MAKALAH
Makulah ini disusun sehagai Bukti dalam Menduduki Jabatan Fungsional Dokter Gigi Utame
Disusun Oleh:
KOTA BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirobmaninohim,
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
kasih sayang-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah beserta keluarga,
berkat, rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Frenektomi” sebagai salah satu bukti dalam menduduki jabatan fungsional dokter
Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari doa, motivasi, bantuan,
dukungan, bimbingan, bahan referensi dan fasilitas lain dari uluran tangan berbagai pihak.
Ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kasih sayang dan rahmat-Nya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan bagi kemajuan Ilmu Kedokteran Gigi dan
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Fremulum abmomnal khususnya yang terjadi pada anak merupakan hal yang perlu
dipikirkan oleh orang tua maupun dokter gigi anak karena ini berkaitan dengan diastema serta
Bila frenulum labilis merupakan penyebab diastema, biasanya frenulum akan melewati
alveolus dan berinsersi pada papilla insisivus. Uatuk memeriksa frenulum Iabialis yang abnormal
Beberapa anak juga memiliki frenulum labialis yang besar dan pendek sehingga
membatasi pergerakan lidah. Hal ini dapat mengganggu fungsi makan, perkembangan bicara
serta self cleansing lidah. Kondisi terbatasnya pergerakan lidah disebut juga tongue tie atau
beberapa faktor, termasuk kemampuan anak untuk bersikap kooperatif selama prosedur
FRENULUM
2.1 Pengertian
Frenulum adalah jaringan ikat fibrosa yang menghubungkan otot-otot bibir, pipi atau
Frenulum terdiri dari mukosa dan jaringan ikat fibrosa. Keduanya tidak memberikan
peranan fungsional kecuali pasif untuk membatasi gerak bibir. Perlekatan frenulum yang tidak
normal maupun keadaan frenulum yang hiper trofi seringkali menimbulkan masalah. Kelainan
ini menimbulkan gangguan estetika, membatasi pergerakan bibir maupun lidah, mengganggu
susunan gigi serta menarik gingiva menjauh dari gigi sehingga terjadi resesi.2
Perlekatan frenulum labialis terdiri dari sekumpulan jaringan fibrosa tipis yang ditutupi
mukosa, memanjang dari bibir dan pipi ke periosteum alveolar. Level perlekatan frenulum
bervariasi dari setinggi vestibulum sampai puncak ridge alveolar dan bahkan ke daerah insisal
Selain frenulum labialis di midline dapat menyebabkan diastema dan frenulum lingualis
yang menyebabkan lidah terikat (tounge tie), perlekatan frenulum umumnya tidak menimbulkan
masalah selama gigi-gigi tetap berkontak. Namun dalam pembuatan gigi tiruan, frenulum yang
mengalami hipertrofi ataupun frenulum dengan perlekatan tidak normal dapat menyulitkan dan
tidak jarang menyebabkan kegagalan. Kegagalan ini terjadi akibat kedudukan protesa dalam
keadaan fungsi yang kurang retentif dan menimbulkan rasa sakit pada saat gigi tiruan dipakai
menganjurkan suatu tindakan pembedahan guna memperbaiki keadaan frenulum yang tidak
normal tersebut.2
Frenulum labialis terdiri dari kumpulan jaringan fibrosa tipis yang ditutupi mukosa,
memanjang dari bibir dan pipi ke periosteum alveolar. Derajat perlekatan frenulum bervariasi
dari tinggi vestibulum sampai puncak ridge alveolar dan bahkan ke daerah papilla insisivum.
Maxillary labial fremum adalah frenulum yang menghubungkan otot-otot bibir atas
dengan periosteum alveolar rahang atas. Frenulum ini berawal dari midline pada permukaan
dalam bibir. Dasar frenulum biasanya lebar dan insersinya pada midline permukaan luar
periosteum alveolar maksila. Perlekatan dapat bervariasi, beberapa millimeter diatas puncak
ridge atau pada ridge atau bahkan di antara insisif sentral dan melekat pada papila palatina.4
Pada bayi baru lahir, frenulum labialis rahang atas melekat pada puncak linggir alveolar
dan selama pertumbuhan alveolar ke arah bawah dan erupsi gigi sulung, maka perlekatan
frenulum bergerak keatas, tapi pada kasus tertentu, frenulum untuk sementara tidak bergerak dari
puncak alveolar, sehingga yang terlibat sebagai frenulum abnormal pada usia 4 tahun akan
Letak frenulum labialis rahang atas abnormal biasanya terlihat pada anak-anak dan
berhubungan dengan diastema antara insisif sentral sulung atas atau insisif sentral tetap yang
sedang erupsi. Ruang antara insisif sentral atas ini biatas terjadi selama pertumbuhan segmen
Saat insisif sentral atas erupsi, gigi ini akan dipisahkan oleh tulang dan mahkotanya akan
miring ke arah distal akibat crowding di daerah akar. Dengan erupsi gigi insisif lateral dan
kaninus, diastema akan berkurang dan pada kebanyakan kasus akan didapat kontak proksimal
Tekanan dari gigi insisif lateral maupun kaninus yang sedang erupsi biasanya akan
Midline maxillary labial fremum adalah normal, tetapi bila frenulum ini melekat pada
interdental papilla antara insisif pertama rahang atas, maka frenulum ini menjadi tidak normal.
Frenulum akan melekat terlalu erat pada gusi, sehingga terjadi tegangan saat pergerakan bibir,
sehingga akan menarik gusi ke atas dan akibatnya dapat terjadi resesi gusi. Keadaan ini juga
Frenulum labialis yang abnormal juga akan menyebabkan kondisi klinis yang tidak
diinginkan. Frenulum yang tebal (hipertrofi) dengan perlekatan yang ren dah dapat mengganggu
saat menyikat gigi, karena sulit untuk menempatkan sikat pada ketinggian yang tepat dalam
vestibula. Akibatnya, terjadi penumpukan sisa makanan dan plak dan akhimya terjadi
pembentukan pocket gingin.4 Fungsi bicara, makan dan estetik juga dapat terganggu akibat
kondisi ini. Perlekatan yang tidak normal dari frenulum antara bibir atas dan rahang atas ini
Gambar 2.1. A. Frenulum labialis yang terlalu rendah; B&C, Diastema antara insisif
labial gusi rahang bawah. Midline mandibular labial frenum adalah normal, tetapi bila melekat
pada papilla interdental di antara kedua insisif sentral bawah, akan menimbulkan kondisi
periodontal yang merugikan, karena akan menyebabkan akumulasi sisa makanan dan plak.
Pasien akan mengalami inflamasi khronis, poket periodontal dan resesi pada attached gingival.
Bila dibiarkan, maka frenulum yang abnormal ini akan menyebabkan hilangnya tulang alveolar
dan kegoyangan gigi insisif sentral bawah.8 Mandibular Iabial fremum dapat dihilangkan dengan
Gambar 2.2 Resesi gusi akibat mandibular frenulum labialis yang tinggi.9
2.2.2. Frenulum Lingualis
Frenulum lingualis adalah jaringan ikat yang menghubungkan lidah dengan permukaan
lingual gusi rahang bawah. Frenulum yang melekat tinggi pada alveolar ridge lingual sering
terlihat pada bayi. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya pergerakan lidah dan dikhawatirkan
akan menyebabkan gangguan fungsi bicara. Ketinggian frenulum akan berkurang pada usia 2-5
tahun. Anak-anak pada masa geligi campuran dengan frenulum lingualis yang tinggi biasanya
mengeluh sulit menggerakkan lidah. Frenulum yang melekat terlalu dekat dengan ujung lidah
juga dapat menyebabkan lidah sulit bergerak, sehingga mengganggu fungsi penelanan dan
bicara. Kondisi terbatasnya pergerakan lidah ini disebut juga ankyloglossia atau rongue tie.1,8
Perlekatan frenulum yang tinggi pada alveolus juga dapat menyebabkan inflamasi dan
resesi gusi di daerah insisif sentral bawah. Keadaan ini menyebabkan perlunya dilakukan
frenektomi.5
Gambar 2.3. Tongue tip yang menyebabkan gangguan fungsi bicara dan fungsi
penelanan
BAB III
FRENEKTOMI
Fenektomi adalah prosedur sederhana dimana sebagian atau seluruh frenulum yang
bermasalah dibuang secara bedah dengan tujuan mengembalikan keseimbangan keschatan mulut.
Frenektomi adalah prosedur bedah untuk membuang lapisan tipis jaringan ikat yang
disebut frenulum. Di bidang kedokteran gigi, frenektomi dilakukan di bagian dalam bibir atas
yang disebut labial frencktomi atau di bawah lidah, yang disebut lingual frenektomi. Prosedur ini
adalah prosedur yang umum dan dapat dilakukan pada anak maupun dewasa.8
Sebelum melakukan tindakan frenektomi pada anak, dokter gigi akan mempertimbangkan
beberapa faktor, termasuk kemungkinan bahwa kondisi tersebut akan pulih dengan sendirinya
tanpa tindakan bedah. Dokter gigi akan menunda mempertimbangkan frenulum labialis yang
abnormal sebagai penyebab diastema sampai semua gigi anterior permanen erupsi. Ukuran gigi
anterior atas yang kecil, adanya peg lateral insisif atau tidak adanya benih (kongenital) gigi
insisif lateral dapat menyebabkan diastema. Faktor lain termasuk midline supernumerary tooth,
kebiasaan buruk, makroglossia dan gigi anterior mandibula yang besar (abnormal) harus
Tes sederhana (Blanch test) dapat dilakukan untuk melihat frenulum abnormal pada
pertengahan masa geligi campuran sampai akhir masa geligi campuran, yaitu dengan melihat
lokasi perlekatan alveolar ketika tekanan intermitten dikenakan pada frenulum. Bila pita jaringan
ikat tebal, dengan dasar yang luas dan seperti kipas melekat pada papilla palatina dan
menyebabkan papilla pucat, maka frenulum dikatakan tidak normal dan mempengaruhi
Sebelum tindakan bedah dilakukan, perlu dilakukan pemeriksaan radiografi dari daerah
gigi insisif sentral atas untuk memastikan penyebab midline diastema (dapat disebabkan oleh
mesiodens). Midline maxillary frenum tidak boleh dibuang sebelum gigi kaninus permanen
erupsi.11
Frenektomi perlu dilakukan pada kondisi-kondisi berikut ini:1,4 Bila peerlekatan frenulum
sangat dekat dengan margin gusi sehingga mengganggu pembuangan plak dan menyebabkan
inflamasi gusi yang persisten dan tidak hilang dengan perawatan root planing. Masalah ini
2. Maxillary labial fremum yang rendah dan berhubungan dengan midline diastema, yang
4. Frenulum lingualis yang menghambat lidah menyentuh gigi insisif sentral atas (longue
fie). Hal ini juga menimbulkan kesulitan anak dalam membuat suara /t/, /d/, dan /l/. Bila
anak dapat melakukan gerakan mengangkat lidah menyentuh langit-langit, maka tindakan
bedah tidak perlu dilakukan. Kebanyakan anak tidak dapat membuat suara tersebut secara
normal sampai umur 6 atau 7 tahun. Dalam hal ini, terapi bicara merupakan indikasi.
5. Sebelum prosedur prostodontik, untuk mendapatkan stabilitas gigi tiruan, serta untuk
Teknik frenektomi dilakukan untuk frenektomi labial pada maksila maupun mandibula,
2. Bibir diangkat sehingga dalam keadaan tegang. Kemudian hemostat pertama dijepitkan
sejajar dengan permukaan labial ridge alveolar dan ujungnya terdapat pada lipatan
3. Hemostat yang kedua dijepitkan pada ujung frenulum dekat bibir yang ditarik sejajar
terhadap permukaan mukosa bibir. Kedua ujung hemostat saat ini saling bersentuhan satu
Gambar 3.2. A&B. Hemostat dijepitkan sejajar dengan mukosa bibir dan permukaan labial
ridge alveolar
4. Dilakukan insisi (dengan blade no.11) di sekeliling permukaan luar kedua hemostat
sampai hemostat terlepas dengan jaringan frenulum berada diantaranya (gambar 3.3.)
5. Untuk kasus ortodonti prosedur frenektomi yang dilakukan dengan tambahan insisi
mukoperiosteum berbentuk V dari antara insisif sentral turun ke tulang interseptal. Buang
jaringan pada ruang interdental tersebut. Hati-hati agar leher gigi tidak terbuka (gambar
3.4).
Gambar 3.4. Insisi mukoperiosteum berbentuk V dari area antara insisif sentral turun ke tulang
interseptal
6. Tepi daerah operasi dilakukan undermine dengan gunting bedah (gambar 3.5)
9. Satu minggu kemudian jahitan dibuka. Hasil 3 bulan setelah operasi tampak pada gambar
3.7.
Teknik ini digunakan untuk pembedahan frenulum yang mengalami hipertrofi. Dengan
teknik ini tegangan didistribusikan berseberangan bukan di sepanjang insisi sehingga jaringan
parut kurang. Teknik ini menghancurkan garis jaringan parut sehingga jaringan parut tidak teralu
terlihat.
Pada teknik ini, eksisi jaringan fibrous dilakukan sama seperti pengengambilan dengan
teknik sederhana. Setelah cksisi, dua oblique insisi dibuat seperti huruf z. pada ujung daerah
eksisi. Kedua flap tersebut dibuat undermind dan diputar horizontal mendekati insisi vertikal
2. Eksisi bagian tengah papila sedekat mungkin ke maksila. Akan terjadi defek jaringan
selebar 2mm.
3. Buatlah dua segitiga sama besar di tiap sisi insisi sehingga apeks tiap segitiga beradap
pada inisisi. Pilihlah flap yang sesuai untuk transposisi dan lakukan insisi menembus
periosteum.
4. Lepaskan flap dari kedudukannya dengan periostel elevator. Potong setiap ikatan jaringan
Figure 14.3 Z-plasty technique. A vertical incision is placed over the frenulum, allowing for
removal of the vibrous band of tissue. Next, secondary incision are placed at 60-degree angles to
the original incision. The length of the secondary incision is two thirds of the vertical incision.
The rectangular flaps are transposed, which rotates the central limb 90 degrees, eliminating the
frenulum and lengthening the wound. (From Fonseca RJ, Davis WH [eds] Reconstructive
Gambar 3.8. A, Eksisi frenulum dengan teknik Z-plasty; B, Flap Z-plasty yang terbuka; C,
Frenulum lingual abnormal biasanya merupakan jaringan ikat fibrous, dan kadang-kadang
merupakan serat supenor otot genioglosus. Perlekatan ini mengikat ujung lidah ke bagian
pemukaan posterior alveolar mandibula. Walaupun tidak menggunakan protesa, keadaan ini
dapat mengganggu fungsi bicara. Setelah kehilangan gigi, perlekatan frenulum ini mengganggu
keseimbangan protesa karena setiap kali lidah bergerak, perlekatan frenulum akan menegang dan
1. Tentukan batasan pergerakan lidah dengan menginstruksikan pasien agar menyentuh gigi
atas, menjulurkan lidah, dan menggerakkan ke lateral. Periksa dasar mulut untuk
3. Jahit ujung lidah dengan benang silk 3-0, pada midline lidah, kira-kira 2 c, dari ujung
4. Jepitkan hemostat pada ujung benang dan tarik lidah ke atas agar frenulum dalam
keadaan tegang.
5. Pemotongan perlekatan frenulum dilakukan dengan insisi tranversal pada dasar lidah.
Sekitar setengah bagian dari origonya di mandibula dan insersionya di lidah, insisi
menggerakkan lidah seperti sebelumnya. Bila dapat dilakukan tanpa mengganggu ujung
6. Diseksi horizontal akan melepaskan lidah dan menghasilkan defek diamond-shaped saat
lidah ditarik ke atas (Gambar 3.11 A&B). Undermine tepi luka untuk penjabitan (Gambar
3.11C&D).
Lingual frenektomi dapat juga dilakukan dengan teknik Z-plasty, dengan prinsip yang
Teknik terbaru frenektomi adalah dengan laser. Keuntungan prosedur laser adalah tidak
ada jahitan dan perdarahan. Prosedur ini sering diterapkan pada pasien anak-anak karena tidak
mengalami sedikit atau bahkan tidak ada ketidaknyamanan post operasi. Laser juga mengurangi
1. Berikan anestesi lokal secukupnya dan atur SoftLaseTM pada 1.2-1.4 watts dalam mode
2. Tarik bibir atau lidah untuk mendapatkan tarikan agar batas tepi frenulum jelas terlihat.
Gunakan tip point brush pada dasar frenulum untuk memotong menembus perlekatan
fibrous. Pemisahan ini harus tetap membiarkan periosteum dan tulang tetap menempel
3. Ujung perlekatan fibrous harus dilaser lagi untuk menghindari perlekatan kembali
Gambar 3.13. Teknik laser frenektomi. A. Frenulum awal, B. laser frenektomi, C. hasil
Komplikasi yang mungkin terjadi pada pembedahan frenulum adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan
Perdarahan ini dapat terjadi selama operasi (perdarahan primer) atau beberapa jam
sampai beberapa hari setelah pembedahan (perdarahun sekunder). Perdarahan ini dapat terjadi
oleh sebab lokal atau sistemik. Penyebab lokal biasanya meliputi lepasnya bekuan darah, luka
yang terinfeksi, trauma pada luka atau lepasnya jahitan. Sedangkan penyebab sistcmik dapat
kasa dibasahi vasokonstriktor lokal, kompres dingin dan penjahitan atau pemberian coagulation
promoting agent seperti gelatin sponge, thrombin, dan lain-lain. Bila tindakan tersebut tidak
2. Pembengkakan
Biasanya terjadi karena trauma yang berlebihan atau karena infeksi. Penanggulangannya
dapat dikontrol dengan kompres dingin yaitu dengan kantung es atau kain dingin.
3. Infeksi
Untuk mencegah infeksi dianjurkan untuk memelihara kebersihan mulut dan diberi obat
kumur antiseptik. Apabila infeksi telah terjadi, tindakan lokal yang perlu dilakukan adalah
mengirigasi luka dengan NaCl fisiologis hangat serta pengulasan antiseptik pada tepi luka,
Keadaan ini biasanya timbul karena pergerakan bibir, pipi, atau lidah pada saat berbicara
atau pada waktu mengunyah. Penanggulangannya diberikan obat analgetik, obat kumur
SIMPULAN
Kelainan frenulum tidak hanya menyebabkan gangguan estetik, diastemia gigi dan
stabilisasi serta retensi gigi tiruan, tetapi juga menyebabkan menurunnya kesehatan gingiva dan
gangguan fisiologis seperti bicara, penelanan serta kesukaran menyusu pada bayi.
pembedahan. Pemilihan macam teknik yang dapat digunakan tergantung kasus dan keterampilan
operator.
DAFTAR PUSTAKA
2. Pedlar, J. 2001. Oral and Mexillofacial Surgery. 1st ed. Churchill Livingstone. Spain.
3. Peterson, L.J. 2003. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4th ed. Saint Louis :
Mosby.
4. McDonald, R.E., Avery, D.R., Dean, J.A. 2004. Dentistry for the Child and Adolescent.
5. Finn, S.B. 2003. Clinical pedodontics. 4th ed. Philadelphia: W.B. Saunders Co. P: 415-
frenectomy.html
and-techniques-of.frenectomy.html.
10. Welbury, R.R.2003. Paediatric Dentistry. 2nd ed.New York : Oxford University Press. P:
365.
11. Balaji, SM. 2007. Text Book of Oral and Maxillofacial Surgery. New Delhi: Elsevier.
12. Gans, BJ. 1972. Alas of Oral Surgery. Saint Louis: The C.V. Mosby Company. P:122-
127.
http://www.laserdent.com/gum_treat.html