Diajukan Oleh :
Nama : Wina Elia Sari Utami
NIM : 15/390093/PKG/993
Pembimbing :
Bahan yang biasa digunakan untuk mengisi kanal adalah: zinc oxide and eugenol,
pasta iodoform dan pasta Ca(OH)2. Kriteria utama pengisian bahan yang akan digunakan
pada gigi sulung yaitu harus teresorpsi bersamaan dengan resorpsi akar gigi, sehingga
tidak mengganggu erupsi gigi permanen.
Kalsium hidroksida telah digunakan dalam endodontik sebagai bahan pengisi
saluran akar, obat intra kanal atau sebagai sealer yang dikombinasikan dengan bahan
inti padat. Bubuk kalsium hidroksida murni dapat digunakan sendiri atau bisa
dicampur dengan larutan garam normal. Penggunaan pasta kalsium hidroksida sebagai
bahan pengisi saluran akar didasarkan pada asumsi bahwa ia menghasilkan
pembentukan struktur keras atau jaringan pada foramen apikal. Alkalinitas kalsium
hidroksida merangsang pembentukan jaringan mineral.
Perawatan pulpektomi dikatakan gagal apabila ditandai dengan adanya resorbsi
internal dentin, adanya abses dan kegoyahan pada gigi.
2. Perawatan Pulpektomi Gigi Permanen
d. Keunggulan dan kekurangan pemakaian semen ionomer kaca dalam teknik sandwich
Keunggulan teknik sandwich antara lain:
1. Mempunyai kekuatan kompresi yang lebih tinggi daripada hanya menggunakan SIK
sebagai restorasi tunggal sehingga dapat meningkatkan ketahanan terhadap fraktur.
2. Bersifat adhesi karena lapisan resin terikat dengan pelapik semen ionomer kaca.
3. Pelepasan fluoride SIK lebih besar daripada komposit atau bahan tumpatan lainnya.
4. Dapat menghambat kerusakan tepi (microleakage), karena ikatan kimiawi SIK
dengan email dan dentin sangat baik.
5. Bersifat radiopak.
6. Di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat biokompabilitas, yaitu
menunjukkan efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan pulpa.
Kelebihan lain dari bahan ini yaitu semen glass ionomer mempunyai sifat anti bakteri,
terutama terhadap koloni streptococcus mutant (mount, 1995).
8. Dari segi biaya (cost) jauh lebih murah dibandingkan jika 100% menggunakan
bahan tumpatan dari resin estetik, karena semen ionomer kaca harganya jauh lebih
murah dibanding bahan tumpatan yang lain.
9. Dilihat dari segi komposisi SIK dan resin komposit yang sama-sama mengandung
polikarboksilat sehingga sama-sama hidrofilik sehingga lama-kelamaan warnanya
akan terlarut sehingga estetiknya berkurang.
10. Teknik sandwich hanya dapat digunakan untuk restorasi tipe 1,2,5
4. Restorasi Stainless Steel Crown
a. Definisi SSC
S. S. C adalah mahkota logam yang dibuat oleh pabrik dalam berbagai ukuran dan
mempunyai bentuk anatomis sesuai gigi asli. Disamping sebagai retainer pada beberapa
kasus, SSC menjadi bahan restorasi pilihan dalam perawatan gigi sulung dengan kerusakan
gigi yang luas karena dapat menutupi seluruh mahkota gigi dan membentuk kembali bentuk
anatomi gigi serta lebih tahan lama dibandingkan restorasi lainnya.
b. Indikasi SSC
Kerusakan yang meluas pada gigi susu, gigi yang mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan missal amelogenesis, gigi sesudah perawatan saluran akar, sebagai pegangan
dari space maintainer atau protesa dan pada kasus bruksisme berat yang membutuhkan
pengembalian dimensi vertikal dan mencegah kerusakan pulpa akibat trauma.
c. Kontraindikasi
Tidak terdapat retensi untuk restorasi SSC, gigi anterior, pasien dengan alergi logam,
anak yang memiliki kelainan sistemik dan keganasan, gigi pengganti yang akan erupsi.
d. Teknik Preparasi
e. Pemotongan SSC
1. Letakkan SSC yang sudah dipilih di atas gigi yang telah dipreparasi.
2. Tekan SSC kearah gingiva bila terlalu tinggi atau rendah maka oklusi tidak baik.
bilaterlalu besar atau kecil, SSC tidakdapat memasuki sulkus gingiva.
4. Tentukan kelebihan SSC, kemudian buang dengan stone bur atau potong dengan gunting.
5. SSC coba lagi dan perhatikan oklusi gigi geligi, jika gingiva terlihat pucat berarti SSC
masih kepanjangan dan perlu pemotongan bagian servikalnya.
6. Pembentukan SSC Diperlukan tang – tang khusus :
a) Tempatkan tang dengan paruh cembung sebelah dalam dan paruh cekung sebelah luar
mahkota yang akan dibentuk.
b) Bagian bukaldan lingual serta servikal dibentuk dengan konfigurasi yang sesuai dengan
giginya.
c) Bagian servikal harus benar menempel pada posisi gigi untuk mendapatkan retensi
yang maksimal.
7. Pemasangan SSC
a) Setelah gigi selesai dipreparasi, SSC dipersiapkan, gigi dikeringkan dan diisolasi
dengan gulungan kapas. Saliva ejector dipasang agar gigi tetap kering dan bebasdari
saliva.
b) Gunakan adhesif semen misalnya polikarboksilat, diaduk sampai konsistensi seperti
krim dan dialirkan ke dinding sebelah dalam SSC hingga hamper penuh.
c) Pasang SSC dari lingual ke bukal, tekan dengan jari sampai posisi yang tepat kemudian
pasien disuruh menggigit dengan wooden blade diletakkan di atas gigi tersebut.
d) Jika semen telah mengeras, bersihkan semua kelebihan bahan terutama pada celah
gingiva dan daerah interdental papil dengan menggunakan skeler. Semen yang
berlebihan dapat mengakibatkan inflamasi gingiva dan ketidak nyamanan.
e) Pasien diinstruksikan untuk diet setengah lunak selama satu hari dan dianjurkan untuk
membersihkan celah gingiva dan daerah interdental papil dengan dental floss
Laporan Kasus Restorasi SSC
Nama Pasien : Kenzie Yusuf
No RM : 18-45-57
Elemen Gigi : 75 dan 74
Diagnosis : Karies Dentin dengan Insensitifitas Dentin
Terapi : Restorasi SSC
Penatalaksanaan Kasus
Tanggal Perawatan
Kunjungan I S : Pasien mengeluh giginya berlubang dan makanan sering masuk kedalam
(21-8-2018) lubang giginya
O : EO : Wajah Simetri, tidak ada kelainan
IO : Terdapat karies kedalaman dentin pada bafian oklusal meluas kearah
distal pada gigi 75
Sondasi : - Perkusi: - Palpasi: - CE: +
A : Karies detin dengan insensitifitas dentin
P : Restorasi SSC
Telah dilakukan preparasi mahkota gigi untuk restorasi SSC dan dilakukan
insersi SSC dengan luting cement pada gigi 75
Kunjungan II S : Pasien mengeluh giginya berlubang dan makanan sering masuk kedalam
(29-8-2018) lubang giginya
O : EO : Wajah Simetri, tidak ada kelainan
IO : Terdapat karies kedalaman dentin pada bafian oklusal meluas kearah
distal pada gigi 74
Sondasi : - Perkusi: - Palpasi: - CE: +
A : Karies detin dengan insensitifitas dentin
P : Restorasi SSC
Telah dilakukan preparasi mahkota gigi untuk restorasi SSC dan dilakukan
insersi SSC dengan luting cement pada gigi 74
Laporan Kasus Restorasi Sandwich
Nama Pasien : Nabhila Ayu
No RM : 18-34-97
Elemen Gigi : 12,11,21,22
Diagnosis : Karies dentin dengan sensitifitas dentin
Terapi : Restorasi Sandwich
Penatalaksanaan Kasus
Tanggal Perawatan
Kunjungan I S : Pasien mengeluh gigi atas berlubang dan sering ngilu bila minum dingin
15 Desember 2017 O : EO : Wajah Simetri, tidak ada kelainan
IO : Terdapat kavitas pada gigi 11 dan 21 dengan kedalaman dentin
Sondasi : + Perkusi: - Palpasi: - CE:+
A : Karies dentin dengan sensitifitas dentin gigi 11 21
P : Tumpat sandwich
Telah dilakukan preparasi pada kavitas gigi 11 dan 21 dan dilakukan lining
SIK pada dasar kavitas serta penumpatan resin komposit
Kunjungan II S : Pasien mengeluh gigi atas berlubang dan sering ngilu bila minum dingin
19 Desember 2017 O : EO : Wajah Simetri, tidak ada kelainan
IO : Terdapat kavitas pada gigi 12 dan 22 dengan kedalaman dentin
Sondasi : + Perkusi: - Palpasi: - CE:+
A : Karies dentin dengan sensitifitas dentin gigi 12 22
P : Tumpat sandwich
Telah dilakukan preparasi pada kavitas gigi 12 dan 22 dan dilakukan lining
SIK pada dasar kavitas serta penumpatan resin komposit
Laporan Kasus Pulpektomi Gigi Desidui
Nama Pasien : Gabriel Evangeli
No RM : 18-82 - 27
Elemen Gigi : Gigi 85
Diagnosis : Gangrene Pulpa
Terapi : Pulpektomi
Penatalaksanaan Kasus
Tanggal Perawatan
Kunjungan 1 S : Pasien mengeluh gigi bawah kaan berlubang
21 November 2017 O : EO : Wajah Simetri, tidak ada kelainan
IO : Terdapat kavitas kedalaman dentin dengan pulpa terbuka pada gigi 85
Sondasi : - Perkusi: - Palpasi: - CE:-
A : Gangrene pupla gigi 85
P : Pulpektomi
Telah dilakukan pengisian salura akar dengan bahan metapex dan tumpat Cavit
Kunjungan IV S : Pasien igin menambal gigi
6 Desember 2017 O : EO : Wajah Simetri, tidak ada kelainan
IO : Terdapat gigi 85 pasca obturasi, tumpatan utuh
Sondasi : - Perkusi: - Palpasi: - CE:-
A : Nekrose gigi 85
P : Pulpektomi
Telah dilakukan peumpatan menggunakan SIK Fuji IX
Laporan Kasus Pulpektomi Gigi Permanen
Nama Pasien : Hanif Deris Derian
No RM : 17-78-84
Elemen Gigi : Gigi 11
Diagnosis : Nekrose pulpa gigi 11
Terapi : Pulpektomi
Penatalaksanaan Kasus
Tanggal Perawatan
Kujungan 1 S : Pasien mengeluh gigi atas patah akibat jatuh saat bermain bola
12 September 2017 O : EO : Wajah Simetri, tidak ada kelainan
IO : Terdapat gigi 11 yang patah pada bagian incisal dengan kedalaman
pulpa, gigi tersebut sebelumya telah dilakukan apesifikasi selama 3
kali kunjungan. Saat ini apeks sudah menutup
Sondasi : - Perkusi: - Palpasi: - CE:-
A : Nekrose pulpa gigi 11
P : Pulpektomi
Telah dilakukan pengisian akar menggunakan gutta percha cone # 60 pada gigi
11 dan ditumpat dengan semen zinc fosfat, pasien diistruksikan kontrol 1
minggu lagi
Kunjungan III S : Pasien mengeluh gigi atas patah akibat jatuh saat bermain bola
2 Oktober 2017 O : EO : Wajah Simetri, tidak ada kelainan
IO : Terdapat gigi 11 yang minggu lalu telah dilakukan obturasi saluran
akar
Sondasi : - Perkusi: - Palpasi: - CE:-
A : gigi non vital pada gigi 11 pasca obturasi
P : Tumpat resin komposit