Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Nama :
Kelas :
Nim :

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan pendahuluan yang berjudul “DEFISIT PERAWATAN
DIRI “ dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dengan segala kerendahan hati Penulis selaku penyusun laporan pendahuluan ini
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan
laporan yang serupa dimasa yang akan datang.

Demikian, Semoga segala yang tertulis di dalam laoran pendahuluan ini bermanfaat,
selebihnya mohon maaf yang sebesar-besarnya

Palu, 11 januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Teoritis
1. Definisi
2. Anatomi fisiologi
3. Etiologi
4. Patofisiologi
5. Pohon masalah
6. Manifestasi klinis
7. Pemeriksaan penunjang
8. Penatalaksanaan
9. Komplikasi
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi dan rasional
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Data statistik yang dikemukakan oleh WHO (2012) menyebutkan bahwa sekitar 450
juta orang didunia mengalami masalah gangguan kesehatan jiwa. Sepertiga
diantaranya terjadi di Negara berkembang. Data yang ditemukan oleh peneliti di
Harvard Univercity College London, Mengatakan penakit kejiwaan pada tahun 2016
meliputi 32% dari semua jenis kecacatan diseluruh dunia. Angka tersebut meningkat
dari tahun sebelumnya (VOA Indonesia, 2016).

Menurut WHO (2016) terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang
terkena bipolar, 21 juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia.
Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini adalah 236 juta orang dengan
kategori gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan 0,17 % menderita gangguan jiwa
berat, 14,3% diantaranya mengalami pasung. Tercatat sebanyak 6% penduduk berusia
15-24 tahun mengalami gangguan jiwa, dari 34 provinsi di Indonesia. Sementara barat
merupakan peringkat ke Sembilan dengan jumlah gangguan jiwa sebanyak 50.608
jiwa dan prevalensi masalah skizofrenia pada urutan ke 2 sebanyak 1,9 permil
peningkatan gangguan jiwa yang terjadi saat ini akan menimbulkan masalah baru
yang disebabkan ketidakmampuan dan gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penderita
(Riskesdas, 2013).

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatan
nya. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas perawatan diri secara
mandiri.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan dari defisit perawatan diri ?

3. Tujuan
Untuk mengetahui secara teori mengenai defisit perawatan diri dan Asuhan
Keperawatan yang akan dilakukan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Teoritis
1. Definisi
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan
gangguan jiwa terjadi karena adanya perubahan proses fiikir sehingga
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang
perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri
diantaranya mandi, makan/minum secara mandiri, berhias secara mandiri,
toileting BAK/BAB (Damiyanti, 2012)

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan melakukan aktivitas


perawatan diri (mandi, berhias, makan serta toileting) kegatan itu harus
dilakukan secara mandiri.

Defisit perawatan diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia dalam
melengkapi kebutuhannya dalam kelangsungan hidupnya sesuai kondisi
kesehatan nya.(Damayanti & Iskandar, 2012).

2. Anatomi Fisiologi
sistem persarapan merupakan salah satu organ yang berfunggsi untuk
menyelenggarakan kerja sama yang rapi dalam organisasi kegiatan tubuh.
Dengan pertolongan saraf . susunan syaraf terdiri darintiga bagian yaitu
susunan syraf perifer, susunan syaraf autonom. Susu syaraf dibagi atas dua
bagian penting otak, sumsum tulang belakang. Neuron adalah unit dasar
sistem persarapan terdapat berjuta – berjuta neuron di dalam sistem saraf.
3. Etiologi
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga


perkembangan inisiatif tergaggu.

2) Biologi

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan


perawatan diri.

3) Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang


menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.

4) Sosial

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungan.


Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.

b. Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang


penurunan motivasi, kekurangan kognisi atau perseptual, cemas , lelah, lemah,
yang dialami individu sehinng yang menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
4. Patofisiologi
Ketidak mampuan perawatan diri ditentukan oleh ketidak mampuan untuk
melakukan aktivitas. Ketidak mampuan untuk beraktivitas ini juga ditentukan
oleh beberapa hal seperti lemah atau lelah, cemas, berat, tidak mampu
merasakan bagian tubuh, kerusakan kognisi atau perceptual nyeri, kerusakan
neurovaskuler, kerusakan musculoskeletal. Jika tidak mampu beraktivitas,
maka kita juga tidak akan mampu untuk melakukan perwatan diri sehingga
tidak akan mengalami defisit perawatan diri

5. Pohon masalah
Effect Resiko tinggi isolasi sosial

Core problem defisit perawatan diri

Causa harga diri rendah

6. Manifestasi klinis
menurut fitriah (2012) tanda dan gejala yang tampak pada klien yang
mengalami defisit perawatan diri adalah :
1) Mandi/hygiene

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,


memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapat perlengkapan mandi, meringankan tubuh, serta masuk
dan keluar kamar mandi.
2) Berpakaian/berhias

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil potongan


pakaian, menangalkan pakaian, serta memperoleh serta menukar pakaian.
Klien juga memiliki ketidakmampuan dalam menggunakan pakaian dalam,
memilih pakaian yang benar, menggunakan alat tambahan, menggunakan
kancing tarik. Melepas pakaian, menggunakan kaos kaki mempertahankan
pada tingkat memuaskan, mengambil pakian, dan mengenakan sepatu.

3) Makan

Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,


mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, mengambil makanan
dari wadah lalu memasukan kedalam mulut, melengkapi makanan,
mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil
cangkir atau gelas.

4) BAB/BAK (toiletting)

Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan


jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toiletting membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan
tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

Keterbattasan diri diatas biasanya diakibatkan karna stesor yang cukup


berat dan sulit dittangani oleh klien (klien bisa mengalami HDR) Sehingga
dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal
mandi, pakaian, berhias, makan, maupun BAB/BAK. Bila tidak dilakukan
intervensi oleh perawat, maka kemungkinan bisa mengalami masalah
resiko tinggi isos.
7. Penatalaksanaan
Klien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak membutuhkan perawatan
medis, karena hanya mengalami ganguan jiwa, pasien lebih membutuhkan
trapi kejiwaan melalui komunikasi terapeutik

8. Komplikasi
Akibat dari defisit perawatan diri menurut damiyanti 2012 sebagai berikut
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan dan diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangandengan baik, gangguan 12 fisik yang
sering terjadi adalah : gangguan integritas kulit, gangguan membrane
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada
waktu.
b. Dampak psikososial masalah sosial yang berhubungan dengan personal
hygine adalah gangguan kebutuhan aman nyaman, kebutuhan cinta
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualitas
B. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas

1) Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan


klien tenttang nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan
klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan dan topik yang akan dibicarakan.
Kemudian usia dan nomor rekam medis.

2) Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat

b. Alasan masuk

Tanyakan pada keluarga dan klien :

1) Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang kerumahsakit saat ini ?

2) Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ?

3) Bagaimana hasilnya?

c. Faktor predisposisi

1) Tanyakan pada klien/keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan


jiwa dimasa lalu.

2) Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami
atau menyaksikan penganiayaan fisik seksual, penolakan diri, lingkungan,
kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.

3) Tanyakan pada klien atau keluarga apakah ada anggota keluarga lainnya
yang mengalami gangguan jiwa.
4) Tanyakan pada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak
menyenangkan (kegagalan, kehilangan, perpisahan, kematian, terutama
selama tumbuh kembang) yang pernah dialami klien pada masalalu.

d. Fisik

Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ :

1) Ukur dan observasi TTV

2) Ukur tinggi badan dan berat badan

3) Tanyakan kepada klien dan keluarga, apakah ada keluhan fisik yang
dirasakan.

4) Kaji lebih lanjut sistem dan fungsi organ serta jelaskan dengan keluhan
yang ada

5) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada

e. Psikososial

1) Genogram

2) Konsep diri

3) Hubungan sosial

4) Spiritual

f. Status mental

1) Penampilan

2) Pembicaraan

3) Aktvitas motorik

4) Alam perasaan

5) Efek

6) Interaksi selama wawancara


7) Persepsi

8) Proses pikir

9) Isi pikir

10) Tingkat kesadaran

11) Memori

12) Tingkat konsentrasi dan berhitung kemampuan penilaian

13) Daya tarik diri

g. Kebutuhan persiapan pulang

1) Makan

2) BAB/BAK

3) Mandi

4) Berpakaian

5) Istirahat dan tidur

6) Penggunaan obat

7) Pemeliharaan kesehatan

8) Kegiatan didalam rumah

9) Kegiatan diluar rumah

h. Mekanisme koping

Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya

i. Masalah psikososial dan lingkungan

Data dapat melalui wawancara pada klien atau kelurganya pada tiiap masalah
yang dimiliki klien beri uraian spesifik, singkat dan jelas.

j. Pengetahuan
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya pada tiap item
yang dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah.

k. Aspek medik

Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang
merawat. Tuliskan obat-obat klien saat ini, baik obat pisik, psikofarmakolog
dan terapi lainnya.

l. Daftar masalah

1) Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu data subjektif dan
data objektif.

2) Buat pohon masalah dari data yang telah dirumuskan

m. Daftar diagnosa keperawatan

1) Rumuskan diagnosa dengan rumusan (permasalahan) (etiologi berdasarkan


pohon masalah)

2) Urutkan diagnosa sesuai prioritas.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Deficit Tum : klien dapat 1. Bina hubungan saling Rasa saling
perawatan mandiri dalam percaya percaya adalah
diri perawatan diri a. Beri salam setiap fasilitas untuk
Tuk : intraksi ekspresikan
1. Klien dapat b. Perkenalkan nama, perasaan seca
membina nama panggilan terbuka
hubungan perawat dan tujuan
saling percaya perawat berkenalan
dengan c. Tanyakan nama
perawat pangilan kesukaan
klien
d. Tunjukan sikap jujur
dan menepati janji
setiap kali
berintraksi
e. Penuhi kebutuhan
mendasar klien
f. Buat kontrak
indikasi yang jelas
g. Dengarkan
ungkapan perasaan
klien
2. Klien 1. Dorong klien Pengetahuan
mengetahui mengungkapkan tentang
pentingnya perasaannya tentang pentingnya
perawatan keadaan dan kebersihan perawatan diri
diri dirinya dan
2. Diskusikan tentang meningkatkan
klien motivasi
a. Arti kebersihan diri
b. Tujuan kebersihan
diri
c. Penyebab klien
tidak merawat diri
d. Manfaat menjaga
perawatan diri untuk
keadaan fisik mental
dan sosial
e. Tanda – tanda
perawatan diri yang
baik
f. Penyakit atau
gangguian
kesehatan yang bisa
dialami oleh klien
bila perawat tidak
adekuat
3. Beri pujian atas
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaanya
3. Klien 1. Diskusikan frekuensi Meningkatkan
mengetahui cara menjaga perawatan diri motivasi akan
– cara melakukan selama ini meningkatkan
perawatan diri a. Mandi, gosok gigi kebersihanya
b. Keramas dan
c. Gantipakaian memudahkan
d. Berhias untuk
e. Potong kuku melakukannya
2. Diskusikan cara praktek
perawatan diri
a. Mandi
b. Gosok gigi
c. Gantipakian
d. Berhias
e. Potong kuku
3. Berikan pujian untuk
setiap respon klien yang
positif
4. Klien 1. Berikan pujian setelah Membicarkan
dapat klien selesai diri untuk
melaksana melaksanakan melakukan
kan perawatan diri perawtan diri
perawatan sendiri
diri dengan
bantuan
perawat
5. Klien 1. Bantu klien untuk saat Peran keluarga
dapat perawatan diri dalam
melaksana a. Mandi, perawatan akan
kan b. Gosok gigi sangat
praktek c. Keramas membantu
keperawat d. Ganti pakaian, kebutuhan
an secara berhias dalam
mandiri e. Potong kuku perawatan diri
2. Beri pujian saat klien klien
melaksanakan
perawatan diri
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatan nya. Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang
yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan/melewati aktivitas
perawatan diri secara mandiri.

B. Saran

Klien diharapkan dalam mengikuti program penyembuhan yang direncanakan


oleh dokter dan perawat mau dan mampu untuk mengikuti guna untuk
kesembuhan klien. Keluarga nantinya mampu memberikan motivasi dan
semangat kepada klien untuk mengembalikan kepercayaan diri baik dirumah
maupun di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat. B.A. 2015. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015).Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.


Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai