NO DIAGNOSA HAL LEVEL KODE ICD-10 KRITERIA RUJUKAN SESUAI KEPUTUSAN MENTERI SARANA PRASARANA YANG TUNTAS TIDAK
KESEHATAN NO. 514 TAHUN 2015 DIBUTUHKAN (√) TUNTAS (√)
A. KELOMPOK UMUM
1. Pasien dengan sputum BTA (-), klinis (+) tapi tidak menunjukkan
perbaikan setelah pengobatan dalam jangka waktu tertentu 1. Laboratorium untuk pemeriksaan sputum,
Tuberkulosis (TB) Paru Pada Respiratory tuberculosis, 2. Pasien dengan sputum BTA (-), klinis (-/ meragukan) darah rutin.
1 Dewasa 13-19 4A A15 bacteriologiccaly and histologically 3. Pasien dengan sputum BTA tetap (+) setelah jangka waktu 2. Radiologi
confirmed tertentu
4. TB dengan komplikasi/keadaan khusus (TB dengan komorbid) 3. Uji Gen Xpert-Rif Mtb jika fasilitas tersedia
5. Suspek TB – MDR harus dirujuk ke pusat rujukan TB-MDR.
Filariasis
B74.0 Filariasis due to Wuchereria Pasien dirujuk bila dibutuhkan pengobatan operatif atau bila
7 Filariasis 42-49 4A B74 bancrofti
B74.1 Filariasis due to Brugia malayi gejala tidak membaik dengan pengobatan konservatif.
B74.2 Filariasis due to Brugia timori
Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan
mikrofilaria.
Omphalitis of newborn with or 1. Bila intake tidak mencukupi dan anak mulai tampak tanda Tidak diperlukan peralatan khusus untuk
8 Infeksi pada Umbilikus 49-51 4A P38 without mild haemorrhage dehidrasi mendiagnosis penyakit infeksi pada umbilikus.
2. Terdapat tanda komplikasi sepsis
Bila kandidiasis merupakan akibat dari penyakit lainnya, seperti Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan KOH
9 Kandiliasis Mulut 51-53 4A B37.9 Candidiasis unspecified HIV.
KRITERIA RUJUKAN SESUAI KEPUTUSAN MENTERI SARANA PRASARANA YANG TUNTAS TIDAK
NO DIAGNOSA HAL LEVEL KODE ICD-10 KESEHATAN NO. 514 TAHUN 2015 DIBUTUHKAN (√) TUNTAS (√)
1. Gejala keracunan tidak berhenti setelah 3 hari ditangani 1. Cairan rehidrasi (NaCl 0,9%, RL, oralit )
11 Keracunan Makanan 63-65 4A T62.2 Other Ingested (parts of plant (s) dengan adekuat. 2. Infus set
2. Pasien mengalami perburukan. 3. Antibiotik bila diperlukan
Pasien dirujuk apabila pemeriksaan uji kulit, uji provokasi dan -
12 Alergi Makanan 66- 68 4A L27.2 Dermatitis due to ingested food eliminasi makanan terjadi reaksi anafilaksis.
Kegawatan pasien ditangani, apabila dengan penanganan yang 1. Infus set
dilakukan tidak terdapat perbaikan, pasien dirujuk ke layanan 2. Oksigen
sekunder. 3. Adrenalin ampul, aminofilin ampul,
13 Reaksi Anafilaktik 74-79 4A T78.2 Anaphylactic shock, unspecified difenhidramin vial, deksametason ampul
4. NaCl 0,9%
C. DIGESTIVE
1. Gejala-gejala ekstraoral yang mungkin terkait penyakit sistemik 1. Kaca mulut
yang mendasari, seperti: 2. Lampu senter
a. Lesi genital, kulit, atau mata
b. Gangguan gastrointestinal
c. Penurunan berat badan
d. Rasa lemah
e. Batuk kronik
f. Demam
g. Limfadenopati, Hepatomegali, Splenomegali
2. Gejala dan tanda yang tidak khas, misalnya:
a. Onset pada usia dewasa akhir atau lanjut
b. Perburukan dari aftosa
c. Lesi yang amat parah
K12. Stomatitis and related lesions d. Tidak adanya perbaikan dengan tatalaksana kortikosteroid
18 Ulkus Mulut (Aftosa, Herpes) 108-114 A4 K12 K12.0. Recurrent oral aphtae topikal
K12.1. Other form of stomatitis 3. Adanya lesi lain pada rongga mulut, seperti:
a. Kandidiasis
b. Glositis
c. Perdarahan, bengkak, atau nekrosis pada gingiva
d. Leukoplakia
e. Sarkoma Kaposi
Perlu dilakukan konsultasi ke layanan sekunder bila keluhan tidak Laboratorium rutin
21 Intoleransi Makanan 120-122 4A K90.4 Malabsorption due to intolerance menghilang walaupun tanpa terpapar.
KRITERIA RUJUKAN SESUAI KEPUTUSAN MENTERI SARANA PRASARANA YANG TUNTAS TIDAK
NO DIAGNOSA HAL LEVEL KODE ICD-10 KESEHATAN NO. 514 TAHUN 2015 DIBUTUHKAN (√) TUNTAS (√)
1. Demam tifoid dengan keadaan umum yang berat (toxic Poliklinik set dan peralatan laboratorium untuk
typhoid). melakukan pemeriksaan darah rutin dan
2. Tifoid dengan komplikasi. serologi.
22 Demam Tifoid 125-133 4A A01.0 Typhoid fever 3. Tifoid dengan komorbid yang berat.
4. Telah mendapat terapi selama 5 hari namun belum tampak
perbaikan.
Pada pasien dengan kasus berat perlu dirawat intensif dan Laboratorium untuk pemeriksaan tinja
24 Disentri
Amuba
Basiler dan Disentri 144-147 4A A06.0 Acute amoebic dysentery konsultasi ke pelayanan kesehatan sekunder (spesialis penyakit
dalam).
Sarung tangan
25 Hemoroid Grade 1-2 154-157 4A I84 Haemorrhoids Hemoroid interna grade 2, 3, dan 4 dan hemoroid eksterna
memerlukan penatalaksanaan di pelayanan kesehatan sekunder.
a. Penderita Hepatitis A dengan keluhan ikterik yang menetap Laboratorium darah rutin, urin rutin dan
tanpa disertai keluhan yang lain.1. Penegakan diagnosis dengan pemeriksaan fungsi hati
pemeriksaan penunjang laboratorium
2. Penderita Hepatitis A dengan keluhan ikterik yang menetap
26 Hepatitis A 157-159 4A B15 Acute Hepatitis A disertai keluhan yang lain.
3. Penderita Hepatitis A dengan penurunan kesadaran dengan
kemungkinan ke arah ensefalopati hepatik.
Pasien yang telah terdiagnosis harus dirujuk ke layanan sekunder Labotorium untuk pemeriksaan darah perifer
28 Apendisitis Akut 165-170 3B K35.9 Acute Appendicitis untuk dilakukan operasi cito. lengkap
Rujuk ke fasilitas kesehatan sekunder yang memiliki dokter Nasogastric Tube
29 Peritonitis 170-172 3B K65.9 Peritonitis, unspecified spesialis bedah
1. Parotitis dengan komplikasi
30 Parotitis 172-176 4A B26 Mumps 2. Parotitis akibat kelainan sistemik, seperti HIV, tuberkulosis, dan 1. Termometer
Sjogren syndrome. 2. Kaca mulut
- a. Lup
37 Buta Senja 196-198 4A H53.6 Night blindness b. Oftalmoskop
1. Bila tidak memberikan respon dengan pengobatan konservatif
38 Hordeolum 198-200 4A H00.0 Hordeolum and other deep 2. Hordeolum berulang Peralatan bedah minor
inflammation of eyelid
Other specified disorders of eye and Perdarahan subkonjungtiva harus segera dirujuk ke spesialis a. Snellen chart
41 Perdarahan Subkonjungtiva 206-209 4A H57.8 adnexa mata jika ditemukan penurunan visus. b. Oftalmoskop
1. Lup
2. Lidi kapas
Foreign body on external eye, part 1. Bila terjadi penurunan visus 3. Jarum suntik 23G
42 Benda asing di konjungtiva 209-212 4A T15.9 2. Bila benda asing tidak dapat dikeluarkan, misal: karena 4. Tetes mata Tetrakain HCl 0,5%
unspecified keterbatasan fasilitas 5. Povidon Iodin
1. Snellen Chart
Pasien perlu dirujuk ke layanan sekunder bila: 2. Satu set lensa coba (trial frame dan trial
1. koreksi dengan kacamata tidak memperbaiki visus, atau lenses)
43 Astigmatism 212-213 4A H52.2 Astigmatism 2. ukuran lensa tidak dapat ditentukan (misalnya astigmatisme 3. Pinhole
berat).
a. Snellen chart
44 Hipermetropia 214-215 4A H52.0 Hypermetropia Rujukan dilakukan jika timbul komplikasi. b. Satu set lensa coba (trial frame)
KRITERIA RUJUKAN SESUAI KEPUTUSAN MENTERI SARANA PRASARANA YANG TUNTAS TIDAK
NO DIAGNOSA HAL LEVEL KODE ICD-10 KESEHATAN NO. 514 TAHUN 2015 DIBUTUHKAN (√) TUNTAS (√)
a. Snellen chart
1. Kelainan refraksi yang progresif b. Satu set lensa coba dan trial frame
45 Miopia Ringan 216-217 4A H52.1 Myopia 2. Kelainan refraksi yang tidak maju dengan koreksi atau tidak
ditemukan ukuran lensa yang memberikan perbaikan visus
3. Kelainan yang tidak maju dengan pinhole.
1. Kartu Jaeger
46 Presbiopia 218-220 4A H52.4 Presbyopia - 2. Snellen Chart
3. Satu set lensa coba dan trial frame
1. Lampu senter
2. Snellen Chart
1. Bila tatalaksana di atas tidak membantu pasien, dapat 3. Pinset untuk epilasi
dilakukan rujukan ke layanan sekunder 4. Lup
2. Bila telah terjadi penurunan visus 5. Dapat pula disediakan kertas fluoresein dan
47 Trikiasis 229-231 4A H02 Entropion and trichiasis of eyelid 3. Bila telah terjadi kerusakan kornea larutan NaCl 0.9% untuk ter fluoresein
4. Bila pasien menghendaki tatalaksana langsung di layanan 6. Lampu biru (bisa berasal lampu biru pada
sekunder oftalmoskop)
1. Snellen chart
2. Lampu senter
3. Kapas bersih
48 Episkleritis 232-235 4A H15.1 Episcleritis - 4. Tetes mata vasokontriktor: Fenil Efrin 2,5%
E. TELINGA
1. Lampu kepala
49 Otitis Eksterna 246-249 4A H60.9 Otitis Externa, unspecified 1. Otitis eksterna dengan komplikasi 2. Corong telinga
2. Otitis eksterna maligna 3. Aplikator kapas
4. Otoskop
1. Jika terdapat indikasi miringotomi. 1. Lampu kepala
H65.0. Acute serous otitis media 2. Bila terjadi komplikasi dari otitis media akut. 2. Corong telinga
H65.1. Other acure nonsuppurative 3. Otoskop
50 Otitis Media Akut 249-253 4A H65 otitis media 4. Aplikator kapas
H66.0 Acute suppurative otitis 5. Garputala
media 6. Suction
KRITERIA RUJUKAN SESUAI KEPUTUSAN MENTERI SARANA PRASARANA YANG TUNTAS TIDAK
NO DIAGNOSA HAL LEVEL KODE ICD-10 KESEHATAN NO. 514 TAHUN 2015 DIBUTUHKAN (√) TUNTAS (√)
G. KARDIOVASKULAR
1. Hipertensi dengan komplikasi 1. Laboratorium untuk melakukan pemeriksaan
52 Hipertensi Esensial 280-286 4A I10 Essential (primary) hypertension 2. Resistensi hipertensi urinalisis dan glukosa
3. Hipertensi emergensi (hipertensi dengan tekanan darah sistole 2. EKG
>180) 3. Radiologi (X ray thoraks)
H. MUSKULOSKELETAL
- Alat Bedah Minor : gunting jaringan, pinset
Vulnus anatomis, pinset sirurgis, gunting benang,
laceratu needle holder, klem arteri, scalpel blade &
53 Vulnus 303-307 m,
punctu T14.1 Open wound of unspecified body reg handle.
m 4A
Pasien perlu dirujuk jika migren terus berlanjut dan tidak hilang
56 Migren 313-319 4A G43.9 Migraine, unspecified dengan pengobatan analgesik non-spesifik. Pasien dirujuk ke 1. Alat pemeriksaan neurologis
layanan sekunder (dokter spesialis saraf). 2. Obat antimigren
1. Palu refleks
1. Vertigo vestibular tipe sentral harus segera dirujuk. 2. Sphygmomanometer
57 Vertigo (Benign paroxysmal
positional vertigo) 319-327 4A R42 Dizziness and giddiness 2. Tidak terdapat perbaikan pada vertigo vestibular setelah 3. Termometer
diterapi farmakologik dan non farmakologik. 4. Garpu tala (penala)
5. Obat antihistamin
6. Obat antagonis kalsium
58 Tetanus 327-334 4A A35 Othertetanus 1. Bila tidak terjadi perbaikan setelah penanganan pertama. 1. Sarana pemeriksaan neurologis
2. Terjadi komplikasi, seperti distres sistem pernapasan. 2. Oksigen
3. Rujukan ditujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder 3. Infus set
yang memiliki dokter spesialis neurologi. 4. Obat antikonvulsan
J. PSIKIATRI
K. RESPIRASI
63 Influenza 408-410 4A J11 Influenza, virus not identified Bila didapatkan tanda-tanda pneumonia (panas tidak turun 5 hari
disertai batuk purulen dan sesak napas) -
Dewasa 1. Termometer
1. Kriteria CURB (Conciousness, kadar Ureum, 2. Tensimeter
Respiratory rate>30 x/menit, tekanan darah: sistolik<90 mmHg 3. Pulse oxymeter (jika fasilitas tersedia)
dan diastolik <60 mmHg; masing masing bila ada kelainan bernilai 4. Pemeriksaan pewarnaan gram
J18.0 Bronchopneumonia, 1). Dirujuk bila total nilai 2. 5. Pemeriksaan darah rutin
69 Pneumonia dan
bronkopneumonia 457-466 4A J18.0 /
J18.9 unspecified 2. Kriteria PORT (patient outcome research team) 6. Radiologi (jika fasilitas tersedia)
J18.9 Pneumonia, unspecified 7. Oksigen
Anak
1. Pneumonia berat
2. Pneumonia rawat inap
1. Bila perlu mencari sumber perdarahan dengan modalitas yang 1. Lampu kepala
tidak tersedia di layanan Tingkat Pertama, misalnya 2. Spekulum hidung
nasoendoskopi. 3. Alat penghisap (suction)
2. Pasien dengan epistaksis yang curiga akibat tumor di rongga 4. Pinset bayonet
hidung atau nasofaring. 5. Tampon anterior, Tampon posterior
3. Epistaksis yang terus berulang atau masif 6. Kaca rinoskopi posterior
7. Kapas dan kain kassa
8. Lidi kapas
9. Nelaton kateter
71 Epistaksis 475-481 4A R04.0 Epistaxis 10. Benang kasur
11. Larutan Adrenalin 1/1000
12. Larutan Pantokain 2% atau Lidokain 2%
13. Larutan Nitras Argenti 15 – 25%
14. Salep vaselin, Salep antibiotik
1. Lampu kepala
1. Pengeluaran benda asing tidak berhasil karena perlekatan atau 2. Spekulum hidung
72 Benda asing di hidung 481- 484 4A T17.1 Foreign body in nostril posisi benda asing sulit dilihat. 3. Pengait tumpul(blunt hook)
2. Pasien tidak kooperatif. 4. Pinset
5. Forsep aligator
6. Suction
7. Xylocaine 2% spray
8. Formulir informed consent
1. Lampu kepala
2. Spekulum hidung
3. Skalpel atau jarum suntik ukuran sedang
73 Furunkel pada hidung 485-487 4A J34.0 Abscess, furuncle and carbuncle of - (untuk insisi)
nose 4. Kassa steril
5. Klem
6. Pinset Bayonet
7. Larutan Povidon Iodin 7,5%
KRITERIA RUJUKAN SESUAI KEPUTUSAN MENTERI SARANA PRASARANA YANG TUNTAS TIDAK
NO DIAGNOSA HAL LEVEL KODE ICD-10 KESEHATAN NO. 514 TAHUN 2015 DIBUTUHKAN (√) TUNTAS (√)
Pada kasus RSA, rujukan segera ke spesialis THT dilakukan bila: 1. Termometer
1. Terdapat gejala dan tanda komplikasi, di antaranya: Edema 2. Spekulum hidung
/eritema periorbital, perubahan posisi bola mata, Diplopia, 3. Kaca rinoskop posterior
Oftalmoplegia, penurunan visus, sakit kepala yang berat, 4. Kassa steril
pembengkakan area frontal, tanda-tanda iritasi meningeal, 5. Lampu kepala
4A kelainan neurologis fokal. 6. Lampu Bunsen / spiritus dan korek api
77 Sinusitis (Rinosinusitis) 498-507 (akut) J01. / Acute sinusitis / Chronic sinusitis 2. Bila tidak terjadi perbaikan pasca terapi adekuat setelah 10 hari 7. Otoskop
J32. (RSA viral), 14 hari (RSA pasca viral), dan 48 jam (RSA bakterial). 8. Suction
9. Lampu baca x-ray
10. Formulir permintaan pemeriksaan radiologi
11. Formulir rujukan
L. KULIT
Tidak diperlukan peralatan khusus untuk
78 Miliaria 507-511 4A L74.3 Miliaria, unspecified mendiagnosis penyakit miliaria.
Tidak ada indikasi rujukan
Jika kondisi memburuk, yaitu dengan makin bertambahnya patch 1. Alat resusitasi
83 Reaksi gigitan serangga 524-527 4A T63.4 Venom of other arthropods eritema, timbul bula, atau disertai gejala sistemik atau komplikasi. 2. Tabung dan masker oksigen
KRITERIA RUJUKAN SESUAI KEPUTUSAN MENTERI SARANA PRASARANA YANG TUNTAS TIDAK
NO DIAGNOSA HAL LEVEL KODE ICD-10 KESEHATAN NO. 514 TAHUN 2015 DIBUTUHKAN (√) TUNTAS (√)
84 Skabies 528-531 4A B86 Scabies Pasien skabies dirujuk apabila keluhan masih dirasakan setelah 1
bulan paska terapi. 1. Lup
2. Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan
sediaan langsung kerokan kulit.
85 Pedikulosis kapitis 531-534 4A B85.0 Pediculosis due to Pediculus Apabila terjadi infestasi kronis dan tidak sensitif terhadap terapi Tidak diperlukan peralatan khusus untuk
humanus capitis yang diberikan. mendiagnosis penyakit pedikulosis kapitis.
1. Lup
88 Pitiriasis
versikolor
versikolor/Tinea 541-544 4A B36.0 Pityriasis versicolor Sebagian besar kasus tidak memerlukan rujukan. 2. Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan
KOH
L08.0 Pyoderma Pasien dirujuk apabila terjadi: Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan
L01 Impetigo 1. Komplikasi mulai dari selulitis. darah rutin dan pemeriksaan Gram
89 Pioderma 544-548 4A 2. Tidak sembuh dengan pengobatan selama 5-7 hari.
L02 Cutaneous abscess, furuncle and 3. Terdapat penyakit sistemik (gangguan metabolik endokrin dan
carbuncle imunodefisiensi).
90 Erisipelas 549-551 4A A 46 Erysipelas Jika terjadi komplikasi Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin
91 Dermatitis seboroik 552-555 4A L21 Seborrhoeic dermatitis Pasien dirujuk apabila tidak ada perbaikan dengan pengobatan
standar. -
Dermatitis atopik (kecuali 1. Dermatitis atopik luas dan berat Tidak diperlukan peralatan khusus untuk
92 recalcitrant) 555-561 4A L20 Atopic dermatitis 2. Dermatitis atopik rekalsitran atau dependent steroid mendiagnosis penyakit ini.
3. Bila diperlukan skin prick test/tes uji tusuk
4. Bila gejala tidak membaik dengan pengobatan standar selama
4 minggu
5. Bila kelainan rekalsitran atau meluas sampai eritroderma
1. Apabila kelainan tidak membaik dengan pengobatan topikal Tidak diperlukan peralatan khusus untuk
standar. mendiagnosis penyakit dermatitis numularis.
2. Apabila diduga terdapat faktor penyulit lain, misalnya fokus
infeksi pada organ lain, maka konsultasi danatau disertai rujukan
93 Dermatitis numularis 561-564 4A L20.8 Other atopic dermatitis kepada dokter spesialis terkait (contoh: gigi mulut, THT, obgyn,
dan lain-lain) untuk penatalaksanaan fokus infeksi tersebut.
1. Apabila dibutuhkan, dapat dilakukan patch test Tidak diperlukan peralatan khusus untuk
94 Dermatitis kontak iritan 571-575 4A L24 Irritant contact dermatitis 2. Apabila kelainan tidak membaik dalam 4 minggu pengobatan mendiagnosis penyakit dermatitis kontak iritan.
standar dan sudah menghindari kontak.
95 Napkin eczema (dermatitis 575-578 4A L22 Diaper (napkin) dermatitis Bila keluhan tidak membaik setelah pengobatan standar selama 2 Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan KOH
popok) minggu. dan Gram
KRITERIA RUJUKAN SESUAI KEPUTUSAN MENTERI SARANA PRASARANA YANG TUNTAS TIDAK
NO DIAGNOSA HAL LEVEL KODE ICD-10 KESEHATAN NO. 514 TAHUN 2015 DIBUTUHKAN (√) TUNTAS (√)
Pasien dirujuk apabila memerlukan pemeriksaan mikroskopik Tidak diperlukan peralatan khusus untuk
96 Dermatitis perioral 578-582 4A L71.0 Perioral dermatitis atau pada pasien dengan gambaran klinis yang tidak biasa dan mendiagnosis penyakit dermatitis perioral.
perjalanan penyakit yang lama.
97 Pitiriasis rosea 582-584 4A L42 Pityriasis rosea Tidak perlu dirujuk Lup
1. Lampu Wood
98 Eritrasma 584-587 4A L08.1 Erythrasmay 2. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan
- KOH dan pewarnaan gram
100 Hidradenitis Supuratif 590-593 4A L73.2 Hidradenitis suppurativa Pasien dirujuk apabila penyakit tidak sembuh dengan pengobatan
oral atau lesi kambuh setelah dilakukan insisi dan drainase. Bisturi
101 Akne vulgaris ringan 594-598 4A L70.0 Acne vulgaris Akne vulgaris sedang sampai berat Komedo ekstraktor (sendok Unna)
Untuk penanganan tindak lanjut pada kondisi berikut: 1. Laboratorium untuk pemeriksaan gula darah,
Non-insulin-dependent diabetes 1. DM tipe 2 dengan komplikasi darah rutin, urin rutin, ureum, kreatinin
109 Diabetes melitus tipe 2 635-643 4A E11 mellitus 2. DM tipe 2 dengan kontrol gula buruk 2. Alat Pengukur berat dan tinggi badan anak
3. DM tipe 2 dengan infeksi berat serta dewasa
3. Monofilamen test
1. Bila terjadi komplikasi, seperti: sepsis, dehidrasi berat, anemia 1. Alat pemeriksaan gula darah sederhana
113 Malnutrisi energi-protein (MEP) 662-666 4A E46 Unspecified protein-energy berat, penurunan kesadaran 2. Alat pengukur berat dan tinggi badan anak
malnutrition 2. Bila terdapat penyakit komorbid, seperti: pneumonia berat serta dewasa
3. Skala antropometri
N. GINJAL DAN SALURAN KEMIH
116 Fimosis 673-676 4A N47 Phimosis Bila terdapat komplikasi dan penyulit untuk tindakan sirkumsisi Set bedah minor
maka dirujuk ke layanan sekunder.
117 Parafimosis 676-678 4A N47.2 Paraphimosis Bila terjadi tanda-tanda nekrotik segera rujuk ke layanan Set bedah minor
sekunder
O. KESEHATAN WANITA
1. Lampu
2. Kassa steril
First degree perineal laceration Kriteria tindakan pada Fasilitas Pelayanan tingkat pertama hanya 3. Sarung tangan steril
121 Ruptur perineum tingkat 1-2 733-741 4A O70.0 during delivery untuk Luka Perineum Tingkat 1 dan 2. Untuk luka perineum 4. Hecting set
tingkat 3 dan 4 dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder. 5. Benang jahit catgut
6. Laboratorium sederhana pemeriksaan darah
rutin dan golongan darah.
1. Lampu
122 Mastitis 742-744 4A N61 Inflammatory disorders of breast Jika terjadi komplikasi abses mammae dan sepsis. 2. Kasa steril
3. Sarung tangan steril
4. Bisturi
P. PENYAKIT KELAMIN
Pasien dirujuk apabila: 1. Ginecology bed
125 Fluor Albus/ Vaginal discharge
non gonore 751-755 4A N98.9 1. Tidak terdapat fasilitas pemeriksaan untuk pasangan
2. Dibutuhkan pemeriksaan kultur kuman gonore
2. Spekulum vagina
3. Lampu
3. Adanya arah kegagalan pengobatan 4. Kertas lakmus
128 Vulvitis 771- 4A N76.0 Acute vaginitis Pasien dirujuk ke dokter spesialis kulit dan kelamin jika Lup
pemberian salep kortison tidak memberikan respon.