Disusun oleh:
1. WIWIK SRI WINDARTI ( P27820318043)
2. DWI RATNA WATI ( P27820318044)
3. FIRDA BINTARI PUTRI ( P27820318045)
4. IVAN MAULIDENI ( P27820318046)
5. MAYLANA NAWANG KUCHESWARA ( P27820318047)
6. DIANA LARASATI ( P27820318048)
7. SALSA MEGA FATIKA SARI ( P27820318049)
8. ANGGER KUSUMA WARDANI ( P27820318050)
9. ERLINDA MAWAR IRIYANI ( P27820318051)
10. LISNUR DEVANDA PUTRI ( P27820318052)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DII KEPERAWATAN KAMPUS SUTOPO
Jl.Parangkusumo No.1 Telp.(031)3550163 Surabaya 60176
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pulakita mengirim salam dan sholawat kepada bagnda
Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita disuatu ajaran yang benar yaitu
agama Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “pandangan agama
dalam menghadapi orang sakit, sakaratul maut dan meninggal” ini dengan lancar.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan agama Islam serta informasi dari media massayang
berhubungan dengan agama Islam, tak lupa penulis ucapan terima kasih kepada pengajar mata
kuliah Pendidikan Agama Islam atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Penulis
harap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat
menambah wawasan kita mengenai implementasi iman dan taqwa dalam kehidupan modern
khususnya bagi saya penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaiakan menuju arah yang lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
Sakit adalah ganguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan
organisme sebagai system biologis dan penyesuain sosialnya { menurut pemons,}
Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tuidak menyenangkan yang menimpa seseorang
sehingga seseorang menimbulkan ganguan aktifitas sehari hari baik itu dalam aktivitas
jasmani rohani dan social {menurut perkins}
Sakit sebagai suatu keadaan dar badan atau sebagian dari organ badan fungsinya tergangu
atau menyimpangnya {menurut oxford English dictionary}
Ayat diatas mengisahkan bahwa nabi ayyub a.s yang di timpa penyakit kehilangan harta
dan anak anak nya dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak tertimpa
penyakit karena dua organ inilah yang dibiarkan allah tetap baik dan digunakan oleh nabi
ayyub a.s untuk berzikir dan memohon keridhoan allah dan allah pun mengabulkan
doanya, hingga akhirnya nabi ayyub a.s sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya
dari sini dapat di ambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada allah ,
tidak berputus asa akan rahmat allah serta bersabar dalam menerima takdir allah. Karena
kita sebagai manusia meyakini bahwa apabila allah menakdirkan sakit maka kita sebagai
manusia sakit begitu pula apabila allah menakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya
kecuali dengan izin nya kita sembuh
“{yaitu Tuhan} yang telah menciptakanku, maka dialah yang member petunjuk kepada
ku. Dan tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit,
dialah yang menyembuhkanku. Dan yang akan mematikan aku kemudian akan
menghidupkan aku{kembali}. Dan yang amat kuingginkan akan mengampini
kesalahanku pada hari kianat” {QS asy-syu’ara 26 :78-82}
sehat, sakit atau mati. Pada kondisi sehat, terkadang melupakan cara hidup sehat dan mengabaikan
perintah perintah allah, dan sebaliknya pada kondisi sakit di anggap sebuah beban penderitaan,
malapetaka dan wujud kemurkaan allah SWT
Ikhlas
Penuh kasih saying
Pemaaf
Teliti
Tamggung jawab
Patuh terhadap peraturan
Menyimpan rahasia
Orang sakit biasasnya mengalami krisis psikologis dalam dirti nya oleh karena itu
hendak nya didampingi dan diberi perhatian lebih,serta dorongan motivasi untuk
kesembuhan nya.Doa doa serta dzikir dirasa mampui mengurangi rasa sakit yang
dialami seseorang. Karena dalam doa dan dzikir tersebut terdapat ilmu ikhlas sebagai
hamba Allah SWT yang tidak mempunyai daya dan upaya di hadapannya. Kita dapat
mendampinginya sebagai wujud bertawakal dan menyerahkan diri kepada Allah SWT
dan menyadari segalanya kembali atas kehendaknya
B. SAKARATUL MAUT
imam al gazzali berbicara tentang maut,”sesungguhnya diketahui dari jalan jalan yang
menjadi pedoman dan al quranul karim menyatakannya pula bahwa maut tidak lebih
perubahan keadaan manusia semata. Setelah berpadisahnya jasad, wujudnya tetap,
hanya masalahnya dia tersiksa atau di dalam nikmat Allah”
arti perpisahan dean jasad adalah kehendaknya masa yang telah di tetapkan bagiNya.
Anggota badan merupakan alat bagi manusia, hati. Hati disini di ibaratkan sebagai roh
karena itu disebut hati, rohani bukan hati jasmani, dan roh dengan semderinya dapat
mengetahui segala sesuatu tanpa bantuan alat atu indra.
C.MENINGGAL
Menurut agama Islam, seseorang yang menemui ajalnya atau mati dianggap tidak
masalah. Peritiwa itu adalah lazim terjadi, atau hal biasa, dan bahkan harus terjadi.
Seseorang yang meninggal dunia dalam keadalaan muslim dianggap tidak ada masalah
yang perlu dikhawatirkan atau ditakutkan. Kematian itu baru melahirkan masalah,
manakala seseorang tatkala meninggal dunia tersebut dalam keadaan tidak sebagai
seorang yang beriman.
Seseorang yang meninggal dunia dalam keadaan beriman, maka dijanjikan oleh
Allah akan ditempatkan pada tempat yang mulia. Peristiwa kematian hanya dimaknai
sebatas berpindah tempat, yaitu dari kehidupan di dunia kemudian beralih ke alam kubur
dan berlanjut ke alam yang lebih kekal, yaitu akherat. Bagi siapapun, yang beriman dan
bertaqwa, dijanjikan oleh Allah akan mendapatkan kebahagiaan yang tidak terputus-putus
apalagi jika tujuan utama pernikahan sangat baik. Oleh karena itu, kematian tidak perlu
dianggap menjadi sebuah persoalan.
Kumpulan Hadits:
Sabda Rasulullah SAW: “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus
pedang” (HR Tirmidzi)
Sabda Rasulullah SAW: “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh
duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat
diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari). Dalam
tuntunan Islam, seseorang harus mempersiapkan datangnya peristiwa yang pasti akan
terjadi itu seperti gambaran hari kiamat menurut alquran yang sering kita dengar.
Persiapan itu berupa bekal, ialah berupa keimanan yang selalu terpelihara dan amal
shaleh yang dilakukan secara ikhlas. Jika kedua hal itu sudah dipersiapkan sepenuhnya,
maka dalam hidup ini tidak perlu ada yang dikhawatirkan lagi.Kapan dan di mana pun,
kematian itu harus diterima secara ikhlas, baik oleh yang bersangkutan maupun keluarga
dan oleh semuanya. Selain itu, sebagai seorang yang selalu menjaga keimanan dan ke-
Islamannya, maka hendaknya selalu berharap dan memohon kepada Allah, agar
meninggal dengan khusnul khotimah.
A. Kesimpulan
a. Manusia harus dapat menghayati akan makna yang terkandung dalam Q.S Ali
Imron:185 yang berbunyi “kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan”. Sehingga manusia akan mengerti makna
hidup itu sebenarnya
b. Rasulullahh SAW. Bersabda “ kematian adalah hadiah yang sangat berharga
bagi orang beriman.” Ini beliau katakan karena : dunia dalah penjara bagi
orang beriman: yang dia terus menerus berada dalam situasi dan kondisi sulit
yang akan merusak jiwanya, dan juga karena perjuangannya maupun
penolakannya terhadap hawa nafsunya sendiri. Baginya, kematian dalah
keterbebasan ini dan hal ini menjadi “hadiah yang tak ternilai”.
B. SARAN
1. Hendaknya manusia mengingat siapa yang menciptakannya sehingga
manusia dalam menjalani hidup lebih berhati hati, karena dengan mengingat
mati dia akan mengetahui hakekat kehidupan yang sebenarnya.
2. Hendaknya seorang muslim yang beriman selalu meningkatkan iman dan
ketakwaannya sebagai bekal untuk menghadapi kematian.
3. Manusia diharapkan mampu menjaga hati dan pikirannya dari nafsu duniawi
sehingga kemakrifatan hati akan terbuka untuk selalu mendapatkan cahay
ilahi dalam hidupnya.
PENDAPAT
Menurut saya sakit, sakaratul maut, dan meninggal itu saling bergantungan, sakit ada 2
kemungkinan yaitu sembuh dan meninggal. Sembuh apabila kita berusaha untuk mengobati sakit
dan tetap semangat untuk hidup tetapi jika yang maha kuasa mencabut nyawa kita tidak dapat
menghalanginya.
Sakit, sakaratul maut, meninggal memang saling bergantungan biasanya diawali dengan sakit
kemudian komplikasi tidak dapat diobati menuju sakaratul maut dan kemudian meninggal itu
kebanyakan yang saya lihat dalam kehidupan di masyarakat sekitar. Memang kita semua tidak
tahu kapan maut itu datang dan dengan keadaan seperti apa nantinya Allah hu A’lam.
DAFTAR PUSTAKA
https://wawanislam.blogspot.com/2014/03/kematian-menurut-dalam-pandangan-islam.html?m=1
https://tuhanyesus.org/kematian-menurut-kristen
https://keperawatanreligionmentariwardhani.wordpress.com
https://www.kreasimahasiswa.page.t1/MATERI-AGAMA-ISLAM.htm
Hidayata. Aziz Alimul.(2007).Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Eds 2. Salemba Medika: Jakarta