Anda di halaman 1dari 9

I.

PENDAHULUAN

Frenulum dengan perlekatan tinggi pada margi gingival baikdegan perluasa ke palatinal
maupu tidak dapat memberikan dampak yag tidak meguntungkan, adanya kondisi tersebut
menyebabkan margin mudah tetarik disaat aktifitas sehingga plak mudah terjerat dalam sulkus
yang dapat menimbulkan berbagai iritasi pada jaringan pendukug gigi (Carranza,2001).
Beberapa kerugian yang mucul karena perlekatan frenulum yang tinggi adalah tarikan terus
menerus pada gigiva tepi yang menyebabkan iritasi kronis yang memudahkan makanan masuk
dan menekan sulkus gingiva sehingga terbentuk poket. Selain itu penyikatan gigi menjadi sulit
akibat daerah vestibulum rendah (Grant, 1972).
Dari aspek estetik, berakibat adaya celah diatara gigi depan yang akan sangat
mengganggu peampilan. Jaringa fibrous tebal yang merupakan perluasan frenulum diantara gigi
insisivus sentral dapat menyebabkan diastema setral gigi depan yag mengurangi aspek estetis dan
menghambat proses perawatan orthodontik (Koora,2007)
Perawatan perlekatan frenulum tinggi dapat dilakukan dengan prosedur bedah dengan
memotong freulum pada tempat insersi agar tertarik ke bibir atau pipi dan peghilangan freulum
yang menyeluruh termasuk perlekatannya ke dasar tulang. Perawatan tersebut dapat dapat
mengkoreksi diastema diantara insisivus sentralis. Tindakan pengambilan jaringan frenulum
tersebut dapat dilakuka menggunakan scalpel.
Frenektomi adalah salah satu prosedur bedah pre prostetik, prosedur sederhana dimana
sebagian atau seluruh frenulum yang bermasalah dibuang secara bedah dengan tujuan untuk
mengembalikan keseimbangan kesehatan mulut dan retensi dan stabilitas gigi tiruan. Umumnya
dilakukan dengan lokal anestesi. Perlekatan frenulum labial, terdiri dari kumpulan jaringan
fibrosa tipis yang ditutupi mukosa, memanjang dari bibir dan pipi ke periosteum alveolar. Level
perlekatan frenulum bervariasi dari tinggi vestibulum sampai puncak ridge alveolar dan bahkan
ke daerah insisal papila di maksila anterior. Pembuangan frenulum lingual di bawah lidah disebut
lingual frenektomi (angkilotomi) yang dilakukan pada penderita tongue tie (angkiloglosia).
Segera setelah bedah minor dilakukan, lidah dapat dijulurkan keluar mulut dimana sebelumnya
tidak dapat dilakukan. (Peterson, 2003).
II. PEMBAHASAN

A. Frenulum
Frenulum dapat meimbulkan masalah apabila perlekatannya terlalu dekat ke gingival tepi
sehat ke atas dan memudahka terjadinya akumulasi plak . tarikan terus menurus pada pada gigiva
tepi menyebabkan iritasi mekais kronis sehingga plak masuk dan berkembang didalam sulkus
gingival sehingga membentuk poket. Kodisi ini dapat terjadi di semua frenulum, baik pada
labialis, bukalis maupun ligualis. Pada frenulum labialis, disamping menyebabka terjadiya
gingivitis biasanya juga menyebabkan permasalahan estesis yaitu timbulnya diastema sentral.
Sedangkan pada frenulum lingualis, biasanya juga akan meyebabkan gangguan phonetic karena
lidah tertarik frenulum.
Freulum labial akan mengganggu jika perlekatannya sampai gingival tepi karena bisa
memberikan tarikan pada gingival tepi dan papilla interdental yang mengakibatkan resesi
gingival yang sifatnya lokal. Posisi gingival tepi yang tertarik menjauhi gigi meimbulkan celah
yang menghambat pembersihan alami maupu pada waktu sikat gigi (Suryono,2012).

Gambar 1. Frenulum labialis yang tinggi


Gambar 2. Frenulum lingualis tinggi
B. Definisi Frenektomi
Frenektomi adalah salah satu prosedur bedah pre prostetik, prosedur sederhana dimana
sebagian atau seluruh frenulum yang bermasalah dibuang secara bedah dengan tujuan untuk
mengembalikan keseimbangan kesehatan mulut dan retensi dan stabilitas gigi tiruan. Umumnya
dilakukan dengan lokal anestesi. Perlekatan frenulum labial, terdiri dari kumpulan jaringan
fibrosa tipis yang ditutupi mukosa, memanjang dari bibir dan pipi ke periosteum alveolar. Level
perlekatan frenulum bervariasi dari tinggi vestibulum sampai puncak ridge alveolar dan bahkan
ke daerah insisal papila di maksila anterior. Pembuangan frenulum lingual di bawah lidah disebut
lingual frenektomi (angkilotomi) yang dilakukan pada penderita tongue tie (angkiloglosia).
Segera setelah bedah minor dilakukan, lidah dapat dijulurkan keluar mulut dimana sebelumnya
tidak dapat dilakukan. (Peterson, 2003).
Frenum adalah lipatan membran mukosa yang mengandung otot dan serat jaringan ikat
yang melekatkan bibir dan pipi ke mukosa alveolar, gingiva dan periosteum. Penelitian Henry,
Levin dan Tsaknis menemukan jaringan kolagen yang sangat padat dan serat elastis tetapi tidak
ada serat otot dalam frenulum (Jhavery,2006).
Frenektomi dapat dilakukan dengan bedah menggunakan scalpel.. kedua tindakan bedah tersebut
dilakukan untuk memperbaiki perlekatan frenulum yang tidak normal. Bertujuan untuk :
1. Memperbaiki esetetis dengan mengkoreksi perlekatan frenulum yang tinggi
2. Memperbaiki struktur aatomi dan morfologi jaringan periodontal
3. Menambah efisiesi pembersihan gigi sehingga mengurangi akumulasi plak serta
peradangan.
Frenum labia rahang atas berkembang sebagai sisa erupsi ektolabial yang
menghubungkan tuberkulum dari bibir atas ke papilla palatine. Frenum mandibula dianggap
sebagai kelainan ketika dikaitkan dengan kedalaman vestibular.

C. Cara diagnosis
Frenum abnormal dideteksi secara visual dengan cara menerapkan tegangan di atas
frenum untuk melihat gerakan ujung papiler atau warna pucat yang dihasilkan karena iskemia di
wilayah tersebut. Frenum dicirikan sebagai patogenik ketika ukurannya lebar atau ketika tidak
ada area yang jelas dari gingiva yang melekat di sepanjang garis tengah atau pergeseran papilla
interdental ketika frenum diperpanjang (Dhevishree,2012).

D. Indikasi
Menurut Suryono (2012), frenulum tinggi ditandai sebagai patogen dan diindikasikan
untuk dihilangkan apabila :
1. Perlekatan frenulum sangat dekat dengan interdental marginal gigiva dan atau masuk kea
rah palatal dari insisivus sentralis sehingga menyebabkan celah interdental.
2. Perlekatanya lebih lebar dan luas dari freulum ormal.
3. Adanya pergeraka dan memucatnya jaringan iterdental palatal.
Secara klinis yang sering mejadi keluhan dari pasien adalah peradaga gingival pada
daerah perlekatan, lidah sulit bergerak sehigga fonetik tidak jelas dan terjadinya celah gigi.
Karena sering menjadi kendala pada perawatan ortodonsia, yaitu terjadinya relaps, maka para
dokter gigi setuju bahwa jaringa ini harus di eksisi utuk keberhasilan jangka panjang.

E. Kontraidikasi Frenektomi
Frenektomi dilakukan pada frenulum abnormal yaitu freulum berukuran besar atau yang
tinggi, terutama frenulum labial maksila maupun frenulum ligual mandibula yang mengganggu
pemakaia sikat gigi dan bicara, mengganggu pergerakan alat ortho lepasan, gigi palsu lepasan,
serta menyebabkan pemisahan yang ekstrim dari gigi gigi insisivus sentral. Kontraidikasi
diastema sentral adalah ukuran freulum ormal, dan frenulum rendah, serta keadaan freulum tidak
menggaggu pemakaian sikat gigi dan fungsi bicara, fungsi dari alat ortho lepasan, dari protesa
gigi serta kondisi sistemik yang tidak memperkenankan adanya tindakan bedah minor
(Suryono,2012).

F. Prosedur frenektomi
Prosedur frenektomi menurut Fedi (2004) dilakukan dengan cara :
1. Mempersiapkan bahan dan alat, scalpel, needle holder, hemostat, needle, cutgut, curet,
gunting dan diagnostik set
2. Disinfeksi dengan iod gliserin pada daerah yang akan di anestesi, kemudian anestesi pada
daerah sinistra dan dekstra frenulum labialis superior yang akan di eksisi dan bagian
palatal perluasan dari frenulum labialis superior.
3. Jepit frenulum pada kedalaman vestibulum dengan hemostat,sebaikya hemostat
menempel lebih dekat dengan permukaan mukosa bibir, hal ini ditujukan untuk
menghidari terjadinya banyak darah yang keluar dari daerah bibir paska eksisi dengan
scalpel.
4. Eksisi frenulum labialis superior di bawah hemostat dengan scalpel.
5. Lakukan penjahitan pada daerah dasar dasar vestibulum dan daerah mukosa bibir agar
tidak terjadi perluasa daerah irisan dan terjadiya perdarahan yang berlebih.
6. Eksisi perluasa frenulum labialis superior yang melebar hingga daerah palatal
7. Bersihkan jaringan ikat dan epitel pada daerah yang telah di eksisi hingga permukaan
tulang terlihat dengan scalpel dan kuret
8. Irigasi, dilakukan dengan menggunakan laruta salie
9. Pemasangan periodontal pack agar peyembuhan luka optimal dan tidak terjadi perlekata
bibir dengan gigiva selama proses peyembuhan gingiva.
Gambar prosedur bedah frenektomi (Devishree,2012) :

1. Tampilan Frenulum labialis yang


rendah

2. Freulum di jepit dengan hemostat

3. Frenulum di eksisi mulai dari


pangkal gingival hingga ke serat
serat di bawahnya
4. Setelah di eksisi, frenulum di
suturing

G. Instruksi Paska bedah


Setelah periodontal pack dipasang pasien diberi beberapa instruksi seperti control
seminggu atau dua minggu kemudian untuk melepas periodontal pack dan melepas jahitan.
Setelah seluruh prosedur frenektomi dilakukan, pasien perlu diberi informasi yang lengkap
tentang cara cara perawatan pasca operasi (Suryono,2012) :
1. Menghidari makan dan minum selama satu jam paska operasi
2. Dilarag mium minuman panas dan beralkoho,merokok selama 24 jam, dilarang berkumur
kumur selama satu hari setelah operasi
3. Dilarang makan makanan yag keras, kasar atau lengket dan mengunyah makanan degan
sisi yang tidak dioperasi
4. Minum analgesic dan antibiotic sesuai aturan pakai
5. Mengguaka larutan kumur saline hangat/obat kumur setelah satu hari. Menggunaka
larutan kumur klorheksidi di pagi hari dan malam hari bila tidak dapat mengontrol plak
secara vmekanis denga baik. Larutan ini dapat digunakan langsung pada hari pertama
setelah operasi asal tidak dikumurkan terlalu kuat di dalam mulut, menghindari teh, kopi,
dan rokok apabila menggunakan larutan kumur klorheksidin untuk menguragi stain
6. Apabila terjadi perdarahan dan tidak berhenti segera datang kedokter gigi
7. Menggosok gigi dengan hati hati.
III. KESIMPULAN

Perlekatan frenulum yang terlalu rendah pada margin gingival tidak hanya menyebabkan
gangguan estetika, namun juga dapat menyebabkan iritasi dan infeksi pada jaringan pendukug
gigi. Frenulum rendah baik pada bagia labial maupun bagia ligual dapat menyulitkan anak
untuk membersihkan gigi geligiya. Apabila pembersihan rogga mulut tidak berjalan baik, maka
sisa sisa atau debris makanan dapat tertinggal dan terdorog masuk ke dalam gingival. Adanya
sisa makanan didalam gingival akan menyebabkan bakteri menginfeksi dan menimbulkan poket
pada jarigan. Resiko tersebut membuat freektomi dibutuhkan utuk menguragi akibat akibat yang
nantinya dikhawatirkan timbul. Tidak ada perbedaan teknik perawatan pada anak anak dan
dewasa.
DAFTAR PUSTAKA

Carranza, F.A., Newman, M.G., & Takei, H.H., 2001, Clinical Periodontology, 9th ed., WB.
Saunders, Philadelphia.

Dhevishree, Ghujarri, S. Frenectomy: A Review with the Reports of Surgical Techniques. 2012.
J Clin Diagn Res. 2012 Nov; 6(9): 1587–1592.

Fedi, P.F., Vernino, A.R., Gray, J.L., 2004. Silabus Periodonti, ed 4. EGC : Jakarta

Huang WJ, Creath CJ. The midline diastema: a review on its etiology and treatment. Pediatric
Dentistry. 1995;17:171–9.

Jhaveri H. Jhaveri Hiral., editor. The Aberrant Frenum. Dr. PD Miller the father of periodontal
plastic surgery. 2006:29–34.

Peterson, L.J. 2003. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 4th ed. Mosby. Saint Louis

Suryono, 2012. Bedah Dasar Periodonsia.Ash Shaff : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai