta, termasuk setoran tunai, yang diterima oleh badan
rnerupakan tambahan kemampuan ekonomis bagi badan tersebut. Namun
karena harta tersebut diterima sebagai pengganti saham atau penyertaan
modal, maka berdasarkan ketentuan ini, harta yang diterima tersebut bukan
rnerupakan Objek Pajak.
d. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
E
atau diperoleh dalam bentuk natura (benefit in kind) clan atau kenikmatan dari
Wajib Pajak atau Pemerintah;
Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura atau kenikmatan berkenaan
dengan pekerjaan atau jasa merupakan tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima bukan dalam bentuk uang. Penggantian atau imbalan dalam
Perpajakan Indonesia...
1:$2 -
bentuk natura seperti beras, gula dan sebagainya, dan imbalan dalam bentuk
kenikmatan seperti penggunaan mobit rumah, fasilitas pengobatan dan lain
sebagainya, bukan merupakan Objek Pajak.
Apabila yang memberi imbalan berupa natura atau kenikmatan tersebut
bukan Wajib Pajak atau Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang
bersifat final dan yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma
r�nghitungan khusus· rieemed profit, maka imbalan dalam bentuk natura
atau kenikmatan tersebut merupakan penghasilan bagi yang menerima atau
memperolehnya.
Misalnya, seorang penduduk Indonesia menjadi pegawai pada suatu
perwakilan diplomatik asing di Jakarta. Pegawai tersebut memperoleh
kenikmatan menempati rumah yang disewa oleh perwakilan diplomatik
tersebut atau kenikmatan-kenikmatan lainnya. Kenikmatan-kenikmatan
tersebut merupakan penghasilan bagi pegawai tersebut, sebab perwakilan
diplomatik yang bersangkutan bukan merupakan Wajib Pajak.
Demikian juga dengan penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh
pegawai adalah makanan dan minuman yang disediakan oleh pemberi kerja
bagi seluruh pegawai secara bersama-sama termasuk dewan direksi dan
dewan komisaris di tempat kerja di daerah terpencit yaitu daerah yang secara
ekonomis mempunyai potensi yang layak dikembangkan tetapi keadaan
prasarana ekonomi pada umumnya kurang memadai dan sulit dijangkau oleh
transportasi umum, sehingga untuk mengubah potensi ekonomi yang tersedia
menjadi kekuatan ekonomi yang nyata, penanam modal menanggung risiko
yang cukup tiri.ggi dan masa pengembalian yang relatif panjang, termasuk
da12rah perairan laut yang mempunyai kedalaman lebih dari 50 (lima puluh)
meter yang dasar lautnya memiliki cadangan mineral.
Pengeluaran untuk penyediaan makanan clan minuman bagi seluruh
pegawai sebagaimana dimaksud di atas dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto pemberi kerja atau perusahaan.
�- - -·--
-
Bab 8 • Subjek Pajak Penghasilan dan Objek Pajak Penghasilan
.
kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa, bukan
merupakan Objek Pajak. Hal ini selaras dengan ketentuan dalam Undang
Undang Pajak Penghasilan, yaitu bahwa premi asuransi yang dibayar oleh
Wajib Pajak orang pribadi untuk kepentingan dirinya tidak boleh dikurangka:1
dalarn penghitungan Penghasilan Kena Pajak.
f. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas
sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau
Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang
didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
• dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
• bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha
Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan
yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen)
dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar
kepemilikan saham tersebut;
Yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik Negara dan BaGian lfsalnla Milik
Daerah dalam ayat ini antara lain adalah perusahaan perseroan (Persero), bank
pemerintah, bank pembangunan daerr1h, dan Pcrtaminn.
Apabila penerima dividen atau bagian laba adalah Wajib Pajak selain
badan-badan tersebut di atas, seperti orang pribadi baik dalam negeri maupun
luar negeri, firma, perseroan komandite� yayasan dan organisasi sejenis dan
sebagainya, maka penghasilan berupa dividen atau bagian laba tersebut tetap
merupakan Objek Pajak.
g. Turan yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja
maupun pegawai;
Yang dikecualikan dari Objek Pajak adalah iuran yang diterima dari peserta
pensiun, balk ata,s b ban sendiri maupun yang ditanggw1g pemberi kerja. Pada
dasarnya iuran yang dit rima oleh dana p nsiun tersebut merupakan dana
milik dari peserta pensiun, yang akan dibayarkan kembali kepada mereka
pada waktunya. Pengenaan pajak atas iuran tersebut berarti mengurangi hak
para peserta pensiun, dan oleh karena itu iuran tersebut dikecualikan sebagai
Objek Pajak.
-- ---
--Pl�rpaiakan .
Indonesia ■
Pada umu.tnnya iuran dana pensiun yang telah disahkan oleh Menteri
Keaangan terbagi menjadi:
Juran Normal Bulanan, yaitu iuran dari perusahaan atau karyawan atau
keduanya;
Past Service Liability (PSL), yaitu pembayaran iuran pensiun untuk
penghargaan masa kerja lampau sebagai bentuk penghargaan yang berbeda
bagi masing-masing karyawan sesuai lamanya pengabdian clan gaji saat
ini. Dana PSL bersumber dari:
• Dana cadangan yang sengaja dibuat perusahaan sebelum dibayarkan
ke Dana Pensiun;
• Dana perusahaan di tahun berjalan yang dialokasikan ke Dana Pensiun
apabila kondisi keuangan perusahaan memungkinkan;
Contoh:
Dana Pensiun A, yang pendiriannya telah mendapat pengesahan dari Menteri
Keuangan memperoleh penghasilan bruto yang terdiri dari:
1. Penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak
sesuai Pasal 4 ayat (3) huruf g sebesar Rp. 100.000.000,
2. Penghasilan bruto diluar ad.1) sebesar Rp. 300.000.000,-
Jumlah penghasilan bruto Rp. 400.000.000,-
Jika seluruh biaya adalah sebesar Rp. 200.000.000,-, maka biaya yang boleh
dikurangkan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
adalah sebesar: 3/4 x Rp. 200.000.000,- = Rp. 150.000.000,-.
1. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan,
firma, dan kongsi termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi
kolektif;
I.. beasiswa yang mernenuhi persyaratan tertentu yang ketenh.rnnnya diatur lebih
lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
-- .- ..
Perpajakan Indonesia ''"
m. sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak
dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan,
yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan
kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau
penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat)
tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Maksudnya: dalam rangka mendukung usaha peningkatan kualitas sumber
daya manusia melalui pendidikan serta penelitian pengembangan diperlukan
sarana dan prasarana yang memadai. Untuk itu dipandang perlu memberikan
fasilitas perpajakan berupa pengecualian pengenaan pajak atas sisa lebih yang
diterima atau diperoleh sepanjang sisa lebih tersebut ditanamkan kembali
dalam bentuk pembangunan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan
dimaksud. Penanaman kembali sisa lebih dimaksud harus direalisasikan paling
lama dalam jangka waktu 4 (empat) tahun sejak sisa lebih tersebut diterima
atau diperoleh. Untuk menjamin tercapainya tujuan pemberian fasilitas ini,
maka lembaga atau badan yang menyelenggarakan pendidikan harus bersifat
nirlaba. Pendidikan, penelitian dan pengembangan yang diselenggarakan
bersifat terbuka kepada siapa saja dan telah mendapat pengesahan dari instansi
yang membidanginya.
PerpaJakan Indonesia,I
PENGURANGAN/BIAYA
Beban-beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto bagi Wajib Pajak
dalam r.egeri dan bentuk usaha tetap dapat dibagi dalam 2 (dua) golongan yaitu:
1. Beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 (satu)
tahun; dan
2. Beban yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, baik itu
merupakan aktiva tetap ataupun pengeluaran yang bersifat sebagai pembayaran
cil muka.
Beban yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 (satu) tahun merupakan
biaya pada tahun yang bersangkutan, misalnya gaji, biaya administrasi dan bunga,
biaya rutin pengolahan limbah dan sebagainya. Sedangkan pengeluaran yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, pembebanannya dilakukan
melalui penyusutan atau melalui amortisasi.
• 141
Di dalam praktek sehari-hari tcrdapat pengeluaran yang menurut sifatnya
merupakan pembayaran di muka, misalnya sewa untuk beberapa tahun yang dibayar
sekaligus, pembebanannya dapat dilakukan melalui alokasi.
Di samping itu apabila dalam suatu tahun pajak didapat kerugian karena
penjualan ha.rta atau karena selisih kurs, maka kerugian-kerugian tersebut dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto.
-
P2rpajakan Indonesia
■
■
Dengan demikian pengeluaran-pengeluaran untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak, tidak boleh
dibebankan sebagai biaya. Contoh:
Dana Pensiun A yang pendiriannya telah mendapat pengesahan dari
Menteri Keuangan memperoleh penghasilan bruto yang terdiri dari:
1. Penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak
sesuai Pasal 4 ayat (3) huruf g sebesar Rp. 100.000.000,
2. Penghasilan bruto diluar ad.I) sebesar Rp. 300.000.000,
Jumlah penghasilan bruto Rp. 400.000.000,-
Jika seluruh biaya adalah sebesar Rp. 200.000.000,-, maka biaya yang boleh
dikurangkan untuk mendapatkan, menagih, clan memelihara penghasilan adalah
sebesar: 3/4 x Rp. 200.000.000,- = Rp. 150.000.000,-
Demikian juga bunga atas pinjaman yang dipergunakan untuk membeli
sahc1m tidak dapat dibebankan sebagai biaya sepanjang dividen yang
diterimanya tidak merupakan Objek Pajak. Bunga pinjaman yang tidak boleh
dibiayakan tersebut dapat dikapitalisasi sebagai penambah harga perolehan
saham.
Jadi, dari ilustrasi di atas bahwa pengeluaran-pengeluaran yang tidak ada
hubungannya dengan uraya untuk mendapatkan, menagih, clan memelihara
penghasilan, misalnya pengeluaran-pengeluaran untuk keperluan pribadi
pemeg2.ng saham, pembayaran bunga atas pinjaman yang dipergunakan
untuk keperluan pribadi peminjam serta pembayaran premi asuransi untuk
kepentingan pribadi, tidak boleh dibebankan sebagai biaya.
Pembayaran premi asuransi oleh pemberi kerja untuk kepentingan
pegawainya boleh dibebankan sebagai biaya perusahaan, namun bagi pegawai
yang bersangkutan premi tersebut merupakan penghasilan.
Pengeluaran-pengeluaran sehubungan dengan pekerjaan yang boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto harus dilakukan dalam bentuk uang.
Pengeluaran yang dilakukan dalam bentuk natura a tau kenikrnatan,
misalnya fasilitas menempati rumah dengan cuma-cuma, tidak boleh
dibebankan sebagai biaya, dan bagi pihak yang menerima atau menikmati
bukan merupakan penghasilan.
Namun demikian, pengeluaran dalam bentuk natura atau kenikmatan
tertentu, boleh dibebankan sebagai biaya dan bagi pihak yang menerima
atau menikmati bukan merupakan penghasilan. Penggantian atau imbalan
sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura
dan kenikmatan di daerah tertentu yang dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto adalah sarana dan fasilitas di lokasi bekerja untuk: tempat tinggal,
termasuk perumahan bagi pegawai dan keluarganya, sepanjang di lokasi
bekerja tersebut tidak ada tempat tinggal yang dapat disewa; pelayanan
kesehatan, sepanjang dilokasi bekerja tersebut tidak ada sarana kesehatan;
pendidikan bagi pegawai dan keluarganya, sepanjang di lokasi bekerja tersebut
tidak ada sarana pendidikan yang setara dan lainnya.
Pengeluaran-pengeluaran yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
harus dilakukan dalam batas-batas yang wajar sesuai dengan adat kebiasaan
pedagang yang baik. Dengan demikian apabila pengeluaran yang melampaui
batas kewajaran tersebut dipengaruhi oleh hubungan istimewa, maka jumlah
yang melampaui batas kewajaran tersebut tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto.
Pajak-pajak yang menjadi beban perusahaan dalam rangka usahanya ielain
Pajak Penghasilan, misalnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Meterai (BM),
Pajak Hotel dan Restoran, da at dibebank'!.n__sebagai biay_a.___
.;;._
3. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan;
Perpajakan lndonesi
� ..
Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan boleh dibebankan sebagai biaya, sedangkan iuran yang dibayarkan
kepada dana pensiun yang pendiriannya tidak atau belum disahkan oleh
Menteri Keuangan tidak boleh dibebankan sebagai biaya. Sebagai contoh: PI
Jamsostek.
4. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan
dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, rnenagih, dan
memelihara penghasilan;
Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang menurut tujuan
semula tidak dimaksudkan untuk dijual atau dialihkan yang dimiliki dan
dipergunakan dalam perusahaan atav yang dimiliki untuk mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto.
Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki tetapi tidak
digunakan dalam perusahaan, atau yang dimiliki tetapi tidak digunakan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan, tidak boleh dikurangkan
dari penghasilan bruto.
Bab 9 • Pengurangan/f3iaya
Namun demikian fluktuasi kurs memberikan peluang penerimaan· pajak
yaitu terhadap taxable object yang berdimensi internasional, misalnya:
• Transaksi ekspor;
• Transaksi impor;
• Pembayaran dalam valuta asing terhadap Wajib Pajak Luar Negeri;
• Penerimaan penghasilan dalam valuta asing oleh 'Najib Pajak Dalam
Negeri;
• Kegiatan perdagangan, deposito dan tabungan yang menggunakan valuta
asmg.
Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) atau adanya perjanjian
tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur
dan debitur yang bersangkutan;
m. telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; dan ·
1v. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih
kepada Direktorat Jenderal Pajak, yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.
•-----
sepanjang Wajib Pajak telah mengakuinya sebagai biaya dalam laporan laba
rugi komersial.
Dasar Hukum No. 57/PMK.03/2010 tanggal 9 Maret 2010 tentang Piutang yang
nyata-nyata tidak dapat ditagih yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 57/PMK.03/2010, yang
dimaksud dengan penerbitan dan publikasi tidak hanya berarti penerbitan
berslcala nasional, namun dapat juga penerbitan internal asosiasi dan sejenisnya,
adalah:
• Penerbitan koran/majalah atau media massa cetak yang lazim lainnya yang
berskala nasional; atau
• Penerbitan khusus Himpunan Bank-Bank Milik Negara (HIMBARA)/
persatuan Bank-Bank Swasta Nasional (PERBANAS); atau
• Penerbitan/pengumuman khusus Bank Indonesia.
• pencrbitan yang dikeluarkan oleh asosiasi yang telah terdaftar sebagai
Wajib Pajak dan pihak kreditur menjadi anggotanya
Dalam hal jumlah debitur lebih dari 100 (seratus) dan sepanjang nilai
piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dari masing-masing debitur tidak
lebih dari Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah), daftar piutang dapat dibuat secara
kumulatif dengan menyajikan data dan informasi debitur yaitu: jumlah debitur
k.:cil clan jumlah total nibi piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih.
...
Bab 9 • Pengurangan/Biaya
, -
•
Kewajiban menyerahkan daftar piutang yang nyata-nyata tidak dapat
ditagih harus disertai pula dengan fotokopi bukti penyerahan perkara
penagihannya ke Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang dan Lelang
Negara (BUPLN) atau fotokopi pe11anjian restrukhirisasi utang usaha yang telah
dilegalisir oleh Notaris, dan fotokopi bukti pengumuman dalam penerbitan
umum atau khusus.
Wajib Pajak harus dapat menunjukkan bukti pendukung mafing-masing
debitur apabila diminta atau diperlukan untuk kepentingan pemeriksaan
pajak.
Penghapusan piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dan telah
mernenuhi persyaratan sebagai biaya dapat dilakukan sekaligus oleh kreditur
Wajib Pajak dalarn negeri rneskipun debitur mempero1eh perlakuan penundaan
penghasilan atas keuntungan karena pernbebasan utang berdasarkan Keputusan
Direktur Jenderal Pajak Nornor Kep-563/PJ./2001 tanggal 5 Agustus 2()01.
Penghapusan piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih bagi kreditur
bank clan sewa guna usaha dengan hak opsi harus dilakukan me1alui
pembentukan caaangan yang aiperl:<enan an unft1K itu .
.....................,....Apabila di kemudian hari pengha12usan P-iutang :x:ang nyata-nxata tidak
dap at�ditag-ih-@an clib@luankan s@b agai_;h>ia-ya-cill1.: 1asi-Gl@A d@h5 Lilt r s@ltt.1'.liJu1y,a
atau sebagian, rnaka jumlah piutang yang dilunasi tersebut merupakan
penghasilan bagi kreditur pada tahun pajak diterirnanya pelunasan.
11. biaya pem bangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah;
KOMPENSASI KERUGIAN
Jika penghasilan bruto setelah pengurangan atau beban yang diperkenankan
diperolah kerugian, maka kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan
mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun.
Peraturan M[enteri Keuangan 16/PMK.03/2007 bahwa kepada Wajib Pajak
Badan dalam negeri yang berbentuk Perseroan Terbatas atau koperasi, baik yang
baru berdiri maupun yang telah ada, yang melakukan penanaman modal baik
untuk penanaman modal baru maupun perluasan dari usaha yang telah ada pada
bidang-bidang usaha tertentu atau bidang-bidang usaha tertentu dan daerah-daerah
tertentu, dapat diberikan fasilitas penambahan jangka waktu fasilitas kompensasi
kerugian tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun.
Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 (lima) tahun tetapi tidak lebih dari
10 (sepuluh) tahun dengan ketentuan sebagai berikut:
• Tambahan 1 tahun: apabila penanaman modal baru pada bidang usaha yang
diatur dalam Pasal 2 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 52 T.1hun
2011 dilakukan di kawasan industri dan kawasan berikat, yaitu bidang usahzi
pertanian, tanaman, peternakan, dan perburuan; kehutanan dan penebangan
kayu; pertambangan batu bara dan lignit pertambangan minyak bumi dan
gas alam dan panas bumi; industri makanan; industri tekstil; industri-industri
dari batu bara clan pengilangan minyak bumi; industri bahan kimia dan
barang dari bahan kimia; industri farmasi; industri karet; industri logarn dasar;
industri barang logam; industri komputer; industri peralatan listrik; industri
mesin; industri kenderaan bermotor; pengadaan listrik gas, uap/air panas
dan udara dingin; pengolahan sampah; konstruksi bahan sipil. Daftar bidang
usaha tertentu untuk selengkapnya dapat diunduh dari: http://indo-taxations.
blogspot.com/2014/11/pph-untuk-penanaman-rnodal-di-bidang.html
• Tambahan 1 tahun: apabila mempekerjakan sekurang-kurangnya 500 (lirna
ratus) orang tenaga kerja Indonesia selama 5 (lima) tahun berturut-turut;
• Tambahan 1 tahun: apabila penanaman modal baru memerlukan investasi/
pengeluaran untuk infrastruktur ekonomi clan sosial di lokasi usaha paling
sedikit sebesar Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh mi liar rupiah);
Contoh
Kompensasi Kerugian:
PT A dalam tahun 2016 menderita kerugian fiskal sebesar Rp. 1.500.000.000, Dalarr't
5 (lima) tahun berikutnya laba rugi fiskal PT A sebagai berikut:
Tahun 2017: laba fiskal Rp 300.000.000,- Tahun 2018: rugi fiskal (Rp 200.000.000,-)
Tahun 2019: laba fiskal Rp NIHIL
Tahun 2020: laba fiskal Rp 200.000.000,- Tahun 2021: laba fiskal Rp 900.000.000,-
Perpajaka11 Indonesia rf
Kompensasi kerugian dilakukan sebagai berikut:
Rugi fiskal tahun 2016 (Rp 1.500.000.000,- )
Laba fiskal tahun 2017 R12 300.000.000,- (+)
Sisa rugi fiskal tahun 2016 (Rp 1.200.000.000,-)
Rugi fiskal tahun 2018 (Rp 200.000.000,-) (+)
Rugi fiskal tahun 2016 sebesar Rp 100.000.000,- yang masih tersisa pada
akhir tahun 2021 tidak boleh dikompensasikan lagi dengan laba fiskal tahun
2022, s edangkan rugi fiskal tahun 2018 sebesar Rp 200.000.000,- hanya boleh
dikompensasikan dengan laba fiskal tahun 2022 dan tahun 2023, karena jangka
waktu lima tahun yang dimulai sejak tahun 2019 berakhir pada akhir tahun 2023.
-.- -
Bab 9 • Pengurangan/Biaya
·-
Wajib Pajak yang mempunyai anggota keluarga sedarah dan semenda dalam
garis keturunan lurus yang menjadi tanggungan sepenuhnya, misalnya orang tua,
mertua, anak kandung, anak angkat, diberikan tambahan Penghasilan Tidak
Kena Pajak untuk paling banyak 3 (tiga) orang. Yang dimaksud dengan anggota
keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya adalah anggota keluarga yang tidak
mempunyai penghasilan dan seluruh biaya hidupnya ditanggung oleh Wajib Pajak.
Yang dimaksud dengan hubungan keluarga sedarah dan semenda adalah:
• Sedarah lurus satu derajat: Ayah, ibu, anak kandung
• Sedarah ke samping satu derajat: Saudara kandung
• Sernenda lurus satu derajat: Mertua, anak tiri
• Semenda ke samping satu derajat: Saudara ipar
Dengan demikian, saudara kandung clan saudara ipar yang menjadi tanggungan
wajib pajak tidak memperoleh tambahan pengurangan Penghasilan Tidak Kena Pajak
Saudara dari bapak/ibu tidak termasuk dalam pengertian keluarga sedarah clan
keluarga semenda dalam garis keturunan lurus.
_Eengertia1Lanak.angkat dalam-perundang--une an gan paj-ak aefal-ah. -seseorang- ·
-- ·
yang belum dewasa, bukan anggota keluarga sedarah atau semenda dalam garis
lu.rus d(. n m njadnanggurigarf sepenuhnya da1-E wajib-pa,jal< yaiig
bersangkutan.
Yang menjadi tanggungan ,sepenuhnya menurut Undang-Undang Pajak
Penghasilan adalah anggota keluarga yang tinggal bersama wajib pajak, tidak
dibantu oleh orang tua atau keluarga lainnya dan tidak memiliki penghas.ilan.
Apabila wajib pajak hanya sekedar menyumbang atau membantu saja, maka
tidak termasuk pengertian tanggungan sepenuhnya.
Secara ringkas daftar Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) setahun dengan
Wajib Pajak orang pribadi yang memiliki status yang berbeda adalah sebagai
berikut:
Contoh:
1. Wajib Pajak Bayu mempunyai seorang isteri dengan tanggungan 5 (lima) orang
anak. Apabila isterinya memperoleh penghasilan dari satu pemberi kerja yang
sudah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 dan pekerjaan tersebut tidak ada
hubungann:;ra dengan usa�a suami atau anggota keluarga lainnya, maka besarnya
Penghasilan T idak Kena Pajak yang diberikan kepada Wajib Pajak Bayu adalah
sebesar Rp72.000.000,-, (menurut Undang-Undang PPh yang mulai berlaku
tanggal 1 Januari 2016) dengan rincian sebagai berikut:
2. Jika diasumsikan kondisi Bayu di atas, dengan isterinya, pada saat pemotongan
Pajak Penghasilan Pasal 21 oleh pemberi kerja diberikan Penghasilan Tidak
Kena Pajak sebesar Rp 54.000.000,-. Apabila penghasilan isteri harus digabung
dengan penghasilan suami, maka besarnya Penghasilan T idakKena Pajak yang
diberikan kepada Wajib Pajak Bayu adalah sebesar Rp 126.000.000,- dengan
rincian sebagai berikut:
Bab 9 • ------
Pengurangan/Biaya
■
■
Wajib Pajak, Bayu Rp. 54.000.000,
Tambahan untuk Istri Rp. 4.500.000,
Tambahan untuk Istri kerja Rp. 54.ooo.ooo,-
Tambahan untuk anak (maksimal 3 orang)
= 3 x Rp. 4.500.000,- Rp. 13.500.000,- (+)
PTKP Bayu adalah Rp. 126.000.000.-
4. Jika Wajib Pajak adalah orang pribadi wanita, Joyce dengan status menikah
dengan 4 orang anak tctapi suaminyn tidnk bckcrjn, schinggn besarnyc:i
Penghasilan T idakKena Pajak (PTKP) Joyce adalah Rp. 72.000.000,-. (Catatan:
Joyce harus memperoleh surat keterangan bahwa suaminya tidak bekerja dan
dia yang menanggung biaya hidup keluarga dari pemerintah daerah setempat
yang serendah-rendahnya Camat).
Perpajakan Indonesia·
Misalnya, pada tanggal 1 Januari 2017 Wajib Pajak Andi berstatus kawin dengan
tanggungan 1 (satu) orang anak. Apabila anak yang kedua lahir setelah tanggal
3 Januari 2017, maka besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak yang diberikan
Wajib Pajak Andi untuk tahun pajak 2016 tetap dihitung berdasarkan status kawin
dengan 1 (satu) anak.
Berdasarkan ketentuan ini Menteri Keuangan diberikan wewenang untuk
mengubah besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak dengan mempertimbangkan
perkembangan ekonomi clan moneter serta perkembangan harga kebutuhan pokok
setiap tahunnya.
Penghasilan atau kerugian bagi wanita yang telah kawin pada awal tahun
pajak atau pada awal bagian tahun pajak dianggap sebagai penghasilan atau
kerugian suaminya clan dikenai pajak sebagai satu kesatuan. Penggabungan
tersebut tidak dilakukan dalam hal pPnghasilan isteri diperoleh dari pekerjaan
sebagai pegawai yang telah dipotong pajak oleh pemberi kerja, dengan ketentuan
bahwa:
a. penghasilan isteri tersebut semata-mata diperoleh dari satu pemberi kerja,
clan
b. penghasilan isteri tersebut berasal dari pekerjaan yang tidak ada hubungannya
uengan usaha atau pekerjaan bebas suami atau anggota keluarga lainnya.
Contoh:
Wajib Pajak A, yang memperoleh penghasilan dari usaha sebesar Rp.100.000.000,
mempunyai seorang isteri yang menjadi pegawai dengan penghasilan sebesar
Rp.50.000.000,-. Apabila penghasilan isteri tersebut diperoleh dari satu pemberi
kerja clan telah dipotong pajak oleh p emberi kerja dan pekerjaan tersebut
tidak ada hubungannya dengan usaha suami atau anggota keluarga lainnya,
penghasilan sebesar Rp.50.000.000,- tidak digabung dengan penghasilan A clan
pengen�an pajak atas penghasilan isteri tersebut bersifat final.
Arabila selain menjadi pegawai, isteri A juga menjalankan usaha, misalnya
salon kecantikan dengan penghasilan sebesar Rp.75.000.000,- seluruh penghasilan
isteri sebesar Rp.125.000.000,- (Rp.50.000.000,- + Rp.75.000.000,-) digabungkan dengan
penghasilan A. Dengan penggabungan tersebut A dikenai pajak atas penghasilan
sebesar Rp.225.000.000,- (Rpl00.000.000,- + Rp.50.000.000,- + Rp.75.000.000,-).
Potongan pajak atas penghasilan isteri tidak bersifat final, artinya
dapat dikreditkan_ terhadap pajak yang terutang atas penghasilan sebesar
Contoh:
Penghitungan pajak bagi suami-isteri yang mengadakan perjanjian pemisahan
penghasilan secara tertulis adalah sebagai berikut:
Dari contoh di atas, jika isteri menjalankan usaha salon kecantikan, pengenaan
paja knya dihitung bcrdasarkan jumlah penghasilan sebesar Rp225.000.000.
Misalnya pajak yang tern tang atas jumlah penghasilan tersebut adalah sebesar
Rp56.250.000,-, maka unh1k masing-masing suami clan istcri pengenaan pajaknya
dihitung sebagai berikut:
1,1 .mi: (10 000. 0, : 225.0CJD.OOO,-� x Rp 56,.2-W.GOG, - R.p 25.000.88 ,- ___,,.,..
Isteri: (17.5.000.000,- : 225.000.000,-) x Rp.56.250.000,- - Rp31.250.000,
PerpaJakan Indonesia
�
Warisan yang belum terbagi sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Pajak
Penghasilan dengan ini diberikan penegasan sebagai berikut:
1. Yang menjadi Subjek Pajak adalah Warisan yang belum terbagi sebagai satu
kesatuan, menggantikan yang berhak. Dalam penjelasan Undang-undang
tersebut ditegaskan bahwa Warisan yang belum terbagi yang ditinggalkan oleh
orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri dianggap sebagai Subjek Pajak dalarn
negeri dalam pengertian Undang-undang mengikuti status pewaris. Adapun
untuk pelaksanaan pemenuhan kewajiban perpajakannya, Warisan tersebut
menggantikan kewajiban ahli waris yang berhak.
2. Kepada Orang Pribadi sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri diberikan pengurangan
berupa Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) oleh karena itu Warisan yang
belum terbagi tidak dapat diberikan pengurangan berupa PTKP
3. Penghasilan dari Warisan yang belum terbagi pada prinsipnya merupakan hak
dan dapat dibagikan kepada para ahli Waris yang berhak, dan penghasilan
tersebut harus ditanggungkan dengan penghasilan lainnya yang diterima atau
diperoleh masing-masing ahli Waris. Oleh karena dalam menghitung Penghasilan
Kena Pajak masing-masing ahli Waris telah memperoleh pengurangan berupa
PTKP, maka dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak atas penghasilan yang
berasal dari Warisan yang belum terbagi tidak diberikan pengurangan berupa
PTKP
Sab 9 • Pengurangan/Biaya
b Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu, atau anggota;
Maksudnya biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
perusahaan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan atau dibebankan oleh
perusahaan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu atau anggota,
seperti perbaikan rumah pribadi, biaya perjalanan, biaya premi asuransi yang
dibayar oleh perusahaan untuk kepentingan pribadi para pemegan& saham
atau keluarganya.
c Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali cadangan piutang tak
tertagih untuk usaha bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi, cadangan
untuk usaha asuransi, dan cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan,
yang ketentuan dan syarat-syaratnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan;
Berarti pembentukan atau pemupukan dana cadangan pada prinsipnya
tidak dapat dibebankan sebagai biaya dalam menghitung Penghasilan Ken&
Pajak.
Nam1111 untuk jcnis-jenis usaha tertentu yang secara ekonomis mernang
diperlukan adanya cadangan untuk menutup beban alau kerugian yang akan
terjaeU dikemJ1dian ha.ri, Jan.g tRt:batas pada piuta1,1g tak teiflta�if.i, seperti:
• cadangan piut,mp; t,1 k tcrtagih untuk usaha 1.:tnk J.Jn budan usaha lain
yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan
pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
• cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang
dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
• cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
• cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
• cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
• cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah
industri untuk usaha pengolahan limbah industri, yang ketentuan dan
syarat-syaratnya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan I\1enteri
Keuangan;
d Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi bea siswa, yang dibayar oleh Wajib Pajak orang pribadi,
kecuali jika dibayar oleh pemberi kerja dan premi tersebut dihitung sebagai
penghasilan bagi Wajib Pajak yang bersangkutan;
PerpaJakan Indonesia
Berarti premi untuk asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi
jiwa, asuransi d wiguna, dan asuransi bea siswa yang dibayar sendiri oleh Wajib
Pajak orang pribadi tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, clan pada
saat orang pribadi dimaksud menerima penggantian atau santunan asuransi,
penerimaan tersebut bukan merupakan Objek Pajak.
Jika premi asuransi tersebut dibayar atau ditanggung oleh pemberi kerja,
maka bagi pemberi kerja pembayaran tersebut boleh dibebankan sebagai biaya
clan bagi pegawai yang bersangkutan merupakan penghasilan yang merupakan
Objek Pajak.
e Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
aiberikan dalam bentuk natura clan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan
clan minuman bagi seluruh pegawai serta penggantian atau imbalan dalam
bentuk natura clan kenikmatan di daerah tertentu clan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan;
Yang artinya bahwa penggantian atau imbalan dalam bentuk natura
clan kenikmatan dianggap bukan merupakan Objek Pajak. Selaras dengan
hal tersebut maka dalam ketentuan ini, penggantian atau imbalan dimaksud
dianggap bukan merupakan pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai
biaya bagi pemberi kerja. Namun, dalam rangka menunjang kebijaksanaan
pemerintah untuk mendorong pembangunan di daerah terpencil, berdasarkan
keputusan Menteri Keuangan, penggantian atau imbalan dalam bentuk natura
atau kenikmatan yang diberikan berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan di
daerah tersebut, boleh dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja.
Pemberian kepada pegawai berupa penyediaanmakanan/minuman ditempat
kerja bagi seluruh pegawai, secara bersama-sama, atau yang merupakan
keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana keselamatan kerja
atau karena sifat pekerjaan tersebut mengharuskannya, seperti pakaian dan
peralatan untuk keselamatan kerja, pakaian seragam petugas keamanan
(Satpam), antar jemput karyawan serta penginapan untuk awak kapal dan
yang sejenisnya, maka pemberian tersebut bukan merupakan imbalan bagi
karyawan tetapi boleh dibebankan sebagai biaya bagi pemberi kerja.
f Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham
atau kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan;
... -
Bab 9 • Pengurangan/Biaya
--· -- · .
Maksudnya dalam praktek sehari-hari, kemungkinan dapal terjadi
pembayaran irnbalan yang diberikan kepada pegawai yang juga pemegang
saham. Karena pada dasarnya pengeluaran untuk mendapatkan, menagih,
dan mernclihara penghasilan yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto
Jdalal1 pengeluaran yang jumlahnya wajar sesuai dengan kelaziman usaha,
maka berdasarkan ketentuan ini, jumlah yang melebihi kewajaran tersebut
tidak boleh dibebankan sebagai biaya.
Misalnya seorang tenaga ahli yang adalah pemegang saham dari suatu
badan, rnernberikan jasa kepada badan tersebut dengan memperoleh imbalan
sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah). Apabila untuk jasa yang sama yang
diberikan oleh tenaga ahli lain yang setara hanya dibayar sebesar Rp 2.000.000,
(dua juta rupiah), maka jumlah sebesar Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah) tidak
boleh dibebankan sebagai biaya.
Bagi tenaga ahli yang juga sebagai pemegang saham tersebut jumlah sebesar
Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah) dimaksud dianggap sebagai dividen.
g Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, clan warisan, kecuali zakat
alc1s penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan oleh Wajib Fajak orang pribadi
.. - ·
pemeluk agama Islam dan atau · n dalam negeri �ang dimiliki
eh p Juk - am I L m l
•
;,n ·==<n;.u,, U'lll-\AU..L �'l'l-1'l.!m .... ,,·,u.,,,,
Perpajakan Indonesia
Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan
komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham;
Maksudnya anggota firma, persekutuan dan perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham diperlakukan sebagai satu kesatuan, sehingga
tidak ada imbalan sebagai gaji. Dengan demikian gaji yang diterima oleh
anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak
terbagi atas saham, bukan merupakan pembayaran yang boleh dikurangkan
dari penghasilan bruto badan tersebut.
Contoh: Gaji Tuan Charly sebagai Direktur Utama CV. Makmur sebesar Rp.
5.000.000,- satu bulan; tidak boleh diakui sebagai biaya dalam pengurangan
penghasilan bruto CV Makmur.
Sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan serta sanksi pidana
berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di
bidang perpajakan.
Yang dimaksud dalam ayat ini adalah sanksi administrasi berupa bur:iga,
denda, kenaikan serta sanksi pidana karena tidak melaksanakan peraturan dan
perundang-und angan perpajakan. Contoh: sanksi karena tidak melaporkan
Surat Pemberitahuan tepat waktu, membayar pajak masa melebihi waktu yang
ditentukan.
Pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun tidak dibolehkan untuk
dihebankan sekaligus, :rnelainkan dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi.
Hal ini sesuai dengan kelaziman usaha, pengeluaran yang mempunyai peranan
terhadap penghasilan untuk beberapa tahun, pembebanannya dilakukan
sesuai dengan jumlah tahun lamanya pengeluaran tersebut berperan terhadap
penghasilan dan sejalan dengan prinsip penyelarasan antara pengeluaran
dengan penghasilan (matching cost and revenui;).
--- --------------
Bab 9 • Pengurangan/E3iaya
·1 . Apakah Tunjangan Pajak Penghasilan Pasal 21 Karyawan dapat
sebagai pengurang biaya bagi perusahaan? Jelaskan!
1 Biaya apakah yang dapat sebagai pengurang penghasilan bagi orang
pribadi?
3. Apakah kenikrnatan dalam bentuk natura dapat dibebankan sebagai
biaya? Jelaskan!
4. Kapan piutang tidak dapat ditagih dapat diakui sebagai pengurang biaya
dalam perpajakan?
5. Sumbangan yang dikeluarkan melalui kas/bank perusahaan.
Apakah sumbangan tersebut dapat diakui sebagai biaya yang mengurangi
penghasilan perusahaan?
6. Beberapa waktu lalu keluarga Bayu mengalami rnusibah. Kakak
bayu, merupakan karyawan PT. XYZ, mengalami kecelakaan sehingga
meninggal dunia_. Selam
, a bekerja, Tulia clfasliiransikq11 olelli pel'.'Usalaaooy;a.
Setelah musibah tersebut, ahli waris menerima biaya penggantian (klaim)
dari perusahaan asuransi yang dib¢rikgti' tf(�lalui peti.1sahaan fempat dit _
bekerja selama ini. Apakah benar klafrn yang dite:rima PT · Z dipotong
PPh? Apakah uang yang diterima ahli waris juga dipotong pajak?
Perpajakan Indonesia
ASETTETAP
Dalam akuntansi, aset tetap adalah aset yang dibeli oleh perusahaan atau orang pribadi
rang digunakan untuk operasional perusahaan yang memiliki nilai yang relatif
tinggi, memiliki umur manfaat lebih dari satu tahun dengan nilai perolehan yang
relatif tinggi dan tidak untuk diperjualbelikan.
Jadi, aset tetap diperoleh oleh perusahaan tidak untuk diperjualbelikan, tetapi
untuk operasional perusahaan. Aset yang dibeli oleh perusahaan untuk dijual kembali
cruinamakan persediaan dan digolong dalam Aset Lancar
Sebagai contoh:
ll. Perusahaan dagang PI ABC membeli mobil untuk operasional perusahaannya,
·· ' · maka mobil PT. ABC adalah Aset Tetap.
Sedangkan PT. Sekar Mobil yang beroperasional sebagai showroom mobil,
r
. maka mobil di dalam perusahaan ini dapat' digolongkan sebagai persediaan
,dan sebagai aset tetap perusahaan. Maksudnya, mobil yang digunakan untuk
operasional PI. Sekar Mobil adalah digolong dalam Aset Tetap, clan mobil yang
dipajang dalam showroom untuk dijual lagi dikategori dalam Persediaan.
• Perijinan (License)
Periijinan adalah hak perusal1aan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik
daerah rnaupun pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan
bid,rng usahc1nya. Ijin-ijin perusahaan ten tu ada jangka waktunya, clan jika masa
bcrlaktmyc1 telah habis maka ijin tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui.
Nc1mt1r1 dernikian ijin usaha atau aktivitas tertentu atas terkait dengan usaha
biaszmya rnemiliki jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari satu
tahun buku. Unt1.1k itu ljin diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud. Contoh:
Perpajakan Indonesia
164 -
Surat ljin Usaha, Tanda Daftar perusahaan, Surat ijin usaha jasa konstruksi dan
sebagainya.
• Hak Paten
Hak Paten adalah hak yang diperoleh atas suatu penemuan tertentu. Di mana
atas penemuan tersebut, penemu akan memperoleh manfaat tertentu untuk
kurun waktu tertentu dan dapat diperpanjang ..Penemuan tersebut bisa berupa
suatu produk, atau rekayasa, atau formula, atau system, atau cara tertentu.
• Franchise
_Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau
memasarkan produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan,
penggunaan logo maupun penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki
oleh perusahaan yang memberikan hak franchise. Contoh: Hak Franchise
Kentucky Fried Chicken, T he British Institute, Bimbingan Belajar Primagama.
• Goodwill
Adalah kelebihan-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh
perusahaa:!.1., yang dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keisitimewaan
tersebut bisa karena perusahaan memilil<i reputasi manajemen yang sangat
bagus, menghasilkan suatu produk unggul yang sulit dicari pesaingnya,
letaknya strategis, dan lain-lain.
Pe1·pajaka11 l11donesia
166 -
Perolehan Aset dengan Tunai (Kas)
Perusahaan membeli aset tetap dengan melakukan pembayaran tunai kepada
pemasuk. Sehingga nilai yang dibukukan perusahaan adalah besarnya nilai yang
dibayar rerusahaan ditambah dengan pengeluaran-pengeluaran untuk menginstalasi
aset tersebut sehingga dapat digunakan untuk operasional perusahaan.
Contoh: PT. SA}v'l membeli mesin senilai Rp. 100.000.000,- dari PT. PQR secara
tunai. Untuk memasang mesin tersebut, PT. SAM membayar tenaga ahli sebesar
Rp. 10.000.000,-.
Jadi,harga perolehan mesin tersebut untukPT. SAMadalahRp. 110.000.000,- (Rp.
100.000.000,- , + Rp. 10.000.000,-)
Contoh
PT. ESO membeli sebuah mesin seharga Rp 1.900.000.000,-, dengan sistem
pembayaran sebagai berikut:
Pembayaran pertama adalah sebesar Rp 900.000.000,- sedangkan sisanya dicicil
sebanyak 2 kali selama 2 tahun. AtasPokok cicilan dikenakan bunga 12% per tahun dari
sisa pokok yang belum dibayar.
Perpajai<an Indonesia�
Mesin (baru) Rp. 6.500.000,-
Mesin (lama) Rp. 5.000.000,
Akumulasi Penyu:mtan Rp. 3.500.000,- (-)
Nilai Buku Rp. 1.500.000,
Kas Rp. 4.500.000,- (+)
Jumlah yang dibayar Rp. 6.000.000,- (-)
Laba Penukaran Aset Tetap Rp. soo.ooo,;
PENYUSUTAN
Wajib Pajak dapat memilih clan melakukan penyusutan atau arnortisasi atas
pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan, perbaikan, atau perubahan
barta bukan bangunan yang rnasih dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan dengan menggunakan metode garis lurus
atau metode saldo menurun. Metode penyusutan atau amortisasi yang dipilih yang
mencakup semua harta bukan bangunan harus konsisten. Dengan perkataan lain,
tidakdiperbolehkan menggunakan dua macam metode penyusutan atau amortisasi
untuk harta bukan bangunan.
_Perpajakan lndone�
Pada prinsipnya semua pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud, yang
climiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih clan memelihara penghasilan,
clapat dibebankan sebagai biaya. Namun apabila pengeluaran untuk memperoleh
harta berwujud tersebut mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, maka
pembebanan atas pengeluaran tersebut sebagai biaya harus dilakukan melalui
penyusutan. Dengan demikian penyusutan adalah merupakan suatu metode
pembebanan biaya.
Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh tanah hak milik, termasuk
tanah berstatus hak guna bangunan, hak guna usaha dan hak pakai yang pertama
kali tidak boleh disusutkan, kecuali apabila tanah tersebut dipergunakan dalam
perusahaan atau dimiliki untuk memperoleh penghasilan dengan syarat nilai
tanah tersebut berkurang karena penggunaannya untuk memperoleh penghasilan,
misalnya tanah dipergunakan untuk perusahaan genteng, perusahaan keramik atau
perusahaan batu bata.
Pengeluaran untuk memperoleh tanah hak guna bangunan, hak guna usaha
clan hak pakai yang pertama kali aclalah biaya perolehan tanah berstatus hak guna
bangunan, hak guna usaha atau hak pakai dari pihak ketiga clan pengurusan hak
hak tersebut dari instansi yang berwenang untuk pertama kalinya. Sedangkan biaya
perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha clan hak pakai cliamortisasikan
selama jangka waktu hak-hak tersebut.
Metode penyusutan yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya
penyusutan yang dapat dibebankan sebagai biaya untuk semua harta tetap bukan
bangtman harus konsisten ad:i.lah:
1. Metode garis lurus (straight line methodt yaitu penyusutan atas pengeluaran
harta pengeluaran harta berwujud yang dilakukan dalam bagian-bagian yang
sama besar selama masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut,
atau
2. Metode saldo menurun (declining balance nzetlwd), yaitu penyusutan atas pengeluaran
harta berwujud yang dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun selama masa
manfaat dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku, dan pada
akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus.
...._
Bab 10 • Aset Tetap
Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak diperkenankan
melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk men
dapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan har�a yang
bersangkutan mulai menghasilkan.
Jadi, dalam menghitung besarnya penyusutan atas harta berwujud bukan
bangunan, Wajib Pajak hanya diperbolehkan menggunakan salah satu dari kedua
metode penyusutan tersebut untuk seluruh jenis harta berwujud clan penggunaan
rnetode penyusutan tersebut harus dilakukan secara taat azas. Jika pengeluaran untuk
perolehan Aktiva Tetap adalah pada bulan dari bagian tahun maka penyusutan
pad a tahun pertarna dihitung secara pro-rata, rnisalnya pembelian Mesin pabrik
pc1da tanggal 2 Maret, sehingga penyusutan atas mesin tersebut untuk tahun pertarna
adalah dikali dengan (10: 12 bulan). Sesuai dengan pembukuan Wajib Pajak, alat-alat
kecil (small tnols) yang sama atau sejenis dapat disusutkan dalarn satu golongan.
Untu k harta berwujud berupa bangunan hanya dapat disusutkan dengan
rnetode garis lurus.
Pada prinsipnya penghitungan penyusutan atau arnortisasi di]akukan dengan
rnernbuat daftar harla sebagai berikut:
• Daftar harta berwujud berupa bangunan
��==��lJ;t'liit :rt:hattao. W1UJUcl IDlaK ,n oan
=
Perpajakan lndone:ia
-,/
Kelompok Harta Tarif penyusutan
Berwujud Masa Manfaat Garis Lurus -Saldo Menurun
i) Bukan bangunan
Kelompok 1 4tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 I 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10% -
...-
Bab 10 • Aset Tetap
- -
" 1•
No. Jenis Usaha -
Jenis Harta
3. lndustri Makanan dan Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti
huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan
Minuman
seJe111snya.
4. Transportasi dan Pergudangan Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai
angkutan umum.
5. lndustri Semi Konduktor Flash memory tester, writer machine, bipolar test system,
eliminator (PE8-1 ), pose checker.
6. Jasa Persewaan Peralatan Anchor, Anhor Chains, Polyester Rope, Steel Buoys, Steel
Tambat Air Dalam Wire Ropes, Mooring Accessories.
7. Jasa Telekomunikasi Seluler Base Station Controller
No.
- Jenis Usaha
�-- Jenis Harta
1 Semua Jenis Usaha a. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku,
kursi, lemari, dan sejenisnya yang bukan merupakan
bagian dari bangunan. Alat pengatur udara seperti AC,
kipas angin, dan sejenisnyn.
b. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.
c. Container dan sejenisnya
2. Pertani.at1. 1 P.erkebunan, a. Mes1n pertan1an/perkebunan seperti traktorctan mesin
Kehutanan, Perikanan bajak, peAggaruk, penanaman, penebar benih dan
sejenisnya.
b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau
memprodu.ksi bahan atau barang pertanian, perkebunan
peternakan dan perikanan
3. lndustri Makanan dan a. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas dan
Minuman perikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan ikan.
b. Mesin yang mengolah produk nab21ti, misalnya mesin
minyak kelapa, margarin, penggilingan kopi, kembang
gula, mesin pengolah biji-bijian seperti penggilingan
beras, gandum, tapioka.
c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman dan
bahan-bahan minuman segala jenis.
d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-bahan
makanan dan makanan segala jenis.
- -
- --
4, lndustri Mesin Mesin yang menghasilkan/produksi mesin ringan
(misalnya mesin jahit, pompa air)
5. Perkayuan, kehutanan Mesin dan peralatan penebangan kayu.
�Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau
- ---- -- memproduksi bahan atau barang kehutanan.
Perpajakan lndonesi;.-
No. Jenis Usaha Jenis Harta
6. Kontruksi Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump
truck, crane, buldozer dan sejenisnya
7. Transportasi dan Pergudangan a. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat, truk
peron, truk ngangkang dan sejenisnya.
b. Kapa! penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat
untuk pengangkutan barang tertentu (misalnya gandum,
batu-batuan, biji tambang dan sebagainya) termasuk
kapal pendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan dan
sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan l 00
DWT.
c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam
kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya,
yang mempunyai berat sampai dengan l 00 DWT.
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai
berat sampai dengan 250 DWT.
e. Kapal balon.
I. n
8. Telekomunikasi a. Perangkat pesawat telepon.
b. Pesawat telegraf, termasuk pesawat pengiriman dan
penerimaan radio telegraf dan radio telepon.
9.' lndustri Semi Konduktor Auto frame loader, automatic logic handler, baking oven,
ball shear tester, bipolar test handler (automatic), cleaning
machine, coating machine, curing oven, cutting press,
dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear test,
dynamic burn-in system oven, dynamic test handler,
eliminator (PGE-01 ), full automatic handler, full automatic
mark, hand maker, individual mark, inserter remover
machine, laser marker (FUM A-01 ), logic test system,
marker (mark), memory test system, molding, mounter,
MPS automatic, MPS manual, O/S tester manual, pass
oven, pose checker, re-form machine, SMD stocker, taping
machine, tiebar cut press, trimming/forming machine, wire
bonder, wire pull tester.
,,.
10, Jasa Persewaan Peralatan Spooling Machines, Metocean Data Collector
Tambat Air Dalam
11. Jasa Telekomunikasi Seluler Mobile Switching Center, Home Location Register, Visitor
Location Register, Authentication Center, Equipment
Identity Register, Intelligent Network Service Control Point,
'"
:
Intelligent Network Service Management Point, Radio
Base Station, Transceiver Unit, Terminal SDH/Mini Link,
.,
Anthena
6. Transportasi dan a. Kapa! penumpang, kqpal bar.ang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan
Pergudangan barang-barang tertentu (mfsalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan
sejenlsnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan
dan sejenisnya, yang mempunyal berat di aras 100 DWT sampa: dengan 1000.
DWT.
b. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal suar,
kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya, yang
mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT
c. Dok terapung.
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat di atas 250 DWT.
e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala jenis.
7. Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar, dan kendali jarak jauh.
Pe1·pajakan Indonesia
__.
Jenis-Jenis Harta Berwujud yang Termasuk Dalam Kelompok 4
Contoh:
1. Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method):
Sebuah gedung yang harga perolehannya Rp. 400.000.000,- dan masa
manfaatnya 20 (dua puluh) tahun, penyusutannya setiap tahun adalah sebesar
Rp. 20.000.000,- (Rp 400.000.000,- : 20).
, ~ enY.:Y,s-utan s
penyusutan dimu lai pad a bu Ian dilakukannya pengeluaran, kecu'ali untuk
harta yang masih dalam proses pengerjaan penyusutannya dimulai pada bulan
selesainya pengerjaan harta tersebut. Dengan persetujuan Direktur Jenderal
Pajak, Wajib Pajak diperkenankan melakukan penyusutan mulai bulan harta
tersebut digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan
atau pada bulan harta yang bersangkutan mulai menghasilkan.dimulai pada
bulan selesainya pengerjaan harta . Sedangkan secara akuntansi, penyusutan
dimulai pada saat bulan aktiva tetap tersebut digunakan.
Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, maka:
• Aset tetap (jaringan pipa gas bumi) yang dimiliki PT. ABA (P�rsero)
mempunyai karakteristik yang sama dalam proses pembuatannya seperti
sebuah bangunan/konstruksi/instalasi. Oleh karena itu penyusutannya
secara fiskal dimulai pada bulan selesainya pengerjaan (proses pembuatan)
aset tetap tersebut;
• Sepanjang tenggang waktu antara bulan selesainya pengerjaan aset
tetap tersebut dengan bulan penggunaannya cukup jauh (>l tahun) t
Perpajakan lndonesi�
- ,/
sehingga berpengaruh besar terhaclap penerapan prinsip matching cost
again ts revenue yang juga clianut Unclang-unclang Pajak Penghasilan, maka
permohonan untuk memulai penyusutan pacla bulan aset tetap tersebut
digunakan untuk menclapatkan, menagih clan memelihara penghasilan
clapat disetujui.
-.---" -
Bab 10 • Aset Tetap
Apabila terjadi kebakaran dalam perusahaan maka atas aset yang
diasuransikan perlakuan perpajakannya adalah penggantian asuransinya dibukukan
sebagai penghasilan pada tahun diterimanya penggantian asuransi, dan nilai sisa
buku dari harta tersebut dibebankan sebagai kerugian dalam tahun pajak yang
bersangkutan.
J ika hasil penggantian asuransi yang akan diterima jumlahnya baru dapat
dikctc1hui dcngc1n pasti di masa kemudian, n1aka dengan persetujuan Direktur
Jcnderal Pajak jumlah sebesar kerugian dibukukan sebagai beban da]am tahun
penggantian asuransi tersebut.
AMORTISASI
Harga perolehan harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya termasuk
perpanjangan hak-hak atas tanah (seperti hak guna usaha, hak guna bangunan
dan hak pakai) dan muhibah (goodwill) yang mempunyai masa manfaat lebil1 dari
satu tahun, diamortisasi dengan metode:
1. dalam bagian-1-,af;i.rn yang sama setiap tahun selama masa manfaat, atau;
2. dalam bagian-bagian yang menurun setiap tahun dengan cara menerapkan
;==.-----tari-f a-m0rtisasi atas nilai sisa-buku.
Penentuan masa manfaat dan tarif amortisasi atas pengeluaran harta tak
berwujud dimaksudkan untuk memberikan keseragaman bagi Wajib Pajak dalam'
melakukan amortisasi. Wajib Pajak dapat melakukan amortisasi ses:iai dengan
Perpajakan Indonesia ■
188 -
■
metode yang dipiHhnya berdasarkan masa manfaat yang sebenarnya dari tiap
harta tak berwujud. Tari£ amortisasi yang diterapkan didasarkan pada kelompok
masa manfaat sesuai dengan tabel di atas. Untuk harta tidak berwujud yang rn.asa
manfaatnya tidak tercantum pada kelompok masa manfaat yang ada, maka Wajib
Pajak menggunakan masa manfaat yang terdekat.
Misalnya harta tak berwujud dengan masa manfaat yang sebenarnya 6 (enarn)
tahun dapat menggunakan kelompok masa manfaat 4 (em pat) tahun atc1u 8
(delapan) tahun. Dalam hal masa manfaat yang sebenarnya 5 (lin1.a) tahun, rnc,kc1
harta tak berwujud tersebut diamortisasi dengan menggunakan kelornpok mc1sc1
manfaat 4 (empat) tahun.
Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun di bidang penambangan minyak
clan gas bumi dilakukan dengan menggunakan metode satuan produksi yaitu
dengan persentase amortisasi yang besarnya setiap tahun sama dengan persentase
perbandingan antara realisasi penambangan minyak dan gas bumi pada tahun yang
bersangkutan dengan taksiran jumlah seluruh kandungan minyak dan gas bumi di
lokasi tersebut yang dapat diproduksi.
Seandainya jumlah produksi yang sebenarnya lebih kecil dari yang diperkirakan,
sehingga masih terdapat sisa pengeluaran untuk memperoleh hak atau pengeluaran
lain, maka atas sisa pengeluaran tersebut boleh dibebankan sekaligus dalam tahun
pajak yang bersangkutan.
Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain di
bidang penambangan minyak dan gas bumi yaitu: hak pengusahaan hutan, dan
hak pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, dilakukan dengan menggunakan rnetode satuan
produksi paling tinggi 20% (dua puluh persen) setahun.
Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, misalnya biaya studi kelayakan dan
biaya produksi percobaan , dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi. Biaya ini
tidak termasuk biaya-biaya operasional yang sifatnya rutin1 seperti gaji pegawai,
biaya rekening listrik dan telepon, dan biaya kantor lainnya. Untuk pengeluaran
operasional yang rutin ini tidak boleh dikapitalisasi tetapi dibebankan sekc:1ligus
pada tahun pengeluaran.
Dengan demikian jumlah nilai sisa buku sebesar Rp. 450.000.000,- clibebankan
sebagai kerugian clan jumlah sebesar Rp 500.000.000,- clibukukan sebagai
penghasilan.
-
Perpajakan lnu011esia ■
■
tidak termasuk perusahaan yang memperoleh izin menyelenggarakan pembukuan
dalam bahasa Inggris dan mata uang Dollar Amerika Serikat.
Perusahaan mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak, untuk
melakukan penilaian kembali aset tetap perusahaan. Direktur Jenderal Pajak
diberi wewenang untuk menerbitkan surat keputusan penilaian kembali aset tetap
perusahaan atas permohonan yang diajukan oleh perusahaan.
Penilaian kembali aset tetap perusahaan dilakukan terhadap:
a. seluruh aset tetap berwujud, termasuk tanah yang berstatus hak milik a tau hak
guna bangunan; atau
b. seluruh aset tetap berwujud tidak termasuk tanah, yang terletak atau berada
di Indonesia, dimilikC dan dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak.
Perpajakan Indonesia
�
Sejak bulan dilakukannya penilaian kembali aset tetap perusahaan berlaku
ketentuan sebagai berikut:
a. Dasar penyusutan fiskal aset tetap yang telah memperoleh persetujuan
penilaian kembali adalah nilai pada saat penilaian kembali.
b. Masa manfaat fiskal aset tetap yang telah dilakukan penilaian kembali aset tetap
perusahaan disesuaikan kembali menjadi masa manfaat penuh untuk kelompok
aset tetap tersE'but.
c. Perhitungan penyusutan dimulai sejak bulan dilakukannya penilaian kembali
aset tetap perusahaan.
Sedangkan, untuk bagian tahun pajak sampai dengan bulan sebelum bulan
dilakukannya penilaian kembali aset tetap perusahaan berlaku ketentuan sebagai
berikut:
a. Dasar penyusutan fiskal aset tetap adalah dasar penyusutan fiskal pada awal
tahun pajak yang bersangkutan.
b. Sisa masa manfaat fiskal aset tetap adalah sisa manfaat fiskal pada awal tahun
pajak yang bersangkutan.
c. Perhitungan penyusutannya dihitung secara prorata sesuai dengan banyaknya
bulan dalam bagian tahun pajak tersebut.
-.---
Bab 10 • Aset Tetap
•
Maka atas selisih lebih penilaian kembali diatas nilai sisa buku fiskal semula,
ciikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan tarif sebesar tarif
tertinggi Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan dalam negeri yang berlaku pada saat
penilaian kembali dikurangi 10% (sepuluh persen).
Selisih antara nilai pengalihan aset tetap perusahaan den§;an nilai sisa buku
fiskal pada saat pengalihan merupakan keuntungan atau kerugian berdasarkan
ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Perpajakan Indonesia..
1. Apa yang menjadi dasar penghitungan Harga Perolehan Aset Tetap?
2. Di dalam perpajakan terdapat berapa metode penyusutan? Jelaskan!
3. Apa bed.a penyusuta1t clan amortisasi?
4. Apa yang dimaksud dengan revaluasi Aset Tetap? Apakah ada manfaat
bagi Wajib Pajak untuk melakukan Revaluasi Aset Tetap?
. 5. Jika Wajib Pajak melakukan Revaluasi atas Aset Tetap perusahaan, tetapi
Wajib Pajak tidak mempunyai arus kas yang cukup untuk melunasi pajak
yang terutang sebagai akibat dari revaluasi Aset Tetap, jadi bagaimana
Wajib Pajak dapat melunasi pajaknya?
6. Apakah Revaluasi Aset Tetap merupakan sebuah alat untuk melakukan
perencanaan pajak? Jelaskan dengan memberikan contoh. kasus!
NORMA PENGHITUNGAN
PENGHASILAN NETO DAN TARIF PAJAK
Informasi yang benar dan lengkap tentang penghasilan Wajib Pajak sangat penting
untuk da:rat mengenakan pajak yang adil dan wajar sesuai dengan kemampuan
ekonomis Wajib Pajak. Untuk dapat menyajikan informasi di atas, Wajib Pajak harus
menyelenggarakan pembukuan. Namun disadari bahwa tidak semua Wajib Pajak
mampu menyelenggarakan pembukuan. Semua Wajib Pajak badan dan bentuk
usaha tetap diwajibkan menyelenggarakan pembukuan. Wajib Pajak orang pribadi
yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas dengan jumlah peredaran
tertentu, tidak diwajibkan untuk menyelenggarakan pembukuan.
Untuk memberikan kemudahan dalam menghitung besarnya penghasilan neto
bagi Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dengan peredaran
bruto tertentu, Direktur Jenderal Pajak menerbitkan norrna penghitungan.
Norma penghitungan adalah pedoman untuk menentukan besarnya penghasilan
neto yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak dan disernpurnakan terus
• 189
menerus. Penggunaan Norma penghitungan tersebut pada clasarnya dilakukan
dalam hal-hal:
a. tidak terdapat dasar penghitungan yang lebih baik, yaitu pembukuan yang
lengkap, atau
b. pembukuan atau catatan peredaran bruto Wajib Pajak ternyata diselenggarakan
secara tidak bena1:
Norma penghitungan disusun berdasarkan hasil pene1itian atau data lain, dan
dengan memperhatikan kewajaran. Norma penghitungan akan sangat membantu
Wajib Pajak yang belum mampu menyelenggarakan pembukuan untuk menghitung
penghasilan neto.
Dengan berlakunya Undang-Undang PPh yang baru mulai tanggal 1 Januari
2009, maka Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas yang peredaran brutonya dalam 1 (satu) tahun kurang dari Rp.
4.800.000.000,- (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dapat menggunakan
norma penghitungan penghasilan neto.
Untuk dapat menggunakan Norma Penghitungan Penghasilctll Nelu tersebut
Wajib Pajak orang prib__a_di harus memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak
dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.
Wajib Pajak orang pribadi yang menggunakan Norma Pcnghi-.:ungan Penghasilan
Neto tersebut wajib menyelenggarakan pencatatan tentang peredaran brutonya
sebagaimana diatur dalam Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan. Pencatatan tersebut dimaksudkan untuk memudahkan penerapan
norma dalam menghitung penghasilan neto.
Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan, termasuk Wajib
Pajak yang peredaran brutonya kurang dari jumlah Rp.4.800.000.000,-; yang
berhak untuk menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto, tetapi tidak
mcrnberitc1hukannya kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu yanG
ditentukan, sehingga Wajib Pajak tersebut dianggap memilih rnenyelenggarakan
pernbukuan.
Jikc:1 wajib pajak yang ternyata tidak atau tidak sepenuhnya menyelenggarakan
pen catatan atau pembukuan atau tidak rnernperlihatkan pencatatan atau pernbukuan
atau bukti-bukti pendukungnya, rnaka penghasilan netonya dihitung berdasarkan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto atau cara lain yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan.
Perpajakan lndonesi�
Menteri Keuangan dapat menyesuaikan besarnya batas peredaran bruto dengan
memperhatikan perkembangan ekonomi dan kemampuan masyarakat Wajib Pajak
untuk menyelenggarakan pembukuan.
Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp.
50.000.000.000,-(lima puluh miliar rupiah) mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif
sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif 25% yang dikenakan atas Penghasilan
Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp. 4.800.000.000,00 (ernpat
miliar delapan ratus juta rupiah).
Contoh:
Peredaran bruto PT Y dalam tahun pajak 2016 sebesar Rp. 4.500.000.000,- dengan
Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp. 500.000.00,-
Contoh:
Peredaran bruto PI X dalam tahun pajak 2016 sebesar Rp. 30.000.000.000,- dengan
Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp. 3.000.000.000,- (Contoh Pasal 31 E)
Penghitungan.
Bagi Wajib Pajak luar negeri penentuan besarnya Penghasilan Kena Pajak
dibedakan antara:
1. Wajib Pajak luar negeri yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia;
2. Wajib Pajak luar negeri lainnya.
Contoh:
Bagi Wajib Pajak dalam negeri yang menyelenggarakan pembukuan, Penghasilan
Kena Pajaknya dihitung dengan menggunakan cara penghitungan biasa dengan
contoh sebagai berikut:
• Peredaran bruto Rp 6.000.000.000,-
• Biaya untuk rnendapatkan, menagih dan
rnemelihara penghasilan Rp 5.400.000.000,- (-)
• Laba usaha (penghasilan neto usaha) Rp. 600.000.000,-
• Penghasilan lainnya Rp. 50.000.000,-
Perpajakan l11do11e
�
• Biaya untuk mendapatkan,
menagih dan memelihara
penghasilan lainnya tersebut (R12. 30.000.000,-} +
Rp. 20.000.000,- (+)
• Jumlah seluruh penghasilan neto Rp. 620.000.000,-
• Kompensasi kerugian dari kegiatan usaha aktif ( Rp. 10.000.QOO,-) (+)
• Pen6hasilan Kena Pajak
(bagi Wajib Pajak badan) Rp. 610.000.000,-
• Pengurangan berupa Penghasilan
Tidak Kena Pajak untuk Wajib Pajak
orang pribadi (isteri + 2 anak) Rp. 67.500.000,- (-)
• Penghasilart Kena Pajak
(bagi Wajib Pajak orang pribadi) Rp 542.500.000,-
Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang berhak untuk tidak menyelenggarakan
pembukuan, Penghasilan Kena Pajaknya dihitung dengan menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto dengan contoh sebagai berikut:
• Peredaran bruto Rp 4.000.000.000,-
• Penghasilan neto (menurut Norma Penghitungan)
misalnya 20% Rp 800.000.000,-
• Penghasilan neto lainnya Rp 5.000.000,-
• Jumlah seluruh penghasilan neto Rp 805.000.000,-
• Penghasilan Tidak Kena Pajak (isteri + 3 anak) ( R2. 72.000.000,-)
• Penghasilan Kena Pajak Rp 733.000.000,-
Bagi Wajib Pajak luar negeri yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia, cara penghitungan Penghasilan
Kena Pajaknya pada dasarnya sama dengan cara penghitungan Penghasilan Kena
Pajak bagi Wajib Pajak badan dalam negeri. Oleh karena bentuk usaha tetap
berkewa.jiban untuk menyelenggarakan pembukuan, maka Penghasilan Kena
Pajaknya dihitung dengan cara penghitungan biasa.
• Peredaran bruto Rp10.000.000.000,-
• Biaya untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan Rp 8.000.000.000,- (-)
Rp 2.000.000.000,-
Wajib Pajak orang pribadi tidak kawin yang kewajiban pajak subjektifnya sebagai
subjck pzijc1k dulam negeri adalah3 (tiga) bulan, clan dalarn jangka waktu tersebut
nwmperoleh penghasilan sebesar Rp. 30.000.000,- rnaka penghitungan Penghasilan
Kena Pajaknya adalah sebagai berikut:
TARIFPAJAK
Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak berdasarkan Undang
Undang Pajak Penghasilan No. 36 Tahun 2008 yang rnulai berlaku tanggal 1
Januari 2009 adalah sebagai berikut.
Tarif Pajak untuk Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri:
PerpaJakan Indonesia r/
,,
No. L�pi�an Peng�asilan Ken� Pajak T"rjf Pajak
1. sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) 5% (lima persen)
2. di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai 15% (lima belas persen)
dengan Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta
rupiah)
3. di atas Rp. 250-.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) 25% (dua puluh lima persen)
sampai dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
4. di atas Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) 30% (tiga puluh persen)
Tari£ tertinggi 30% (tiga puluh persen) sebagaimana dimaksud di atas dapat
diturunkan menjadi paling rendah 25% (dua puluh lima persen) yang diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Tarif pajc1k untuk Wajib Pajak Badan yaitu uang berbentuk badan hukum seperti:
Firmc1, Comanditer Venotschaap (CV ), Koperasi, Yayasan, Perseroan Terbatas (PT)
tertutup, Peredaran bruto dengan Tarif Pajak adalah sebagai berikut:
1 sampai dengan Rp. 4.800.000.000,- 12,5% (dua belc1s koma lima persen)
(empat miliar delapan juta rupiah)
2 di atas Rp. 50.000.000.000,- (lima 25% (dua puluh lima persen)
puluh-
- miliar rupiah)
1--
3 Di atas Rp. 4.800.000.000,- (empat 50% x 25% x Penghasilan Kena Pajak dari bagian
miliar delapan juta rupiah) tetapi di peredaran bruto yang memperoleh fasilitas + 25%
bawah Rp. 50.000.000.000,- (lima x Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran
puluh miliar rupiah) bruto yang tidak memperoleh fasilitas.
Jumlah Penghasilan Kena Pajak yang memperoleh
fasilitas dihitung sebagai berikut
Rp. 4.800.000.000 . .
x Penghas1 1 an Kena paJak
Peredaran Bruto
Jumlah Penghasilan Kena Pajak yang tidak mem-
peroleh fasiliitas dihitung sebagai berikut
Peredaran Bruto - Penghasilan Yang Memiliki
Fasili- tas
Contoh:
Peredaran bruto PT X dalam Tahun Pajak 2010 sebesar Rp. 30.000.000.000 dengan
Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp. 3.000.000.000,- Berapa PPh yang terutang?
PerpaJaka11 Indonesia
196 -
Jumlah penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh
fasilitas
= Rp. 3.000.000.000 - Rp. 480.000.000 = Rp 2.520.000.000
Catatan: Untuk keperluan penerapan tarif pajak, jumlah Penghasilan Kena Pajak
dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh.
Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yc:mg pc1.ling
sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetur
diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu
lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah daripada
25% mulai tahun pajak 2010 atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Tari£ yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
persen) dan bersifat final, clan ketentuan lebih lanjut mengenai besarnya tarif diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Urituk keperluan penerapan tarif pajak, jumlah Penghasilan Kena Pajak
dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh.
Perubahan tarif akan diberlakukan secara nasional, dimulai per 1 (satu) Januari
dan diumumkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tarif baru itu berlaku
efektif, serta dikemukakan oleh Pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Repu'.Jlik Indonesia, untuk dibahas dalam rangka penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
Besarnya lapisan Penghasilan Kena Pajak tersebut akan disesuaikan dengan
faktor penyesuaian, antara lain tingkat inflasi. Menteri Keuangan diberi wewenang
mengeluarkan keputusan yang mengatur tentang faktor penyesuaian tersebut.
Untuk keperluan penerapan tarif pajak, jumlah Penghasilan Kena Pajc1k
dibulatkan ke bawah dalam. ribuan rupiah penuh.
Contoh:
Tuan A memiliki Penghasilan Kena Pajak setahun yang disetahunkan (dihitung
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 16 ayat (4) Undang-Undang PPh): Rp.
580.200.000,-
Tuan A memiliki Penghasilan Kena Pajak setahun Rp. 35.925.000,- Pajak Penghasilan
setahun
5 °/ii X Rp. 35.925.000,- = Rp. 1.796.250,-
Perpajakan Indonesia
1. Berapa pajak penghasilan yang terutang untuk Bapak Charles jika
penghasilan bersih setahun adalah Rp. 600.000.000,-. Bapak Charles
telah menikah dan memiliki 5 orang anak?
NPWP: 0l.123.456.7-051.000
Nama: Toni
Alamat: Jl. Taman Ratu Blok C-1 Jakarta Barat.
Anggota keluarga yang menjadi tanggungan Toni adalah:
• Jennife:i; istri (sebagai ibu rumah tangga), lahir tanggal 22 November
1970.
• Erika, anak kandung (sebagai pelajar), lahir tanggal 8 Januari 1997.
• Henry, anak kandung (sebagai pelajar), lahir tanggal 3 Desember
1998.
• Selama tahun 2017 sudah membayar angsuran PPh Pasal 25
sebesar
Rp.15.000.000,-
-.=--
Bab 11 • Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan Tarif Pajak
3. Tuan Abidin adalah pedagang besar kertas dan alat tulis kanto� status
kawin tidak punya tanggungan. Dalam tahun pajak 2016 menderita kerugian
fiskal sebesar Rp. 180.000.000. Dalam tahun pajak 2017 memperoleh
penghasilan neto fiskal sebesar Rp. 450.000.000 dalam jumlah tersebut
termc,1ksud keuntungan karena penjualan kendaraan operasional sebesar
Rp. 25.000.000.
P[)h Pcisal 22 dan PPh Pasal 23 yang telah dipungut/dipotong pihak
ketigc1 masing-rnasing sebesar Rp. ] .300.000 dan Rp. 1.800.000.
Pertanyaan:
Hitung besarnya PPh Pasal 25 tahun pajak 2018, apabila SPT Tahunan
PPh Tuan
Abidin disampaikan ke KPP tanggal 20 Januari 2018.
------------·-Perpajakan
-- -- l11donesii:J ■
■
HUBUNGAN ISTIMEWA DAN TRANSFER
:PRICING
HUBUNGAN ISTIMEWA
) .
Pihak-pihak dikatakan memiliki hubungan istimewa jika satu pihak mempunyai
I
kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau melakukan pengaruh yang
i
eyignilkan atas pihak lain di dalam mengambil keputusan keuangan dan keputusan
,operasional. Suatu pihak memiliki hubungan istimewa dengan suatu entitas apabila:
,1. . Suatu perusahaan secara langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih
'perantara melakukan hal-hal berikut:
a. Pengawasan yang berada di bawah kendali oleh perusahaan (hal ini
dapat mencakup perusahaan induk, anak perusahaan dan semacam anak
-perusahaan);
Memiliki suatu kepentingan di dalam entitas yang memberikan pengaruh
yang signifikan atas entitas; ·atau
c. Memiliki kendali secara bersama-_sama atas entitas;
2. Pihak adalah anggota manajemen kunci dari entitas atau pcrusahaan induknya;
3. Pihak adalah anggota dekat dari keluarga.
PerpaJakan Indonesia
,/
Contoh:
PI A dan PI B masing-masing memiliki saham sebesar 40% dan 20% pada
X Ltd. yang bertempat kedudukan di negara Q. Saham X Ltd. tersebut tidak
diperdagangkan di bursa efek. Pada tahun 2009 X Ltd. memperoleh laba setelah
pajak sejumlah Rp. 1.000.000.000,-.
Oleh karena itu, Menteri Keuangan berwenang menetapkan saat diperolehnya
dividen dan dasar penghitungannya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. besarnya penyertaan modal Wajib Pajak dalam negeri tersebut paling rendah
50% (lima puluh persen) dari jumlah saham yang disetor; atau
b. secara bersama-sama dengan Wajib Pajak dalam negeri lainnya memiliki
penyertaan modal paling rendah 50% (lima puluh persen) dari jumlah saham
y c1ng disetor
-.=-
6ab 10 • Hubungan lstimewa da11 T1-ansfe1- Pricing
TRANSFER PRICING
Kesepakc1tan harga transfer (Advance Pricing Agreement/APA) adalah kesepakatan
antara Wajib Pajak dengan Direktur Jenderal Pajak mengenai harga jual wajar produk
yang dihasilkc1nnya kcpc1da pihak-pihak yang 1T1empunyai hubungan istim.ewa (related
portics) dengannya. Tujuan diadakannya APA adalah untuk mengurangi te1iadinya
praktik penyalahgunaan transfer pricing oleh perusahaan multinasional.
Dalam Surat Edaran Nomor SE-04/PJ.7/1993 diberikan contoh kasus-kasus di
bawah ini:
Contoh 1:
PT A memiliki 25 % saham PT B Atas penyerahan barang PT. A ke PT
B, PTA membebankan harga jual Rp. 160 per unit berbeda dengan harga yang
diperhitungkan atas pernyerahan barang yang sama kepada PT. X (tidak ada
hubungan istimewa) yaitu Rp. 200 per unit
Dalam contoh tersebut, harga pasar sebanding (comparable uncontrolled price)
- -atas
- barang yang sama adalah-yang dijunl-kepada P-T-X-yang tidak ada hubungan
istimewa. Dengan demikian harga yang wajar adalah Rp. 200 per unit. Harga ini
dipakai sebagai dasar perhitungan penghasilan dan/atau pengenaan pajak.
Kalau PTA adalah pengusaha kena pajak (PKP), ia harus menyetor kekurangan
rPN-nya (dan PPn BM kalau terutang). Atas kekurangan tersebut dapat diterbitkan
SKP dan PT A tidak boleh menerbitkan faktur pajak atas kekurangan tersebut,
sehingga tidak merupa kan kredit pajak bagi PTA
Contoh 2:
PT A memiliki 25 rx> saham PT B. Atas penyerahan barang ke PT. B, PT A
membebankan harga jual Rp. 160 per unit, PI A tidak melakukan penjualan kepada
pihak ketiga yang tidak ada hubungan istimewa.
Perlakuan perpajakan
Dalam contoh di atas, maka harga yang wajar adalah harga pasar atas barang yang
sama (dengan barang yang diserahkan PI A) yang terjadi antar pihak-pihak yang
tidak ada hubungan istimewa.
PerpaJakan ,Indonesia
204 - --,/
Apabila ditemui kesulitan untuk mendapatkan harga pasar sebanding untuk
barang yang sama (terutama karena PT. A tidak menjual kepada pihak yang tidak
ada hubungan istimewa), maka dapat ditanggulangi dengan menerapkan harga
pasar wajar dari barang yang sejenis atau serupa,yang terjadi antara pihak-pihak
yang tidak ada hubungan istimewa.
Dalam hal terdapat kesulitan untuk mendapatkan harga pasar sebanding untuk
barang yang sejenis atau serupa, karena barang tersebut mempunyai spesifikasi
khusus,misalnya semi finished products, maka pendekatan harga pokok (cost plus
method) dapat digunakan untuk menentukan kewajaran harga penjualan PT. A.
Misalnya diketahui bahwa PT. A memperoleh bahan baku dan bahan pembantu
produksinya dari para pemasok yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Hzirga
pokok barang yang diproduksi per unit adalah Rp . 150,- dan laba kotor yang
pada umumnya diperoleh dari penjualan barang yang sama antar pihak yang tidak
mempunyai hubungan istimewa (comparable mark up) adalah 40 % dari harga pokok.
Contoh 3
PT. B menjual kembali barang yang dibeli dari PT. A pada contoh 2 di atas ke pihak
yang tidak ada hubungan istimewa dengan harga Rp. 250,- per unit. Laba kotor
sebanding untuk menjual barang tersebut adalah 20 % dari harga jualnya.
Perlakuan Perpajakan:
Dalam menguji kewajaran harga penjualan dari PT. A ke PT. B, selain pendekatan
harga pokok plus, clapat pula diterapkan pendekatan harga jual minus (sales minus/
resale price method). Dengan menerapkan metode tersebut maka harga perjualan
barang PT. A ke PT. B yang wajar untuk perhitungan pajak penghasilan/dasar
pengenaan pajak adalah Rp 200{Rp 250 - (20% x RP 250)}
Apabila ternyata terdapat kesulitan dalam memperoleh harga pasar sebanding
dan juga sulit menerapkan metode harga jual minus maupun harga pokok plus
maka dapat digunakan metote lainya, misalnya dengan pendekatan tingkat laba
perusahaan sebanding ( comparable profits) atau tingkat hasil investasi (return on
investment) dari usaha yang sama, serupa atau sejenis. Misalnya diketahui bahwa
persentase laba kotor jenis usaha yang sama dengan usaha PT. A dari dunia bisnis
adalah 30%. Selanjutnya ternyata bahwa laba kotor yang dilakukan PT. A adalah 15
%. Karena terdapat divisi tingkat laba PT. Adari tingkat laba rata-rata tersebut di atas,
maka dapat diduga bahwa ada penggeseran laba melalui penjualan dengan hargc1
Contoh.
H Ltd. Hongkong memiliki 20 % saham PT. B. PT. B mengimpor barang produksi H
Ltd dengan harga Rp. 3.000 per unit. Produk tersebut dijual kembali kepada PT Y
(tidak ada hubungan istimewa) dengan harga Rp. 3.500 per unit.
Perlakuan perpajakan:
Pada contoh tersebut di atas pertama-tama dicari harga pasar sebanding untuk
barang yang sama, sejenis atau serupa atas Pembelian/impor dari pihak yang
tidak ada hubungan istimewa atau antar pihak-pihak yang tidak ada hubungan
istimewa (sama halnya dengan kasus harga penjualan ). Apabila ditemui kesulitan,
maka pendekatan harga jual minus dapat diterapkan, yaitu dengan mengurangkan
laba kotor (mark up) yang wajar ditambah biaya lainya yang dikeluarkan Wajib Paj---"ak�_
dari harga jual barang kepada pihak yang tidak ada hubungan istimewa. Apabila
laba yang wajar diperoleh adalah Rp. 750, maka harga yang wajar untuk perpajakan
atas pembelian barang dari H Ltd di Hongkong adalah Rp. 2.750 (Rp. 3.500-Rp. 750).
Harga ini merupakan dasar perhitungan harga pokok PT B dan selisih Rp. 250 antarn
pembayaran utang ke H Ltd di Hongkong dengan harga pokok yang seharusnya
diperhitungkan, sehingga dianggap sebagai pembayaran dividen terselubung.
Contoh
Pusat perusahaan (head office) di luar negeri dari BUT di Indonesia sering
mengalokasikan biaya administrasi dan umum (overhead cost) kepada BUT tersebut.
Biaya yang dialokasikan tersebut antara lain
a. Biaya training karyawan BUT di Indonesia yang diselenggarakan kantor r.iusat
luar negeri;
b. Biaya perjalanan dinas direksi kantor pusat tersebut ke masing-masing BUT;
Perpajakan lndones�
c. Biaya administrasi/manajemen lainnya dari kantor pusat yang merupakan
biaya penyelenggara perusahaan;
d. Biaya riset dana pengembangan yang dikeluarkan kantor pusat.
Perlakuan Perpajakan:
Alokasi biaya-biaya tersebut di atas diperbolehkan sepanjang sebanding dengan
manfaat yang diperoleh masing-masing BUT dan bukan merupakan duplikasi
biaya. Biaya kantor yang boleh dialokasikan oleh BUT tidak termasuk bunga atas
penggunaan dana kantor pusat, kecuali untuk jenis usaha perbankan, clan royalti/
sewa atas harta kantor pusat. Dalam hal berlaku perjanjian penghindaran pajak
berganda maka pengalokasian biaya kantor pusat kepada BUT adalah seperti
yang diatur dalam perjanjian tersebut. Kewajaran biaya training di atas dapat
diuji dengan membandingkan jumlah biaya training yang sama atau sejenis, yang
ciiselenigarakan oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.
Untuk biaya lainnya, maka besarnya biaya yang dapat dialokasikan dihitung
berdasar faktor-faktor tertentu yang dapat mencerminkan dengan baik proporsi
manfaat yang diterimanya, misalnya perbandingan jumlah peredaran.
Contoh
H Ltd di Hongkong memiliki 80 % saham PT C dengan modal yang belum disetor
sebesar Rp. 200 juta. H Ltd juga memberikan pinjaman sebesar Rp. 500 juta dengan
bunga 25 % atau 125 juta setahun. Tingkat bunga setempat yang berlaku adalah 20 °/4).
Perlakuan Perpajakan:
a) Penentuan kembali jumlah utang PT C
Pinjaman sebesar Rp. 200 juta dianggap sebagai penyetoran modal terselubung,
sehingga besarnya hutang PT C yang dapat diakui adalah sebesar Rp. 300 juta
(Rp. 500 juta - Rp. 200 juta).
b) Perhitungan Pajak Penghasilan.
Bagi PT. C pengurangan biaya bunga yang dapat dibebankan adalah Rp. 60
juta (20% x Rp. 300 juta) yang berarti koreksi positif penghasilan kena pajak.
Selisih Rp. 65 juta ( Rp. 125 juta - Rp. 60 juta) dianggap sebagai pembayaran
)(t::f'i.:!U.tl, �mbaian atas _jasa manajemen J imbalan atas jasa teknik dan
Contoh 1
rT A Perusahaan Kompute1� memberikan lisensi kepada PT. X (tidak ada hubungan
istirnewa) sebagai distributor tunggal di negara X untuk memasarkan program
komputernya dengan membayar royalti 20% dari penjualan bersih. Selain itu, PT. A
juga memasarkan komputernya melalui PT. B di Negara B (ada hubungan istimewa)
sebagai distributor tunggal dan membayar royalty 15% dari penjualan bersih.
Perlakuan Perpajakan:
Oleh karena program computer yang di pasarkan PT. B sama dengan yang dipasarkan PT.
X, atas dasar matching transaction method ·untuk tujuan perpajakan maka royalti
di PT. B juga harus 20 %. Kalau kondisi yang sama tidak diperboleh maka perlu
diadakan penyesuaian. Pendekatan demikian disebut comparable a·djustable method
(metode sebanding yang disesuaikan).
Contoh tersebut dapat juga digunakan untuk menguji kawajaran franchise atau
imbalan lain yang serupa dengan itu.
Contoh 2
G GmbH Jerman, perusahaan farmasi, memiliki 50 °/ri saham PT. B (Indonesia
yang beroperasi di bidang usaha yang sama. G GmbH mensuplai bahan baku
dan pembantu kepada PI B dengan harga DM 120 per unit. Selanjutnya didapat
informasi, misalnya dari SGS di Jerman, bahwa harga internasional untuk bahan
tersebut c1dalah OM 100 per unit.
Perlakuan Perpajakan:
Harga sebanding untuk bahan tersebut adalah DM 100 per unit. Untuk bahan farmasi
UJTtumnya terdapat paten atas penemuan ramuannya, kemungkinan tidak terdapat
PerpaJakan Indonesia
kontrak lisensi yang ditutup antara G GmbH dengan PT B. Kalau dalam praktek
perdagangan ternyata pada umumnya dapat imbalan royalti (tanpa diketahui berapa
jumlahnya), maka jumlah sebesar DM 20 dianggap sebagai pembayaran royalti.
Di lain pihak kalau diperoleh data bahwa royalti umumnya adalah 10% dari
harga, maka dapat disimpulkan bahwa royalti sebesar DM 10, sedangkan selisihnyc1
dianggap pembagian dividen.
Contoh kasus imbalan atau jasa manajemen, imbalan atas jasa teknik dan imbalan
jasa lainnya.
PT A memiliki 25 % saham PT B. PT A memberikan bantuan teknik kapada PT B
dengan imbalan sebesar Rp. 500. Imbalan jasa yang sama dengan keadaan yang
sama atau serupa adalah Rp. 250.
Perlakuan Perpajakan:
Dalam kasus di ata�:, maka imbalan jasa yang wajar adalah Rp. 250.
Perlakuan Perpajakan:
Berdasakan analisis fungsi, maka besarnya komisi dari PI A sebesar 5% adalah
kurang wajar karena sebagai distributor, PI B masih menanggung biaya promosi,
dan sebagainya, yang dapat melebihi jumlah komisinya.
Di bin pihak diketahui bahwa komisi dari pihak ketiga yang tidak dibebani
biaya promosi adalah 9%. Oleh karena itu, maka komisi dari PT B yang wajar adalah
minimal sebesar 9% ditambah dengan suatu jumlah untuk menutup biaya yang
harus dikeluarkan.
-.~
Bab 10 • Hubungan lstimewa dan Transfer Pricing • 209
Pr;;nnbeiian hart.a pt?.rusahaan oleh pemeganfJ saharn atau oleh
p1hak yang mempunyai hubungan istimewa dengan harga yang
�ebih rendah dari harga pasar.
Contoh:
A adalah pemegang 50% saham PI B. Harta Perusahaan PI B berupa kendaraan,
dibeli A dengan harga Rp. 10 juta. Nilai buku kendaraan tersebut adalah Rp. 10
juta. Harga pasaran kendaraan sejenis dalam keadaan yang sama adalah Rp. 30 juta.
Perlakuan Perpajakan:
Oleh karena harga pasar sebanding untuk kendaraan tersebut adalah Rp. 30 juta,
maka penghasilan kena pajak PI B dikoreksi positif Rp. 20. juta (Rp. 30 juta - Rp.
10 juta). Sedangkan bagi A selisill harga Rp. 20 juta merupakan penghasilan berupa
dividen yang boleh PI B harus dipotong PPh pasal 23 sebesar 10% clan bersifat Final.
Contoh:
PT I Indonesia,yang mempunyai hubungan istimewa dengan H Ltd Hongkong, dua
duanya adalah anak peru sahaan K di Korea. Dalam usahanya PT I mengekspor barang
yang langsung dikirim ke X di Amerika Serikat atas permintaan H Ltd Hongkong.
Harga pokok barang tersebut adalah Rp. 100. PT I Indonesia selalu menagih H Ltrl
dengan jumlah Rp. 110, sedang H Ltd Hongkong menagih X Amerika Serikat.
Informasi yang diperoleh dariAmerika Serikat menunjukan bahwa X membeli barang
dengan harga Rp. 175. Keterangan lebih lanjut menunjukkan bahwa H Ltd Hongkong
pun ya letter box company (reinvoicing center), tanpa subtansi bisnis.
Perlakuan Perpajakan:
Oleh karena tarif pajak perseroan di Hongkong lebih rendah dari Indonesia, maka
terdapat petunjuk adanya usaha Wajib Pajak untuk mengalihkan laba kena pajak dari.
Indonesia ke Hongkong agar diperoleh penghematan pajak. Dengan memperhatikan
fungsi (substansi bisnis) dari H Ltd., ada perantara transaksi sehingga harga jual
oleh PT I dikoreksi sebesar Rp. 65 ( Rp. 175 - Rp. 110).
Perpajakan Indonesia
�
Kalau fungsi H Ltd adalah sebagai agen pada umumnya mendapat laba kotor
(komisi) 10%, maka untuk menghitung pajak penghasilan laba sebesar Rp. 75
dialokasikan sebagai berikut:
• Untuk H Ltd= Rp .17,50 (10% x Rp. 175);
• Unt1:,1k PT I = Rp. 57,50 ( Rp. 75 - Rp. 17,50);
Contoh:
X Ltd. yang didirikan dan berkedudukan di negara A, negara bebas pajak
(Tax Haven Country), memiliki 100% saham PT X yang didirikan dan bertempat
PerpaJakan lndo11esia ,/
212 -
Hubungan kepemilikan seperti tersebut di atas dapat juga terjadi antara
orang pribadi dan badan.
2. adanya penguasaan melalui manajemen atau penggunaan teknologi.
Hubungan istimewa antara Wajib Pajak dapat juga terjadi karena penguasaan
melalui manajemen atau penggunaan teknologi, walaupun tidak terdapat
_hubungan kepemilikan. Hubungan istimewa dianggap ada apabila satu atau
lebih perusahaan berada di bawah penguasaan yang sama. Demikian juga
hubungan antara beberapa perusahaan yang berada dalam penguasaan yang
sama tersebut.
3. S�lain karena hal-hal tersebut di atas, hubungan istimewa di antara Wajib
Pajak orang pribadi dapat pula terjadi karena adanya hubungan darah atau
karena perkawinan.
Yang dimaksud dengan hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat adalah ayah, ibu, dan anak, sedangkan hubungan keluarga
sedarah dalam garis keturunan ke samping satu derajat adalah saudara.
Yang dimaksud dengan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus satu
derajat adalah mertua dan anak tiri, sedangkan hubungan keluarga semenda
dalam garis keturunan ke samping satu derajat adalah ipar.
Perpajakan lndones ia
_ r/