Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

DELUSI, ILUSI, HALUSINASI

Dosen pengampu Ns. Wahyu Sulfian., S.Kep., M.kes

Oleh :

INTAN ANGELINA DOMBO


201901011
2A Keperawatan

PROGRAM STUDI ILMU NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2021
KATA PENGANTAR
Assallamualaikum Warohmatullahi Wabarokatu
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Delusi, Ilusi,
Halusinasi” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk melengkapi serta
memenuhi tugas Keperawatan Jiwa yang telah diberikan Pak Ns.,Wahyu
Sulfian ,S.Kep.,M.Kes selaku dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa .
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
saya harapkan untuk penyempurrnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Palu, 2 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
A. Delusi.........................................................................................................
1. Definisi................................................................................................
2. Tanda dan gejala..................................................................................
3. Perawatan............................................................................................
4. Terapi Kognitif....................................................................................
B. Ilusi............................................................................................................
1. Definisi................................................................................................
2. Tanda dan gejala..................................................................................
3. Perawatan............................................................................................
4. Terapi kognitif.....................................................................................
C. Halusinasi..................................................................................................
1. Definisi................................................................................................
2. Tanda dan gejala..................................................................................
3. Perawatan............................................................................................
4. Terapi Kognitif....................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang bersifat merusak yang
melibatkan gangguan pikir, persepsi, pembicaraan, emosi dan perilaku yang
mempunyai gejala waham dan halusinasi. Skizofrenia menjadi salah satu
gangguan jiwa yang paling dominan dibandingkan gangguan jiwa lainnya.
Subyek gangguan jiwa sepertiga tinggal dinegara berkembang, 8 dari 10 orang
yang menderita skizofrenia tidak mendapatkan penanganan medis. Gejala
skizofrenia muncul pada usia 15-25 tahun lebih banyak ditemukan pada laki-
laki dibandingkan pada perempuan.Masalah Keperawatan yang bisa dialami
oleh subyek dengan skizofrenia yaitu salah satunya adalah Isolasi Sosial.
Isolasi sosial yang tidak segera mendapatkan penanganan atau terapi akan
menimbulkan masalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk. Dampak
fisik dari subyek dengan isolasi sosial bila tidak diatasi akan menimbulkan
masalah yang lebih serius antara lain: defisit perawatan diri, halusinasi yang
akhirnya dapat menyebabkan terjadinya perilaku kekerasan dan tindakan
bunuh diri. Oleh karena itu pada subyek dengan gangguan isolasi sosial
membutuhkan perawatan yang intensif. Penanganan subyek skizofrenia selain
dengan psikofarmaka, juga dikombinasikan dengan psikoterapi, terapi
psikososial dan terapi psikoreligius.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa gejala ilusi, delusi, dan halusinasi ?
2. perawatan dan terapi kognitif dari ilusi, delusi, dan halusinasi ?
C. TUJUAN
Mampu mengetahui tanda dan gejala, perawatan dan terapi kognitif dari
ilusi,delusi, dan halusinasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DELUSI
1. DEFINISI

Delusi adalah salah satu jenis gangguan mental serius yang dikenal
dengan istilah psikosis. Psikosis ditandai dengan ketidaksinambungan
antara pemikiran, imajinasi, dan emosi, dengan realitas yang sebenarnya.
Orang yang mengalami delusi seringkali memiliki pengalaman yang jauh
dari kenyataan.Penderita gangguan delusi meyakini hal-hal yang tidak
nyata atau tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Walau sudah terbukti
bahwa apa yang diyakini penderita berbeda dengan kenyataan, penderita
tetap berpegang teguh pada pemikirannya.
2. TANDA DAN GEJALA
Seseorang bisa dikatakan menderita gangguan delusi apabila mengalami
gejala delusi setidaknya satu bulan. Gejala yang umum terjadi adalah
mudah marah dan emosinya tidak stabil. Gangguan ini dapat bertahan
dalam beberapa bulan, namun bisa juga bertahan lama dengan intensitas
yang datang dan pergi.Pada beberapa kondisi, gejala delusi juga dapat
disertai dengan halusinasi. Misalnya, pada penderita delusi yang merasa
bahwa organ tubuhnya sedang membusuk bisa mengalami halusinasi
berupa mencium bau busuk yang sebenarnya tidak ada, atau merasakan
sensasi lainnya yang berkaitan dengan delusinya. Delusi bisa muncul
sebagai gejala dari gangguan mental psikosis pada tahap yang lebih
serius. Oleh karena itu, dalam memeriksa pasien yang mengalami delusi,
biasanya dokter juga mengevaluasi kemungkinan penyakit lain, seperti
skizofrenia, gangguan mood, atau masalah medis yang bisa memicu
gejala delusi .Perlu diperhatikan bahwa psikosis jauh berbeda dengan
psikopat. Penderita psikosis cenderung berperilaku membahayakan
dirinya sendiri, sedangkan perilaku psikopat atau penderita gangguan
kepribadian anti sosial, cenderung membahayakan orang lain.
3. PERAWATAN
Perawatan delusi dengan cara pengobatan pada gangguan
skizofrenia. Pengobatan skizofrenia paranoid membutuhkan
waktu yang lama, bahkan setelah gejala mereda. Pengobatan ini
bertujuan untuk mengendalikan dan mengurangi gejala pada
pasien skizofrenia paranoid. Ada beberapa metode pengobatan
yang bisa dilakukan:
1. Pemberian obat antipsikotik
Dokter akan meresepkan obat antipsikotik untuk
membantu meringankan gejala utama, yaitu delusi dan
halusinasi. Antipsikotik bekerja dengan cara mempengaruhi
senyawa kimia di dalam otak (neurotransmitter), terutama
dopamin. Pasien wajib mengonsumsi obat sesuai anjuran
dokter dan tidak boleh berhenti sembarangan, meskipun
gejala sudah dirasakan membaik. Selama mengonsumsi obat,
dokter akan memantau efektivitas obat-obatan antipsikotik
dan menyesuaikan dosis. Umumnya, butuh waktu sekitar 3–6
minggu untuk melihat efektivitas obat antipsikotik yang
diberikan. Pada beberapa pasien, waktu yang diperlukan
bahkan dapat mencapai 12 minggu. Obat antipsikotik
dibedakan menjadi dua, yaitu obat antipsikotik generasi
pertama (tipikal) dan antipsikotik generasi kedua (atipikal).
Obat antipsikotik generasi pertama yang dapat diberikan
dokter kepada pasien skizofrenia paranoid antara lain:
a) Cholorpomasin
b) Heloperidhol
c) Fluphenazine
d) Perphenazine
e) Trifluoperazine
Sedangkan obat antispkotik generasi kedua (atipikal) yang
dapat diberikan dokter adalah:

a) Aripiprazole
b) Asenapine
c) Clozapine
d) Olanzapine
e) Paliperidone
f) Quetiapine
g) Risperidone

Selain obat antipsikotik, dokter juga bisa meresepkan obat


untuk meredakan keluhan lain yang sering dialami oleh
penderita skizofrenia paranoid. Obat yang bisa diberikan
meliputi obat antidepresan atau antiansietas.
4. TERAPI KOGNITIF
a. Pengobatan farmakologi
Pengobatan antipsikotik bisa mengurangi dan terkadang bisa
menghilangkan delusi pasien;
b. Psikoterapi
Biasanya, psikoterapi harus dilengkapi dengan pengobatan farmakologi
untuk meghasilkan efek yang baik. Terapis akan menghindari konfrontasi
panas dengan pasien tentang isi delusi mereka, tapi merefleksikan
kenyataan kepada pasien di waktu yang tepat. Ketika menghadapi kasus
pasien keras kepala, dokter yang menangani kasus bisa membantu
mengarahkan pasien ke kehidupan yang lebih bahagia dan membiarkan
mereka hidup secara damai dengan delusi mereka.

B. ILUSI
1. DEFINISI
Ilusi merupakan kondisi ketika rangsangan yang diperoleh dari salah satu atau
beberapa pancaindra salah diartikan, sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya. Kondisi ini kadang bisa dialami oleh orang yang sehat, tetapi lebih
umum terjadi pada penderita skizofrenia.Ada beberapa contoh orang yang
mengalami ilusi penglihatan bisa merasa melihat hewan tertentu lewat di
depannya, padahal sebetulnya yang lewat hanyalah orang bersepeda atau naik
motor. Terkadang orang yang mengalami ilusi juga bisa melihat suatu benda
dengan ukuran yang lebih besar atau lebih kecil daripada ukuran sebenarnya.
Pada ilusi pendengaran, orang yang mengalaminya bisa merasa mendengar suara
orang berlari, tetapi sebenarnya orang itu hanya berjalan. Contoh lain juga bisa
berupa mendengar suara tangisan seseorang, padahal suara tersebut berasal dari
desiran angin atau orang yang sedang berbicara.

2. TANDA DAN GEJALA


a)Cenderung mengasingkan diri dari orang lain.
b)Mudah marah dan depresi.
c)Perubahan pola tidur.
d)Kurang konsentrasi dan motivasi.
e)Kesulitan dalam mengerjakan tugas atau pun pekerjaan yang akan
dilakukan

3. TERAPI KOGNITIF
a. Pengobatan farmakologi
Pengobatan antipsikotik bisa mengurangi dan terkadang bisa
menghilangkan delusi pasien;
b. Psikoterapi
Biasanya, psikoterapi harus dilengkapi dengan pengobatan farmakologi
untuk meghasilkan efek yang baik. Terapis akan menghindari konfrontasi
panas dengan pasien tentang isi delusi mereka, tapi merefleksikan
kenyataan kepada pasien di waktu yang tepat. Ketika menghadapi kasus
pasien keras kepala, dokter yang menangani kasus bisa membantu
mengarahkan pasien ke kehidupan yang lebih bahagia dan membiarkan
mereka hidup secara damai dengan delusi mereka.

C. HALUSINASI
1. DEFINISI
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek rangsangan dari
luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra. Halusinasi
merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami perubahan
sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penciuman. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Pasien gangguan jiwa mengalami perubahan dalam hal
orientasi realitas.

2. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala halusinasi Menurut (Azizah, 2016) tanda dan gejala
perlu diketahui agar dapat menetapkan masalah halusinasi, antara lain:
a. Berbicara, tertawa, dan tersenyum sendiri
b. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu
c. Berhenti berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat untuk
mendengarkan sesuatu
d. Disorientasi

e. Tidak mampu atau kurang konsentrasi


f. Cepat berubah pikiran
g. Alur pikiran kacau
h. Respon yang tidak sesuai
i. Menarik diri
j. Sering melamun

3. PERAWATAN
Tindakan keperawatan pasien halusinasi
Berdasarkan tindakan keperawatan pada pasien halusinasi terdiri dari
tindakan keperawatan untuk pasien dan tindakan keperawatan untuk
keluarga.
a. Tindakan keperawatan untuk pasien meliputi:
1) Tujuan tindakan meliputi pasien mampu mengenali halusinasi yang
dialaminya, pasien dapat mengontrol halusinasinya, pasien
mengikuti program pengobatan secara obtimal.
2) Tindakan keperawatan meliputi:
a) Membantu pasien mengenali halusinasi
Untuk membantu pasien mengenali halusinasi, dapat dilakukan
dengan cara diskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang
didengar atau dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi terjadinya
halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul dan respon
pasien saat halusinasi muncul.
b) Melatih pasien mengontrol halusinasi
Untuk membantu pasien agar mampu mengontrol halusinasi, dapat
melatih pasien dalam 4 cara yang dapat mengendalikan halusinasi,
diantaranya adalah :
(1) Menghardik halusiasi
Merupakan upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan
cara menolak halusinasi yang muncul. Pasien dilatin untuk
mengatakan tidak terhadap halusinasi yang muncul atau tidak
memperdulikan halusinasinya. Jika ini dapat dilakukan, pasien
akan mampu mengendalikan dan tidak mengikuti halusinasi yang
muncul. Kemungkinan halusinasi yang muncul kembali tetap ada,
namun dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk
mengikuti apa yang ada dalam halusinasinya. Tahap tindakan
keperawatan meliputi menjelaskan cara menghardik,
memperagakan cara menghardik, meminta pasien memperagakan
ulang, memamtau penerapan cara ini, menguatkan perilaku
pasien.
(2) Bercakap-cakap dengan orang lain
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakapcakap
dengan orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang
lain maka terjadi distraksi. Fokus perhatian pasien akan beralih
dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan orang lain
tersebut, sehingga salah satu cara yang efektif untuk mengontrol
halusinasi adalah dengan menganjurkan pasien untuk bercakap-
cakap dengan orang lain.
(3) Melakukan aktivitas yang terjadwal
Dengan beraktivitas secara terjadwal, pasien tidak akan memiliki
bayak waktu luang untu sendiri yang dapat mencetuskan
halusinasi. Pasein dapt menyusun jadwal dari bangun pagi sampai
tidur malam. Tahapannya adalah menjelaskan pentingnya
beraktivitas, yang teratur untuk mengatasi halusinasi.
Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan pasien, melatih
melakukan aktivitas, menyusun jadwal aktivitas sehari-hari,
membantu pelaksanaan jadwal kegiatan, memberi penguata pada
perilaku yang positif.

(4) Menggunakan obat secara teratur


Untuk menghindari kekambuhan atau muncul kembali halusinasi,
pasien perlu memgkonsumsi obat secara teratur dengan tindakan
menjelaskan manfaat obat, menjelaskan akibat putus obat,
menjelaskan cara mendapatkan obat atau berobat dan jelaskan
cara menggunakan dengan 5 benar (benar obat, benar pasien,
benar cara, benar waktu, benar dosis).
3) Tindakan keperawatan dengan pendekatan strategi pelaksanaan (SP):
a) SP 1 P : membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara
mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan menghardik.
b) SP 2 P : melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain.
c) SP 3 P : melatih pasien mengontrol halusinasi melaksanakan
aktivitas terjadwal.
d) SP 4 P : melatih pasien menggunakan obat secara teratur.
b. Tindakan keperawatan untuk keluarga meliputi:
Tindakan keperawatan untuk keluarga memiliki tujuan agar keluarga
dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di rumah sakit maupun di
rumah serta keluarga dapat menjadi sisitem pendukung yang efektif
untuk pasien.
1) Tindakan keperawatan
Keluarga merupakan faktor yang menentukan keberhasilan asuhan
keperawatan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien dirawat di
rumah sakit sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk
sembuh. Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada kelurga agar
menjadi pendukung yang efektif pada pasien.

2) Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pendekatan strategi


pelaksanaan (SP):
a) SP 1 keluarga : pendidikan kesehatan tentang gangguan
halusinasi.
b) SP 2 keluarga : melatih keluarga praktik merawat pasien langsung
didepan pasien.
c) SP 3 keluarga : membuat perencanaan pulang bersama keluarga.

4. TERAPI KOGNITIF
Terapi Kognitif
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu.
Fokus terapi kelompok adalah membuat sadar diri (self-awareness),
peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya.
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan
orang
lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptive. Kekuatan
kelompok ada pada kontribusi dari setiap anggota dan pemimpin dalam
mencapai tujuannya.

BAB III

PENUTUP

A . KESIMPULAN

Delusi adalah salah satu jenis gangguan mental serius yang dikenal
dengan istilah psikosis. Psikosis ditandai dengan ketidaksinambungan
antara pemikiran, imajinasi, dan emosi, dengan realitas yang sebenarnya.
Orang yang mengalami delusi seringkali memiliki pengalaman yang jauh
dari kenyataan.
contoh orang yang mengalami ilusi penglihatan bisa merasa melihat
hewan tertentu lewat di depannya, padahal sebetulnya yang lewat hanyalah
orang bersepeda atau naik motor. Terkadang orang yang mengalami ilusi
juga bisa melihat suatu benda dengan ukuran yang lebih besar atau lebih
kecil daripada ukuran sebenarnya.
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata.
A . SARAN
Keluarga hendaknya selalu mengikuti anjuran paa mesid, dan selalu
berdiskusi dengan ahlinya agar mempunyai program yang sistematis dalam
perawatannya, disamping itu penderita harus senantiasa patuh terhadap
program perawatan, seperti teratur minum obat dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/penderita-gangguan-delusi-suka-meyakini-yang-aneh-
aneh

https://www.alodokter.com/jangan-takut-dengan-paranoid-karena-bisa-
disembuhkan
https://www.alodokter.com/sering-dianggap-sama-ini-perbedaan-ilusi-delusi-dan-
halusinasi#:~:text=Ilusi%20merupakan%20kondisi%20ketika
%20rangsangan,sesuai%20dengan%20kenyataan%20yang%20sebenarnya
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-ilusi/
https://www.alodokter.com/sering-dianggap-sama-ini-perbedaan-ilusi-delusi-dan-
halusinasi
Afconneri, Yudistira, and Wulan Getra Puspita. "Faktor-Faktor Kualitas Hidup
Pasien Skizofrenia." Jurnal Keperawatan Jiwa 8.3 (2020): 273-278.
Sari, Yade Kurnia, Evi Susanti, and Wel Welni. "PENGARUH TERAPI WARNA
MERAH DAN SENAM OTAK TERHADAP MEMORI JANGKA PENDEK
PADA LANSIA DENGAN DIMENSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA
WERDHA SABAI NAN ALUIH DI SICINCIN TAHUN 2015." Jurnal
Kesehatan 8.1 (2017).
Nurlaili, N., Nurdin, A. E., Putri, D. E., Arif, Y., Basmanelly, B., & Fernandes, F.
(2019). Pengaruh tehnik distraksi menghardik dengan spiritual terhadap
halusinasi pasien. Jurnal Keperawatan, 11(3), 177-190.

Anda mungkin juga menyukai