NAMA KELOMPOK :
ANI GRACE DOLOK SARIBU
NURHAIDA SITUMORANG
KRISTINA MANULLANG
CRISTINE NOVITA
FRIANDY SIAGIAN
ROSI SIBURIAN
ALDA GINTIN
NOVITA SARI SAGALA
TUGAS DARI: ADAT PARANGINANGIN
PERGURUAN TINGGI ADVENT SURYA NUSANTARA
PEMATANGSIANTAR
TP : 2020-2021
BAB 1. PENDAHULUAN
Pajak adalah salah satu sumber pendapatan negara yang nantinya akan digunakan
untuk kepentingan umum dan negara. pajak menjadi salah satu sumber dana pemerintah
pusat dan pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan.manfaat dari pajak mungkin
tidak langsung dirasakan oleh wajib pajak. Namun,dana yang terkumpul darin pajak ini
Jadi apabila seseorang membayar pajak tidak akan langsung menikmatinya, tidak
seperti kalau membayar pajak daerah, misalnya retribusi parkir langsung bisa
Menurut Sommerfeld R.M., Anderson H.M., & Brock Horace R pengertian pajak
adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat
lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah
B.rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
BAB II .PEMBAHASAN
Membahas mengenai perpajakan tidak terlepas dari pengertian pajak itu sendiri, menurut
Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) : “Pajak adalah iuran
rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (kontra Prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum.”
Pajak memiliki peranan penting dalam tata kelola negara, khususnya membiayai semua
pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas maka pajak
mempunyai beberapa fungsi seperti yang terdapat dalam buku Waluyo (2011:6), yaitu:
1. Fungsi anggaran (budgetair) Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaranpengeluarannya guna pembiayaan pembangunan.
2. Fungsi mengatur (regulerend) Suatu fungsi dimana pajak dipergunakan oleh pemerintah
sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah untuk mencapai 10
tujuan tertentu. Misalnya dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah
menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.
3. Fungsi stabilitas Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini
bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat, pemungutan
pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
4. Fungsi redistribusi pendapatan Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk
membiayai semua kepentingan umum, termasuk untuk membiayai pembangunan.
Referensi : http://eprints.perbanas.ac.id/2287/4/BAB%20II.pdf
Pajak merupakan kontribusi wajib yang berlaku bagi setiap warga negara. Hal ini berarti,
setiap warga negara yang telah memenuhi syarat sebagai Wajib Pajak memiliki kewajiban untuk
membayar pajak.
Pajak bersifat memaksa bagi setiap warga negara. Apabila seseorang telah memenuhi
syarat subjektif dan syarat objektif, maka wajib untuk membayar pajak. Apabila seorang Wajib
Pajak dengan sengaja tidak membayar pajak yang seharusnya dibayarkan, maka ada ancaman
sanksi administratif maupun hukuman secara pidana.
Warga negara tidak mendapat imbalan langsung, karena pajak berbeda dengan retribusi.
Ketika membayar pajak dalam jumlah tertentu, setiap Wajib Pajak tidak langsung menerima
manfaat dari pajak yang dibayar.
1. saksi administrative
Sanksi pertama yan akan didapat bagi orang yang tidak membayar pajak adalah sanksi
administratif. Sanksi ini adalah sanksi yang mewajibkan wajib pajak untuk membayarkan
sejumlah uang atau denda sesuai dengan aturan. Denda yang dibayarkan juga termasuk kedalam
Undang Undang Perpajakan. Untuk besaran uang sanksi yang harus dibayar tentu berbeda-beda
tergantung dengan pelanggaran.
Dalam kasus pelangaran pajak, sanksi denda dapat ditambah dengan sanksi pidana. Sanksi
pidana akan diberikan kepada wajib pajak yang sengaja melakukan pelanggaran. Sanksi
administratif ini bersifat sebagai peringatan kepada wajib pajak agar selalu tepat waktu dan tidak
lupa dalam menjalankan kewajibannya.
Sanksi bunga
Sanksi yang akan didapat oleh orang yang tidak membayar pajak adalah sanksi bunga. Sanksi
bunga ini akan didapat oleh wajib pajak yang tidak membayarkan pajaknya dalam waktu yang
telah ditentukan atau telat. Wajib pajak diharuskan membayarkan denda dengan jumlah tertentu
saat akan membayarkan pajak. Artinya wajib pajak harus membayarkan uang lebih banyak
karena terlambat dalam membayar pajak. Biasanya besaran sanksi bunga yang harus bayarkan
oleh wajib pajak sebesar 2 persen setiap bulan. Perhitungan ini dimulai saat wajib pajak
menyampaikan SPT hingga akhir pembayaran.
Sanksi kenaikan
Sanksi lain yang akan didapatkan oleh wajib pajak yang tidak membayarkan pajaknya dengan
tepat waktu adalah sanksi kenaikan. Sanski ini merupakan sanki yang paling ditakuti oleh setiap
wajib pajak karena wajib pajak harus membayarkan pajaknya berlipat ganda dari jumlah pajak
sebelumnya. Sanksi ini dihitung menggunakan presentase tertentu dari total pajak yang belum
atau tidak dibayarkan. Penyebab berlipatnya jumlah pajak yang harus dibayarkan karena wajib
pajak tidak memberikan informasi yang dibutuhkan dalam melakukan perhitungan pajak. Sanksi
ini tertuang dalam UU PPH 2008 dan berlaku bagi setiap wajib pajak yang memiliki NPWP.
Sanksi pidana
Sanki ini tergolong kedalam sanksi berat karena wajib pajak mendapatkan sanksi pidana yang
artinya setiap pelanggar akan dijebloskan kedalam penjara. Sanksi ini biasanya akan dikeluarkan
sebagai upaya terakhir dengan tujuan untuk meningkatkan kepatuhan setiap wajib pajak untuk
memenuhi tanggung jawabnya.
Tidak hanya itu saja, sanksi pidana juga diberikan agar pelanggar jera. Sanksi pidana tidak akan
berlaku bagi wajib pajak yang baru sekali mendapat pelanggaran pajak. Wajib pajak yang
pertama kali melakukan pelanggaran akan mendapatkan sanksi administratif. Sementara itu
sanksi pidana akan diberikan oleh wajib pajak yang secara sengaja menghindari membayar
pajak. Untuk menerapkan sanksi ini, wajib pajak akan diperiksa dan diadakan penyidikan pajak
untuk mengetahui dengan pasti penyelewengan yang dilakukan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan masalah yang telah disajikan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran yang mungkin bermanfaat Pajak
adalah iuran wajib rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kotraprestasi), yang langsung dapat
ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Mardiasmo, 2011:3).
Dengan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada penegertian
pajak adalah:
a. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaan nya yang sifatnya
dipaksakan.
b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh
pemerintah.
Sebagai hasil penulisan akhir, dari penulisan Tugas Akhir ini, maka penulis memberikan
saran. Adapun saran-saran tersebut adalah:
a. Peraturan yang dibuat Pemerintah Daerah harus menjunjung tinggi azas keadilan.
Ciptakanlah aparat Pajak atau Instansi Pemerintahan yang terkait yang bebas KKN.
Referensi http://repository.uin-suska.ac.id/3608/5/BAB%20IV.pdf