Anda di halaman 1dari 12

ILEUS PARALITIK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
ARIFANDI
RIANTIKA
NABILA PRATIWI
WIDYA SAFITRI
ANATOMI FISIOLOGI
 usus halus mempunyai 2 fungsi utama : pencernaan dan absorsi bahan
bahan nutrisi dan air proses pencernaan dimulai dari dalam mulut dan
lambung oleh kerja fitalin. Proses dilanjutkan didalam duo denum
terutama kerja enzim2 pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak,
dan protein zatnya yang lebih adanya dikarbonat dalam secret pancreas
membantu memberikan ph optimal ‘untuk kerja enzim.
 Sekresi empedu dari hati membantu proses pencernanaan dengan
mengemulasikan lemak sehinggah memberikann permukaan lebih luas
bagi kerja limfase pancreas proses pencernaan disempurnakan oleh
sejumlah enzim dalam getah usus (sukus n tericus) banyak diantara
enzim ini terdapat vadhus border vili dan menmcernakan zat makanan
sambil diabsorpsi isi usus digerakan oleh prestaltik yang terdiri atas 2
jenis gerakan.
DEFINISI

Ileus (Ileus Paralitik, Ileus Adinamik) adalah suatu


keadaan dimana pergerakan kontraksi normal
dinding usus untuk sementara waktu berhenti. Ileus
adalah suatu kondisi hipomotilitas (kelumpuhan)
saluran gastrointestinal tanpa disertai adanya
obstruksi mekanik pada intestinal. Pada kondisi
klinik sering disebut dengan ileus paralitik.
Obstruksi Ileus adalah gangguan aliran normal isi
usus sepanjang saluran usus (Price & Willson, 2007).
PENYEBAB
ada faktor predisposisi lain yang mendukung
peningkatan risiko terjadinya ileus, diantaranya
(Behm, 2003) sebagai berikut :
 Sepsis.

 Obat-obatan

 Gangguan elektrolit dan metabolik

 Infark miokard.

 Pneumonia.

 Trauma
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dari ileus paralitik merupakan manifestasi
dari terangsangnya sistem saraf simpatis dimana dapat
menghambat aktivitas dalam traktus gastrointestinal,
menimbulkan banyak efek yang berlawanan dengan yang
ditimbulkan oleh sistem parasimpatis. Sistem simpatis
menghasilkan pengaruhnya melalui dua cara : pada tahap
yang kecil melalui pengaruh langsung norepineprin pada
otot polos (kecuali muskularis mukosa, dimana ia
merangsangnya), dan pada tahap yang besar melalui
pengaruh inhibitorik dari noreepineprin pada neuron-
neuron sistem saraf enterik.
MANIFESTASI KLINIS
 Pasien ileus paralitik akan mengeluh perutnya kembung (abdominal
distention), anoreksia, mual dan obstipasi. Muntah mungkin ada,
mungkin pula tidak ada. Keluhan perut kembung pada ileus paralitik
ini perlu dibedakan dengan keluhan perut kembung pada ileus
obstruksi. manifestasi klinis yang ditemukan adalah gambaran
peritonitis.
 Gejala klinisnya,yaitu :
 1. Distensi yang hebat tanpa rasa nyeri (kolik).
 2. Mual dan mutah.
 3. Tak dapat defekasi dan flatus, sedikitnya 24-48 jam.
 4. Pada palpasi ringan perut, ada nyeri ringan, tanpa defans muskuler.
 5. Bising usus menghilang.
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pengobatan dan Terapi Medis
 Pemberian anti obat antibiotik, analgetika,anti inflamasi
 Obat-obatan narkose mungkin diperlukan setelah fase akut
 Obat-obat relaksan untuk mengatasi spasme otot

 Bedrest

2. Konservatif
 , hilangnya suara usus lokal, untuk mengetahui secara pasti hanya

dengan tindakan laparatomi.


Adanya strangulasi ditandai dengan adanya lokal peritonitis seperti
takikardia, pireksia (demam), lokal tenderness dan guarding 
KOMPLIKASI
 Nekrosis usus.
 Perforasi usus dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi
terlalu lama pada organ intra abdomen
 Peritoniti
 Sepsis infeksi akibat dari peritonitis
 Syok dehidrasi terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan
volume plasma.
 Abses sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan
malnutrisi.
 Pneumonia aspirasi dari proses muntah
PENGKAJIAN
1. Biodata atau Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan dahulu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
4. Pemeriksaan umum
a. Status kesehatan umum
b. System pernafasan Peningkatan frekuensi napas, napas pendek dan napas panjang
c. Sistem kardiovaskular Takikardi, pucat, hipotensi (tanda syok)
d. Sistem persarafan Tidak ada gangguan sistem persarafan
e. Sistem perkemihan Retensio urine akibat tekanan distensi abdomen, amuria/oliguria
jika syok hipovolemik
F, Sistem pencernaan Distensi abdomen, muntah, bising usus meningkat, lemah atau
tidak ada, tidak kemampuan defekasi dan flatus
g. Sistem musculoskeletal Kelelahan, kesulitan ambulansi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan gangguan absorbs nutrisi
 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
 Resiko infeksi berhubungan dengan perforasi
dinding usus
 .
INTERVENSI
Diagnosa:Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri ( biologi, kimia, fisik,
psikologis), kerusakan jaringan .

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pasien tidak mengalami nyeri.


kriteria hasil:
.
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu
mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal.
Diagnosa keperawatan :Resikoketidakseimbangan nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh Berhubungan dengan : Intake yang berlebihan
terhadap kebutuhan metabolisme tubuh
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
Ketidak seimbangan nutrisi lebih teratasi dengan kriteria hasil:
1.Mengerti factor yang meningkatkan berat badan
2. Mengidentfifikasi tingkah laku dibawah kontrol Klien
3. Memodifikasi diet dalam waktu yang lama untuk mengontrol
berat badan
4. Penurunan berat badan 1-2 pounds/mgg Menggunakan energy
untuk aktivitas sehari hari

Anda mungkin juga menyukai