Anda di halaman 1dari 18

Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Ulkus


Peptikum

Ferry Kumala, SST, M.Tr.


Kep
ULKUS PEPTIKUM
Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area
berlubang) yang terbentuk dalam
dinding mukosa lambung, pilorus ,
duodenum atau esofagus.
Sering disebut sebagai ulkus lambung,
duodenal atau esofageal (tergantung
pada lokasinya)
Ulkus stres  ulserasi pada mukosa
pada area gastroduodenal
Penyebab : H.pylory , sebagai faktor
predisposisi adalah stres atau marah yang tidak
diekspresikan, herediter, obat antiinflamasi non
steroid, alkohol dan merokok yang berlebihan.
AKUT
1. Terjadi kerusakan / kelemahan
gastric mucosa barrier
2. Bertahun dianggap akibat kelebihan
asam lambung
3. 1982 Dr. Barry Marshal di Perth
Australia → penyebabnya adalah
infeksi kuman helicobacter pylorii
→ melalui makanan / minuman
 Penyebab lain
- iritasi mukosa lambung oleh
obat – obatan: aspirin
KRONIK
a.Duodenal Ulcer
Etiologi
1. Infeksi H. Pylorii
2. Genetic : - famili
3. Endocrine
Stress / physical stress → sarana
hormonal merangsang pituitary
adrenal axis → hypersekresi
asam lambung
4. Accesory
- perokok - makan tak teratur
- alkohol
- deff. Vitamin
PATOLOGI
- Multiple
- Terjadi di semua bagian gaster
dan first part duodenum
- Oval 1 – 2 mm
- Jarang menembus muscular

Patofisiologi :
Peningkatan konsentrasi dan kerja asam-pepsin atau
adanya penurunan pertahanan normal mukosa  erosi
sehingga mukosa rusak dan tidak dapat memproduksi
mukus sebagai barier terhadap asam klorida
Manifestasi klinis :
- Tidak khas : dyspepsia, hematemesis
- Nyeri seperti tertusuk atau sensasi terbakar di
epigastrium
tengah, terjadi karena kandungan asam lambung dan
duodenum meningkat  erosi  merangsang ujung
saraf
- Nyeri hilang setelah makan  makanan menetralisasi
asam
 bila lambung kosong timbul nyeri kembali
- Pirosis (nyeri uluhati) pada esofagus dan lambung,
sendawa terjadi bila lambung kosong
- Muntah, akibat obstruksi jalan keluar
lambung oleh spasme
mukosa pilorus atau obstruksi mekanis
karena adanya
pembentukan jaringan parut
- Konstipasi dan perdarahan , akibat diet dan
obat-obatan

Evaluasi diagnostik :
- Endoskopi gastrointestinal  dapat
menunjukkan adanya
ulkus
- Pemeriksaan sekretori lambung
- Adanya H. pylory pada biopsi dan histologi
melalui kultur
Penatalaksanaan :
- Penurunan stres dan istirahat
- Penghentian merokok  merokok menurunkan sekresi
bikarbonat
dari pankreas ke duodenum  asam duodenum meningkat bila
merokok
- Modifikasi diet  menghindari sekresi asam yang berlebihan dan
hipermotilitas saluran gastrointestinal
- Obat-obatan  antagonis reseptor H2 yang menurunkan sekresi
asam lambung, antasida, agen sitoprotektif (melindungi sel
mukosa
dari asam), kombinasi antibiotik dgn garam bismut utk menekan
bakteri H.pylory
- Intervensi bedah : bila penyembuhan ulkus gagal dalam 12-16
mgg
pengobatan medis.
- Pengobatan konservatif dengan obat – obatan berhasil baik
Asuhan keperawatan
Pengkajian :
- nyeri rasa terbakar dan terjadi 2 jam
setelah makan
- bila muntah, maka ditanyakan
waktunya, banyak dan warnanya
- bila defekasi tanyakan apakah disertai
dengan darah
- pola dan kebiasaan makan
- kaji cemas
- kaji tanda-tanda vital untuk indikator
anemia
Diagnosa keperawatan :
- nyeri b.d efek sekresi asam lambung pada
jaringan yang rusak
- ansietas b.d koping dengan penyakit akut
- Kurang pengetahuan tentang pencegahan
gejala dan penanganan kondisi

Masalah kolaboratif/komplikasi
potensial :
- hemoragi – gastrointestinal atas
- perforasi
- penetrasi
- obstruksi pilorik
Intervensi keperawatan :
- Menghilangkan nyeri , hindari aspirin, makan
dengan kondisi
rileks
- Mengurangi ansietas
- Penkes tentang obat-obatan, diet, merokok,
istirahat dan
penurunan stres, kewasdaan terhadap
komplikasi, perawatan
pasca pengobatan
- Memantau hemoragi-Gastrointestinal atas,
dimanifestasikan dgn
muntah darah (hematemesis) atau melena
(feses hitam), muntah
dpt berwarna merah terang atau spt kopi
gelap sbg akibat
proses oksidasi hemoglobin menjadi
methemoglobin yang
berwarna gelap di lambung
- Observasi ttv sbg akibat perdarahan :
takikardi, hipotensi, dan
takipnea,serta pantau pem darah lengkap
- Memantau adanya perforasi (erosi ulkus melalui mukosa
lambung yang menembus rongga peritoneal, yang harus
diperhatikan : nyeri abdomen atas yang tiba-tiba dan hebat,
nyeri menyebar ke bahu kanan karena iritasi saraf frenik di
diagfragma, muntah dan kolaps, nyeri tekan dan kaku hebat
pada abdomen serta syok  intervensi bedah
- Memantau adanya penetrasi atau obstruksi, penetrasi
adalah
erosi ulkus melalui serosa lambung ke dlm struktur
sekitarnya
(pankreas, saluran bilier, omentum gastrohepatik)  pasang
selang nasogastrik utk mendekompensasi lambung  utk
memeriksa jumlah cairan yang diaspirasi dari selang
nasogastrik
 residu lebih dari 200 ml  obstruksi kuat
Evaluasi :
- Bebas dari nyeri diantara makan
- Sedikit mengalami ansietas dgn
menghindari stres
- Mematuhi program terapetik (hindari
makanan dan minuman
yg mengiritasi, jadwal yg teratur, obat
sesuai jadwal, mekanisme
koping utk menghindari stres)
- Tidak mengalami komplikasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai