FRENEKTOMI
Nama Mahasiswa
NIM
: 112090103
: drg. Ade Ismail A. K., MDSc,
Pembimbing
Sp. Perio
BAGIAN PERIODONTI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
I. DESKRIPSI KASUS
a. Identitas Pasien
Nama
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Pekerjaan
: Nn. V
: Perempuan
: 11 tahun
: Jln. Tambak Mas, Semarang
: Pelajar
b. Pemeriksaan Subyektif
Keluhan Utama
Anamnesa
: Dilakukan secara autoanamnesis
a. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengeluh kurang percaya diri karena gigi seri rahang atasnya
renggang. Pasien ingin dirapikan giginya dengan alat ortho, tetapi terdapat
penghambat yaitu pasien memiliki frenulum labialis superior yang tinggi.
b. Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat alergi
: Riwayat DM
: Riwayat hipertensi: Riwayat jantung : Riwayat gigi
: belum pernah tambal gigi.
c. Pemeriksaan Obyektif
i. Keadaan umum : baik
Kesadaran
: compos mentis
Keadaan gizi
: baik
Derajat sakit
:ii. Status present
Tekanan darah
: 100/70 mm/Hg
Nadi
: 84 x/menit
Respiration Rate
: 20 x/ menit
Suhu
: tdl
iii.
Ekstra oral
Asimetris wajah
: simetris
Tanda-tanda radang
: kalor-, rubor -, dolor -, tumor -, fungsiolesa -.
Tepi rahang
: dtak
Lain-lain
: trismus
iv. Intra oral
Terdapat frenulum labialis superior tinggi, tebal, sampai interdental
papilla dan palatum. Jaringan sekitar frenulum normal dan sehat.
Blanche Test :
v.
Tekanan darah
Nadi
Respiration Rate
Suhu
: 100/70 mm/Hg
: 84 x/menit
: 20 x/ menit
: tdl
Terapi :
Frenektomi
DHE kepada pasien
Memberitahukan kepada pasien untuk melakukan kontrol
Prosedur tindakan:
a) Siapkan alat dan bahan
b) Disinfeksi pada ekstraoral dengan menggunakan alkohol 70%
c) Disinfeksi pada intraoral dengan menggunakan povidon iodin dan aplikasi
benzotop pada bagian mukobucal fold dan palatal
d) Pemberian lokal anastesi pada distal dan mesial frenulum (mukobucal fold)
masing-masing 1cc, serta injeksi anastesi cc di bagian palatal untuk
injeksi nervus nasopalatina.
e) Frenulum dijepit dengan satu hemostat sejajar dengan mukosa bibir hingga
ke dasar perlekatan pada vestibulum
f) Insisi menggunakan scalpel no.15 dengan sekali sayatan
g) Kemudian bagian frenulum labialis di daerah inferior hemostat kita insisi
untuk melepaskan dari mukosa alveolaris maupun dasar frenulum. Mukosa
tersebut dihilangkan sampai dasar periosteum termasuk serabut-serabutnya
juga dihilangkan dengan menggunakan rasparatorium
h) Mukosa tersebut dijahit pada daerah puncak insisi yaitu mukobucal fold
dan daerah frenulum yang diambil dengan jahitan interupted
i) Kemudian pengambilan jaringan periosteum ke bagian palatal dengan
scalpel no.15 dengan sayatan berbentuk segitiga
j) Kasa dapat dipasang untuk mengontrol perdarahan atau dengan irigasi
menggunakan saline selama 3-5 menit
k) Lakukan dressing dengan mengaplikasikan Periodontal pack di atas tempat
penjahitan dan bagian palatal, sebelum aplikasi Periodontal pack keringkan
mukosa dengan menggunakan kasa supaya Periodontal pack dapat
menempel. Setelah 1-2 minggu, jahitan dan dressing dapat dilepas. Proses
pemulihan yang sempurna berlangsung selama 1 bulan.
GAMBAR PROSES FRENEKTOMI PADA KASUS PASIEN
Gambar 7. Suturing
Penatalaksanaan post-frenektomi
a. Instruksi pada pasien :
Minum obat yang telah diresepkan secara teratur
Hindari makanan dan minuman yang panas
Jangan berkumur terlalu sering
Hindari aktivitas fisik yang berlebihan
Jangan menyentuh area post-frenektomi dengan menggunakan tangan
atau lidah
Daerah yang
diberi
Periodontal
pack
di
bersihkan
dengan
S. 2.dd tab I pc
R/ Betadine gargle fl No.I
S. 2.dd gargI
Objektif :
Tanda-tanda radang : kalor-, rubor +, dolor -, tumor -, fungsiolesa -.
Tindakan :
Pelepasan jahitan
Irigasi dengan menggunakan salin+povidon iodin
II.
1.
2.
3.
4.
5.
III.
PERTANYAAN KRITIS
Apakah frenulum itu?
Macam klasifikasi perlekatan frenulum?
Apakah frenektomi itu ?
Indikasi dan kontra indikasi frenektomi?
Macam macam teknik frenektomi?
TINJAUAN PUSTAKA
Frenulum adalah lipatan membran mukosa yang terdiri dari otot dan jaringan
ikat yang menghubungkan bibir dan pipi ke mukosa alveolar, gingiva dan periosteum.
Frenulum dapat mengganggu estetika jika letaknya dekat dengan margin gingiva.
Frenulum yang seperti ini dapat menyebabkan akumulasi plak dan diastema. Frenulum
secara histologi terdiri dari otot elastik dan fiber (Devishree dkk, 2012).
Frenulum labialis superior adalah sisa dari struktur embrio
yang
menghubungkan tuberkula bibir atas ke papilla palatina. Frenulum labial pada masa
bayi normalnya mempunyai daerah perlekatan yang rendah di dekat puncak prosesus
alveolaris atas di garis tengah. Pada periode gigi susu, frenulum labialis superior sering
terlihat melekat pada prossesus alveolaris di antara gigi-gigi insisivus sentral atas.
Bersamaan dengan pertumbuhan dentoalveolar yang normal,prossesus alveolaris atas akan
tumbuh ke bawah dan daerah perlekatan frenulum labialis superior akan semakin rendah pada
maksila (Foster,1997).
Letak frenulum yang normal terhadap jaringan periodontal adalah melekat pada
gingiva cekat sehingga pada waktu berfungsi tidak menimbulkan tarikan yang
berlebih(Grant, 1986). Perlekatan frenulum tinggi pada bibir atas terjadi pada
permukaan labial antara insisivus sentralis maksila, adanya perlekatan ini berakibat
timbulnya gingivitis dan diastema sentral. Perlekatan frenulum tinggi pada area
insisivus sentralis maksila ini lebih banyak insidensinya dibanding pada mandibula
baik pada sisi labial maupun lingualnya.
Menurut Placek (1974), perlekatan frenulum labial dibedakan menjadi 4 yaitu :
1. Mucosal : ketika letak perlekatan frenulum antara mukosa bibir dan gingiva.
2. Gingival : ketika frenulum melekat pada gingiva
3. Papilary : ketika frenulum melekat pada papila interdental
4. Papila penetrating : ketika frenulum melewati prosesus alveolaris dan mencapai
palatum.
Klasifikasi perlekatan frenulum labialis superior menurut Gunadi (1995) perlekatan
frenulum terbagi 3 macam yaitu :
a)
b) Frenulum sedang adalah seluruh frenulum melekat pada mukosa alveolar sampai
dengan gingiva cekat.
c)
Frenulum tinggi adalah seluruh frenulum melekat pada mukosa alveolar sampai
dengan gingiva cekat dan gingiva tepi.
perlekatan frenulum yang tinggi yang memperhebat inflamasi gigiva dan poket.
Kontra Indikasi :
2.
Teknik Z Plasty
Teknik ini diindikasikan pada frenulum yang hipertropi dan vestibulum yang pendek.
Insisi dibuat dengan sudut 60-90 derajat. Buat insisi membentuk 2 triangular flap
seperti huruf Z. Lakukan deseksi pada jaringan mukosa dan suturing.
4.
5.
1. Pada saat menginsisi muksosa frenulum, lakukan dengan mantap dan diusahakan
dalam sekali incisi.
2. Saat meretraksi bibir atas, pastikan tidak menutupi hidung sehingga tidak
mengganggu pernapasan pasien.
3. Daerah pasca insisi harus diperiksa kembali untuk mengetahui tidak ada mukosa
yang tertinggal pada daerah incisi.
4. Kerja sama tim sangat diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia,
Putri
Ferina.
nitnopinky.blogspot.com/2011/12/frenektomi.html
2011.
Frenektomi.
Carranza Jr & Newman G.M: Clinical Periodontology, 9th. ed., W.B Saunders
Company, Philadelphia, 2002: 112-113
Devishree., Gujjari, Sheela Kumar dan Shubhasini. 2012. Frnectomu : A review With
The Reports of Surgical Technique. Journal Of Clinical An Diagnosing. Vol 6(9) hal
1587-1592
Foster T D: Buku Ajar Ortodonsi, ed. III, EGC, Jakarta, 1999: 153-6
Gargari, M., Autili, N., Petrone, A dan Prete, V. 2012. Using The Diode Laser In The
Lower Labial Frenum Removal. Oral & Implantoloy
Grant D A, Stern I B, & Everett F G: Orbans Periodontics, 4th ed., Mosby Company,
St. Louis, 1972: 530-55, 571-76
Koora K, Muthu MS, & Rathna PV. 2007. Spontaneous Closure of Midline Diastema
Following Frenectomy. J Indian Soc Pedod Prev Dent,;25(1):23-6
Permatasari, rina., dan Usman, Munyati. 2008. Penutupan Diastema Sentral
Menggunakan Komposit Nanofiller (Laporan Kasus). Indonesian Journal of
Dentistry. Hal 239-246
Pie-Sanchez, Jordi., Espana-Tost, Antonio-Jesus., Arnabat-Dominguez, Josep., dan
Gay-Escoda, Cosme. 2012. Comparative Study Of Upper Lp Frenctomy With The
CO2 Laser Versus Er, Cr : Ysgg Laser. Med Oral Patol Oral Cir Bucal. Hal 228-232
Suproyo Hartati, drg. 2009. Penatalaksanaan Penyakit Jaringan Periodontal Edisi 2.
Kanwa Publisher. Yogyakarta
Suryono.2011. Incision Below The Clamp Sebagai Modifikasi Teknik Insisi Pada
Frenektomi Untuk Minimalisasi Perdarahan, Majalah Kedokteran Gigi, Vol. 18/2, pp.
187-190