1. Hipersalivasi? ▶️abel
Adalah keadaan Produksi saliva berlebih yg dapat mengindikasikan adanya suatu
kondisi tertentu, dimana kelenjar ludah akan menghasilkan lebih banyak air liur dari
biasanya. Jika air liur sudah mulai menumpuk, secara tidak sengaja air liur bisa saja
menetes keluar dari mulut Anda.
Hipersalivasi dapat bersifat sementara atau berlangsung lama, tergantung
penyebabnya. Hipersalivasi yang sementara biasanya disebabkan oleh adanya
lubang pada gigi, infeksi, reflux gastroesofagus, pengaruh hormone kehamilan, serta
sedang mengonsumsi suatu obat tertentu seperti obat penenang dan obat
antikonvulsan. Umumnya hipersalivasi akan hilang setelah melakukan perawatan
sesuai kondisi yang mendasarinya.
Adapun, hipersalivasi yang berlangsung lebih lama dari biasanya disebabkan oleh
kondisi kesehatan kronis yang memengaruhi kontrol otot. Seperti maloklusi gigi,
pembengkakan pada lidah, adanya kelumpuhan saraf wajah, cerebral palsy, penyakit
Parkinson, dan trauma.
2. Restorasi? ▶️hana
Restorasi gigi adalah hasil prosedur kedokteran gigi yang memiliki tujuan mengembalikan
bentuk, fungsi, dan penampilan gigi. Restorasi dapat dibedakan menjadi restorasi direk dan
indirek. Restorasi direk adalah restorasi gigi yang dapat dibuat langsung pada kavitas gigi
dalam satu kunjungan. Restorasi indirek adalah restorasi struktur gigi yang dilakukan diluar
mulut pasien dan melalui prosedur laboratorium.
3. Biokompatibilitas? ▶️firyal
Biokompatibilitas adalah kemampuan suatu bahan untuk tidak menimbulkan respon biologis
yang merugikan jika bahan tersebut diletakkan di dalam tubuh. Setiap bahan dapat
dikategorikan sebagai suatu bahan yang biokompatibel, tergantung kepada fungsi fisik dan
reaksi biologis yang dihasilkan dari pengaplikasian bahan tersebut. Biokompatibilitas suatu
bahan dapat meliputi derajat sitotoksisitas, mutagenitas dan potensinya dalam
menimbulkan keganasan.
4. Tumpatan? ▶️iyyak
Tumpatan adalah suatu tindakan restorasi gigi dengan cara membuang jaringan karies
dan meletakan bahan restorasi pada gigi yang mengalami kerusakan. mengembalikan
fungsi gigi dalam mulut dengan jalan menghentikan proses karies dan menjaga pulpa agar
tetap vital dan sehat. Beberapa bahan tumpatan yang dipakai yaitu resin komposit,
amalgam, dan GIC
- resin komposit mempunyai estetik yang baik,
- amalgam mempunyai kekuatan dan harganya yang relatif murah, dan
- GIC memiliki daya tahan rendah terhadap kondisi yang asam.
Tindakan perawatan menggunakan bahan restorasi lebih efektif dibandingkan dengan
pencabutan karena pertimbangan estetika dan fungsional.
List soal
1. Bagaimana sifat fisik dan mekanik meterial restorasi dan biokompatibilitas yang ada pada
rongga mulut ? ( ameng)▶️iyyak
a. Idealnya bahan restorasi adalah mendekati sifat struktur jaringan gigi, mempunyai
kekuatan adesi dengan jaringan gigi yang cukup dan hasil restorasi mempunyai tampilan
yang baik. Sifat ideal bahan restorasi dapat dibagi dalam 4 kategori yaitu sifat fisik-
mekanik, biokompatibilitas, estetika dan aplikasi.
Sifat fisik-mekanik yang baik dari bahan kedokteran gigi adalah
a. harus stabil dalam kondisi asam/basa cairan rongga mulut
i. mempunyai adesi atau ikatan kimia dengan jaringan gigi yang baik
k. tidak mempunyai sifat alat penghantar aliran listrik dalam rongga mulut
o merekat terhadap enamel dan dentin, alloy emas, porselen, akrilik, tetapi tidak
terhadap instrument/alat-alat
2. apa saja bahan bahan restorasi yang digunakan dalam tambalan gigi tersebut?Niken▶️hana
Bahan restorasi gigi sangat beragam dan terus mengalami perkembangan, diantaranya :
1) amalgam,
2) resin komposit,
3) bahan tumpatan modifikasi resin (komposit modifikasi polyacid),
4) kompomer,
5) giomer (komposit modifikasi glass filler),
6) semen ionomer kaca (self-setting),
7) resin modifikasi glass ionomer (polimerisasi sinar),
8) bahan restorasi sementara semen zinc oxide eugenol
3. apa saja yang menjadi factor keberhasilan terhadap bahan restorasi ? hana ▶️firyal
Berikut adalah beberapa factor yang berpengaruh terhadap keberhasilan Restorasi
plastis, diantaranya yaitu:
a. Teknik isolasi yang baik.
Isolasi yang baik akan memberikan wilayah kerja yang tepat, tanpa mengganggu
daerah gigi tetangga, dan memberikan batas yang baik agar daerah yang dipreparasi
tidak terkontaminasi dengan saliva.
b. Pemilihan bahan tumpatan yang tepat.
Bahan tumpatan dipilih berdasarkan kebutuhan dan pertimbangan yang melibatkan
posisi restorasi. Apabila bahan tumpat yang biasa digunakan untuk restorasi kavitas
di bagian anterior dipakai untuk restorasi kavitas posterior, maka, tentunya bahan
tersebut tidak akan mampu menahan beban mastikasi di bagian posterior dan
sebaliknya.
c. Design kavitas yang sesuai.
Design kavitas yang baik hendaknya mempertimbangkan segi retensi, resistensi,
convenience, dan ekstension for prevention.
Karies sekunder biasanya disebabkan oleh preparasi yang tidak memenuhi
o criteria ekstension for prevention = pit dan fissure yang dalam harus
diikutsertakan pada preparasi walaupun tidak terkena karies
o criteria removal of caries, yaitu penghilangan jaringan yang terinfeksi
d. Teknik manipulasi bahan restorasi plastis.
Apabila hal ini tidak diikuti dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap kekuatan
sifat mekanisnya, ekspansifnya, dan dikhawatirkan akan menyebabkan
mikroporositas yang menjadi penyebab karies sekunder.
e. Proses polishing.
Proses polishing dilakukan sesuai dengan waktu pengerasan sempurna tiap-tiap
bahan.
o Polishing pada GIC boleh dilakukan setelah 5 menit
o polishing pada amalgam tidak boleh dilakukan sebelum tumpatan mencapai ± 24
jam, jika tidak maka kekuatan amalgam akan turun dan ketika dilakukan
polishing kemungkinan bisa pecah.
f. Teknik finishing.
Untuk stone hijau digunakan untuk finishing tumpatan amalgam sedangkan stone
putih digunakan untuk finishing tumpatan GIC atau komposit.
Apabila tidak dilakukan finishing maka permukaan amalgam menjadi kasar sehingga
adanya penumpukan makanan dan menyebabkan suasana asam yang dapat
menyebabkan karies sekunder pada gigi sekitar tumpatan dan dapat menyebabkan
tarnish (pada permukaan dan tidak merusak restorasi) dan korosi (hasil dari reaksi
kimia yang dapat berpenetrasi ke dalam tumpatan amalgam sehingga menjadi
rusak).
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk keberhasilan pembuatan restorasi
akhir setelah perawatan endodontik, antara lain :
A. Struktur dentin yang tersisa
kerentanan gigi yang telah dirawat endodontik terhadap fraktur tidak
dipengaruhi oleh perubahan struktur dentin.
Kerapuhan gigi malah meningkat sampai 5% karena prosedur endodontik,
sedangkan prosedur restoratif mengurangi kekerasan sekitar 20-63%. Jumlah
kehilangan jaringan gigi mungkin faktor utama penurunan kekuatan dari gigi yang
telah dirawat endodontik.
B. Hilangnya struktur gigi
Pada saat pemillihan jenis restorasi akhir,struktur jaringan gigi yang masih tersisa
memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
pembuatan restorasi akhir tersebut.
Gigi yang telah mengalami perawatan endodontik biasanya juga telah banyak
kehilangan jaringan pendukungnya. Oleh sebab itu, perlu digunakan retensi
tambahan seperti pasak dan inti yang berfungsi menambah retensi
C. Perubahan warna gigi
Perubahan warna gigi yang diakibatkan perawatan endodontik atau yang disebabkan
kerusakan-kerusakan jaringan lainnya sangat mempengaruhi jenis restorasi akhir
yang akan dibuat.
D. Perbandingan antara mahkota dan akar yang masih tertinggal
sangat besar pengaruhnya, terutama pada pembuatan restorasi akhir mahkota
penuh dengan menggunakan retensi pasak dan inti karena pelebaran saluran akar
untuk tempat pasak dapat melemahkan struktur jaringan akar. Oleh karena itu,
perbandingan yang paling baik antara akar dan mahkota gigi yang masih tertinggal
untuk pembuatan restorasi akhir berkisar 3:2.
E. Keadaan sosial ekonomi pasien
Hal ini disebabkan adanya perbedaan tingkatan sosial ekonomi dalam masyarakat
dan juga sangat banyaknya variasi biaya restorasi akhir