Anda di halaman 1dari 21

K E P E R AWATA N M E D I K A L

BEDAH I

A S K E P DENGAN ULKUS
PEPTIKUM

Oleh : Teti Agustin, S.Kp., M . K e p


A N ATO M I F I S I O L O G I LAM B UN G

G a m b a r : Anatomi Lambung
Fisiologi L a m b u n g

Lambung (ventrikulus), merupakan kantung besar dibawah kiri rusuk


terakhir, terdiri atas tiga bagian, bagian atas yang berdekatan dengan hati disebut  
kardiak  , di tengah membulat disebut  fundus, dan bagian bawah dekat
usus disebut
 pilorus. Seluruh bagian dalam lambung menghasilkan asam chlorida.
Akibat gerak
 peristaltik makanan diubah menjadi seperti bubur getah lambung dinamakan
chym.
Asam dalam lambung dapat membunuh kuman-kuman yang turut masuk ke
dalam, sehingga menggiatkan kerja getah lambung. Getah lambung mengandung
 pepsinongen  yang belum aktif bekerja, oleh asam cholrida pepsinogen tersebut
diaktifkan menjadi pepsin. Selain itu berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari
lambung masuk ke dalam usus. Pengaturan dimungkinkan oleh kedua bagian otot
 pilorus.
Lambung tersusun juga atas 4 lapisan, yakni :
1. Tunika Serosa (Lapisan luar)

   b a g i a n dari peritonium viseralis

2. Muskularis

memecah makanan menjadi partikel-partikel yang kecil, mengaduk, dan


mencampur makanan tersebut dengan cairan lambung, dan mendorongnya ke arah
duodenum
3. Submukosa

   m e m un g k in k a n mukosa bergerak 

 peristaltik 
   m e n g a n d u n g pleksus saraf, pembuluh darah, dan saluran limfe.

4. Mukosa

 mukosa = ruggae

   m e m u n g k i n k a n terjadinya distensi lambung sewaktu diisi makanan.


DEF INIS I UL KU S P E P T I K U M

 U l k u s peptikum  adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding

mukosal lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus peptikum disebut juga
sebagai ulkus lambung, duodenal atau esofageal, tergantung pada lokasinya. (Bruner

and Suddart, 2001).

 U l k u s pe pt i ku m   adalah erosi mukodsa saluran GI yang disebabkan oleh terlalu

 banyaknya asam hidroklorida dan pepsin. Meskipun ulkus dapat terjadi pada

esofagus, lokasi paling umum adalah duodenum dan lambung (Wardell, 1990).
ETIOLOGI
Penyebab khususnya diantaranya :
1. Infeksi bakteri H. pylori

 bakteri mampu melakukan penetrasi sawar mukosa


2. Peningkatan sekresi asam

 factor psikogenik seperti pada saat mengalami depresi atau kecemasan dan merokok.
3. Konsumsi obat-obatan

 Obat – obat seperti OAINS/obat anti-inflamasi nonsteroid seperti indometasin,


ibuprofen, asam salisilat

4. Stres fisik 
5. Refleks usus lambung

6.Alkohol

7.Genetik
PATOF I S I OL O GI
MANIFES TASI KLINIK  
1. Nyeri

2. Pirosis (nyeri ulu hati)


3. Muntah
4. Konstipasi dan perdarahan

KOMPLIKASI
Komplikasi utama yang berkenaan dengan penyakit ulkus peptikum, pada umumnya
adalah :

1.Hemoragi : dibuktikan oleh hematemesis dan guaiak (tes darah samar) feses
positif 2.Perforasi : dibuktikan oleh awitan tiba-tiba dari nyeri hebat disertai dengan abdomen
kaku seperti papan dan gejala syok 
3.Obstruksi : komplikasi ini lebih umum pada usus duodenal yang terletak dekat

 pilorus, di sebabkan oleh kontriksi jalan keluar gastrik sebagai akibat dari edema dan
 jaringan parut dari ulkus yang berulang

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Endoskopi (gastroskopi) dengan biopsi dan sitologi)


2. Pemeriksaan dengan barium
3. Pemeriksaan radiologi pada abdomen
4. Analisis lambung

5. Pemeriksaan laboratorium kadar Hb, Ht, dan pepsinogen.

T E R A P I DAN PENATALAKSANAAN

1. Farmakoterapi
   Antagonis reseptor histamin seperti simetidin (tagamet), ranitidin (zantac),

famotidin (pepcid), nizatidin (axid).


 Antasida seperti antasida magnesium hidroksida (maalox atau mylanta), atau
antasida aluminium hidroksida (amphojel atau alternangel),
   Sukralfat (carafate), membentuk selaput pelindung di dasar ulkus untuk
mempercepat penyembuhan

Antikolinergik seperti propantelin bromida (pro-banthinne)


 Antibiotik 
 Misoprostol, untuk mencegah ulkus gastrikum yang disebabkan oleh obat-obat anti
 peradangan non-steroid

2. Penurunan atau penghilangan faktor ulserogenik, seperti merokok,

penghentian obat ulserogenik sementara ulkus masih aktif 


3.Modifikasi diet

4.Penatalaksanaan stres
5.Pembedahan bila
komplikasi terjadi :
 Gastrektomi subtotal
(pengangkatan
dengan piroloplasti

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ULKUS


PEPTIKUM

Pengkajian Data D asar


1. Riwayat atau adanya faktor risiko :
 Riwayat garis pertama keluarga tentang ulkus peptikum
 Penggunaan kronis obat yang mengiritasi mukosa lambung (sebagai contoh, aspirin,
sterois, atau indometasin)
   Perokok berat  
   Pemajanan pada stress emosi kronis

2. Pengkajian fisik 
   Nyeri epigastrik 

nyeri terjadi 2-3 jam setelah makan dan sering disertai dengan mual dan muntah
  Nyeri dapat digambarkan sebagai nagging,  tumpul, sakit atau rasa terbakar sering
 hilang dengan makanan dan meningkat dengan merokok dan stress emosi
  Penurunan berat badan
  Perdarahan sebagai hematemesis atau melena (bila ulkus aktif)
3. Pemeriksaan diagnostik

4. Kaji diet khusus dan pola makan selama 72 jam praperawatan di rumah
sakit
5. Kaji respon emosi pasien dan pemahaman tentang kondisi, rencana
tindakan, pemeriksaan diagnostik, dan tindakan perawatan diri
preventif 

6. Kaji metode pasien dalam menerima peristiwa yang menimbulkan stres


dan persepsi tentang dampak penyakit pada gaya hidup.
Diagnosa K e p e r a w a t a n
1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder
terhadap gangguan visceral usus.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia ditandai dengan kelemahan otot.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,


mual dan muntah.
4. Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi
 berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat
Perencanaan Keperawatan
1. Dx.  Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder

terhadap gangguan visceral usus


Intervensi:

  Berikan terapi obat-obatan sesuai program:


a. Antagonis histamine

 c. Ab Ggareanm s

itoanptirboitoetkicti f/b  ismuth d.


Inhibitor pompa proton
e. Antasida
f. Antikolinergik 
  Anjurkan
menghindari
obat-obatan yang dijual
bebas
2. Dx. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia ditandai dengan kelemahan
otot

Intervensi:
 Anjurkan aktivitas ringan dan perbanyak istirahat

 Kaji faktor yang menimbulkan keletihan


 Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang ditolerir, bantu jika

keletihan terjadi

3. Dx.  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual dan muntah.

Intervensi:
 Anjurkan makan-makanan dan minuman yang tidak mengiritasi

 Anjurkan makanan dimakan pada jadwal waktu teratur, hindari kudapan sebelum
waktu tidur 

 D orong makanan pada lingkungan yang rileks


4. Dx.  Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi

 berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat

Intervensi:
 Kaji tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar dari pasien.
 Ajarkan informasi yang diperlukan:

Gunak an kata-kata sesuai tingkat pengetahuan pasien


 Pilih waktu kapan pasien paling nyaman berminat.
 Batasi sesi penyuluhan sampai 30 menit atau kurang
 Yakinkan pasien bahwa penyakit dapat diatasi
Evaluasi

1. Dx.  Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder

terhadap gangguan visceral usus.

Evaluasi

S : Pasien mengatakan bahwa nyerinya telah berkurang.


O: P: Trauma jaringan dan reflex spasme otot
  Q: Tumpul
R: Epigastrum dan punggung

  S: 5
T :2-3 jam setelah makan
A : Tujuan tercapai,masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
2.
Dx.  Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia ditandai dengan kelemahan

otot
Evaluasi

S : Pasien mengatakan bahwa dia sudah dapat melakukan aktivitas sendiri


O : TTV normal, pasien terlihat tidak lemas lagi

A : tujuan tercapai,masalah teratasi


P : Pertahankan kondisi
3. D x .  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,

mual dan muntah

Evaluasi

S: Pasien mengatakan dia sudah memiliki tenaga


O: BB stabil

A: tujuan tercapai,masalah teratasi


P: Pertahankan kondisi
4. D x .  Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi

 berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat

Evaluasi

S: Pasien mengatakan sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan tidak
merasa cemas lagi.

O: Pasien tampak mengangguk saat diberi penjelasan dan saat ditanya pasien bisa
menjawab

A: Tujuan tercapai, masalah teratasi


P : Pertahankan kondisi

Anda mungkin juga menyukai