MENINGITIS
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini selanjutnya.
Sabtu, 26 september2020
Kelompok III
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Anatomi Fisiologi.........................................................................................3
B. Konsep Medis...............................................................................................6
1. Definisi.............................................................................................6
2. Aspek Epidemiologi.........................................................................6
3. Etiologi.............................................................................................6
4. Patofisiologi.....................................................................................7
5. Manifestasi Klinis............................................................................8
6. Klasifikasi........................................................................................9
7. Pencegahan.......................................................................................9
8. Penatalaksanaan.............................................................................10
9. Komplikasi.....................................................................................10
10. Farmakologi...................................................................................11
11. Terapi Komplementer....................................................................11
C. Proses Keperawatan...................................................................................12
1. Pengkajian......................................................................................12
2. Diagnosa Keperawatan...................................................................14
3. Intervesi......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iv
HASIL PENELITIAN..............................................................................................v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada selaput otak
(araknodia dan piamater) yang di sebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur
.Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa nyeri ini dapat menjalar ke
tengkuk dan pinggang. Tengkuk menjadi kaku, yang disebabkan oleh
mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, akan terjadi
opistotonus, yaitu tengkuk kaku dengan kepala tertengadah, punggung dalam
sikap hiperekstensi, dan kesadaran menurun tanda kernig serta brudzinsky
positif(Arif Mansjoer, 2000)
Di negara – negara yang sedang berkembang, termasuk indonesia,
penyakit infeksi ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
utama. Salah satunya adalah infeksi akut selaput otak yang disebabkan oleh
bakteri dan menimbulkan purulen pada cairan otak, sehingga dinamakan
meningitis purulenta.
Di samping angka kematiannya yang masih tinggi, banyak penderita
yang menjadi cacat akibat keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan.
Meningitis purulenta merupakan keadaan gawat darurat. Terapi yang
diberikan bertujuan memberantas penyakit infeksi disertai perawatan intensif
suportif, untuk membantu pasien melalui masa kriyis. Pemberian antibiotik
yang cepat dan tepat, serta dengan dosis yang sesuai, penting untuk
menyelamatkan nyawa dan mencegah terjadinya cacat. Oleh karena itu,
petugas kesehatan khususnya perawat, wajib mengetahui gejala – gejala dan
tanda – tanda meningitis purulenta serta penatalaksanaannya.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi penyakit meningitis.
2. Untuk mengetahui Etiologi penyakit meningitis.
3. Untuk mengetahui Manifestasi klinik penyakit meningitis
4. Untuk mengetahui Patofisiologi penyakit meningitis
5. Untuk mengetahui Komplikasi penyakit meningitis.
6. Untuk mengetahui Klasifikasi penyakit meningitis.
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang meningitis.
8. Untuk mengetahui Penatalaksanaan penyakit meningitis
9. Untuk mengetahui proses keperawatan pada pasien meningitis
BAB II
PEMBAHASAN
A. ANATOMI FISIOLOGI
1. Otak
Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat
komputer dari semua alat tubuh, bagian dari saraf sentral yang terletak di
dalam rongga tengkorak (kranium) yang dibungkus oleh selaput otak yang
kuat
2. Perkembangan Otak
Otak terletak dalam rongga kranium (tengkorak) berkembang dari sebuah
tabung yang mulanya memperlihatkan tiga gejala pembesaran otak awal
Selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringan ikat tebal
dan kuat, dibagian tengkorak terdiri dari selaput tulang tengkorak dan
duramater propia di bagian dalam. Di dalam kanalis vertebralis kedua
lapisan ini terpisah.
B. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi
otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ
jamur (Smeltzer & Bare, 2001).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan
oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok,
Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan
serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada
sistem saraf pusat (Muttaqin, 2008).
2. Aspek epidemiologi
3. Etiologi
Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia
coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
a. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan
Ricketsia
b. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering
dibandingkan dengan wanita
c. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi
maternal pada minggu terakhir kehamilan
d. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun,
defisiensi imunoglobulin.
e. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury
yang berhubungan dengan sistem persarafan
4. Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti
dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis
bagian atas. Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas,
otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur
bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang
melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid
menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini
penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.Organisme masuk ke
dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di
bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah
serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat
meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai
dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran
ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan
fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah,
daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan
TIK.Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi
meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps
sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada
sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan
endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus
(Price, 2006).
5. Manifestasi klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
a. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
b. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif,
dan koma.
c. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
1) Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami
kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
6. Klasifikasi
a. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan
otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium
tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan
Ricketsia.
b. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan
medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
(Smeltzer & Bare, 2008).
7. Pencegahan
a. Pencegahan primer
2) Rutin berolahraga
b. Pencegahan sekunder
Melakukan pemeriksaan laboratorium yang meliputi tes darah dan
pemeriksaan radiologi
c. Pencegahan tersier
Fisioterapi dan rehabilitasi juga diberikan untuk mencegah dan
mengurangi cacat
8. Penatalaksanaan
a. Koreksi gangguan asam basa elektrolit, apabila terdapat
ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit dapat diberikan cairan
intravena martos-10. Dosis : 0,3 gr/kg BB/jam. Mengandung 400 kcal/L.
9. Komplikasi
a. Hidrosefalus obstruktif
e. Efusi subdural
f. Kejang
h. Cerebral palsy
i. Gangguan mental
j. Gangguan belajar
k. Attention deficit disorder
10. Farmakologi
a. Pengobatan simtomatis
3) Turunkan panas :
b. Pengobatan suportif
1) Cairan intravena
2) Zat asam, usahakan agar konsitrasi O2 berkisar antara 30-50 %.
C. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata klien
b. Keluhan utama
1) Aktivitas\
2) Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda
: tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat,
taikardi, disritmia.
3) Eliminasi
4) Makanan/cairan
5) Higiene
6) Neurosensori
7) Nyeri/keamanan
e. Riwayat psikososial
f. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
4) Abdomen
5) Ekstremitas
6) Refleks
2. Diagnosa keperawatan
a. Pre operasi
1) Pemberian pendidikan kesehatan pre operasi.
2) Persiapan diet.
3) Persiapan kulit.
4) Latihan napas dan latihan batuk.
5) Latihan mobilitas.
6) Pencegahan cedera.
b. Perawatan Post Operasi
1) Meningkatkan proses penyembuhan luka dan mengurangirasa nyeri
dapat dilakukan manajemen luka. Amati kondisi luka operasi dan
jahitannya, pastikan luka tidak mengalami perdarahan abnormal.
Observasi discharge untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
2) Mempertahanakan respirasi yang sempurna dengan latihan napas,
selama 3 detik dan hembuskan. Atau, dapat pula dilakukan dengan
menarik napas melalui hidung dan menggunakan diafragma,
kemudian napas dikeluarkan secara perlahan-lahan melalui mulut
yang dikuncupkan.
3) Mempertahankan sirkulasi, dengan stoking pada pasien yang
beresiko tromboflebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu
lama dan harus meninggikan kaki pada tempat duduk guna untuk
memperlancar vena.
4) Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan
memberikan cairan sesuai kebutuhan pasien, serta mempertahankan
nutrisi yang cukup.
5) Mempertahankan eliminasi, dengan mempertahan asupan dan output,
serta mencegah terjadinya retensi urine.
6) Discharge Planning, merencanakan kepulangan pasien dan
memberikan informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal
yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan dengan
kondisi/penyakitnya post operasi.
Amin Huda Nurarif , 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda . Edisi 2 Jakarta: Media action