Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN ANAK II

HIV/AIDS PADA ANAK

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I

1. WIJRA RAMADANI :201801091


2. REGINA VIRATIKA :201601131
3. ARIANTO K AHMAD :201801050
4. MAWAN SETIAWAN :201801066

PROGAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya
penyusun dapat menyelesaikan MAKALAHHIV/AIDS dengan popok pembahasan “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Hiv/Aids Dengan Komplikasi Diare” ini dengan tepat waktu dan
tanpa halangan.
Pembuatan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah HIV/AIDS serta
sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi penyusun dan para pembaca khususnya
mengenai “HIV/AIDS”
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yaitu bagi
penyusun maupun pembaca. Penyusun juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, penyusun mengharapkan adanya kritik maupun saran sebagai perbaikan
dalam penyusunan selanjutnya

Palu, 20 maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................5
C. Tujuan..............................................................................................................................................5
A. KONSEP MEDIS............................................................................................................................5
1. Pengertian HIV/AIDS..................................................................................................................5
2. Etiologi HIV/AIDS......................................................................................................................6
3. PATHWAY.................................................................................................................................6
4. Tanda dan Gejala HIV/AIDS.......................................................................................................7
5. Patofisiologi HIV/AIDS..............................................................................................................7
6. Pemeriksaan Penunjang...............................................................................................................9
B. PROSES KEPERAWATAN.........................................................................................................10
1. Pengkajian keperawatan............................................................................................................10
2. Diagnose keperawatan...............................................................................................................12
3. Intervensi keperawatan..............................................................................................................12
BAB III......................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala
infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi virus HIV. Virusnya Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi
rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan
yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
benar-benar bisa disembuhkan.
HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam
(membaran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV,
seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan
dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfuse darah, jarum
suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau
menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Penyakit AIDS ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Bahkan menurut
UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta
jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, dan ini membuat AIDS sebagai salah satu
epidemic paling menghancurkan pada sejarah. Di Indonesia menurut laporan kasus
kumulatif HIV/AIDS sampai 31 Desember 2011 yang dikeluarkan oleh Ditjen PP&PL,
Kemenkes RI tanggal 29 Februari 2012 menunjukkan jumlah kasus AIDS sudah
menembus angka 100.000. Jumlah kasus yang sudah dilaporkan 106.758 yang terdiri atas
76.979 HIV dan 29.879 AIDS dengan 5.430 kematian. Angka ini tidak mengherankan
karena di awal tahun 2000-an kalangan ahli epidemiologi sudah membuat estimasi kasus
HIV/AIDS di Indonesia yaitu berkisar antara 80.000-130.000. Dan sekarang Indonesia
menjadi negara peringkat ketiga, setelah Cina dan Indis, yang percepatan kasus
HIV/AIDS-nya tertinggi di Asia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep medis HIV/AIDS dan asuhan keperawatan pada pasien penderita
HIV AIDS?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medis dan proses keperawatan HIV/AIDS pada anak
dengan menggunakan standar diagnose SDKI (standar diagnose keperawatan
Indonesia)!

BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP MEDIS

1. Pengertian HIV/AIDS
HIV atau human immunodeficiency virus disebut sebagai retrovirus yang
membawa materi genetik dalam asam ribonukleat (RNA) dan bukan asam
deoksibonukleat (DNA). HIV disebut retrovirus karena mempunyai enzim reverce
transcriptase yang memungkinkan virus mengubah informasi genetiknya yang berada
dalam RNA ke dalam bentuk DNA.(Widyanto & Triwibowo, 2013).
AIDS atau acquired immunodeficiency syndrome didefinisikan kumpulan
penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan merupakan
stadium akhir infeksi HIV (Widyanto & Triwibowo, 2013). Kerusakan progresif pada
system kekebalan tubuh menyebabkan ODHA amat rentan dan mudah terjangkit
bermacam-macam penyakit (Rendy & Margareth, 2012).
2. Etiologi HIV/AIDS
AIDS disebabkan oleh HIV yaitu suatu retrovirus pada manusia yang termasuk
dalam keluarga lentivirus. secara genetik HIV dibedakan menjadi dua, tetapi
berhubungan secara antigen, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Keduanya merupakan virus yang
menginfeksi sel T-CD4 yang memiliki reseptor dengan afinitas tinggi untuk HIV.
(Widyanto & Triwibowo, 2013). AIDS disebabkan oleh HIV yang dikenal dengan
retrovirus yang di tularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T.
(Rendy & Margareth, 2012).

3. PATHWAY

Transfusi darah Penularan secara Secara parenteral


yang terpapar virus vertikal dari ibu melalui tusukan
HIV dengan HIV jarum

Pasien terinfeksi
HIV

Virus beredar dalam darah


atau jaringan mukosa

Virus menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4


(Limfosit T4, Monosit, Sel Dendrit, Sel Langerhans)

Masuk kedalam sel target &


mereplikasi diri

Sel yang terinfeksi


mengalami apoptosis/mati

Imunitas tubuh menurun


Tubuh rentan terhadap infeksi
Infeksi pada sistem Infeksi pada sistem
pernafasan pencernaan

Peradangan saluran
Adanya pernafasan dan Suhu ↑ Infeksi bakteri Infeksi jamur
sekresi di jaringan paru
jalan napas Diare Diare kronis Peradangan
Hipertermi mulut
Lisis dinding alveoli a Output cairan ↑
Sulit menelan
Kerusakan alveoli
Tidak dapat Turgor kulit ↓
mengeluarkan mukosa kering Ketidakseimbangan
Kolaps saluran napas
sekret kecil saat ekspirasi Nutrisi Kurang Dari
Kekurangan Kebutuhan Tubuh
Gangguan Penurunan perfusi Volume Cairan
pertukaran O2 O2 ke jaringan
Ketidakefektifan dan CO2
bersihan jalan Intoleransi
Gangguan Mengantuk, lesu
napas Aktivitas
Pertukaran Gas
4. Tanda dan Gejala HIV/AIDS
Berikut ini adalah tanda-tanda gejala mayor dan minor untuk mendiagnosis HIV
berdasarkan WHO. (Nursalam & Kurniawati, 2009)
a. Gejala Mayor yaitu penurunan berat badan, diare lebih dari 1 bulan (kronis/berulang)
demam, dan tuberkulosis.
b. Gejala Minor yaitu kandidiasis oral, batuk, pnemonia, dan infeksi kulit.

5. Patofisiologi HIV/AIDS
Menurut Widyanto & Triwibowo, (2013) HIV dapat membelah diri dengan cepat
dan kadar virus dalam darah berkembang cepat, dalam satu hari HIV dapat membelah diri
menghasilkan virus baru jumlahnya sekitar 10 miliar. Proses terjadinya defisit nutrisi
pada HIV/AIDS, pasien akan mengalami 4 fase yaitu :
a. Periode jendela
Pada periode ini pemeriksaan tes antibodi HIV masih negatif walaupun virus
sudah ada dalam darah pasien. Hal itu karena antibodi yang terbentuk belum cukup
terdeteksi melalui pemeriksaan laboratium. Biasanya Antibodi terhadap HIV muncul
dalam 3-6 minggu hingga 12 minggu setelah infeksi primer. Pada periode ini pasien
mampu dan berisiko menularkan HIV kepada orang lain.
b. Fase infeksi akut
Proses ini di mulai setelah HIV menginfeksi sel target kemudian terjadi proses
replika yang menghasilkan virus baru yang jumlahnya berjuta-juta virion. Virimea
dari banyak virion ini memicu munculnya sindrom infeksi akut dengan gejala mirip
flu. Sekitar 50-70% orang hiv yang terinfeksi mengalami sindrom infeksi akut selama
3-6 minggu seperti influenza yaitu demam, sakit otot, berkeringat, ruam, sakit
tenggorokan, sakit kepala, keletihan, pembengkakan kelenjar limfe, mual, muntah,
anoreksia, diare, dan penurunan BB. Antigen HIV terdeteksi kira-kira 2 minggu
setelah infeksi dan terus ada selama 3-5 bulan. Pada fase akut terjadi penurunan
limfosit T yang dramatis kemudian terjadi kenaikan limfosit T karena respon imun.
Pada fase ini jumlah limfosit T masih di atas 500 sel/mm3 kemudian akan menurun
setelah 6 minggu terinfeksi HIV.

c. Fase infeksi laten


Pada fase infeksi laten terjadi pembentukan respon imun spesifik HIV dan
terperangkapnya virus dalam sel dendritic folikuler (SDF) di pusat germinativum
kelenjar limfe. Hal tersebut menyebabkan virion dapat dikendalikan, gejala hilang
dan mulai memasuki fase laten. Pada fase ini jarang di temukan virion sehingga
jumlahnya menurun karena sebagian besar virus terakumulasi di kelenjar limfe dan
terjadi replika. Jumlah limfosit T-CD4 menurun sekitar 500-200 sel/mm3. Meskipun
telah terjadi serokonversi positif individu pada umumnya belum menunjukan gejala
klinis (asimtomatis). Fase ini terjadi sekitar 8-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada
tahun ke delapan setelah terinfeksi HIV gejala klinis akan muncul seperti demam ,
kehilangan BB < 10%, diare, lesi pada mukosa dan infeksi kulit berulang.
d. Fase infeksi kronis
Selama fase ini, replika virus terus terjadi di dalam kelenjar limfe yang di ikuti
kematian SDF karena banyaknya virus. Fungsi kelenjar limfe yaitu sebagai perangkap
virus akan menurun atau bahkan hilang dan virus diluncurkan dalam darah. Pada fase
ini terjadi peningkatan jumlah virion berlebihan, limfosit semakin tertekan karena
infeksi HIV semakin banyak. Pada saat tersebut terjadi penurunan, jumlah limfosit T-
CD4 di bawah 200 sel/mm3. Kondisi ini menyebabkan sistem imun pasien menurun
dan semakin rentan terhadap berbagai infeksi sekunder. Perjalanan penyakit semakin
progresif yang mendorong ke arah AIDS.

6. Pemeriksaan Penunjang
e. Laboratorium
Tes laboratorium untuk menetapkan diagnosis infeksi HIV dapat dibagi dalam dua
kelompok yaitu tes yang mencari adanya virus tersebut dalam tubuh penderita :
1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV : 10
a. ELISA
b. Western blot
c. P24 antigen test
d. Kultur HIV
2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
a. Hematokrit.
b. LED
c. CD4 limfosit
d. Rasio CD4/CD limfosit
e. Serum mikroglobulin B2
f. Hemoglobulin
g. Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic untuk penderita AIDS (Arif Mansjoer, 2000) adalah
1. Lakukan anamnesi gejala infeksi oportunistik dan kanker yang terkait
dengan AIDS.
2. Telusuri perilaku berisiko yang memmungkinkan penularan.
3. Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi oportunistik dan kanker
terkait. Jangan lupa perubahan kelenjar, pemeriksaan mulut, kulit, dan
funduskopi.
4. Dalam pemeriksaan penunjang dicari jumlah limfosot total, antibody HIV,
dan pemeriksaan Rontgen.

B. PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan mencangkup pengumpulan informasi subjektif dan
objektif (misalnya, tanda tanda vital, wawancara pasien/ keluarga, pemeriksaan fisik dan
peninjauan informasi riwayat pasien yang diberikan oleh pasien/keluarga, atau di
temukan dalam rekam medik. Perawat juga mengumpulkan informasi tentang kekuatan
pasien/ keluarga (untuk mengidentifikasi peluang promosi kesehatan) dan risiko ( untuk
mencegah atau menunda potensi masalah). Pengkajian dapat didasarkan pada teori-teori
keperawatan yang ada yang telah dikembangkan menjadi kerangka. Kerangka ini yang
menyediakan cara untuk mengkategorikan data dalam jumlah yang besar ke dalam
kategori data terkait. Pengkajian dilakuakan untuk memahami masalah yang dialami oleh
pasien sehingga dapat ditentukan diagnosis yang sesuai untuk melaksanakan tindakan
keperawatan.Selama langkah pengkajian dan diagnosis dari proses keperawatan, perawat
mengumpulkan data mengolahnya menjadi informasi, dan kemudian mengatur informasi
yang bermakna dalam kategori pengetahuan, yang dikenal sebagai diagnosis
keperawatan. Pengkajian memberikan kesempatan terbaik bagi perawat untuk
membangun hubungan terapeutik yang efektif dengan pasien. Dengan kata lain,
pengkajian adalah aktivitas intelektual dan interpersonal. (NANDA, 2018).
a. Anamnesis
1. Data subjektif, meliputi:
a. Demam dan diare berkepanjangan

b. Pengetahuan pasin/ keluarga tentang AIDS

c. Data nutrisi, intake makan, adanya penurunan berat badan

d. Keluhan pada sistem respirasi (takipnea, batuk, dispnea, hipoksia).


e. Ketidaknyamanan (kaji PQRST)

2. Riwayat penyakit sekarang:

a. BB dan TB yang tidak naik

b. Diare lebih dari 1 bulan.

c. Demam yang berkepanjangan (lebih dari 1 bulan)

d. Mulut dan faring dijumpai bercak – bercak putih

e. Limphodenophati yang menyeluruh

f. Infeksi berulang (OMP, pharingitis)

g. Batuk yang menetap (lebih dari 1 bulan)


h. Dermatitis yang menyeluruh
3. Riwayat penyakit dalam keluarga
a. Orang tua yang terinfeksi HIV
b. Penyalahgunaan zat
4. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Ibu selama kehamilan terinfeksi HIV, 50% dapat menularkan kepada anaknya.
b. Penularan dapat terjadi pada minggu 9 – 20.
c. Penularan pada proses persalinan apabila terjadi kontak darah ibu dan bayi.
d. Penularan setelah lahir dapat terjadi melalui ASI.
5. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan Dapat terjadi kegagalan pertumbuhan
dan perkembangan pada anak
6. Riwayat imunisasi: imunisasi BCG tidak boleh diberikan karena pertimbangan
bahwa kuman hidup, polio diberikan dalam bentuk inactied pelivaccine (virus
yang mati)
7. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: dapat terjadi penurunan kesadaran hingga koma
Pengukuran tanda – tanda vital
a. Pengkajian sistem penginderaan:
Pada mata : cotton wool spot, sytomegalovirus retinus, toksoplasma
choroiditis, perivasculitis pada retina, infeksi tepi kelopak mata, secret
berkerak, lesi retina.
Pada mulut: oral thrush akibat jamur, stomatitis gangrenesa, sarcoma kaposi.
Pada telinga: OMP, kehilangan pendengaran.
b. Sistem Respirasi: batuk lama dengan atau tanpa sputum, sesak nafas,
tachipneu, hipoxia, nyeri dada, nafas pendek waktu istirahat gagal nafas.
c. Sistem pencernaan : BB menurun, anoreksia, nyeri menelan, kesulitan
menelan, bercak putih, kekuningan pada mukosa oral, pharingitis, candidiasis
esophagus, candidiasis mulut, selaput lendir kering, pembesaran hati, mual,
muntah, colitis akibat diare kronik, pembesaran limpha.
d. Sistem Kardiovaskuler: nadi cepat, tekanan darah meningkat, CHF
e. Sistem integumen: variccla, herpes zooster, scabies
f. Sistem perkemihan: anuria, proteinuria
g. Sistem endokrin: pembesaran kelenjar parotis, limphadenopathi, pembesaran
kelenjar yang menyeluruh.
h. Sistem neuromuskuler: sakit kepala, penurunan kesadaran, sukar konsentrasi,
kejang – kejang ensephalopati, gangguan psikomotor, meningitis,
keterlambatan perkembangan, nyeri otot.
i. Sistem muskuloskeletal: nyeri otot, nyeri persendian, letih, ataksia.
j. Psikososial: orang tua merasa bersalah, merasa malu dan menarik diri dari
lingkungan.

2. Diagnose keperawatan
Masalah (problem) dalam diagnosis pada pasien HIV/AIDS yaitu defisit nutrisi.
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) defisit nutrisi masuk ke
dalam kategori fisiologi dengan subkategori nutrisi dan cairan. Defisit nutrisi adalah
asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.

3. Intervensi keperawatan
a. Kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 diharapkan asupan nutrisi
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme membaik SLKI label : Status Nutrisi
1. Porsi makanan yang di habiskan meningkat (5)
2. Kekuatan otot pengunyah meningkat (5)
3. Kekuatan otot menelan meningkat (5)
4. Serum albumin dalam batas normal ( 3,5-4,5 mg/dL)
5. Perasaan cepat kenyang menurun (5)
6. Nyeri abdomen menurun (5)
7. Sariawan menurun (5)
8. Diare menurun(5)
9. Frekuensi makan membaik (5)
10. Nafsu makan membaik (5)
11. Bising usus membaik (5)
12. Membran mukosa tidak pucat lagi (5)
b. Intervensi
Manajemen nutrisi
1. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
2. Identifikasi makanan yang disukai
3. Monitor asupan makanan
4. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
5. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu

Promosi berat badan


1. Monitor adanya mual dan muntah
2. Monitor berat badan
3. Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS.
HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya ke dalam
sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari
RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro
virus dan kemudian melakukan replikasi.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini kita semua dapat lebih memahami masalah
HIV/AIDS, dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Serta bisa mengaplikasikan
mtode diangnosa keperawatan dengan berdasarkan SDKI (STANDAR DIAGNOSA
KEPERAWATAN INDONESIA)

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai