(ORAL THRUSH)
Oleh :
Sondy Wildan Antatorich
10610037
Candidiasis atau candidosis merupakan bentuk paling umum dari mikosis oral
superficial. Candidiasis oral merupakan infeksi oportunistik yang paling umum
mempengaruhi mukosa oral. Pada sebagian besar kasus, lesi tersebut disebabkan
oleh jamur Candida albicans (Greenberg, dkk. 2018).
2. Etiologi
3. Patogenesis
6.2 Patologi
Pada pewarnaan gram menunjukkan banyak serabut hifa yang memisahkan sel
epital dan juga leukosit. Pemeriksaan biopsi menunjukkan adanya hiperplastik
pada epitel oleh karena oedema dan infiltrasi sel radang terutama neutrofil.
Pewarnaan dengan PAS menunjukkan banyak hifa kandida tumbuh kebawah
menembus epitel sampai ke perlekatan plak pada lapisan spinosum. Pada
kedalaman ini akan terjadi konsentrasi dari eksudat dan sel radang. Jika infiltrasi
lebih dalam maka akan terjadi hiperplastik epitel tetapi strukturnya menipis,
proses penipisan disertai perumbuhan kedalam dari hifa kandida ke korium, dan
dikelilingi oleh infiltrasi ringan dari limpoplasmitik (Cawson & Odell, 2003).
Gambar 4. Gambaran serabut hifa pada kandida
Gambar 5. Kondisi Epitel yang terpisah karena oedema dan infiltrasi sel radang,
terlihat juga hifa yang menginfiltrasi lapisan epitel.
6.5. Perawatan.
7. Diagnosis HIV
Tes untuk HIV merupakan tes serologic untuk deteksi antibodi terhadap HIV
maupun keberadaan virus. Deteksi adanya virus HIV dilakukan dengan isolasi dan
biakan virus, deteksi antigen dan deteksi materi genetic dalam darah pasien. Di
Indonesia, pemeriksaan yang biasa digunakan merupakan pemeriksaan antibody
HIV yaitu dengan teknik ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay). Teknik
pemeriksaan antibody lainnya dapat berupa teknik aglutinasi atau dot-blot
immunobinding assay.
Pemeriksaan kedua dilakukan dengan reagen yang lebih spesifik serta berbeda
jenis antigen atau tekniknya daripada pemeriksaan pertama. Jika hasil
pemeriksaan kedua reaktif, dapat disimpulkan bahwa itu adalah kasus infeksi
HIV. Namun, jika hasilnya non reaktif, pemeriksaan harus diulang dengan kedua
metode. Hasil dapat dilaporkan sebagai indeterminate jika kedua hasil
pemeriksaannya tetap berbeda.
Strategi III menggunakan 3 kali pemeriksaan. Pasien disimpulkan mengalami
infeksi HIV apabila pada ketiga pemeriksaan hasilnya reaktif. Jika ada hasil yang
non reaktif, pasien dengan riwayat pemaparan terhadap HIV atau beresiko tinggi
tertular HIV, disimpulkan sebagai equivocal atau indeterminate. Sedangkan jika
tidak ada riwayat atau resiko tersebut, dilaporkan sebagai non-reaktif. Pada
strategi ini, pemeriksaan ketiga dipakai reagensia yang berbeda asal antigen atau
teknikna serta spesifisitas yang lebih baik.
Jika pemeriksaan penyaring menyatakan hasil reaktif, dapat dilanjutkan dengan
pemeriksaan konfirmasi dengan western blot (WB) (Djoerban & Djauzi, 2012).
Kepustakaan
Joseph A.Regezi, James J. Sciubba, Richard C.K. Jordan. Oral Pathology Sixth
Ed. USA: Elsevier. 2012