Teknik Z-Plasty
Teknik ini digunakan untuk pembedahan frenulum yang mengalami hipertrofi. Dengan teknik ini
tegangan didistribusikan berseberangan bukan di sepanjang insisi sehingga jaringan parut kurang. Teknik
ini menghancurkan garis jaringan parut sehingga jaringan parut tidak teralu terlihat.
Pada teknik ini, eksisi jaringan fibrous dilakukan sama seperti pengengambilan dengan teknik
sederhana. Setelah cksisi, dua oblique insisi dibuat seperti huruf z. pada ujung daerah eksisi. Kedua flap
tersebut dibuat undermind dan diputar horizontal mendekati insisi vertikal yang telah dibuat, kemudian
1. Periksa hipertrofi frenulum dan tentukan perluasannya ke papila insisivum. Visualisasi terbaik adalah
2. Eksisi bagian tengah papila sedekat mungkin ke maksila. Akan terjadi defek jaringan selebar 2mm.
3. Buatlah dua segitiga sama besar di tiap sisi insisi sehingga apeks tiap segitiga beradap pada inisisi.
Pilihlah flap yang sesuai untuk transposisi dan lakukan insisi menembus periosteum.
4. Lepaskan flap dari kedudukannya dengan periostel elevator. Potong setiap ikatan jaringan ikat dengan
skalpel.
Figure 14.3 Z-plasty technique. A vertical incision is placed over the frenulum, allowing for removal of
the vibrous band of tissue. Next, secondary incision are placed at 60-degree angles to the original
incision. The length of the secondary incision is two thirds of the vertical incision. The rectangular flaps
are transposed, which rotates the central limb 90 degrees, eliminating the frenulum and lengthening the
wound. (From Fonseca RJ, Davis WH [eds] Reconstructive Preprosthetic. Oral and Maxillofacial
Gambar 3.8. A, Eksisi frenulum dengan teknik Z-plasty; B, Flap Z-plasty yang terbuka; C,
Frenulum lingual abnormal biasanya merupakan jaringan ikat fibrous, dan kadang-kadang merupakan
serat supenor otot genioglosus. Perlekatan ini mengikat ujung lidah ke bagian pemukaan posterior
alveolar mandibula. Walaupun tidak menggunakan protesa, keadaan ini dapat mengganggu fungsi bicara.
Setelah kehilangan gigi, perlekatan frenulum ini mengganggu keseimbangan protesa karena setiap kali
lidah bergerak, perlekatan frenulum akan menegang dan protesa akan terlepas. 3
1. Tentukan batasan pergerakan lidah dengan menginstruksikan pasien agar menyentuh gigi atas,
menjulurkan lidah, dan menggerakkan ke lateral. Periksa dasar mulut untuk mengetahui posisi duktus
3. Jahit ujung lidah dengan benang silk 3-0, pada midline lidah, kira-kira 2 c, dari ujung lidah, agar
pergerakannya stabil
4. Jepitkan hemostat pada ujung benang dan tarik lidah ke atas agar frenulum dalam keadaan tegang.
Gambar 3.9. Ujung lidah dikendalikan menggunakan jahitan
5. Pemotongan perlekatan frenulum dilakukan dengan insisi tranversal pada dasar lidah. Sekitar setengah
bagian dari origonya di mandibula dan insersionya di lidah, insisi frenulum ke posterior. Hemostat
digunakan untuk mengontrol perdarahan, dijepitkan di bawah lidah sehingga terjadi efck vasokontriksi.
Instruksikan pasien kembali menggerakkan lidah seperti sebelumnya. Bila dapat dilakukan tanpa
mengganggu ujung lidah, maka mobilitas sudah cukup (Gambar 3.10.A-D. Insisi frenulum )
6. Diseksi horizontal akan melepaskan lidah dan menghasilkan defek diamond-shaped saat lidah ditarik
ke atas (Gambar 3.11 A&B). Undermine tepi luka untuk penjabitan (Gambar 3.11C&D).
Lingual frenektomi dapat juga dilakukan dengan teknik Z-plasty, dengan prinsip yang sama
Teknik terbaru frenektomi adalah dengan laser. Keuntungan prosedur laser adalah tidak ada jahitan dan
perdarahan. Prosedur ini sering diterapkan pada pasien anak-anak karena tidak meninggalkan kesan yang
buruk.14
Pasicn yang mendapat perawatan dengan laser umumnya sembuh lebih cepat dan mengalami
sedikit atau bahkan tidak ada ketidaknyamanan post operasi. Laser juga mengurangi waktu kerja dan
1. Berikan anestesi lokal secukupnya dan atur SoftLaseTM pada 1.2-1.4 watts dalam mode operasi
2. Tarik bibir atau lidah untuk mendapatkan tarikan agar batas tepi frenulum jelas terlihat. Gunakan tip
point brush pada dasar frenulum untuk memotong menembus perlekatan fibrous. Pemisahan ini harus
3. Ujung perlekatan fibrous harus dilaser lagi untuk menghindari perlekatan kembali
Gambar 3.13. Teknik laser frenektomi. A. Frenulum awal, B. laser frenektomi, C. hasil
Komplikasi yang mungkin terjadi pada pembedahan frenulum adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan
Perdarahan ini dapat terjadi selama operasi (perdarahan primer) atau beberapa jam sampai
beberapa hari setelah pembedahan (perdarahun sekunder). Perdarahan ini dapat terjadi oleh sebab lokal
atau sistemik. Penyebab lokal biasanya meliputi lepasnya bekuan darah, luka yang terinfeksi, trauma pada
luka atau lepasnya jahitan. Sedangkan penyebab sistcmik dapat berupa kelainan darah.
Penanggulangan dengan melakukan pembersihan daerah luka serta penekanan dengan kasa
dibasahi vasokonstriktor lokal, kompres dingin dan penjahitan atau pemberian coagulation promoting
agent seperti gelatin sponge, thrombin, dan lain-lain. Bila tindakan tersebut tidak dapat mengatasi
2. Pembengkakan
Biasanya terjadi karena trauma yang berlebihan atau karena infeksi. Penanggulangannya dapat
dikontrol dengan kompres dingin yaitu dengan kantung es atau kain dingin.
3. Infeksi
Untuk mencegah infeksi dianjurkan untuk memelihara kebersihan mulut dan diberi obat kumur
antiseptik. Apabila infeksi telah terjadi, tindakan lokal yang perlu dilakukan adalah mengirigasi luka
dengan NaCl fisiologis hangat serta pengulasan antiseptik pada tepi luka, diberikan pula obat antibiotik.
Keadaan ini biasanya timbul karena pergerakan bibir, pipi, atau lidah pada saat berbicara atau
pada waktu mengunyah. Penanggulangannya diberikan obat analgetik, obat kumur antiseptik yang
hangat.
BAB IV
SIMPULAN
Kelainan frenulum tidak hanya menyebabkan gangguan estetik, diastemia gigi dan stabilisasi
serta retensi gigi tiruan, tetapi juga menyebabkan menurunnya kesehatan gingiva dan gangguan fisiologis
Untuk menanggulangi kelainan bentuk anatomi frenulum terdapat beberapa teknik pembedahan.
Pemilihan macam teknik yang dapat digunakan tergantung kasus dan keterampilan operator.
DAFTAR PUSTAKA
2. Pedlar, J. 2001. Oral and Mexillofacial Surgery. 1st ed. Churchill Livingstone. Spain.
3. Peterson, L.J. 2003. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4th ed. Saint Louis : Mosby.
4. McDonald, R.E., Avery, D.R., Dean, J.A. 2004. Dentistry for the Child and Adolescent. 8th ed. St.
5. Finn, S.B. 2003. Clinical pedodontics. 4th ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co. P: 415-419.
http://www.austinperiodontal.com/procedures-frenectomy.html
www.identalhub.com/article.types-and-techniques-of.frenectomy.html.
9. Nemeth, Joseph. Periodontal Surgery Souhfield Michigan: Frenectomy Surgical Procedure. Available
at:
http://www.michiganperiodontist.com/frenectomysurgery.html
11. Welbury, R.R.2003. Paediatric Dentistry. 2nd ed.New York : Oxford University Press. P: 365.
12. Balaji, SM. 2007. Text Book of Oral and Maxillofacial Surgery. New Delhi: Elsevier.
13. Gans, BJ. 1972. Alas of Oral Surgery. Saint Louis: The C.V. Mosby Company. P:122-127.
14. Canzoneri, k. 2004. Laser Gun Treatment. Available at:
http://www.laserdent.com/gum_treat.html